Anda di halaman 1dari 11

“BAGAIMANA KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT DALAM

MENGHADAPI MASALAH SOSIAL”

TUGAS INI DIAJUKAN SEBAGAI TUGAS MID SEMESTER GANJIL


MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL

RUDIYANTO S. SANADJI

1487201298

UNIVERSITAS PGRI NTT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI SEJARAH

2015
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuham Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan
bibingaNya sehingga Penulis dapat mengerjakan tugas “PENDIDIKAN ILMU SOSIAL”
dengan judul Makalah “ BAGAIMANA KONSTRUKSI SOSIAL MASYARAKAT DALAM
MENHADAPI MASALAH SOSIAL” dengan baik dam benar, taklupa pula penulis haturkan
limpah terima kasih kepada semua pihak yang membatu saya baik pikiran maupun pendapat
dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini masi jauh dari kesempurnaan sehingga saya sanggat membutuhkan keritik
dan saran agar saya dapat lebih maju kedepanya.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejak manusia mulai hidup bermasyarakat, maka sejak itu sebuah gejala yang disebut
masalah sosial berkutat didalamnya. Sebagaimana diketahui, dalam realitas sosial memang
tidak pernah dijumpai suatu kondisi masyarakat yang ideal. Dalam pengertian tidak pernah
dijumpai kondisi yang menggambarkan bahwa seluruh kebutuhan setiap warga masyarakat
terpenuhi, seluruh perilaku kehidupan sosial sesuai harapan atau seluruh warga masyarakat
dan komponen sistem sosial mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan yang terjadi.
Sejak tumbuhnya ilmu pengetahuan sosial yang mempunyai obyek studi kehidupan
masyarakat, maka sejak itu pula studi masalah sosial mulai dilakukan. Dari masa ke masa
para sosilog mengumpulkan dan mengkomparasikan hasil studi melalui beragam perspektif
dan fokus perhatian yang berbeda-beda, hingga pada akhirnya semakin memperlebar jalan
untuk memperoleh pandangan yang komprehensif serta wawasan yang luas dalam
memahami dan menjelaskan fenomena sosial.
Masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Jika terjadi bentrokan antara
unsur-unsur yang ada dapat menimbulkan gangguan hubungan sosial seperti kegoyahan
dalam kehidupan kelompok atau masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Masalah Sosial

Sebenarnya masalah sosial merupakan hasil dari proses perkembangan masyarakat. Artinya
problema tadi memang sewajarnya timbul apabila tidak diinginkan adanya hambatan-hambatan
terhadap penemuan-penemuan baru atau gagasan baru. Banyak perubahan yang bermanfaat bagi
masyarakat, walau kadang mengakibatkan kegoncangan terutama bila perubahan berlangsung
dengan sangat cepat dan bertubi-tubi. Masalah sosial timbul ketika dalam jangka waktu tertentu
masyarakat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan sosial yang ada. Kekurangan dalam
diri manusia atau kelompok sosial yang bersumber pada faktor ekonomi, biologis psikologis,
budaya juga menjadi penyebab utama timbulnya masalah sosial ini.

 Menurut Waters

Konstruksi sosial menurut Waters (1994 : 35) adalah human beings construct social reality in
which subjective processes can become objectified. Konstruksi sosial adalah konsep yang
menggambarkan bagaimana realitas sosial dibentuk dan dimaknai secara subjektif oleh anggota
masyarakat. Konstruksi sosial menggambarkan proses di mana melalui tindakan dan interaksi,
manusia menciptakan secara terus-menerus suatu kenyataan yang dimiliki bersama yang dialami
secara faktual objektif dan penuh arti secara subjektif. Konstruksi sosial merupakan konsep yang
menjelaskan bahwa struktur sosial tidak hanya berada di luar manusia tetapi juga berada di
dalam manusia atau terobjektivasi di dalam kesadarannya yang subjektif. Konstruksi sosial
menunjukkan bahwa sistem pengetahuan masyarakat (sosio kultural, pranata sosial, religi) dalam
kesadaran manusia bukan sesuatu yang diterima secara mekanis melainkan diinterpretasi oleh
manusia sebagai makhluk rasional menjadi makna-makna subjektif.

 Menurut Gillin dan Gillin

Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur yang ada dalam
masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya
keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga menyebabkan kepincangan
sosial. Apabila antara unsur moral, politik, pendidikan, agama, kebiasaan dan ekonomi terjadi
bentrokan, maka hubungan sosial akan ikut terganggu sehingga mungkin akan terjadi kegoyahan
dalam kehidupan kelompok.
 Menurut Soerjono Soekanto

Masalah sosial (problema sosial) merupakan permasalahan-permasalahan yang muncul


dalam masyarakat, bersifat sosial dan berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-
lembaga kemasyarakatan. Jadi pada dasarnya masalah sosial menyangkut nilai-nilai sosial dan
moral. Oleh karena itu masalah sosial tidak akan mungkin dibahas tanpa mempertimbangkan
ukuran-ukuran masyarakat tentang apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

 Coleman, J.W and Cressey, D.R. 1984

Masalah social masyarakat merupakan suatu gejala (fenomena) sosial yang mempunyai
dimensi atau aspek kajian yang sangat luas atau kompleks, dan dapat ditinjau dari berbagai
perspektif (sudut pandang atau teori). Suatu fenomena atau gejala kehidupan dikatakan sebagai
masalah sosial (social problems) adalah apabila:

1. Sesuatu yang dilakukan seseorang itu telah melanggar atau tidak sesuai dengan nilai-
norma yang dijunjung tinggi oleh kelompok;
2. Sesuatu yang dilakukan individu atau kelompok itu telah menyebabkan terjadinya
disintegrasi kehidupan dalam kelompok; dan
3. Sesuatu yang dilakukan inidividu atau kelompok itu telah memunculkan kegelisahan,
ketidakbahagiaan individu lain dalam kelompok.

B. Klasifikasi Masalah Sosial dan Sebab-sebabnya Dalam Masyarakat

 Masalah Kemiskinan

Dalam kajian sosiologi pembangunan, konsep kemiskinan dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu yang pertama kemiskinan absolut (a fixed yardstick). Konsep kemiskinan absolut ini
dirumuskan dengan membuat ukuran tertentu yang kongkit. Ukuran ini lazimnya berorientasi
pada kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pangan, papan dan sandang. Besarnya
ukuran setiap negara berbeda. Kedua, kemiskinan relatif (the idea of relative). Konsep
kemiskinan relatif ini dirumuskan berdasarkan atau memperhatikan dimensi tempat dan waktu.
Asumsi ini, bahwa kemiskinan di daerah satu dengan daerah lain tidak sama, demikian juga
antara waktu dulu dengan sekarang berbeda. Ketiga, kemiskinan subjektif. Konsep kemiskinan
sbjektif ini dirumuskan berdasarkan perasaan individu atau kelompok miskin. Kita menilai
individu atau kelompok tertentu miskin, tetapi kelompok yang kita nilai menganggap bahwa
dirinya bukan miskin, atau sebaliknya. Konsep kemiskinan ketiga inilah yang lebih tepat apabila
memahami konsep kemiskinan dan bagaimana langkah strategis dalam menangani kemiskinan
 Masalah Lingkungan Hidup

Problem atau masalah lingkungan hidup harus menjadi perhatian yang sangat serius, karena
persoalan lingkungan adalah: Menyangkut jaminan kualitas kelangsungan kehidupan generasi
dimasa-masa yang akan dating dan Kegagalan dalam menangani persoalan lingkungan akan
membawa dampak negatif disemu sektor kehidupan masyarakat, baik dalam level lokal, nasional
dan bahkan dunia, misalnya: terjadinya bencana banjir, pemanasan global; tanah longsor dan
sebagainya.

Proses pembangunan dan industrialisasi di negara-negara maju dan berkembang ternyata


membawa dampak munculnya masalah pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah,
pencemaran udara, pencemaran laut atau air. Meningkatnya pencemaran lingkungan tersebut
secara langsung atau tidak langsung mendorong munculnya beragam problem kehidupan di
berbagai aspek, misalnya: Tingkat kualitas kesehatan masyarakat semakin terancam, Kualitas
kesuburan tanah dan ekosistem lingkungan fisik terancam, Kualitas air sebagai sumber
kehidupan semakin tercemar, Terjadinya pencemaran udara, karena polusi industri, dan
sebagainya.

 Masalah Kriminalitas

Kriminalitas atau tindakan kriminal merupakan problem sosial yang bersifat laten (selalu ada
dalam kehidupan masyarakat atau negara manapun), namun tindakan kriminal bukanlah
penyimpangan perilaku yang dibawa sejak lahir, tetapi tindakan kriminal merupakan hasil dari
sosialisasi sub budaya menyimpang. Tindakan kriminal sering dikategorikan sebagai tindak
pidana atau tindakan yang melanggar hukum pidana. Diantara contoh tindakan kriminal adalah:
korupsi, pencurian, pembunuhan, perampokan, penipuan atau pemalsuan, penculikan, perkosaan,
sindikat narkotik atau penyalahgunaan obat terlarang.

C. Faktor-faktor yang Menyebabkan Masalah Sosial

Masalah sosial atau masalah sosial timbul akibat adanya gejala-gejala abnormal yang timbul
di masyarakat. Hal tersebut terjadi karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan, yang
selanjutnya disebut masalah sosial.

Masalah sosial ini berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga-lembaga
kemasyarakatan. Untuk itu terjadi sedikit saja pergeseran diantara nilai-nilai sosial dengan
lembaga-lembaga kemasyarakatan, maka hubungan antarmanusia yang terdapat di dalam
kerangka bagian kebudayaan yang normatif akan ikut terganggu.
Namun setiap masyarakat tentunya mempunyai ukuran yang berbeda mengenai hal ini,
misalnya soal gelandangan merupakan masalah social yang nyata yang dihadapi kota-kota besar
di Indonesia. Akan tetapi belum tentu masalah tadi dianggap sebagai masalah sosial di tempat
lain. Faktor waktu juga mempengaruhi masalah sosial ini. Selain itu, ada juga masalah-masalah
yang tidak bersumber pada penyimpangan norma masyarakat, seperti masalah pengangguran,
penduduk, kemiskinan.

Masalah sosial dapat dikategorikan menjadi 4 (empat) jenis faktor, yakni antara lain :

Faktor Ekonomi : kemiskinan, pengangguran dan lain-lain.

Faktor Budaya : perceraian, kenakalan remaja, dan lain-lain.

Faktor Biologis : penyakit menular.

Faktor Psikologis : penyakit syaraf, aliran sesat, dan lain-lain.

 Masalah Kemiskinan

Secara sosiologis, kemiskian merupakan salah satu problem sosial yang paling serius dialami
oleh negara-negara berkembang. Secara umum kajian tentang kemiskinan dapat ditinjau dari dua
perspektif, yaitu yang pertama perspektif kultural (cultural perspective). Dan kedua adalah
perspektif struktural atau situasional (situational perspective). Kedua perspektif tersebut
mempunyai asumsi, metode dan pendekatan yang berbeda dalam menganalisis tentang
kemiskinan.

Pertama, perspektif kultural. Konsep kemiskinan dalam perspektif kultural dikelompokkan


menjadi tiga tingkatan analisis, yaitu yang pertama tingkatan individu, hal ini berarti kemiskinan
karena mentalitas individu yang malas, apatis, fatalistik, pasrah, boros, dan tergantung
(mentalitas negatif). Kedua adalah tingkatan keluarga, hal ini berarti kemiskinan karena jumlah
anak dalam keluarga sangat besar, dengan pola budaya keluarga yang tidak produktif. Dan yang
ketiga adalah tingkatan masyarakat, hal ini berarti kemiskinan kerena tidak terintegrasinya kaum
miskin dengan institusi-institusi masyarakat secara efektif.

Kedua, perspektif struktural. Konsep kemiskinan dalam perspektif struktural adalah


kemiskinan yang terjadi karena dampak dari faktor-faktor struktur masyarakat (faktor eksternal),
yaitu terjadinya kemiskinan karena: Program atau perencanaan pembangunan yang tidak tepat,
Pelaksanaan kekuasan pemerintahan (birokrasi pemerintah) yang korup, Kehidupan sosial-politik
yang tidak demokratis atau otoriter, Sistem ekonomi liberalistik atau kapitalistik,
Perkembangnya teknologi modern atau industrialisasi yang mekanistik disemua aspek,
Kesenjangan sosial-ekonomi di masyarakat sangat tinggi. Globalisasi ekonomi dan pasar bebas.
Jadi, menurut perspektif struktural kemiskinan itu terjadi karena faktor ekternal, sedangkan
menurut perspektif kultural kemiskinan itu terjadi karena mentalitas individu atau kelompok
(Usman, S. 1998; Tjokrowinoto, W. 2004).

 Masalah Lingkungan Hidup

Ada beberapa faktor kekuatan sosial (perilaku manusia) yang menyebabkan terjadinya
penceran dan ancaman kelestarian lingkungan, antara lain: Pertumbuhan penduduk yang pesat
dan mengakibatkan meningkatnya permintaan akan makanan, energi dan beberapa kebutuhan
lainnya, Konsentrasi penduduk di daerah perkotaan (urbanisasi) menyebabkan munculnya
beragam limbah yang dapat merusak ekosiste, Proses pembangunan dan modernisasi yang
meningkatkan pengunaan tekbologi modern yang bersifat konsumerisme dan mengabaikan
keselamatan lingkungan dan aktivitas dan mekanisme pasar, bekerja tanpa pertimbangan
keselamatan atau kelestarian lingkungan hidup.

D. Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Sosial dalam masyarakat

 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Kemiskinan

Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan dalam menanggulangi kemiskinan antara
lain: Menyusun perencanaan pembangunan yang tepat dan integral, Melaksanakan program
pembangunan di segala bidang yang berbasis kerakyatan, Meningkatkan kualitas layanan
pendidikan secara maksimal sesuai dengan amanat UUD 1945, Reformasi birokrasi
(transparansi, efisiensi dan akuntabilitas pengelolaan sumber daya pembangunan). Menegakkan
kepastian hukum dan berkeadilan, dan Meningkatkan peran serta lembaga-lembaga swadaya
masyarakat dan media massa dalam proses pembangunan.

 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Lingkungan Hidup

Ada beberapa langkah strategis dalam menangani masalah pencemaran lingkungan hidup,
yaitu: Menerapkan sistem hukum secara tegas dan berkeadilan terhadap setiap pelaku
penceramaran lingkungan, Melakukan gerakan perlawanan terhadap pencemaran lingkungan
hidup pada semua lapiran masyarakat, misalnya gerakan reboisasi, menjalankan konservasi, dan
melakukan daur ulang, Melakukan kontrol dan pengendalian terhadap pertumbuhan penduduk,
Melakukan inovasi teknologi, yaitu teknologi yang ramah lingkungan, Membudayakan gaya
hidup masyarakat yang konsumeris dan mekanis (orientasi kekinian) berubah pada orientasi
hidup pada kelangsungan generasi mendatang (orientasi masa depan) dan Mengembangkan
pendidikan kelestarian lingkungan di setiap jenjang pendidikan.
 Langkah Strategis Menanggulangi Masalah Kriminalitas

Pendekatan atau metode yang dapat ditempuh untuk mencegah terjadinya tindakan kriminal
adalah: Metode preventif, yaitu cara pencegahan melalui pemberian informasi (penyuluhan),
pendidikan, pelaksanaan program pembangunan yang benar, Metode represif, yaitu cara
pencegahan melalui pemberian hukuman, penangkapan dan pemenjaraan sampai pada
penembakan. Metode terbaik dalam menangani tindak kriminal adalah metode preventif.
BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang banyak menuntut perubahan kesistem
pendidikan nasional yang lebih baik serta mampu bersaing secara sehat dalam segala bidang.
Salah satu cara yang harus di lakukan bangsa Indonesia agar tidak semakin ketinggalan dengan
negara-negara lain adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikannya terlebih dahulu.

Permasalahan sosial yang banyak terjadi di lingkungan sekitar adalah masalah


pengangguran. Pengangguran sekarang terjadi dimana-mana. Hal ini disebabkan banyaknya para
pencari kerja. Tetapi, sedikitnya lapangan kerja yang tersedia. Itu hanya salah satu sebab
terjadinya pengangguran. Contoh sebab lain adalah Sumber Daya Manusia yang kurang
berkualitas. Para generasi muda sekarang lebih suka bemalas-malasan dan bermain dari pada
belajar demi menggapai masa depan. Sehingga di saat mereka dewasa karena tingkat pendidikan
mereka sangat rendah sehingga mereka kesulitan mencari pekerjaan dan akan menjadi
pengangguran Sehingga terjadi kemiskinan dan masalah social lainnya. Kita harus berusaha
mencapai hasil yang terbaik dalam hidup kita sehingga kita akan menjadi manusia yang
berkualitas dan dapat membantu mengurangi masalah sosial yang ada di lingkungan sekitar kita.

Jadi permasalahan sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat disebabkan oleh


beberapa faktor antara lain : kemiskinan, tingkat pendidikan rendah, tindakan kriminal,
pengangguran, dan lain-lain. Masih banyak faktor yang menyebabkan munculnya masalah sosial
di masyarakat kita. Masalah ini tidak hanya terjadi di Negara kita saja tetapi masalah ini terjadi
sama rata di seluruh pelosok dunia.

B. Saran

1. Kembali Kepada Jalan Allah dengan tuntunan Alquran dan Sunnah.

2. Meningkatnya kualitas pendidikan berarti sumber daya manusia yang terlahir akan semakin
baik mutunya dan akan mampu membawa bangsa ini bersaing secara sehat dalam segala bidang
di dunia internasional.

3. Kita semua harus bekerja sama dalam mengatasi masalah sosial yang sudah menjadi sorotan
bagi kita. Dengan bersama, masalah akan lebih cepat selesai. Apalagi dengan disertai prakek-
praktek yang nyata, akan semakin banyak orang sadar akan kehidupan sosial ini.

4. Melakukan perubahan dan perbaikan dimulai dari diri sendiri dan lingkungan yang kondusif,
setelah itu mengajak orang terdekat kita.
Daftar pustaka,,,,!!

 Soetomo, 2008, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, Yogyakarta


 Suwarsono dan Alvin Y. So., Perubahan Sosial dan Pembangunan
 Haryanto Danny dan Nugrohadi G. Edwi.,Pengantar Sosiologi Dasar
 hhttp://caramaster.blogspot.co.id/2013/06/cara-mengatasi-masalah-sosial-jenis.
 htmlttps://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20121003013200AAbYfV0

Anda mungkin juga menyukai