Dalam merancang prosedur audit lebih lanjut, standar audit (SA 330.7) mentapkan
bahwa audito harus :
(a) Mempertimbangkan dasar penilaian yang dilakukan atas risiko kesalahan
penyajian material pada tingkat asersi untuk setiap golongan transaksi,
saldo akun, atau pengungkapan termasuk :
(i) Kemungkinan kesalahan penyajian material yang disebabkan oleh
karakteristik tertentu yang relevan dengan golongan transaksi,
saldo akun atau pengungkapan (contoh risiko inheren) dan,
Franciscus Silalahi (C1C018224)
Dinie Aprilia (C1C019003)
Pengujian Pengendalian
Pemahaman auditor terhadap pengendalian internal digunakan untuk
mengukur risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait transaksi .
Contohnya adalah hasil pengukuran atas Tujuan akurasi untuk transaksi
penjualan adalah rendah sedangkan untuk tujuan keterjadian adalah sedang.
Ketika kebijakan kebijakan pengendalian dan prosedur diyakini telah dirancang
dengan efektif , auditor mengukur risiko pengendalian pada suatu tingkat yang
menggambarkan pada efektifitas relative terhadap pengendalian-pengendalian
Franciscus Silalahi (C1C018224)
Dinie Aprilia (C1C019003)
tersebut Untuk mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi untuk mendukung
pengukuran tersebut, auditor melakukan pengujian pengendalian.
Pengujian pengendalian, baik secara manual maupun otomatis dapat
mencakup jenis bukti berikut ini perlu dicatat bahwa ketiga prosedur yang
pertama sama seprti yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman atas
pengendalian internal).
Melakukan Tanya jawab yang memadai dengan personel klien
Memeriksa dokumen , catatan dan laporan
Mengganti aktivitas terkait pengendalian
Mengerjakan ulang prosedur-prosedur klien.
Auditor melakukan penelusuran sistem sebagai dari prosedur untuk mendapatkan
pemahaman sebagai upaya membantunya dalam melakukan Apakah pengendalian
sudah diterapkan . Penelusuran biasnya diterapkan pada satu atau beberapa
transaksi dan pengikuti transaksi tersebut disepanjang pemrosesanya. Sebagai
contoh , auditor memilih sebuah transaksi penjualan untuk melakukan
penelusuran sistem persetujuan kredit, kemudian mengikuti persetujuan kredit
dari awal transaksi penjualan hingga mendapatkan kredit. Standar ke-2 PCAOB
mengharuskan auditor untuk melakukan penelusuran disemua proses yang
penting.
Prosedur yang dilakukan auditor untuk menentukan apakah pengendalian otomatis
telah telah diterapkan juga dapat berlaku sebagai pengujian atas transaksi tersebut,
jika auditor menentukan terdapat risiko yang minimal bahwa pengendalian
otomatis telah diubah sejak pemahaman didapatkan oleh auditor .Selanjutnya
tidak ada pengujian tambahan atas pengendalian yang diharuskan . Jumlah bukti
tambahan yang diharuskan untuk menguji pengendalian bergantung pada dua hal
berikut:
1. Keluasan bukti yang didapatkan dalam memperoleh pemahaman atas
pengendalian internal.
2. Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan
Franciscus Silalahi (C1C018224)
Dinie Aprilia (C1C019003)
Prosedur Analitis
Sebagaimana telah dijelaskan pada bab 5, prosedur analitis melibatkan
perbandingan-perbandingan jumlah dicatat dengan ekspektasi yang dikembangkan
oleh auditor. Standar audit mengharuskan prosedur analitis dilakukan selama
perencanaan dan penyelesaiaan audit. Meskipun tidak mengharuskan , prosedur
analitis juga dapat dilakukan untuk mengaudit saldo akun .
Dua tujuan utama dari prosedur analaitis dalam mengaudit saldo akun adalah
untuk:
1. Menandai adanya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
2. Memberikan bukti subtantif
prosedur penilaian resiko karena lebih luas dari pada pengujian diharuskan untuk
mendapatkan bukti bahwa pengendalian telah berjalan dengan efektif, khususnya
ketika pengujian pengendalian internal tersebut melibatkan pengerjaan
ulang.sering kali, auditor dapat melakukan sejumlah besar pengujian pengendalian
dengan cepat menggunakan perangkat lunak audit. perangkat lunak semacam itu
dapat menguji pengendalian dalam sistem akuntansi komputerisasi yang secara
otomatis mengesahkan penjualan terhadap pelanggan yang ada dengan
membandingkan jumlah penjualan yang diminta dan saldo piutang dagang yang
ada dengan batas kredit pelanggan.
Pengujian terperinci saldo hampir selalu lebih mahal di bandingkan dengan jenis
prosedur lainnya karena biaya prosedur seperti pengiriman konfirmasi dan
perhitungan persedian. Karena biaya yang tinggi untuk menguji perincian saldo,
auditor biasanya mencoba untuk menguji perincian saldo, auditor biasanya
mencoba untuk membuat perencanaan audit dengan meminimalkan penggunaan
kedua prosedur tersabut.
Biasanya biaya untuk setiap jenis bukti berbeda dalam situasi yang berbeda,
sebagai contoh, biaya yang dikeluarkan auditor untuk menguji perhitungan
persedian (pengujian substansif perincian saldo persedian)sering kali bergantung
pada persedian tesebut, lokasinya, serta banyaknya jenis-jenis persediaan.
D. Kombinasi Bukti
Untuk mendapatkan bukti yang tepat dengan memadai untuk menghadapi
risiko risiko-risiko yang teridentifikasi melalui prosedur penilaian risiko, auditor
menggunakan kombinasi antara keempat jenis pengujian lainnya. Kombinasi ini
sering kali dinamai dengan bukti gabungan (envidence mix).
Analisis audit 1 klien ini merupakan sebuah perusahaan besar dengan
pengendalian internal yang rumit dan risiko bawaan yang rendah. Sehingga,
auditor melakukan pengujian pengendalian yang luas dan sangat mengandalkan
pada pengendalian internal klien untuk mengurangi pengujian substantif lainnya.
Hai ini menyebabkan pengujian substantif transaksi dan pengujian terperinci saldo
diminimalkan. Karena penekanan pada pengujian pengendaliaan dan prosedur
analitis substantif, audit ini dapat dilakukan dengan biaya yang relatif tidak mahal.
Audit ini kemungkinan menghadirkan gabungan bukti yang digunakan dalam
audit teritegrasi laporan keuangan dan pengendalian internal laporan keuangan
perusahaan publik.
Analisis audit 2 perusahaan ini berukuran sedang, dengan beberapa pengendalian
dan beberap risiko bawaan. Auditor telah memutuskan untuk melakukan
pengujian atas semua jenis pengujian sedang, kecuali untuk prosedur analitis
substantif, yang kemungkinan akan dilakukan secara meluas. Lebih banyak
pengujian yang luas akan dibutuhkan jika risiko bawaan yang khusus ditemukan.
Analisis audit 3 perusahaan ini berukuran sedang, namun memiliki beberapa
pengendalian yang efektif dan beberapa risiko bawaan yang signifikan. Mungkin
manajemen memutuskan bahwa pengendalian internal yang lebih baik memakan
biaya yang cukup besar. Karena kurangnya pengendalian internal yang efektif,
Franciscus Silalahi (C1C018224)
Dinie Aprilia (C1C019003)
Prosedur analitis
Dikarenakan prosedur analitis relatif tidak mahal, banyak auditor yang
melakukannya pada semua pengauditan. Prosedur analitis yang dilakukan selama
pengujian substantif, seperti untuk audit pitang dagang, biasanya lebih berfokus
dan lebih luas daripada yang dilakukan sebagai bagian darii perencanaan. Selama
perencanaan, auditor dapat menghitung persentase margin penjualan total,
sementara selama pengujian substantif akun piutang dagang, auditor dapat
menghitung presentase margin kotor berdasarkan bulan atau berdasarkan lini
usaha, atau mungkin keduanya. Perhitungan prosedur analitis berdasarkan jumlah
bulanan biasanya lebih efektif dalam mendeteksi salah saji dibandingkan dengan
perhitungan berdasarkan jumlah tahunan, dan perbandingan berdasarkan lini
usaha biasanya lebih efektif daripada perbandingan berdasarkan perusahaan
secara keseluruhan.
Ketika auditor merencanakan untuk mengggunakan prosedur analitis untuk
memberikan keyakinan substantif mengenai suatu saldo akun, data yang
digunakan dalam perhitungan tersebut harus dapat diandalkan. Hal itu juga
berlaku untuk semua data, khususnya untuk data nonkeuangan.
Menetapkan Salah Saji Yang Tepat Dapat Diterima Dan Mengukur Risiko
Bawaan Piutang Dagang
auditor harus memutuskan penilaian awal materialitas untuk audit secara
keseluruhan dan kemudian mengalokasikan totalnya ke saldo akun, untuk
mendapatkan salah saji yang dapat diterima untuk setiap saldo yang signifikan.
Risiko bawaan diukur dengan mengidentifikasi setiap aspek dari sejarah,
lingkungan atau operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan salah saji yang
tinggi pada laporan keuangan tahun berjalan. Pertimbangan yang memengaruhi
risiko bawaan yang dapat diterapkan pada akun piutang dagang yang membentuk
jumalh total saldo piutang dagang, sifat bisnis klien, perikatan awal, dan faktor
risiko bawaan lainnya.
Risiko bawaan juga dapat diperluas untuk masing-masing tujuan audit terkait
saldo. Risiko bawaan dapat tetap rendah untuk semua tujuan lainnya.
Tabel Hubungan Antara Kelima Istilah Kunci yang Terkait dengan Bukti
Fase Proses Audit Sasara Hasil Audit Jenis Pengujian Keputusan Bukti Jenis Bukti
Merencanakan dan Sasaran hasil audit yang Prosedur analitis - Prosedur audit - Dokumentasi
merancang suatu - Penetapan waktu - Pemeriksaan klien
Pendekatan Audit - Prosedur analitis
Melaksanakan - Keberadaan Prosedur untuk mem- - Prosedur audit - Dokumentasi
Pengujian Pengen - Kelengkapan peroleh sebuah pema- - Ukuran contoh - Pengamatan
dalian dan Penguji- - Akurasi haman dan pengujian - Materi untuk di - Pemeriksaan klien
an Substantif atas - Klasifikasi pengendalian Pengujian pilih - Pencapaian
transaksi - Penetapan Waktu substantif atas transaksi - Penetapan waktu. kembali
- Memposkan dan pem- - Prosedur audit
buatan ringkasan - Ukuran contoh
- Materi untuk
dipilih
- Penetapan waktu
Melaksanakan Sasaran hasil Audit yang Prosedur analitis - Prosedur audit - pengujian fisik
Prosedur Analitis - Keberadaan Pengujiam rincian saldo - Penetapan waktu. - Konfirmasi
dan pengujian - Kelengkapan - Ukuran contoh - Dokumentasi
rincian saldo - Akurasi - Materi untuk - Pemeriksaan klien
- Klasifikasi dipilih - Pencapaian
- Cut off - Penetapan waktu kembali
- Rincian keterkaitan - Prosedur analitis
(tie-in)
- Hak dan Kewajiban
- Presentasi dan
program audit. Diakhir fase I, auditor harus memilki suatu rencana audit dan
program audit spesifik yang sangat jelas untuk audit secara keseluruhan.
Pengujian substantive saldo yang dilakukan sebelum akhir tahun kurang dapat
diandalkan dan biasanya hanya dilakukan ketika pengendalian internalnya efektif.