Anda di halaman 1dari 36

Kontrol

Amrulloh, SE., M.Si


POKOK BAHASAN
 Pentingnya Kontrol bagi Auditor Internal
 Pemeriksaan dan Pelaporan atas Kontrol
 Pendefinisian Kontrol
 Model-model Kontrol Internal
 Penggunaan Model Kontrol di Audit Internal
 Kontrol Preventif, Detektif, dan Korektif
 Manfaat-manfaat Kontrol
 Sistem Kontrol
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Mahasiswa mampu menjelaskan pentingnya Kontrol bagi Auditor Internal
 Mahasiswa mampu Menyusun Pemeriksaan dan Pelaporan atas Kontrol
 Mahasiswa mampu memahami Model-model Kontrol Internal
 Mahasiswa mampu menerapkan Kontrol Preventif, Detektif, dan Korektif
 Mahasiswa mampu memahami Manfaat-manfaat Kontrol
 Mahasiswa mampu menjelaskan Sistem Kontrol
INTERNAL AUDIT

KONTROL
PENTINGNYA
KONTROL
“Sistem kontrol sebagai prosedur,
aturan dan instruksi yang dirancang
untuk memastikan bahwa tujuan
sistem operasi akan tercapai.
Kontrol meningkatkan
kemungkinan tercapainya tujuan
manajemen”
STANDAR 2120-
KONTROL
Kegiatan audit internal haruslah membantu organisasi menerapkan control yang efektif
dengan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi serta mendorong perbaikan terus menerus
2120.A1
• Mengevaluasi kecukupan dan efektivitas kontrol yang mencakup tata kelola,
operasi, dan sistem organisasi.
2120.A2
• Auditor internal harus memastikan lingkup penetapan tujuan dan sasaran
operasi dan program yang harus sesuai dengan tujuan organisasi secara
keseluruhan
2120.A3
• Auditor internal harus menelaah operasi dan program untuk memastikan
kesesuaian hasil dengan tujuan dan sasaran guna menentukan apakah operasi
dan program dilaksanakan sesuai yang diinginkan
2120.A4
• Auditor internal harus memastikan bahwa manajemen telah menetapkan
kriteria yang memadai untuk menentukan pencapaian tujuan dan sasaran

2120.A4-1
• Practice Advisory melengkapi standar ini untuk kriteria-kriteria kontrol dan
memberikan lebih banyak ketentuan khusus.
Pemeriksaan dan Pelaporan

• Apakah ditemukkan adanya ketidakkonsistenan?


• Jika ada, apakah telah diadakan koreksi atau perbaikan?
• Apakah temuan dan konsekuensinya mengarah pada kesimpulan
bahwa tingkat risiko usaha cukup tinggi?

• Tidak ditemukan adanya kelemahan


• Bila terdapat kelemahan harus disebutkan, termasuk
dampaknya terhadap tingkat risiko dan pencapaian tujuan
organisasi.
DEFINISI AICPA

KONTROL AKUNTANSI
KONTROL ADMINISTRATIF
Kontrol internal berisi rencana organisasi dan semua metode Kontrol akuntansi terdiri atas rencana
yang terkoordinasi dan pengukuran-pengukuran yang
organisasi, prosedur dan catatatan
diterapkan di perusahaan untuk mengamankan aktiva,
memeriksa akurasi dan keandalan data akuntansi, yang berkaitan dengan pengaman
meningkatkan efisiensi operasional, dan mendorong ketaatan aktiva dan keandalan pencatatan
terhadap kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. keuangan
DEFINISI MODEL
“COSO”
Lingkungan
Kontrol

Penentuan
Pengawasan
Risiko
COSO
terdiri dari 5
komponen
internal

Informasi
Aktivitas
dan
Kontrol
Komunikasi
DEFINISI MODEL
“COCO”
PURPOSE/
TUJUAN

MONITORING
& LEARNING/
COMMITMEN
Pengawasan dan
T/KOMITMEN
pembelajaran

ACTION CAPABILITY/
KEMAMPUA
N
PENGGUNAAN MODEL

PXS=
V
• P = POTENTIAL OCCURRENCE/Kemungkinan
terjadi
• S = SIGNIFICANCE/Signifikansi
• V = VULNERABILITY/Kerawanan
AUDITABILITAS SISTEM DAN STUDI
KONTROL
“Sarana yang diciptakan untuk memberikan keyakinan yang
wajar bahwa semua sasaran dan tujuan organisasi dicapai secara
efisien, efektif, dan ekonomis. Seperagkat proses, fungsi,
aktivitas,subsitem dan karyawan yang dikelompokan bersama
atau secara sengaja dipisahkan untuk memastikan pencapaian
tujuan dan sasaran secara efektif”
1. Keyakinan yang wajar diperoleh jika
terdapat control yang efektif dari segi
biaya untuk mengurangi risiko bahwa
keseluruhan tujuan dan sasaran tidak
tercapai sampai pada tingkat tertentu
Tiga Konsep Dasar
2. Tujuan didefinisikan sebagai sebuah
persyaratan pencapaian yang diinginkan
organisasi
3. Sasaran merupakan target-target khusus
yang harus bisa diidentifikasikan, diukur,
dicapai dan konsisten dengan tujuan
KONTROL PREVENTIF, DETEKTIF,
DAN KOREKTIF
Pengertian
Kontrol • Diterapkan untuk mencegah hasil-hasil

Preventif yang tidak diharapkan sebelum terjadi.

Kontrol • Dirancang untuk menemukan hasil-hasil


yang tidak diharapkan pada saat
Detektif terjadinya.

Kontrol • Dirancang untuk meperbaiki hal-hal yang


tidak diharapkan dan memastikan hal-hal
Korektif tersebut tidak terulang.
Ilustrasi
Analogi dari Ilustrasi Kapal
Semua operator Derek
kapal Petugas keamanan Jika terjadi kecelakaan,

Kontrol korektif
Kontrol preventif

Kontrol detektif
mendapat instruksi dan ditugaskan berkeliling tim khusus ditunjuk
pelatihan keamanan; pabrik untuk mencari untuk menyelidikinya,
jenjang pendidikan pelanggaran keamanan menentukan penyebab,
mereka harus dibuktikan yang terjadi dan merekomendasikan
dengan sertifikat dalam memastikan hanya tindakan korektif untuk
bentuk kartu identifikasi pegawai yang memiliki manajemen operasional,
pabrik. kartu sertifikat dan melaporkan hasilnya
mengoperasikan kapal. ke manajemen eksekutif.
“Auditor Internal harus paham bahwa tidak ada system control
yang akan menghilangkan kemungkinan terjadinya kesalahan.
Kontrol internal dipengaruhi oleh manusia. System Kontrol
Internal terdiri atas manusia dan prosedur.“.

Pahamilah!
Manfaat Kontrol?

Kontrol dipandang Kontrol yang baik


sebagai alat ukur tidak hanya
seseorang dalam melindungi
menentukan apakah organisasi, tetapi
standar telah dicapai juga melindungi
dan apakah karyawannya.
pekerjaan telah
diselesaikan.
Sistem Kontrol
■ System tertutup (closed system) ■ System terbuka (open system)

Tidak Berinteraksi
berinteraksi dengan
dengan lingkungan
lingkungan
Elemen Dasar Sistem

Input Process Output

Input terdiri atas karyawan, mesin, dan bahan mentah. Kemudian


Process mengubah bahan mentah menjadi produk. Output adalah
produk jadi.

“System control meliputi kontrol produksi, yang mengatur arus bahan


baku dan jasa, serta inspeksi keluaran.”
Dua Elemen Tambahan
Kontrol

Masukan Memrosesan Keluaran

Umpan Balik

Control membandingkan keluaran dengan standard, melalui inspeksi atau pengamatan terkomputerisasi. Umpan
balik mengomunikasikan varians (penyimpangan) ke elemen pemrosesan. Tindakan korektif membuat
pemrosesan menjadi lebih baik untuk mencapai standard yang diinginkan.
Standard Operasi

Standard produksi

Standard akuntansi biaya

Standard tugas

Standard industry

Standard historis

Standard “estimasi terbaik”


Standard Kontrol Internal

Standard Umum Standard Rinci

• Keyakinan yang Wajar • Dokumentasi


• Perilaku yang Mendukung • Pencatatan Transaksi dan Kejadian
• dengan Layak dan Tepat Waktu
Integritas dan Kompetensi • Otorisasi dan Pelaksanaan Transaksi
• Tujuan Kontrol dan Kejadian
• Pengawasan Kontrol • Pembagian Tugas
• Pengawasan
• Akses dan Akuntabilitas ke Sumber
Daya/dan Catatan
Karakteristik Kontrol
Auditor internal dapat mengevaluasi system control dengan menentukan kesesuaiannya dengan
kriteria yang ditetapkan. Ciri-ciri system yang dapat diterima pada umumnya adalah:

Tepat waktu

Ekonomis

Akuntabilitas
Ciri Sistim
yang Penerapan
diterima Fleksibilitas

Kelayakan
Sarana Untuk Mencapai
Kontrol
Sarana Pencapaian
Kontrol :
• Organisasi
• Kebijakan
• Prosedur
• Personalia
• Akuntansi
• Penganggaran
• Pelaporan
PELAPORAN
Beberapa prinsip untuk menetapkan sistem pelaporan (reporting) internal yang
memuaskan yaitu:
1. Laporan harus dibuat sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan
2. individu atau unit diminta melaporkan hal-hal yang menjadi tanggungjawabnya
3. Biaya mengakumulasikan data dan menyiapkan laporan harus sesuai dengan
manfaat yang didapat
4. Laporan harus sesederhana mungkin dan konsisten
5. laporan kinerja memeperlihatkan perbandingan dengan standar biaya, kualitas,
dan kuantitas yang ditetapkan
6. Jika kinerja tidak bisa dilaporkan secara kuantitatif, laporan harus dirancang
untuk menekankan pengecualian
7. Laporan harus tepat waktu
8. Penerima laporan harus ditanyakan secara periodic
PERAN AUDITOR
INTERNAL
Auditor internal bisa membantu menejemen dengan mengevaluasi system
control dan menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam control internal, Yang
harus diingat bahwa auditor internal membantu manjemen bukan berperan
sebagai manajer itu sendiri. Auditor internal dapat mengevaluasi system control
dan dokumentasi pendukung seperti halnya mengevaluasi aktivitas lainnya di
organisasi tetapi mereka tidak bertanggungjawab untuk memberikan pendapat
tentang ketaatan terhadap hukum.
LAPORAN AUDITOR INTERNAL
TENTANG KONTROL INTERNAL
Laporan audit harus merinci tujuan dan lingkup pemeriksaan dan harus
akurat, objektif, jelas, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu. Laporan juga
harus merinci:
 Kekuatan dan kelemahan filosofi dan fungsi control internal
 Mengungkapkan ketidaktaatan kepada standar
 Berisi saran tindakan perbaikan untuk menyelesaikan kelemahan
fungsional
 Menyebutkan tindakan korektif
 Risiko dan kerawanan yang mungkin timbul bila tindakan korektif
tidak dilakukan
PENDEKATAN SIKLUS UNTUK
KONTROL AKUNTANSI INTERNAL
Siklus Contoh Transaksi

Pendapatan Penerimaan pelanggan, kredit, pengiriman barang, penjualan,


penerimaan kas, piutang, dll
Pengeluaran Pembelian, gaji, pengeluaran kas, utang usaha

Produksi atau konversi Produksi, perencanaan persediaan, akuntansi peralatan dan biaya
tangguhan, serta akuntansi biaya
Pendanaan Saham dan utang, investasi, saham yang diperoleh kembali, opsi
saham, deviden
Pelaporan keuangan Penyusunan laporan keuangan dan pengungkapan-pengungkapan
eksternal terkait atas informasi keuangan lainnya seperti control atas valuasi
laporan keuangan dan kebijakan estimasi dll
PENGURANGAN KONTROL-
ORGANISASI VIRTUAL
Konsep organisasi virtual didasarkan pada asas saling percaya dan
memberikan tanggungjawab dan akuntabilitas ke organisasi yang paling baik
menjalankan fungsinya. Gibbs dan Keating telah menentukan empat hal
yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1.Integritas
2.Pengamanan
3.Ketersediaan
4.Pemulihan
AUDIT KONTROL
Tujuan audit control adalah untuk menentukan bahwa:
 Kontrol memang diterapkan
 Kontrol secara structural memang wajar
 Kontrol dirancang untuk mencapai tujuan manajemen khusus atau
untuk mencapai ketaatan dengan persyaratan ditentukan, atau untuk
memastikan akurasi dan kelayakan transaksi
 Kontrol memang digunakan
 Kontrol secara efisien melayani tujuan tersebut
 Kontrol bersifat efektif
 Manjemen menggunakan keluaran yang dihasilkan system control
ASPEK AUDIT RISIKO KONTROL
Risiko control adalah kemungkinan bahwa control
yang telah ditetapkan tidak bisa mendeteksi adanya
penyimpangan. Auditor internal dalam menelaah
control harus mempertimbangkan aspek risiko
control. Elemen risiko ini akan mempengaruhi
rancangan proses audit karena risiko yang tinggi akan
membutuhkan audit operasi control yang lebih ketat.
Jadi, penelaah atas risiko control menjadi salah satu
dari elemen pertama dalam program audit.
MENGAPA KONTROL TIDAK BERJALAN
Dianggap sebagai permainan

• Kontrol dilihat sebagai sebuah tantangan, sesuatu yang harus dikalahkan, bukan sebagai alat yang
berguna bagi manajemen

Dianggap objek sabotase

• Pegawai berusaha untuk merusak sistem control. Menciptakan kebingungan, dan metancang proyek
dengan karakteristik yang kompleks. Tujuannya adalah untuk membuat sistem tidak beroperasi,
tidak dapat diandalkan, dan terlalu rumit. Atau, seseorang bahkan dapat mengabaikan keseluruhan
sistem
Informasi yang tidak
akurat

• Manajer memanipulasi informasi untuk membuat dirinya dan unitnya kelihatan lebih baik atau
menciptakan data yang salah sehingga control tidak beroperasi

Ilusi Kontrol

• Manajer memberikan kesan bahwa sistim control tidak berfungsi. Padahal sistimnya diabaikan atau
disalahartikan.
Sedangkan menurut para ahli operasi control, penyebab system
control mengalami kegagalan yaitu:

1 Apati 4 Kompleksitas

2 Keletihan 5 Komunikasi

Penolakan dari 6
3 eksekutif
Aspek Efisiensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai