Anda di halaman 1dari 2

2.

5 Perancangan Program Audit


Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menentukan penekanan yang tepat
pada keempat jenis pengujian lainnya, prosedur audit yang spesifik harus dirancang untuk setiap
pengujian. Prosedur- prosedur audit tersebut selanjutnya digabungkan sehingga menjadi suatu
program audit.
auditor harus merancang program audit untuk tujuan audit penyajian dan pengungkapan.
Disamping bagian dan program audit yang berisi prosedur-Prosedur yang dilakukan pada tahap
perencanaan audit, program audit pada kebanyakan audit dirancang dalam tiga bagian tambahan
pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi, prosedur analitis substantif,
dan pengujian rinci saldo.
Setiap siklus transaksi biasanya dievaluasi dengan menggunakan subprogram audit tersendiri.
Sebagal contoh dalam sikius penjualan dan penerimaan piutang, auditor bisa menggunakan:
• Suatu program audit pengujian pengendaIan dan pengujian substantif golongan transaksi
untuk penjualan dan penerimaan kas.
• Suatu program audit prosedur analitis substantif untuk keseluruhan siklus.
• Program audit pengujian rinci saldo untuk kas, piutang usaha, kerugian piutang, cadangan
kerugian piutang, piutang Iain-lain.

Pengujian Pengendalian Dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi


Program audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi biasanya
berisi penjelasan yang mendokumentasikan pemahaman tentang pengendalian internal yang
diperoleh selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko. Program ini juga berisi deskripsi tentang
prosedur yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal dan
deskripsi tentang penilalan risiko pengendalian. Auditor menggunakan informasi ini untuk menyusun
program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi.

Prosedur Audit
Pada saat merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan transaksi, auditor
menekankan pada pemenuhan tujuan audit transaksi.

Auditor menggunakan pendekatan empat-tahapan untuk menurunkan penilaian risiko pengendalian.


1.Menerapkan tujuan audit transaksi untuk golongan transaksi yang diaudit, misalnya penjualan
2.Mengidentifikasi pengendalian kunci yang mengurangi risiko pengendalian untuk setiap tujuan
audit
3.Menetapkan pengujian pengendalian yang tepat untuk seluruh penegendalian internal yang
mengurangi penetapan awal risiko pengendalian di bawah maksimum (pengendalian kunci)
4.Untuk jenis-jenis kesalahan penyajian potensial yang berkaitan dengan setiap tujuan audit
transaksi, dirancang pengujian substantif golongan transaksì yang tepat, dengan memper
timbangkan defisiensi dalam pengendalian internal dan hasil pengujian pengendalian yang
diharapkan pada tahap.

Prosedur Analitis
Prosedur analitis yang dilakukan pada pengujian substantif, misalnya dalam audit atas piutang
usaha, biasanya lebih fokùs dan lebih mendalam daripada yang diterapkan pada tahap perencanaan.
Auditor cenderung untuk tidak menggunakan data keseluruhan agar dapat menetapkan angka yang
diharapkan secara Iebih tepat. Apabila penjualan dan piutang usaha didasarkan pada hubungan yang
bisa diprediksi dengan data non-keuangan, auditor biasanya menggunakan informasi tersebut untuk
prosedur analitis. Apabila auditor merencanakan untuk menggunakan prosedur analitis untuk
memperoleh keyakinan substantif tentang suatu saldo akun, data yang digunakan dalam
perhitungan haruslah data yang cukup bisa dipercaya. Hal ¡ni berlaku untuk semua data, terutama
data non- keuangan.
Pengujian Rinci Saldo
Untuk merancang prosedur audit pengujian rinci saldo, auditor menggunakan suatu
metonologi yang diarahkan ke tujuan audit saldo.

Hal-hal penting dalam merencanakan prosedur audit pengujian rinci saldo :


1.Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Berpengaruh Terhadap Piutang Usaha
2.Tetapkan Materialitas Pelaksanaan dan Risko Inheren untuk Piutang Usaha
3.Tetapkan Risiko Pengendalian untik Sikius Penjualan dan Penerimaan Piutang
4.Rancang dan Lakukan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi untuk
Siklus Penjualan dan Penerimaan Piutang
5.Rancang dan Lakukan Prosedur Analisis untuk Saldo Piutang Usaha
6.Rancang Pengujian Rinci Saldo Piutang Usaha untuk Memenuhi Tujuan Audit Saldo

Hubungan Antara Tujuan Audit Transaksi Dengan Tujuan Audit Saldo Dan Tujuan Audit Penyajian &
Pengungkapan
Di atas telah disebutkan bahwa pengujian audit saldo harus dirancang untuk memenuhi tujuan audit
saldo untuk setiap akun dan luas pengujian ini dapat dikurangi apabila tujuan audit transaksi telah
terpenuhi oleh pengujian pengendalian atau pengujian substantif golongan transaksi. Anda juga
harus memahami baqaimana setiap tujuan audit transaksi berkaitan dengan setiap tujuan audit
saldo.

Anda mungkin juga menyukai