Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 4

ANGGOTA :
1. Bahana Takbir Aljana ( 12030110120076)
2. Fina Ayu Shabrina ( 12030110120082)
3. Ina Setyaningtyas( 12030110120089)
4. Khairul Adhi Fiandri ( 12030110120117)
5. Sri Lestari ( 12030110120144)
6. Randy Pujas Pradipta (12030110120169)
7. David Tri R. (12030110130197)

RENCANA AUDIT DAN


PROGRAM AUDIT SECARA
KESELURUHAN

RENCANA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
SECARA KESELURUHAN
A. JENIS PENGUJIAN
Prosedur Untuk Memperoleh Pemahaman Atas
Struktur Pengendalian Intern
Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan
pemahaman auditor atas struktur pengendalian
intern ialah:
1. Pengalaman auditor pada periode sebelumnya
terhadap satuan usaha tersebut
2. Tanya jawab dengan pegawai perusahaan
3. Pemeriksaan pedoman kebijakan dan system
4. Pemeriksaan atas dokumen dan catatan
5. Pengamatan akitivitas dan operasi satuan
usaha tersebut
PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN
Pengujian ini mencakup jenis bahan bukti berikut:
Tanya jawab dengan pegawai klien
Pemeriksaan dokumen dan catatan
Pengamatan aktifitas-akifitas berhubungan dengan
pengendalian
Pelaksanaan ulang oleh auditor terhadap prosedur-
prosedur klien
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

Pengujian substantif merupakan


suatuprosedur yang dirancang untuk menguji
kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk
uang yang langsung memengaruhi kebenaran
saldo laporan keuangan.
Terdapat tiga jenis pengujian substantif:
1. pengujian atas transaksi,
2. prosedur analitisdan
3. pengujian terinci atas saldo.
PROSEDUR ANALITIS
Prosedur analitis mencakup perbandingan jumlah
yang dicatat dengan ekspektasi yang dikembangkan
oleh auditor.
Ada empat tujuan penggunaan prosedur analitis yaitu
:
1. memahami bidang klien,
2. menetapkan kemampuan kelangsungan hidup
suatu satuan usaha,
3. indikasi timbulnya kemungkinan salah saji dlam
laporan keuangan, dan
4. mengurangi pengujian audit yang lebih rinci.
PENGUJIAN TERINCI ATAS SALDO
(TEST OF DETAILS OF BALANCES)
Pengujian ini menitik-beratkan atau memfokuskan
pada saldo akhir buku besar baik untuk akun-akun
neraca maupun laba rugi, namun penekanan utama
pada kebanyakan pengujian terinci atas saldo adalah
neraca.
B. MEMILIH JENIS PENGUJIAN
YANG AKAN DILAKSANAKAN
Biasanya auditor menggunakan kelima jenis
pengujian ketika melakukan audit atas laporan
keuangan, tetapi ada jenis tertentu yang lebih
ditekankan, tergantung pada situasinya.
Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan
auditor atas jenis pengujian yang akan dipilih
KETERSEDIAAN JENIS BUKTI
UNTUK PROSEDUR AUDIT
SELANJUTNYA
Hubungan antara prosedur audit selanjutnya dengan bukti :
1. Lebih banyak jenis bukti, enam jumlahnya yang digunakan
untuk pengujian rincian saldo ketimbang jenis pengujian lainnya
2. Hanya pengujian rincian saldo yang melibatkan pemeriksaan
fisik dan konfirmasi
3. Tanya jawab dengan klien dilakukan untuk setiap jenis
pengujian
4. Dokumentasi digunakan dalam setiap jenis pengujian kecuali
prosedur analitis
5. Pelaksanaan ulang digunakan dalam setiap jenis pengujian
kecuali prosedur analitis
6. Rekalkulasi digunakan untuk memverifikasi keakuratan
matematis transaksi
BIAYA RELATIF
Jenis pengujian yang tercantum berikut ini disusun
menurut peningkatan biayanya :
1. Prosedur analitis
Prosedur analitis dianggap yang paling murah karena
relatif lebih mudah dihitung dan dibandingkan.
2. Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur
untuk memahami pengendalian internal
Prosedur ini tidak semahal pengujian audit lainnya
karena auditor dengan mudah dapat melakukan
tanya jawab dan pengamatan serta melaksanakan
prosedur analitis perencanaan
3. Pengujian pengendalian
Pengujian pengendalian juga melibatkan pengajuan
pertanyaan atau tanya jawab, pengamatan, dn inspeksi,
biayanya relatif lebih rendah dibandingkan pengujian
substantif
4. Pengujian substantif atas transaksi
Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal
dibandingkan pengujian pengendalian yang tidak
mencakup pelaksanaan ulang, karena sering kali
memerlukan rekalkulasi dan penelusuran
5. Pengujian rincian risiko
Pengujian rincian saldo hampir selalu lebih mahal
dibandingkan jenis prosedur yang lain, karena biaya
prosedur misalnya untuk mengirimkan konfirmasi dan
menghitung persediaan
HUBUNGAN ANTARA PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF
Suatu pengecualian dalam pengujian
pengendalian hanya mengindikasikan
kemungkinan salah saji laporan keuangan,
sedangkan pengecualian dalam pengujian
substantif atas transaksi atau pengujian rincian
saldo merupakan salah saji laporan keuangan.
Pengecualian dalam pengujian pengendalian
disebut deviasi pengujian pengendalian
HUBUNGAN ANTARA PROSEDUR
ANALITIS DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF
Seperti pengujian pengendalian, prosedur
analitis juga hanya mengindikasikan
kemungkinan salah saji yang mempengaruhi
nilai mata uang dalam laporan keuangan.
Apabiala prosedur analitis mengidentifikasi
fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus
melaksanakan pengujian substantif atas
transaksi atau pengujian rincian saldo untuk
menentukan apakah salah saji telah benar-
benar terjadi.
TRADE-OFF ANTARA PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN
SUBSTANTIF
Jika pengujian pengendalian mendukung
penilaian risiko pengendalian, risiko deteksi
yang direncanakan dalam model risiko audit
akan meningkat, dan karenannya pengujian
substantif yang direncanakan dapat dikurangi.
DAMPAK TI TERHADAP PENGUJIAN AUDIT :

SAS 80 (AU 326) dan SAS 109 (AU 319)


memberikan pedoman bagi auditor entitas
yang mengirimkan, memroses, memelihara,
atau mengakses informasi penting secara
elektronis.
Standar auditing mengakui bahwa jika ada sejumlah
besar bukti audit dalam format elektronik, mungkin
tidak praktis atau tidak mungkin untuk mengurangi
risiko deteksi hingga tingkat yang dapat diterima
dengan hanya melakukan pengujian substantif.
Dalam situasi ini, auditor harus melaksanakan
pengujian pengendalian untuk mengumpulkan bukti
guna mendukung penilaian tingkat risiko
pengendalian di bawah maksimum bagi asersi
laporan keuangan yang terpengaruh
Meskipun pengendalian umum yang efektif
menghasilkan audit yang sangat efisien,
PCAOB Standard 2 mengharuskan auditor
perusahaan public untuk menguji
pengendalian setiap tahun.
Untuk menguji pengendalian atau data yang
terotomatisasi, auditor mungkin harus
menggunakan teknik audit berbantukan computer
atau menggunakan laporan yang dihasilkan TI untuk
menguji efektivitas operasi pengujian umum TI,
seperti pengendalian pengubahan program dan
pengendalian akses.
BAURAN BUKTI
Memilih jenis pengujian mana yang akan
digunakan dan seberapa ekstensif pengujian
itu harus dilaksanakan dapat sangat bervariasi
di antara audit dengan tingkat efektivitas
pengendalian internal dan risiko inheren yang
berbeda. Bahkan dalam audit tertentu variasi
dapat terjadi dari satu siklus ke siklus lain.
Kombinasi ini sering disebut bauran bukti
Dalam setiap audit, kita harus menentukan
uraian tentang klien dari bauran bukti :
Analisi Audit 1
Klien ini adalah sebuah perusahaan besar yang
memiliki pengendalian internal yang canggih
dan risiko inheren yang rendah. Karena itu,
auditor melaksanakan pengujian pengendalian
yang ekstensif dan sangat mengandalkan pada
pengendalian internal klien untuk mengurangi
pengujian substantif lain.
Analisis Audit 2
Perusahaan ini berukuran sedang, yang memiliki
sejumlah pengendalian dan beberapa risiko
inhern. Auditor telah memutuskan untuk
melakukan pengujian dalam jumlah sedang bagi
semua jenis pengujian kecuali prosedur analitis
substantif yang akan dilaksanakan secara
ekstensif.
Analisis Audit 3
Perusahaan ini berukuran sedang tapi mempunyai
segelintir pengendalian yang efektif dan risiko
inheren yang signifikan. Memenjemen mungkin
telah memutuskan bahwa memiliki pengendalian
internal yang lebih baik tidak efekltif dari segi
biaya.
Analisi Audit 4
Rencana awal pada audit ini adalah mengikuti
pendekatan yang digunakan dalam audit 2.
Namun auditor mungkin menemukan
penyimpangan pengujian pengendalian yang
ekstensif dan salah saji yang signifikan
meskipun melakukan pengujian substantif atas
transaksi dan prosedur analitis substantif.
PERANCANGAN PROGRAM AUDIT
Fokus dari perancangan program audit yaitu
untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo dan transaksi. Selain itu auditor
juga akan merancang program audit untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan
penyajian dan pengungkapan.
PERANCANGAN PROGRAM AUDIT
Selain pada bagian program audit yang berisi
prosedur penilaian risiko yang dilaksanakan
selama tahap perencanaan, program audit bagi
kebanyakan auditor dirancang dalam tiga
bagian tambahan :
1. Pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi
2. Prosedur analitis substantif
3. Pengujian rincian saldo
PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN
PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS
TRANSAKSI
Program audit pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi biasanya
meliputi bagian deskriptif yang
mendokumentasikan pemahaman atas
pengendalian internal yang diperoleh selama
pelaksanaan prosedur penilaian risiko.
Apabila pengendalian sudah efektif dan risiko
pengendalian dinilai rendah, auditor akan
sangat menekankan pada pengujian
pengendalian.
METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN
PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS
TRANSAKSI
Memahami
pengendalian
internal
Menilai risiko
pengendalian yg
direncanakan

Menentukan luas
pengujian
pengendalian*

Merancang pengujian
pengendalian dan Prosedur audit
pengujian substantif Ukuran sampel
atas transaksi untuk
memenuhi tujuan Item yg dipilih
audit yang berkaitan
dengan transaksi
Penetapan waktu

* Luas pengujian pengendalian ditentukan oleh ketergantungan yg direncanakan pada pengendalian. Untuk perusahaan publik,
pengujian harus mencukupi untuk mengeluarkan pendapat tentang pengendalian internal atas pelaporan keuangan.
Auditor mengikuti pendekatan empat langkah untuk mengurangi
risiko pengendalian yang diperkirakan
1. Memberlakukan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
pada kelas transaksi yang diuji, seperti penjualan
2. Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi
risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi
3. Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat bagi
semua pengendalian internal yg digunakan untuk mengurangi
penilaian pendahuluan atas risiko pengendalian di bawah
maksimum (pengendalian kunci)
4. Untuk jenis salah saji yang berkaitan dengan setiap tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi, rancanglah pengujian
substantif atas transaksi yang tepat, dengan
mempertimbangkan defisiensi dalam pengendalian internal
dan hasil yg diharapkan dari pengujian pengendalian pada
langkah 3
PROSEDUR ANALITIS

Tujuan pelaksanaanprosedur analisis :


Memahami bidang usaha klien
Penetapan kemampuan entitas untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya
Indikasi adanya kemungkinan salah saji
dalam laporan keuangan
Mengurangu pengujian audit yang terinci
PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Metodologi untuk merancang pengujian rincian saldo :
1. Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi
piutang usaha
2. Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan
menilai risiko inheren untuk piutang
3. Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan
penagihan
4. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian
serta pengujian substantif atas transaksi untuk siklus
penjualan dan penagihan
5. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk
saldo piutang usaha
6. Merancang pengujian rincian saldo piutang usaha untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo
TINGKAT DISAGREGASI AKTIVITAS
PERENCANAAN
Tingkat disagregasi berkisar dari audit secara
keseluruhan hingga tujuan audit yang
berkaitan dengan memperoleh informasi
tentang latar belakang bisnis dan industri
klien yang bersangkutan dengan audit secara
keseluruhan
PROGRAM AUDIT ILUSTRATIF

Standar auditing mengharuskan auditor untuk


menggunakan program audit tertulis. Format
segmen pengujian rincian saldo dari program audit
atas piutang usaha digunakan untuk
menghubungkan prosedur audit dengan tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo.
Program audit dikembangkan setelah
mempertimbangkan semua faktor yang
mempengaruhi pengujian rincian saldo dan
didasarkan pada beberapa asumsi tentang risiko
inheren, risiko pengendalian, dan hasil dari
pengujian pengendalian, pengujian substantif atas
transaksi, serta prosedur analitis substantif
HUBUNGAN TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN DENGAN
TRANSAKSI DAN TUJUAN AUDIT YANG BERKAITAN
DENGAN SALDO SERTA PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN

Meskipun semua tujuan audit yang berkaitan


dengan transaksi telah dipenuhi, auditor
terutama masih akan mengandalkan pada
pengujian substantif atas saldo untuk
memenuhi tujuan audit yang berkaitan
dengan saldo berikut
Nilai yang dapat direalisasikan
Hak dan kewajiban
Auditor akan melaksanakan pengujian pengendalian
untuk mendukung penilaian risiko pengendalian
yang lebih rendah bagi masing-masing dari empat
tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan,
Auditor melaksanakan prosedur substantif untuk
memperoleh assurance atau keyakinan bahwa
semua tujuan audit telah tercapai menyangkut
informasi dan jumlah yang termasuk dalam
pengungkapan itu.
MEREVISI PROGRAM AUDIT UNTUK
MENCAPAI EFISIENSI YANG LEBIH BESAR

Program audit harus direview dengan


cermat selama tahap perencanaan audit
untuk menentukan apakah ada prosedur
audit yang harus ditingkatkan atau
dihilangkan. Penilaian risiko harus
menghasilkan pengurangan pengujian di
area yang berisiko rendah dan lebih fokus
pada titik-titik masalahnya. Perencanaan
dan review yang cermat atas program
audit dapat menghasilkan penghematan
waktu yang besar.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai