PengendaLIAN DAN
PENGUJIAN
SUBSTANTIF
Diusun Kelompok 2
Nama Anggota Kelompok 2
Diyah Rahayu : 2020041034004
Jesikha Dian Ta’bi : 2020041034002
Juan Daniel Mario Mansi : 2020041034008
Emilia Lembang : 2020041034006
Meliand Oktofina Kaiwai : 2019041034100
Emilia Waliangen : 2019041034242
Meylina Margaretha Morin : 2019041034250
Pengujian Pengendalian
Pengujian pengendalian merupakan pengujian terhadap struktur pengendalian intern.
Pengujiansubstantif merupakan pengujian terhadap saldo akun dari laporan keuangan.
Apabila kebijakan dan prosedur pengendalian dianggap telah dirancang secara efektif,
auditor akan menilai risiko pengendalian pada tingkat yang mencerminkan keefektifan
relative pengendalian tersebut.
Pengujian pengendalian, baik secara manual maupun terotomatisasi, dapat mencakup jenis-
jenis bukti berikut.
Auditor dapat mengandalkan pada tiga jenis pengujian substantive : pengujian substantif atas
transaksi, prosedur analitis, dan pengujian rincian saldo.
Pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transactions) digunakan untuk menentukan
apakah keenam tujuan audiit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas
transaksi.
Dua dari tujian untuk transaksi penjualan itu adalah ada transaksi penjualan (tujuan keterjadian)
dan transaksi penjualan yang ada telah di catat (tujuan kelengkapan)
Prosedur analitis
Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun
adalah :
• Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan
• Memberikan bukti substantif
Pengujian Rincian Saldo
Biasanya auditor menggunakan kelima jenis pengujian ketika melakukan audit atas laporan
keuangan, tetapi ada jenis tertentu yang lebih ditekankan, tergantung pada situasinya.
Prosedur penilaian resiko, terutama prosedur untuk memahami pengendalian, dan pengujian
pengendalian yang dilaksanakan dalam audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Hubungan Antara Pengujian Pengendalian dan Pengunjian Substantif