“FENOMENOLOGI”
DIKAJI OLEH:
NURFAUZIA
161050801019
FISIKA A
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2017
NURFAUZIA
161050801019 1
MAKALAH FENOMENOLOGI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah fenomena sudah menjadi sebuah kata yang tidak asing lagi di
telinga kita. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah hanya sekedar kata
yang sudah biasa di pakai atau hanya sebuah istilah yang manjadi kata
penghias dalam pembicaraan. atau hanya pengalaman panca indra kita,
yang kita ungkapkan kepada orang lain.. Menurut hemat penulis, sudah
sepantasnyalah jika kita berbicara mengenai fenomenologi, pasti tidak lepas
dari suatu terminologi “what is it?”(Apa itu?). Terdorong dari kemauan untuk
memahami secara lebih mendalam tentang apa itu fenomenologi. Pertanyaan
inilah yang selalu “terngiang-ngiang” dalam benak penulis, sehingga
mengantarkan kepada suatu pengertian yang mendalam mengenai konsep
Fenomenologi Edmund Husserl.
NURFAUZIA
161050801019 2
MAKALAH FENOMENOLOGI
B. Rumusan Masalah
NURFAUZIA
161050801019 3
MAKALAH FENOMENOLOGI
BAB II
KAJIAN TEORI
NURFAUZIA
161050801019 4
MAKALAH FENOMENOLOGI
yang alami, sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami
fenomena yang dikaji dan peneliti bebas untuk menganalisi data yang
diperoleh. Menurut Creswell (1998), Pendekatan fenomenologi menunda
semua penilaian tentang sikap yang alami sampai ditemukan dasar tertentu.
Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu). Konsep epoche adalah
membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi peneliti. Konsep
epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan mengelompokkan
dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang dikatakan
oleh responden.
NURFAUZIA
161050801019 5
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 6
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 7
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 8
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 9
MAKALAH FENOMENOLOGI
mereka. “Memahami” dalam hal ini memiliki dua arti, yakni memahami-
interpretasi dalam arti mengidentifikasi atau berempati dan makna kedua
memahami dalam arti berusaha memaknai. IPA menekankan pembentukan-
makna baik dari sisi partisipan maupun peneliti sehingga kognisi menjadi
analisis sentral, hal ini berarti terdapat aliansi teoritis yang menarik dengan
paradigma kognitif yang sering digunakan dalam psikologi kontemporer yang
membahas proses mental.
B. Ciri-Ciri Metode Fenomenologi
Fenomenologi merupakan bagian dari metodologi kualitatif yang
mengandung nilai sejarah dalam perkembangannya. Seorang fenomenolog
sering menempuh cara-cara di bawah ini (Embree, 1997)
1. Fenomenolog berkecenderungan untuk menentang atau meragyukan
hal-hal yang diterima tanpa melalui penelaahan atau pengamatan
terlebih dahulu, serta menentang sistem besar yang dibangun dari
pemikiran yang spekulatif.
2. Fenomenolog berkecenderungan untuk menentang naturalisme (juga
disebut sebagai objektivisme atau positivisme), yang tumbuh meluas
dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern dan telah menyebar di
daratan Eropa bagian utara semenjak zaman Renaissance.
3. Secara positif, fenomenolog berkecenderungan untuk membenarkan
pandangan atau persepsi (dalam beberapa hal, juga evaluasi dan
tindakan) yang mengacu pada apa yang dikatakan Husserl sebagai
evidenz, yakni terdapatnya kesadaran tentang kebenaran itu sendiri
sebagaimana yang telah terbuka secara sangat jelas, tergas
perbedaannya dan menandai sesuatu yang disebut sebagai `apa
adanya seperti itu`.
4. Fenomenolog cenderung mempercayai perihal adanya, bukan hanya
dalam arti dunia kultural dan natural tetapi juga adanya oibjek yang
ideal seperti jumlah dan bahkan juga berkenaan dengan kehidupan
NURFAUZIA
161050801019 10
MAKALAH FENOMENOLOGI
tentang kesadaran itu sendiri yang dijadikan sebagai bukti dan oleh
karenanya harus diketahui.
5. Fenomenolog memegang teguh prinsip bahwa periset haurs
memfokuskan diri pada sesuatu yang disebut `menemukan
permasalahan` sebagaimana yang diarahkan kepada objek dan
pembetulannya terhadap objek sebegaimana ditemukan
permasalahannya. Terminologi ini memang tidak secara luas
digunakan dan utamanya digunakan utnuk menekankan
permasalahan ganda dan pendekatan reflektif yang diperlukan.
6. Fenomenoog berkecenderungan untuk mengetahui peranan deskripsi
secara universal, pengertian a-priori atau `eiditic` untuk menjelaskan
tentang sebab-akibat, maksud atau latar belakang.
7. Fenomenolog berkecenderungan untuk memperseoalkan tentang
kebenaran atau ketidakbenaran mengenai apa yang dikatakan oleh
Husserl sebagai transcendental phenomenological epoche, dan
penyederhanaan pengertiannya menjadi sangat berguna dan bahkan
sangat mungkin untuk dilakukan. (Agus Salim, 2006 : 167-168)
NURFAUZIA
161050801019 11
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 12
MAKALAH FENOMENOLOGI
2. Initial Noting
Analisis tahap awal ini sangat mendetail dan mungkin menghabiskan
waktu. Tahap ini menguji isi/konten dari kata, kalimat dan bahasa yang
digunakan partisipan dalam level eksploratori. Analisis ini menjaga
kelangsungan pemikiran yang terbuka (open mind) dan mencatat segala
sesuatu yang menarik dalam transkrip. Proses ini menumbuhkan dan
membuat sikap yang lebih familier terhadap transkrip data. Selain itu tahap ini
juga memulai mengidentifikasi secara spesifik cara-cara partisipan
mengatakan tentang sesuatu, memahami dan 15
NURFAUZIA
161050801019 13
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 14
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 15
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 16
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 17
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 18
MAKALAH FENOMENOLOGI
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma, pendekatan dan metode penelitian berada dalam satu alur
logis untuk memahami fenomena sosial pendidikan yang terjadi di alam
masyarakat. Menentukan paradigma menjadi langkah awal yang penting bagi
peneliti karena akan menentukan langkah selanjutnya dalam melakukan
penelitian. Empat paradigma pernelitian yang ada (positivisme, post-
positivisme, konstruktivisme, dan teori kritis) memberikan pilihan bagi peneliti
untuk memahami fenomena. Pemilihan terhadap paradigma konstruktivisme
elanjutnya akan memberikan kemungkinan peneliti melakukan penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Berbagai metode dapat dipilih dalam
penggunaan pendekatan kualitatif yakni fenomenologi, studi kasus, grounded
theory dan etnografi maupun penelitian tindakan. Pemilihan studi
fenomenologi memberikan kemungkinanpeneliti untuk melakukan analisi data
dengan Interpretative phenomenology analysis (IPA). Dalam pengunaan IPA
penelitian mengikuti alur analsis mulai dari 1) Reading and re-reading; 2)
Initial noting; 3) Developing Emergent themes; 4) Searching for connections
across emergent themes; 5) Moving the next cases; sampai pada 6) Looking
for patterns across cases.
B. Penutup
Dalam penyusunan makalah ini masih terdapat kekurangan. Tujuan
penulis adalah membuat makalah tandingan dalam mata kuliah metodologi
penelitian. Semoga makalah ini bermanfaat dan dijadikan pusat implikasi
dalam melakukan penelitian fenomenologi.
NURFAUZIA
161050801019 19
MAKALAH FENOMENOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
Creswell, John W. 1994. Research Design: Qualitative & quantitativee
approach. Thousand Oaks, London, New Delhi: Sage.
Denzim, Norman K., and Lincoln, Yvonna S.(Editor). 1994. Handbook of
qualitative research. Thousand Oaks, London, New Delhi: Sage.
Denzim, Norman K., and Lincoln, Yvonna S. 2009. Handbook of qualitative
research (terjemahan). Yogyakara Pustaka Pelajar.
Denny Moeryadi. 2009. Pemikiran Fenomenologi menurut Edmund Husserl.
Dipublikasi oleh jurnalstudi.blogspot.
Donny .2005. Fenomenologi dan Hermeneutika: sebuah Perbandingan.
Dipublikasi oleh kalamenau.blogspot.
Lincoln. Yvonna S. and Guba, Egon G. 1985. Naturalistic Inquiri. Sage
Publications, Inc.
Kuhn, Thomas. 2005. The structure of scientific revolutions. (terjemahan).
Jakarta: remaja Rosdakarya Lincoln, Y. S. & Guba, E. G. (1985).
Naturalistic Inquiry. Beverly Hills, CA: Sage.
Lindlof, Thomas R. 1994. Qualitative communication research method.
Thousand Oaks, London, New Delhi: Sage.
Myers, M. D. "Qualitative research in information systems," Journal. MIS
Quarterly. 21;2; 1997; pp. 241-242. MISQ Discovery, archival version,
http://www.misq.org/ discovery/MISQD_isworld/. 21
NURFAUZIA
161050801019 20
MAKALAH FENOMENOLOGI
NURFAUZIA
161050801019 21