Anda di halaman 1dari 5

BAB 13

Stategi Audit Dan Program Audit Secara Keseluruhan


JENIS PENGUJIAN

Dalam mengembangkan strategi audit secara keseluruhan, auditor menggunakan lima jenis
pengujian (types of tests) untuk menentukan apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar.
Standar auditing mengharuskan auditor memahami entitas dan lingkungannya, termasuk
pengendalian internalnya, untuk menilai risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan
klien. Prosedur penilaian risiko dilaksanakan untuk menilai risiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Auditor melaksanakan pengujian, pengendalian, pengujian subtantif atas
transaksi, prosedur analitis, dan pengujian atas rincian saldo sebagai respon terhadap penilaian
auditor atas risiko salah saji yang material.

Pengujian pengendalian, baik secara manual ataupun terotomatisasi, dapat mencakup jenis-
jenis bukti berikut:

 Meminta keterangan dari personil klien yang tepat


 Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan
 Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian
 Melaksanakan ulang prosedur klien

Auditor melaksanakan walkthrough sistem sebagai bagian dari prosedur untuk mendapatkan
pemahaman guna membantunya menentukan apakah pengendalian telah berjalan dengan
semestinya. Biasanya walkthrough diterapkan pada satu atau beberapa transaksi dan mengikuti
transaksi itu melewati keseluruhan proses. Sebagai contoh, auditor dapat memilih satu transaksi
penjualan untuk walkthrough sistem dari proses persetujuan kredit, kemudian mengikuti proses
persetujuan kredit itu dari awal transaksi penjualan sampai pemberian kredit.

Pengujian pengendalian juga digunakan untuk menentukan apakah pengendalian tersebut


efektif dan biasanya meliputi pengujian atas sampel transaksi. Suatu pengecualian dapat
diberlakukan untuk pengendalian yang terotomatisasi karena kinerjanya sudah konsisten. Jumlah
bukti tambahan yang diperlukan untuk pengujian pengendalian tergantung pada dua hal :

1. Luas bukti yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal


2. Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan

Salah satu cara yang dapat ditempuh auditor untuk memverifikasi pencatatan transaksi ini
adalah dengan melaksanakan pengujian pengendalian. Jika pengendalian telah diberlakukan atas
transaksi penjualan dan penerimaan kas, auditor dapat melaksanakan pengujian pengendalian untuk
menentukan apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi untuk
siklus itu.

Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dolar (sering disebut
salah saji moneter) yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan,
auditor dapat mengandalkan pada tiga jenis pengujian substantif : pengujian substantif atas
transaksi,prosedur analitis, dan pengujian rincian saldo.

Pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transactions) digunakan untuk menentukan
apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas
transaksi,
Dua dari tujuan untuk transaksi penjualan itu adalah ada transaksi penjualan (transaksi keterjadian)
dan transaksi penjualan yang ada telah dicatat (tujuan kelengkapan)

Auditor dapat melaksanakan pengujian pengendalian secara terpisah dari semua pengujian lainnya,
tetapi sering kali lebih efesien melakukannya secara bersamaan dengan pengujian substantif atas
transaksi, sebagai contoh biasanya auditor dapat menerapkan pengujian pengendalian yang
melibatkan dokumentasi dan pelaksanaan ulang pada transaksi yang sama, yang diuji untuk saji
moneter.

Prosedur analitis (analytical procedures) melibatkan perbandingan jumlah yang dicatat dengan
harapan yang dikembangkan oleh auditor. Standar auditing mengharuskan hal itu dilakukan selama
tahap perencanaan dan penyelesaian audit

Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah :

1. Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan


2. Memberikan bukti substantif

Pengujian rincian saldo (test of details of balance) berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk
akun neraca maupun laporan laba rugi, penekanan utamanya dalam sebagaian besar pengujian
rincian saldo adalah pada neraca

Auditor melaksanakan pengujian yang terinci atas saldo akhir penjualan dan piutang usaha yang
meliputi prosedur audit seperti konfirmasi saldo piutang usaha dan pengujian pisah-batas (cut off)
penjualan

Pengujian rincian saldo dapat membantu menetapkan kebenaran meneter akun-akun yang
berhubungan sehingga dianggap sebagai pengujian substantif

Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih,
termasuk ketersediaan delapan jenis bukti,biaya relatif dari setiap jenis pengujian,efektivitas
pengendalian internal, dan resiko intern.

Masing-masing dari empat jenis prosedur audit selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti tertentu
(konfirmasi,dokumentasi, dan sebagainya)

Beberapa pengamatan jenis prosedur audit

 Lebih banyak jenis bukti, enam jumlahnya yang digunakan untuk pengujian rincian saldo
ketimbang jenis pengujian lainnya
 Hanya pengujian rincian saldo yang melibatkan pemeriksaan fisik dan konfirmasi.
 Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian
 Inspeksi digunakan dalam setiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis, dengan satu
pengecualian. Audit dapat melaksanakan ulang pengendalian sebagai bagian dari
walkthrough transaksi atau untuk pengujian pengendalian yang tidak didukung oleh bukti
dokumenter yang mencukupi
 Rekalkulasi digunakan untuk memverifikasi keakuratan matematis transaksi apabila
melaksanakan penjualan substantif atas transaksi dan saldo akun ketika melaksanakan
pengujian rincian saldo.

Memilih jenis pengujian yang akan dilaksanakan


Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih,
termasuk kesediaan 8 jenis bukti, biaya relatif dari setiap jenis pengujian, efektivitas pengendalian
internal dan resiko Inheren

Masing – masing dari 4 jenis prosedur audit selanjutnya hanya melibatkan jenis bukti tertentu
(konfirmasi, dokumentasi, dan sebagainya) mengikhtisarkan hubungan antara prosedur audit
selanjutnya dan jenis bukti. Kita dapat melakukan beberapa pengamatan yaitu:

 Lebih banyak jenis bukti, enam jumlahnya yang digunakan untuk pengujian rincian saldo
ketimbang jenis pengujian lainya
 Hanya pengujian rincian saldo yang melibatkan pemeriksaan fisik dan konfirmasi
 Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis pengujian
 Inspeksi digunakan dalam setiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis
 Pelaksanaan ulang digunakan dalam setiap jenis pengujian kecuali prosedur analitis, dengan
satu pengecualian. Auditor dapat melaksanakan ulang pengendalian sebagai bagian dari
walkthrough transaksi atau untuk pengujian pengendalian yang tidak didukung oleh bukti
dokumenter yang mencukupi
 Rekakulasi digunakan untuk memverifikasi keakuratan matematis transaksi apabila
melaksanakan penjualan substansi atas transaksi dan saldo akun ketika melaksanakan
pengujian rincian saldo
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih untuk memperbolehkan
bukti yang tepat yang mencukupi, biaya bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis
pengujian yang tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biaya:

 Prosedur analitis dianggap paling murah karena relatif mudah dihitung dan dibandingkan.
Sering kali informasi yang cukup banyak tentang salah saji yang potensial dapat diperoleh
dengan hanya membandingkan dua atau tiga angka
 Prosedur penilaian resiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal, tidak
semahal pengujian audit lainya karena auditor dengan mudah dapat melakukan tanya jawab
dan pengamatan serta melaksanakan prosedur analitis perencanaan
 Pengujian pengendalian juga melibatkan pengajuan pertanyaan atau tanya jawab,
pengamatan dan inspeksi, biaya relatifnya juga lebih rendah dibandingkan pengujian
substantif
 Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal dibandingkan pengujian pengendalian yang
tidak mencakup pelaksanaan ulang, karena sering sekali memerlukan rekalkulasi dan
penelusuran
 Pengujian rincian saldo hampir selalu lebih mahal dibandingkan jenis prosedur yang lain,
karena biaya prosedur seperti untuk mengirimkan konfirmasi dan menghitung persediaan
Hubungan antara pengujian pengendalian dan pengujian substantif
Yang disebut deviasi pengujian pengendalian adalah pengecualian dalam pengujian pengedalian
hanya mengindikasikan kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan,
sedangkan pengecualian dalam pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo
merupakan salah saji keuangan

Seperti pengujian pengendalian, prosedur analitis juga hanya mengindikasikan kemungkinan salah
saji yang mempengaruhi nilai mata uang dalam laporan keuangan. Apabila prosedur analitis
mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus melaksanakan pengujian subtantif atas
transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah salah saji mata uang telah benar
benar terjadi

Audit Berbasis Risiko Yang Disesuaikan Akan Menghasilkan Efektivitas Dan Efisiensi Yang Lebih
Baik

Auditor sering kali mengasumsikan bahwa audit tidak begitu banyak berubah dari tahun
sebelumnya, sebaliknya bahwa auditor harus mengikuti praktik terbaik dalam penilaian risiko dan
memulai dengan premis bahwa beberapa hal telah berubah dari audit tahun sebelumnya.

1. Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan


Pengendalian yang efektif akan mengurangi resiko pengendalian, sehingga juga mengurangi
jumlah bukti yang diperlukan untuk pengujian substantif atas transaksi dan pengujian rincian
saldo. Pengendalian yang kurang efektif akan meningkatkan bukti substantif yang diperlukan
2. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas
transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi dirancang dengan harapan
hasil-hasil tertentu akan diperoleh. Hasil prediksi tersebut mempengaruhi perancangan
pengujian rincian saldo.
3. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo piutang
Auditor melaksanakan prosedur analitis substantif atas akun-akun seperti piutang usaha
demi dua tujuan:
 Untuk mengidentifikasi kemungkinan salah uji dalam saldo akun
 Mengurangi pengujian audit yang terinci
4. Merancang pengujian rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo
Pengujian rincian saldo yang telah direncanakan meliputi prosedur audit, ukuran sampel,
item yang dipilih, dan penetapan waktu.

Salah satu bagian yang paling menantang dalam audit adalah menerapkan dengan tepat faktor-
faktor yang mempengaruhi pengujian rincian saldo. Setiap faktor itu bersifat subjektif.

Pengujian rincian saldo harus dirancang untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
bagi setiap akun, dan luas pengujian tersebut dapat dikurangi apabila tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi telah dipenuhi oleh pengujian pengendalian atau pengujian substantif atas
transaksi. Meskipun semua tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi, auditor
masih akan mengandalkan pengujian substantif atas saldo untuk memenuhi tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo:
 Nilai yang dapat direalisasi
 Hak dan kewajiban
Auditor akan melaksanakan pengujian pengendalian dan prosedur substantif untuk memperoleh
assurance atau keyakinan bahwa semua tujuan audit telah tercapai menyangkut informasi dan
jumlah yang termasuk dalam pengungkapan itu. Bab ini menekankan pada hubungan antara
prosedur audit yang dilaksanakan untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

Anda mungkin juga menyukai