Anda di halaman 1dari 12

BAB 10

PengendaLIAN DAN
PENGUJIAN
SUBSTANTIF
Diusun Kelompok 2
Nama Anggota Kelompok 2
Diyah Rahayu : 2020041034004
Jesikha Dian Ta’bi : 2020041034002
Juan Daniel Mario Mansi : 2020041034008
Emilia Lembang : 2020041034006
Meliand Oktofina Kaiwai : 2019041034100
Emilia Waliangen : 2019041034242
Meylina Margaretha Morin : 2019041034250
Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap struktur pengendalian intern.
Pengujiansubstantif merupakan pengujian terhadap saldo akun dari laporan keuangan.

Apabila kebijakan dan prosedur pengendalian dianggap telah dirancang secara efektif,
auditor akan menilai risiko pengendalian pada tingkat yang mencerminkan keefektifan
relative pengendalian tersebut.
Pengujian pengendalian, baik secara manual maupun terotomatisasi, dapat mencakup jenis-
jenis bukti berikut.

• Meminta keterangan dari personil klien yang tepat


• Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
• Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
• Melaksanakan ulang prosedur klien
• Auditor melaksanakan walkthrough system sebagai bagian dari prosedur untuk
mendapatkan pemahaman guna membantunya menentukan apakah pengendalian
telah berjalan dengan semestinya.

• Jumlah bukti tambahan yang diperlukan untuk pengujian pengendalian tergantung


pada dua hal :
1. Luas bukti yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal
2. Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan
Pengujian substantif atas transaksi
Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dolar (sering disebut
salah saji moneter) yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan.

Auditor dapat mengandalkan pada tiga jenis pengujian substantive : pengujian substantif atas
transaksi, prosedur analitis, dan pengujian rincian saldo.

Pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transactions) digunakan untuk menentukan
apakah keenam tujuan audiit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas
transaksi.

Dua dari tujian untuk transaksi penjualan itu adalah ada transaksi penjualan (tujuan keterjadian)
dan transaksi penjualan yang ada telah di catat (tujuan kelengkapan)
Prosedur analitis

Prosedur analitis (analytical procedures) melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat


dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor.

Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun
adalah :
• Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan
• Memberikan bukti substantif
Pengujian Rincian Saldo

Pengujian rincian saldo (test of details of balances) berfokus pada


saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laporan
laba rugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian
rincian saldo adalah pada neraca.
Memilih Jenis Pengujian Yang Akan Dilaksanakan
1. Ketersediaan jenis bukti untuk prosedur audit selanjutnya
2. Biaya relatif
3. Hubungan antara pgujian pengendalian dan pengujian substantif
4. Hubungan antara prosedur analitis dan pengujian substantif
5. Trade-off antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif

Biasanya auditor menggunakan kelima jenis pengujian ketika melakukan audit atas laporan
keuangan, tetapi ada jenis tertentu yang lebih ditekankan, tergantung pada situasinya.

Prosedur penilaian resiko, terutama prosedur untuk memahami pengendalian, dan pengujian
pengendalian yang dilaksanakan dalam audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Hubungan Antara Pengujian Pengendalian dan Pengunjian Substantif

Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengindikasikan


kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan.

Sedangkan pengecualian dalam pengujian substantif atas transaksi atau


pengujian rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Pengecualian
dalam pengujian penngendalian disebut deviasi penngujian pengendalian.
Trade-off antara prosedur analitis dan pengujian substantif

Seperti pengujian pengendalian, prosedur analitis juga hanya mengidikasikan


kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai mata uang dalam laporan
keuangan. Fluktuasi yang tida biasa dalam hubungan antara satu akun dengn
akun lainnya, atau dengan informasi nonkeuangan, dapat mengindikasikan
kemungkinan yang meningkatkan bahwa ada salah saji yang material tanpa
harus menyediakan bukti langsung tentang salah saji material itu.
Trade-off antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif

Ada trade-off antara pengujian pengenalian dan pengujian substantif.


Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apaah akan menilai risiko
pengendalian dibawah maksimum. Jika melakukannya, auditor
kemungkinan harus melaksanakan pengujian pengendalian untuk
menentukan apakah penilaian tingkat risiko pengendalian itu di dukung.
Jika pengujian mendukung penilaian risiko pengendalian, risiko deteksi
yang direncanakan dalam model risiko audit akan meningkatkan, dan
karenanya, pengujian substantif yang direncanakan dapat dikurangi.
Jika ada yang salah mohon dimaafkan, jika ada yang saying mohon segera
diungkapkan, cukup sekian dan terima kasih 

Anda mungkin juga menyukai