Dalam mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis
pengujian (types of tests) untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Standar auditing mengharuskan auditor memahami entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
klien. Prosedur penilaian risiko dilaksanakan untuk menilai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Auditor melaksanakan pengujian, pengendalian, pengujian subtantif atas
transaksi, prosedur analitis, dan pengujian atas rincian saldo sebagai respon terhadap penilaian
auditor atas risiko salah saji yang material.
Pengujian pengendalian, baik secara manual ataupun terotomatisasi, dapat mencakup jenis-
jenis bukti berikut:
Auditor melaksanakan walkthrough sistem sebagai bagian dari prosedur untuk mendapatkan
pemahaman guna membantunya menentukan apakah pengendalian telah berjalan dengan
semestinya. Biasanya walkthrough diterapkan pada satu atau beberapa transaksi dan mengikuti
transaksi itu melewati keseluruhan proses. Sebagai contoh, auditor dapat memilih satu transaksi
penjualan untuk walkthrough sistem dari proses persetujuan kredit, kemudian mengikuti proses
persetujuan kredit itu dari awal transaksi penjualan sampai pemberian kredit.
Salah satu cara yang dapat ditempuh auditor untuk memverifikasi pencatatan transaksi ini
adalah dengan melaksanakan pengujian pengendalian. Jika pengendalian telah diberlakukan atas
transaksi penjualan dan penerimaan kas, auditor dapat melaksanakan pengujian pengendalian untuk
menentukan apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi untuk
siklus itu.
Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dolar (sering disebut
salah saji moneter) yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan,
auditor dapat mengandalkan pada tiga jenis pengujian substantif : pengujian substantif atas
transaksi,prosedur analitis, dan pengujian rincian saldo.
Pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transactions) digunakan untuk menentukan
apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas
transaksi,
Dua dari tujuan untuk transaksi penjualan itu adalah ada transaksi penjualan (transaksi keterjadian)
dan transaksi penjualan yang ada telah dicatat (tujuan kelengkapan)
Auditor dapat melaksanakan pengujian pengendalian secara terpisah dari semua pengujian lainnya,
tetapi sering kali lebih efesien melakukannya secara bersamaan dengan pengujian substantif atas
transaksi, sebagai contoh biasanya auditor dapat menerapkan pengujian pengendalian yang
melibatkan dokumentasi dan pelaksanaan ulang pada transaksi yang sama, yang diuji untuk saji
moneter.
Prosedur analitis (analytical procedures) melibatkan perbandingan jumlah yang dicatat dengan
harapan yang dikembangkan oleh auditor. Standar auditing mengharuskan hal itu dilakukan selama
tahap perencanaan dan penyelesaian audit
Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah :
Pengujian rincian saldo (test of details of balance) berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk
akun neraca maupun laporan laba rugi, penekanan utamanya dalam sebagaian besar pengujian
rincian saldo adalah pada neraca
Auditor melaksanakan pengujian yang terinci atas saldo akhir penjualan dan piutang usaha yang
meliputi prosedur audit seperti konfirmasi saldo piutang usaha dan pengujian pisah-batas (cut off)
penjualan
Pengujian rincian saldo dapat membantu menetapkan kebenaran meneter akun-akun yang
berhubungan sehingga dianggap sebagai pengujian substantif
Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih,
termasuk ketersediaan delapan jenis bukti,biaya relatif dari setiap jenis pengujian,efektivitas
pengendalian internal, dan resiko intern.
Masing-masing dari empat jenis prosedur audit selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti tertentu
(konfirmasi,dokumentasi, dan sebagainya)
Lebih banyak jenis bukti, enam jumlahnya yang digunakan untuk pengujian rincian saldo
ketimbang jenis pengujian lainnya
Hanya pengujian rincian saldo yang melibatkan pemeriksaan fisik dan konfirmasi.
Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian
Inspeksi digunakan dalam setiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis, dengan satu
pengecualian. Audit dapat melaksanakan ulang pengendalian sebagai bagian dari
walkthrough transaksi atau untuk pengujian pengendalian yang tidak didukung oleh bukti
dokumenter yang mencukupi
Rekalkulasi digunakan untuk memverifikasi keakuratan matematis transaksi apabila
melaksanakan penjualan substantif atas transaksi dan saldo akun ketika melaksanakan
pengujian rincian saldo.
Masing – masing dari 4 jenis prosedur audit selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti tertentu
(konfirmasi, dokumentasi, dan sebagainya) mengikhtisarkan hubungan antara prosedur audit
selanjutnya dan jenis bukti. Kita dapat melakukan beberapa pengamatan yaitu:
Lebih banyak jenis bukti, enam jumlahnya yang digunakan untuk pengujian rincian saldo
ketimbang jenis pengujian lainya
Hanya pengujian rincian saldo yang melibatkan pemeriksaan fisik dan konfirmasi
Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian
Inspeksi digunakan dalam setiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis
Pelaksanaan ulang digunakan dalam setiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis, dengan
satu pengecualian. Auditor dapat melaksanakan ulang pengendalian sebagai bagian dari
walkthrough transaksi atau untuk pengujian pengendalian yang tidak didukung oleh bukti
dokumenter yang mencukupi
Rekakulasi digunakan untuk memverifikasi keakuratan matematis transaksi apabila
melaksanakan penjualan substansi atas transaksi dan saldo akun ketika melaksanakan
pengujian rincian saldo
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih untuk memperbolehkan
bukti yang tepat yang mencukupi, biaya bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis
pengujian yang tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biaya:
Prosedur analitis dianggap paling murah karena relatif mudah dihitung dan dibandingkan.
Sering kali informasi yang cukup banyak tentang salah saji yang potensial dapat diperoleh
dengan hanya membandingkan dua atau tiga angka
Prosedur penilaian resiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal, tidak
semahal pengujian audit lainya karena auditor dengan mudah dapat melakukan tanya jawab
dan pengamatan serta melaksanakan prosedur analitis perencanaan
Pengujian pengendalian juga melibatkan pengajuan pertanyaan atau tanya jawab,
pengamatan dan inspeksi, biaya relatifnya juga lebih rendah dibandingkan pengujian
substantif
Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal dibandingkan pengujian pengendalian yang
tidak mencakup pelaksanaan ulang, karena sering sekali memerlukan rekalkulasi dan
penelusuran
Pengujian rincian saldo hampir selalu lebih mahal dibandingkan jenis prosedur yang lain,
karena biaya prosedur seperti untuk mengirimkan konfirmasi dan menghitung persediaan
Hubungan antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif
Yang disebut deviasi pengujian pengendalian adalah pengecualian dalam pengujian pengedalian
hanya mengindikasikan kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan,
sedangkan pengecualian dalam pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo
merupakan salah saji keuangan
Seperti pengujian pengendalian, prosedur analitis juga hanya mengindikasikan kemungkinan salah
saji yang mempengaruhi nilai mata uang dalam laporan keuangan. Apabila prosedur analitis
mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melaksanakan pengujian subtantif atas
transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang telah benar
benar terjadi
Audit Berbasis Risiko Yang Disesuaikan Akan Menghasilkan Efektivitas Dan Efisiensi Yang Lebih
Baik
Auditor sering kali mengasumsikan bahwa audit tidak begitu banyak berubah dari tahun
sebelumnya, sebaliknya bahwa auditor harus mengikuti praktik terbaik dalam penilaian risiko dan
memulai dengan premis bahwa beberapa hal telah berubah dari audit tahun sebelumnya.
Salah satu bagian yang paling menantang dalam audit adalah menerapkan dengan tepat faktor-
faktor yang mempengaruhi pengujian rincian saldo. Setiap faktor itu bersifat subjektif.
Pengujian rincian saldo harus dirancang untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
bagi setiap akun, dan luas pengujian tersebut dapat dikurangi apabila tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi telah dipenuhi oleh pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas
transaksi. Meskipun semua tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi, auditor
masih akan mengandalkan pengujian substantif atas saldo untuk memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo:
Nilai yang dapat direalisasi
Hak dan kewajiban
Auditor akan melaksanakan pengujian pengendalian dan prosedur substantif untuk memperoleh
assurance atau keyakinan bahwa semua tujuan audit telah tercapai menyangkut informasi dan
jumlah yang termasuk dalam pengungkapan itu. Bab ini menekankan pada hubungan antara
prosedur audit yang dilaksanakan untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.