Anda di halaman 1dari 9

RMK AUDITING II

BAB 14. AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN :


PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF
ATAS TRANSAKSI

Oleh:
Ristian Pangarso (F1314076)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
KESELURUHAN RENCANA AUDIT DAN PROGRAM AUDIT
1

A. KESELURUHAN RENCANA AUDIT


Bagian awal dari topik ini mendiskusikan keseluruhan rencana audit, yang berarti
pemilihan suatu campuran dari kelima jenis pengujian yang akan menghasilkan suatu
audit yang efisien dan efektif. Topic ini meliputi diskusi dari tarik-menarik di antar jenis
ujian dan pertimbangan biaya dari setiap jenis ujian.
JENIS-JENIS UJIAN
Dalam mengembangkan suatu keseluruhan rencana audit, auditor mempunyai lima
jenis ujian yang dapat mereka gunakan untuk menentukan apakah laporan keuangan
dinyatakan secara wajar (gambar 1)
1. Prosedur untuk Memperoleh Pemahaman dari Pengendalian Internal
Lima jenis prosedur audit yang berhubungan dengan pemahaman auditor akan
pengendalian internal :
Memperbarui dan mengevaluasi pengalaman auditor yang sebelumnya
auditor dengan entitas itu
Meminta keterangan dari personil klien
Membaca manual sistem dan kebijakan klien
Menguji dokumen dan arsip
Mengamati aktivitas dan operasional entitas
2. Ujian Pengendalian
Prosedur yang digunakan untuk memperoleh bukti dari resiko pengendalian.
Dilakukan untuk menentukan kepantasan dari rancangan dan efektivitas
operasional pengendalian internal yang spesifik
Jenis Prosedur Ujian Pengendalian :
Meminta keterangan dari personil klien yang sesuai
Menguji dokumen, arsip dan laporan
Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian
Melaksanakan kembali prosedur klien
3. Ujian Substantif dari Transaksi
Prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dolar (salah saji moneter)
yang secara langsung mempengaruhi ketepatan dari saldo laporan keuangan.
1. Ujian substantif transaksi
menentukan apakah ke-6 sasaran hasil audit yang terkait dengan transaksi
telah dipenuhi untuk setiap kelas transaksi (lihat Gambar 2)
2. Prosedur Analitis
melakukan perbandingan dari jumlah tercatat untuk
dikembangkan oleh auditor
Tujuan prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun :

harapan

yang

Menunjukkan kehadiran kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan


Mengurangi ujian rincian saldo

3. Ujian Rincian Saldo


berfokus pada saldo buku besar akhir, baik neraca saldo dan akun laporan
penghasilan, dominasi ujian rincian saldo pada neraca lajur
Gambar 1

MEMILIH JENIS UJIAN UNTUK DILAKSANAKAN


a. Jenis Bukti
Hubungan antara jenis ujian dan jenis bukti (lihat Tabel 2)
- Prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman dari pengendalian internal
dan
pengujian
pengendalian
hanya
melibatkan
pengamatan,
dokumentasi, pemeriksaan dan pencapaian kembali
- Ujian substantif hanya melibatkan tiga jenis bukti : dokumentasi,
pemeriksaan dan pencapaian kembali
Pemeriksaan atas klien dibuat dengan tiap jenis perjanjian
Dokumentasi dan pencapaian kembali digunakan untk tiap jenis ujian
kecuali prosedur analitis

Gambar 2

b. Biaya Relatif
Keputusan jenis pengujian mana yang dipilih untuk memperoleh bukti kompeten
yang cukup
Jenis pengujian sesuai dengan tingkatan biaya :
1. Prosedur analitis
2. Prosedur untuk memperoleh suatu pemahaman sari pengendalian internal
dan pengujian pengendalian
3. Ujian substantif atas transaksi
4. Ujian rincian saldo
c. Hubungan antara Prosedur Analitis dan Pengujian Substantif
- Prosedur analitis hanya menyediakan indikasi dari kemungkinan salah
saji
- Jika fluktuasi prosedur analitis tidak biasa dikenali, pengujian substantive
transaksi atau pengujian rincian saldo harus dilakukan untuk menentukan
apakah salah saji dolar sudah benar-benar terjadi
- Auditor melaksanakan prosedur analitis dan percaya bahwa kemungkinan
salah saji material adalah kecil , pengujian substantif lainnya dapat
dikurangi
d. Pertukaran antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
Auditor membuat suatu keputusan selama perencanaan apakah akan menilai
resiko pengendalian di bawah maksimum. Pengujian pengendalian harus
dilakukan untuk menentukan apakah risiko pengendalian yang dinilai itu
didukung. Jika ya, risiko pendeteksian yang direncanakan dalam model resiko
4

audit ditingkatkan dan karenanya maka pengujian substantive yang direncanakan


itu dikurangi.

e. Hubungan antara Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif


Pengecualian dalam pengujian pengendalian merupakan suatu indikasi
kemungkinan salah saji yang mempengaruhi nilai dolar dari laporan
keuangan
Pengecualian dalam pengujian substantif dari transaksi atau pengujian
rincian saldo merupakan deviasi pengujian pengendalian
Pengujian substantif transaksi atau pengujian rincian saldo
harus
dilakukan untuk menentukan apakah salah saji dolar sudah benar-benar
terjadi
CAMPURAN BUKTI
Merupakan kombinasi dari kelima jenis pengujian yang digunakan untuk siklus
manapun. Pada setiap kasus, asumsikan bahwa bukti kompeten yang cukup telah
terkumpul. Berikut adalah suatu analisi dari tiap audit.
1. Analisa Audit 1
Klien perusahaan besar dengan pengendalian internal yang canggih dan resiko
inheren yang rendah :
Auditor melakukan pengujian pengendalian yang ekstensif
Auditor sangat percaya kepada pengendalian internal klien untuk
mengurangi pengujian substantif
Pengujian substantif transaksi dan ujian rincian saldo diperkecil
Pengujian pengendalian dan prosedur analitis relatif murah
2. Analisa Audit 2
Perusahaan berukuran sedang, banyak pengandalian dan beberapa resiko
inheren :
Auditor memutuskan untuk melakukan semua jumlah pengujian
menengah, kecuali prosedur analitis yang akan dilaksanakan secara
ekstensif
Pengujian ekstensif dilaksanakan jika ada aresiko inheren
3. Analisa Audit 3
Perusahaan berukuran sedang tetapi mempunyai sedikit pengendalian efektif
dan resiko inheren yang besar :
Tidak ada pengujian pengendalian yang dilakukan
Ditekankan kepada ujian rincian saldo dan ujian substantif transaksi, juga
beberapa prosedur analitis
Prosedur analitis dilakukan untuk mengurangi pengujian substantif
Biaya audit relatif tinggi karena jumlah pengujian substantif yang rinci

4. Analisa Audit 4
Auditor menemukan penyimpangan pengujian pengendalian ekstensif san salah
saji yang penting selagi melakukan pengujian substantif transaksi dan prosedur
analitis :
Pengendalian internal tidak efektif
Pengujian ekstensif dan rincian saldo dilakukan untuk mengganti kerugian
hasil yang tidak dapat diterima dari pengujian yang lain

B. RANCANGAN PROGRAM AUDIT


Setelah auditor menentukan penekanan yang sesuai atas masing-masing dari kelima
jenis pengujian, program audit khusus untuk masing-masing jenis harus dirancang.
Prosedur audit, ketika dikombinasikan, membentuk program audit.
Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas transaksi
Bagian deskriptif yang mendokumentasikan pemahaman untuk memperoleh
pengendalian internal dan mempengaruhi program audit pengujian pengendalian dan
pengujian substantif :
1. Uraian tentang prosedur yang dilakukan untuk memperoleh suatu pemahaman
dari pengendalian internal
2. Resiko pengendalian yang dinilai
Prosedur Audit
Pendekatan untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas
transaksi menekankan pemenuhan sasaran hasil audit yang terkait dengan transaksi.
Pendekatan 4 langkah berikut dilakukan ketika auditor merencanakan untuk
mengurangi resiko pengendalian yang dinilai :
1. Menggunakan sasaran hasil audit yang terkait dengan transaksi kepada kelas
transaksi yang diuji
2. Mengidentifikasikan pengendalian kunci yang harus mengurangi resiko
pengendalian untuk masing-masing sasaran audit yang terkait dengan transaksi
3. Untuk semua pengandalian internal yang digunakan untuk mengurangi penilaian
awal dari resiko pengendalian dibawah maksimum (pengendalian kunci),
mengembangkan pengujian pengendalian yang sesuai
4. Untuk potensi jenis salah saji yang berhubungan masing-masing sasaran audit
yang terkait dengan transaksi
Prosedur Analitas
Prosedur analitis relatif murah dan dilakukan pada 3 tahap audit berbeda :
1. Dalam tahap perencanaan untuk membantu auditor memahami bisnis klien dan
menentukan bukti lain yang diperlukan untuk memenuhi resiko audit yang bisa
diterima
2. Selama audit, terutama selama pengujian substantif
6

3. Mendekati akhir audit sebagai ujian akhir kewajaran


Pengujian Rincian Saldo
1. Mengidentifkasikan resiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang dagang
Sebagai bagian dari memeproleh suatu pemahaman dari industri dan bisnis klien
2. Menetapkan salah saji yang dapat ditolerir dan menilai resiko inheren untuk
piutang dagang
- Keputusan auditor untuk menetapkan penilaian awal tentang materialitas
untuk audit secara keseluruhan dan mengalokasikan totalnya ke saldo
akun (salah saji yang dapat ditolerir)
- Salah saji ditolerir lebih rendah mengakibatkan lebih banyak uji coba
rincian dibanding suatu jumlah yang tinggi
3. Menilai resiko kendali untuk siklus penjualan dan penagihan
- Pengendalian efektif mengurangi resiko pengendalian dan karenanya
bukti yang diperlukan untuk pengujian substantif transaksi dan ujian
rincian saldo
- Pengendalian yang tidak memadai meningkatkan bukti substantif yang
diperlukan
4. Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian susbtantif
atas transaksi untk siklus penjualan dan penagihan
5. Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo piutang
Auditor melaksanakan prosedur analitis untuk suatu rekening untuk 2 tujuan :
1. Mengidentifikasikan salah saji yang mungkin dalam saldo akun
2. Mengurangi pengujian audit yang terperinci
6. Merancang pengujian rincian saldo piutang dagang untuk memenuhi sasaran
audit yang terkait dengan saldo
Pengujian rincian saldo yang telah direncanakan meliputi :
1. Prosedur audit
2. Ukuran contoh
3. Materi untuk dipilih
4. Penetapan waktu
Hubungan Sasaran Audit yang terkait dengan transaksi dan Sasaran Audit yang
Terkait dengan Saldo
Ketika semua sasaran audit yang terkait dengan transaksi telah dipenuhi, auditor masih
menggunakan pengujian substantif dari saldo untuk sasaran audit yang terkait dengan
saldo berikut :
1. Nilai yang dapat dicapai
2. Hak dan kewajiban
3. Presentasi
4. Penyingkapan
7

Ringkasan Proses Audit


Terdapat 4 fase untuk proses audit secara keseluruhan
Fase I : Merencanakan dan Merancang suatu Pendekatan Audit
a. Auditor menyusun : Rencana Audit yang dirumuskan dengan baik dan Program
Audit yang spesifik untuk audit keseluruhan
b. Untuk mengembangkan keseluruhan rencana audit dan program audit ,perlu
menilai dari materialitas, resiko audit yang bisa diterima, resiko inheren dan resiko
pengendalian
c. Untuk menilai Resiko Inheren dan Resiko Aaudit yang Bisa Diterima, digunakan :
1. Informasi yang diperoleh selama penerimaan klien dan perencanaan awal
2. Memahami industri dan bisnis klien
3. Menilai resiko bisnis klien
4. Melakukan prosedur analitis awal
Fase II : Melakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
a. Terjadi pencapaian dari Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi
b. Sasaran hasil dari fase II adalah untuk :
1. Memperoleh bukti dalam mendukung dari pengendalian yang spesifik
yang berperan bagi resiko pengendalian (Pengujian Pengendalian)
2. Memperoleh bukti dalam mendukung dan ketapatan transaksi moneter
(Pengujian Substantif atas Transaksi)
Faktor penentu yang utama dari tingkatan Pengujian Rincian Saldo merupakan
hasil dari Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi.
Pengujian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum tanggal neraca saldo.
Fase III : Melakukan Prosedur Analitis dan Pengujian Rincian Saldo
a. Memperoleh bukti tambahan yang cukup untuk menentukan apakah saldo akhir
dan catatan kaki dalam laporan keuangan dinyatakan secara wajar
b. Sifat dan tingkatan pekerjaan akan sangat bergantung pada penemuan dari dua
fase yang sebelumnya
c. Dua kategori umum dari prosedur fase III :
1. Prosedur Analitis > menilai keseluruhan kewajaran transaksidan saldo
2. Pengujian Rincian Saldo > prosedur spesifik yang dimaksudkan untuk
menguji salah saji moneter dalam saldo laporan keuangan
Fase IV : Menyelesaikan/Melengkapi Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit
Mengakumulasikan beberapa bukti tambahan untuk laporan keuangan, meringkaskan
hasilnya, mengeluarkan laporan audit dan melaksanakan bentuk monukasi yang lain.
Fase ini mempunyai beberapa bagian :
a. Tinjauan ulang untuk Kewajiban Bersyarat
Kewajiban Bersyarat > kewajiban potensial yang harus disingkapkan dicatatan
kaki milik klien
b. Tinjauan ulang untuk Peristiwa Kemudian
8

Peristiwa yang terjadi akibat tanggal neraca saldo tetapi sebelum dikeluarkannya
laporan keuangan dan laporan auditor akan mempunyai suatu efek pada
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
c. Mengakumulasikan Bukti Akhir
Sebagai tambahan bukti yang diperoleh untuk masing-masing siklus selama fase
I dan II dan fase III > untuk mengumpulkan bukti bagi laporan keungan secara
keseluruhan sepanjang fase penyelesaian
d. Mengeluarkan Laporan Audit
Jenis laporan audit yang dikeluarkan tergantung pada bukti yang dikumpulkan
dan penemuan audit
e. Berkomunikasi dengan Komite Audit dan Manajemen
Auditor diminta untuk mengkomunikasikan kondisi yang bisa dilaporkan kepada
komite audit atau manajemen senior

Anda mungkin juga menyukai