Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN PERENCANAAN AUDIT

MENYELURUH DAN PROGRAM AUDIT


KELOMPOK 1
Nama Kelompok :
Ai Titin Pitriani (D2.2110004)
Annisa Fuzianti (D2.2001678)
Della Meitri (D2.2001785)
Nishrina Luthfiyah (D2.2001729)
Reksa Andini (D2.2001744)
Ria Angelita (D2.2001747)
Rosa Linda (D2.2001669)
SA 300 : Tentang perencanaan suatu audit atas
laporan keuangan mengatur tanggung jawab
auditor untuk meencanakan audit atas laporan
keuangan. Standar tersebut menyatakan bahwa
tujuan auditor adalah untuk merencanakan audit
agar audit tersebut dapat dilaksanakan dengan
efektif.
JENIS-JENIS PENGUJIAN

Prosedur Penilaian Risiko


Standar audit (SA 315) mewajibkan auditor untuk
memperoleh pemahaman atas entitas dan lingkungannya,
termasuk pengendalian internalnya, untuk menilai risiko
kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan
klien.
Pada bagian ini, auditor berfokus pada pemahaman
desain dan implementasi pengendalian internal. Prosedur
untuk memperoleh pemahaman tentang bisnis dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, secara
bersama-sama mencerminkan prosedur penilaian risiko
yang dilakukan auditor untuk menilai apakah laporan
keuangan mengandung kesalahan penyajian material.
Pengujian Pengendalian

Pemahaman auditor atas pengendalian internal


digunakan untuk mengukur risiko pengendalian dari
setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi
tersebut. Misalnya, hasil pengukuran untuk tujuan akurasi
transaksi penjualan rendah, sedangkan hasil pengukuran
untuk tujuan penampilan rata-rata. Jika kebijakan dan
prosedur pengendalian diyakini dirancang secara efektif,
auditor mengukur risiko pengendalian pada tingkat yang
mencerminkan efektivitas relatif dari pengendalian
tersebut. Untuk mendapatkan bukti yang tepat dan cukup
untuk mendukung penilaian, auditor melakukan pengujian
(mekanisme) pengendalian.
Pengujian Substantif Golongan Transaksi

Pengujian subtantif merupakan prosedur yang dirancang untuk menguji


salah saji rupiah (sering kali disebut salah saji moneter)yang secarah
langsung berpengaruh pada ketetapan saldo laporan keuangan.
Auditor mengendalikan tiga jenis pengujian subtantif, ketiga jenis itu
adalah :
• pengujian subtantif transaksi
• prosedur analitis subtantif
• pengujian terperinci saldo.
• Pengujian subtantif transaksi digunakan untuk menentukan apakah
enam tujuan audit yang terkait dengan transaksi penjualan benar-
benar terjadi (tujuan terjadinya) dan apakah transaksi penjualan
yang ada dicatat (tujuan kelengkapan).

Ketika auditor yakin bahwa, dengan memeriksa siklus penjualan dan


penagihan, semua transaksi telah dicatat dengan benar, dengan
mempertimbangkan enam tujuan audit terkait transaksi, auditor yakin
bahwa total buku besar sudah benar.
Prosedur Analitis

Prosedur analitis didefinisikan dalam standar auditing (SA 520.4)


sebagai:
“Pengevaluasian terhadap informasi keuangan yang dilakukan melalui
analisis hubungan antara data keuangan dan data nonkeuangan.
Prosedur analitis juga mencakup investasi sebagaimana yang diperlukan
atas fluktuasi atau hubungan teridentifikasi yang tidak konsisten dengan
informasi relevan lain atau yang berbeda dari nilai yang diharapkan
dalam jumlah yang signifikan.”

Meskipun tidak diisyaratkan, prosedur analitis juga dapat dilaksanakan


pada audit saldo akun. Dua tujuan yang paling penting dari prosedur
analitis dalam mengaudit saldo akun adalah :
• Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan
• Memberikan bukti susbtansif

Prosedur analitis yang dilaksanakan selama tahap perencanaan


biasanya berbeda dengan yang dilakanakan dalam tahap pengujian.
Sebagai contoh, meskipun menghitung marjin kotor selama tahap
perencanaan, auditor mungkin melakukannya dngan menggunakan data
interim.
Pengujian Rincian Saldo

Pengujian terperinci saldo berfokus pada neraca dan saldo buku besar
laporan laba rugi. Sebagian besar tes keseimbangan berfokus pada
neraca. Contohnya termasuk mengkonfirmasikan saldo pelanggan di akun
piutang. Tes saldo akhir penting karena kurs, biasanya diperoleh dari
sumber independen, dianggap sangat andal. seperti transaksi, pengujian
auditor atas data neraca harus memenuhi semua tujuan audit yang
berkaitan dengan neraca untuk setiap akun neraca yang relevan.
Ringkasan Jenis-Jenis pengujian

Auditor membahas risiko salah saji material yang diidentifikasi


menggunakan teknik pengukuran risiko dengan menerapkan empat
prosedur audit lanjutan untuk mencapai kepercayaan audit dalam audit
siklus penjualan dan penagihan. Pengujian pengendalian membantu auditor
menilai apakah pengendalian atas peristiwa dalam siklus cukup efektif
untuk mendukung mitigasi risiko pengendalian, yang memungkinkan
pengurangan pengujian substantif. Pengujian pengendalian juga menjadi
dasar laporan auditor atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan
kepada klien yang ada.
IKHTISAR JENIS PENGUJIAN

Prosedur Audit Jenis Audit


Selanjutnya Pemeriksaan Tanya-Jawab Pelaksanaan Prosedur
Fisik Konfirmasi Infeksi Pengamatan dengan Klien Ulang Analitis Rekalkulasi
Pengujian
Pengendalian
(termasuk prosedur
untuk memahami    
pengendalian internal)
Pengujian Substansif
atas Transaksi    
Prosedur Analitis
 
Pengujian Rincian
Saldo      

Gambar ini mengikhtisarkan bagaimana auditor merepons risiko salah saji yang material, yang
diidentifikasi melalui prosedur penilaian risiko dengan menggunakan empat jenis prosedur audit
selanjutnya, guna mendapatkan kepastian audit dalam audit atas siklus penjualan dan
penagihan.
PEMILIHAN JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKUKAN

Auditor umumnya menggunakan kelima jenis pengujian ketika


mengaudit laporan keuangan, tetapi jenis pengujian tertentu diberikan
bobot lebih dari yang lain tergantung pada keadaan.

Sejumlah faktor memengaruhi pemilihan jenis pengujian yang dipilih


auditor, termasuk ketersediaan delapan bukti audit, biaya relatif dari
setiap pengujian, efektivitas pengendalian internal, dan risiko inheren.
PEMILIHAN JENIS PENGUJIAN YANG AKAN DILAKUKAN

• H UB U N G A N A N TA R A P E N G UJ I A N P E N G E ND A L I A N D A N P E N G U J I A N S U B S TA N T I F

Auditor harus mengidentifikasi ada atau tidaknya deviasi di pengendalian intern klien, jika
ditemukan adanya deviasi yang mengindikasikan adanya salah saji material dalam laporan
keuangan maka auditor akan melaksanakan substantif tes.

• H UB U N G A N A N TA R A P R O S E D U R A N A L I T I S DA N P E N G U J I A N S U B S TA N T I F

Ketika prosedur analitis mengidentifikasi adanya fluktuasi yang tidak biasa maka auditor
harus melakukan pengujian substantif atau pengujian rincuan saldo untuk menentukan apakah
salah saji mata uang benar-benar terjadi.

• T R A D E - O F F ( P I L I H A N ) A N TA R A P E N G U J I A N P E NG E N D A L I A N D A N P E N G U J I A N S U B S TA NT I F

Auditor memutuskan apakah akan menetapkan risiko pengendalian di bawah nilai


m a k s i m um a t a u t i d a k . J i k a i y a m a k a a u d i t o r m e l a k u k a n p e n g u j i a n p e n g e n d a l i a n d a n m e n g u r a n g i
rencana pengujian substantifnya.
DAMPAK TEKNOLOGI
INFORMASI PADA
PENGUJIAN AUDIT
• Standar Auditing mengakui
bahwa apabila terdapat banyak bukti
audit dalam bentuk eletronik, tidaklah
praktisatau memungkinkan untuk
mengurangi risiko deteksipada suatu
tingkat bisa diterima  hanya
denganmelakukan pengujian substantif.
Sebagai contoh potensi untuk
memprakarsai dan mengubah informasi
yang tidak layak mungkin lebih besar jika
informasi itu hanya diselenggarak an
dalam format eletronik .

• Auditor harus melakukan pengujian


pengendalian untukmemperoleh bukti
yang mendukung penetapan tingkatrisiko
pengendalian dibawah
maksimum. Mengurangi pengujian
substantif apabila hasil  pengujian
pengendalianmendukung
efektifitas pengendalian.
PERANCANGAN • Jika auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk
menentukan fokus yang tepat untuk keempat jenis pengujian
PROGRAM AUDIT lainnya, prosedur audit khusus harus dirancang untuk setiap jenis
pengujian. Prosedur audit kemudian digabungkan menjadi program
audit. Setelah bukti gabungan disetujui, auditor bertanggung
jawab untuk menyiapkan program audit atau memodifikasi
program yang ada untuk memenuhi semua tujuan audit. Auditor
harus mempertimbangkan hal-hal seperti materialitas, gabungan
bukti, risiko inheren, risiko pengendalian, dan risiko kecurangan
lainnya.
• Setiap siklus peristiwa dievaluasi menggunakan seperangkat
subrutin kontrol yang terpisah. Misalnya, dalam siklus penjualan
dan penagihan. Auditor dapat menggunakan sub rutin di bawah ini.
1) P r o g r a m a u d i t p e n g u j i a n p e n g e n d a l i a n d a n p e n g u j i a n s u b s t a n t i f
transaksi untuk penjualan dan penerimaan kas.
2) P r o g r a m a u d i t p r o s e d u r a n a l i t i s s u b s t a n t i f u n t u k k e s e l u r u h a n f i s i k
3) P r o g r a m a u d i t p e n g u j i a n t e r p e r i n c i s a l d o u n t u k k a s , p i u t a n g
dagang, beban piutang tak tertagih, penyisihan piutang tak
tertagih dan piutang lain-lain.
PROSEDUR AUDIT
Pada saat merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substantif transaksi, auditor menekankan pada pemenuhan tujuan
audit terkait transaksi. Auditor mengikuti pendekatan empat
langkah untuk mengurangi penilaian risiko pengendalian.
1) Menerapkan tujuan audit terkait transaksi untuk kelompok-
kelompok transaksi yang sedang diuji, seperti penjualan.
2) Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi
risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait.
3) Pengembangan pengujian pengendalian yang tepat untuk
semua pengendalian internal yang digunakan untuk
mengurangi penilaian awal risiko engendalian di bawah
tingkat maksimum (pengendalian-pengendalian kunci)
4) Untuk kemungkinan jenis-jenis salah saji yang terkait dengan
masing-masing tujuan audit terkait transaksi, merancang
pengujian substantif transaksi yang tepat, dengan
mempertimbangkan kekurangan-kekurangan dalam
pengendalian internal dan ekspektasi hasil pengujian
pengendalian.
PENGUJIAN RINCIAN SALDO
Ketika merancang prosedur audit untuk menguji rincian saldo, auditor
menggunakan metode yang berorientasi pada tujuan audit yang
berkaitan dengan saldo. Saat merancang program audit yang menguji
perincian saldo untuk memenuhi tujuan ini, banyak auditor mengikuti
metode piutang. Merencanakan prosedur ini biasanya merupakan
bagian tersulit dari keseluruhan proses desain karena sangat subyektif
dan membutuhkan banyak pertimbangan profesional. Berikut ini
adalah keputusan paling penting saat merancang prosedur kontrol
pengujian yang terperinci.
• Mengidentifikasi Risiko-Risiko Bisnis Klien Yang Berpengaruh Pada
Akun Piutang Dagang
• Menetapkan Salah Saji Yang Tepat Dapat Diterima Dan Mengukur
Risiko Bawaan Piutang Dagang
• Menilai Risiko Pengendalian Siklus Penjualan Dan Penagihan
• Merancang Dan Melakukan Pengujian Pegendalian Dan Pengujian
Substantif Transaksi Siklus Penjualan Dan Penagihan
• Merancang Dan Melakukan Prosedur Analitis Saldo Akun Piutang
Dagang
• Merancang Pengujian Terperinci Akun Piutang Dagang Untuk
Memenuhi Tujuan Audit Terkait Saldo
IKHTISAR PROSES AUDIT

• Fase I : Merencanakan Dan Merancang Sebuah Pendekatan Audit


• Fase II: Melakukan Pengujian Pengendalian Dan Pengujian
Substantive Transaksi
• Fase III: Melakukan Prosedur Analitis Dan Pengujian Terperinci
Saldo
• Fase IV: Menyelesaikan Audit Dan Menerbitka Suatu Laporan
Audit
DEFINISI PROGRAM AUDIT

Program audit adalah serangkaian kebijakan dan prosedur untui


menentukan bagaimana evaluasi bisnis (proses audit) harus
dilakukan. Audit Program pada umumnya melibatkan petunjuk khusus
seperti apa, berapa banyak buktu harus dikumpulkan dan evaluasi,
serta yang akan mengumpulkan dan menganalisis data tersebut dan
termasuk juga kapan hal tersebut harus dilakukan. Jenis audit
program yang digunakan biasanya disesuaikan dengan jenis bisnis
tertentu.
TUJUAN PROGRAM AUDIT

• Sebagai acuan pengumpulan data dan proses evluasi pelaksaanan tuga audit

• Sebagai pedoman spesifik dan langkah-langkah yang harus diikuti dalam


mengumpulkan buktu audit
• Sebagai saraana perbandingan data yang dikumpulkan dari tahun-tahun
sebelumnya

• Sebagai alat untuk mengontrol dan mencatat pelaksanaan yang tepat dari
pekerjaan audit untuk meninjau pekerjaan audit

• Sebagai buktu audit yang mendukung pendapat auditor.


Jenis pengujian yang termasuk dalam program audit meliputi :

• Prosedur Analitis

• Prosedur awal

• Pengujian Estimasi Akuntansi

• Pengujian pengendalian

• Pengujian Transaksi

• Pengujian Saldo

• Pengujian Penyajian Pengungkapan


Manfaat Program Audit :

• Memberikan rencana sistematis untuk setiap tahap pekerjaan audit


• Menjadi dasar penugasan auditor
• Menjadi sarana pengawasan dan evaluasi kemajuan pekerjaan audit
• Memungkinkan supervisor audit dan manajer membandingkan apa yang
dikerjakan dengan apa yang direncanakan
• Membantu auditor pada audit selanjutnya untuk mengenal lebih dekat
jenis-jenis pekerjaan audit yang dilakukan dan waktu yang dibutuhkan
• Mengurangi waktu supervise
• Titik awal bagi penilai fungsi audit internal untuk mengevaluasi upaya
audit yang telah dilakukan
Ketentuan yang harus diperhatikan dalam menyusun program kerja audit:
1. Tujuan audit harus dinyatakan secara jelas dn harus dpaat dicapai atas dasar
pekerjaan yang direncanakan dalam progr am kerja audit.
2. Program kerja audit harus disusun sesuai dengan penugasan yang
bersangkutan
3. Setiap langkah kerja harus merinci pekerjaan yang harus dilakuakan alasan-
alasannya
4. Progranm kertas kerja audit harus fleksibel dn setiap perubahan yang
dilakukan harus dengan persetujuan atasan auditor
5. Program kertas kerja audit harus fleksibel dan setiap perubahan yang
dilakukan harus dengan persetujuan atasan auditor.
6. Program kerja audit hendaknya hanya berisi informasi yang perlu untuk
melaksanakan audit dan evaluasi secara tepat.
7. Program kerja audit tidak boleh memuat perintah untuk memperoleh informasi
yang ada dalam permanent file.
8. Program kerja audit harus menyertakan taksiran-taksiran waktu yang diperlukan
sesuai dngan rencana kerja audit untuk melaksanakan kegiatan yang
bersangkutan.
9. Program kerja audit disiapkan oleh ketua tim audit dan harus dibahas
bersama-sama dengan pengawas dan seluruh anggota audit.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai