Anda di halaman 1dari 22

KONTROL

Pentingnya
Kontrol
Definisi Kontrol menurut KBBI:
pengawasan; pemeriksaan; pengendalian

Sebagai Kata Kerja


• Berarti “Memaksakan”
• Kontrol memastikan bahwa ada hal-hal yang
dikerjakan atau tidak dikerjakan

Sebagai Kata Benda


• Berarti sarana fisik untuk mewujudkan
‘pemaksaan’ tersebut
TINGKATAN
Kegiatan
Digunakan oleh manajemen untuk memastikan
tujuan operasional mereka tercapai. Sistem Operasi Sistem Kontrol
- Dirancang untuk memenuhi tujuan yang telah Terdiri atas prosedur, aturan dan intruksi
ditetapkan yang dirancang untuk memastikan bahwa
- Terkait target, standar biaya, kualitas, skedul, tujuan sistem operasi akan tercapai.
dsb
PENDEFINISIAN
KONTROL Kontrol internal berisi rencana organisasi dan
semua metode yang terkoordinasi dan
pengukuran-pengukuran yang diterapkan di
perusahaan untuk mengamankan aktiva,
memeriksa keadaan akurasi dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional dan
mendorong ketaatan terhadap kebijakan
manajerial yang telah ditetapkan.
DEFINISI UNTUK
AKUNTAN PUBLIK
Kontrol Internal dipecah menjadi :
KONTROL ADMIN- KONTROL
ISTRASI AKUNTANSI
Terdiri atas rencana organisasi,
Mencakup rencana organisasi, prosedur dan prosedur dan catatan yang
catatan yang berkaitan dengan proses berkaitan dengan pengamanan
pengambilan keputusan yang tercermin dalam aktiva dan keandalan pencatatan
otorisasi manajemen atas transaksi. keuangan.

DEFINISI UNTUK
AUDITOR
Kontrol adalah penggunaan semua Kontrol didefinisikan oleh IIA, “setiap
sarana perusahaan untuk meningkatkan, Tindakan yang diambil manajemen untuk
mengarahkan, mengendalikan, dan meningkatkan kemungkinan tercapainya
mengawasi berbagai aktivitas dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan.
tujuan untuk memastikan bahwa tujuan Kontrol bisa bersifat preventif, detektif,
perusahaan tercapai. atau direktif.”
01 Harus mengevaluasi kecukupan dan
efektivitas kontrol (mencakup al:
keandalan dan integritas; efektif dan
efisien; pengamanan aktiva; kepatuhan
hukum, regulasi dan kontrak)

Standar 02
Memastikan lingkup penetapan tujuan dan
sasaran operasi & program sesuai
dengan tujuan organisasi
- Kontrol
Kegiatan audit internal harus
membantu organisasi
03 Harus menelaah operasi dan program

menerapkan kontrol yang efektif


dengan mengevaluasi efektifitas
Kriteria yang memadai untuk
dan efisiensi serta mendorong 04 mengevaluasi kontrol
perbaikan yang terus menerus.

05 Practice Advisory melengkapi standar


Pemeriksaan dan Pelaporan atas Kontrol
Memberikan lebih banyak rincian dalam hal kecukupan dan efektivitas
proses kontrol serta tanggung jawab untuk melaporkan informasi penilaian
auditor internal ke manajemen.

Rencana audit harus mencakup evaluasi efektivitas sistem kontrol. Pertimbangan


dalam membuat evaluasi ini adalah:
• Apakah ditemukan adanya kelemahan/ketidakkonsistenan?
• Jika ada, apakah telah dilakukan perbaikan?
• Apakah temuan dan konsekuensinya mengarah pada kesimpulan bahwa
tingkat resiko usaha cukup tinggi?

Laporan evaluasi harus menyatakan peran yang diemban proses kontrol


dalam mencapai tujuan organisasi dan harus menyatakan bahwa:
• Tidak ditemukan adanya kelemahan.
• Bila terdapat kelemahan harus disebutkan, termasuk dampaknya terhadap
resiko dan pencapaian tujuan organisasi.

Laporan harus jelas, ringkas, informatif, dan dapat dipahami. Juga harus
mencakup rekomendasi perbaikan dan informasi lainnya agar laporan
menjadi lebih berguna.
Model-Model Kontrol Internal
Model COSO
(Committee of Sponsoring Organizations of
the Treadway Commission)

2. 4. Informasi
Terdiri atas 5 Penentuan dan
komponen Resiko Komunikasi

1. 3.
5.
Lingkungan Aktivitas
Pengawasan
Kontrol Kontrol
Model
CoCo
4.
2. PENGAWASAN
Mencakup 4 KOMITMEN DAN
Komponen PEMBELAJARAN
untuk
menghasilkan
20 Kriteria

1. TUJUAN 3.
5.
KEMAMPUAN
Pengawasan
• Infographic Style Auditabilitas Sistem &
Studi Kontrol
Audit Lingkungan Kontrol
ditujukan untuk memberikan Studi IIA memaparkan tiga konsep
kerangka kerja untuk dasar:
pembahasan risiko, kontrol,
dan pertimbangan audit yang
terkait dengan teknologi dan Keyakinan yang wajar diperoleh jika
sistem informasi. terdapat kontrol yang efektif dari segi
biaya untuk mengurangi risiko bahwa
Studi tersebut mendefinisikan keseluruhan tujuan dan sasaran tidak
sistem kontrol internal tercapai sampai pada tingkat tertentu.
organisasi yang mencakup:
Sarana yang diciptakan untuk
Tujuan didefinisikan sebagai sebuah
memberikan keyakinan yang
pernyataan pencapaian yang diinginkan
wajar bahwa semua sasaran
organisasi
dan tujuan organisasi dicapai
secara efisien, efektif dan
ekonomis. Sasaran merupakan target target
khusus yang harus bisa
diidentifikasikan, diukur, dicapai, dan
konsisten dengan tujuan.
Komponen Sistem Kontrol Internal
1. Struktur organisasi
2. Elemen kerangka kontrol mencakup
pemisahan tugas – tugas yang
bersesuaian
3. Kebijakan kebijakan dan prosedur Merupakan pemrosesan, pelaporan,
prosedur yang didokumentasikan penyimpanan, dan pemindahan informasi.
Lingkungan
dengan baik dan menjelaskan lingkup Mencakup:
kontrol
fungsi, aktivitasnya, dan keterkaitan 1. Perangkat lunak sistem
dengan departemen lainnya. 2. Sistem aplikasi (sistem utama dan
sistem operasional)
3. Pengguna akhir dan sistem
departemen.

Sistem manual
Prosedur – dan
prosedur terotomatisasi
kontrol
1. Kontrol sistem informasi umum ( meliputi:
operasi komputer; pengamanan fisik;
perubahan program; pengembangan
sistem; dan telekomunikasi)
2. Kontrol aplikasi; untuk memastikan
akurasi dan otorisasi input sampai output
3. Kontrol pengganti; untuk mengatasi dan
mengurangi kelemahan yang ada
Kontrol Preventif, Detektif dan Korektif
KONTROL PREVENTIF
Kontrol diterapkan untuk mencegah hasil hasil yang tidak
diharapkan sebelum terjadi

KONTROL DETEKTIF
Kontrol lain dirancang untuk menemukan hasil hasil yang
tidak diharapkan pada saat terjadinya

KONTROL KOREKTIF
Adapun kontrol lain yang dirancang untuk memastikan bahwa tindakan korektif
diambil untuk memperbaiki hal hal yang tidak diharapkan atau untuk memastikan
bahwa hal hal tersebut tidak berulang

Kontrol menjadi sarana mengendalikan diri sendiri

Kontrol sebagai sarana mengintegrasikan pribadi –


pribadi dan tujuan organisasi untuk membantu mencapai
sasarannya.
Sistem Kontrol

Elemen – elemen Sistem Kontrol


1. Sarana kontrol meliputi orang,
peraturan, anggaran, jadwal dan
analisis komponen komponen
lainnya. Standar-Standar Operasi
2. Sistem kontrol terdiri dari sistem 1. Standar berperan dalam dua hal:
tertutup dan terbuka. Sistem tertutup menentukan tujuan yang akan
tidak berinteraksi dengan dicapai dan menjadi dasar
lingkungan, sedangkan sistem pengukuran. Untuk memfasilitasi
terbuka memiliki interaksi. pengukuran, standar harus bersifat
kuantitatif.
2. Kontrol umumnya membutuhkan
Pentingnya Kontrol standar standar operasi meliputi:
1. Seiring dengan pemberian Standar produksi, standar akuntansi
tanggung jawab muncul pula biaya, standar tugas, standar industri,
akuntabilitas, yang membutuhkan standar historis dan standar estimasi
bahan bukti bahwa tugas yang terbaik.
dibebankan telah diselesaikan.
2. Merancang sistem kontrol untuk
memastikan bahwa tugas telah
diselesaikan dan tujuan dicapai
merupakan tanggungjawab dari
manajemen.
Standar - Standar Umum
1. Keyakinan yang Wajar—Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar
bahwa tujuan kontrol internal akan dicapai.
. 2. Perilaku yang Mendukung—Manajer dan karyawan harus memiliki perilaku
yang mendukung kontrol internal.
3. Integritas dan Kompetensi—Orang-orang yang terlibat dalam pengoperasian
kontrol internal harus memiliki tingkat profesionalitas, integritas pribadi dan
kompetensi yang memadai untuk melaksanakan kontrol guna mencapai
tujuan kontrol internal.

STANDAR 4. Tujuan Kontrol—Tujuan kontrol yang spesifik, komprehensif, dan wajar harus
ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.
5. Pengawasan Kontrol—Manajer harus terus-menerus mengawasi keluaran

– yang dihasilkan oleh sistem kontrol dan mengambil langkah-langkah tepat


terhadap penyimpangan yang memerlukan tindakan tersebut

STANDAR Standar - Standar Rinci


KONTROL 1.

2.
Dokumentasi—Struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus
didokumentasikan dengan baik.
Pencatatan Transaksi dan Kejadian dengan Layak dan Tepat Waktu

INTERNAL 3.

4.
Otorisasi dan Pelaksanaan Transaksi dan Kejadian—Transaksi dan kejadian
harus diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yag bertugas untuk itu.
Pembagian Tugas—Otorisasi, pemrosesan, pencatatan, dan pemeriksaan
transaksi harus dipisahkan ke masing-masing individu (dan unit).
5. Pengawasan—Pengawasan harus dilakukan dengan baik dan berkelanjutan
untuk memastikan pencapaian tujuan kontrol internal.
6. Akses dan Akuntabilitas ke Sumber Daya/dan Catatan—Akses harus dibatasi
ke individu yang memang berwenang, seseorang yang bertanggung jawab
untuk pengamanan dan penggunaan sumber daya dan orang lain yang
mencatat. Aspek ini harus diperiksa secara periodik dengan membandingkan
antara yang tercatat dengan fisiknya.
KARAKTERISTIK
KONTROL
1. Tepat Waktu
Sarana Untuk
2. Ekonomis
Mencapai Kontrol
3. Akuntabilitas
4. Penerapan 1. Organisasi

5. Fleksibilitas 2. Kebijakan
3. Prosedur
6. Menentukan Penyebab
4. Personalia
7. Kelayakan
5. Akuntansi
8. Masalah-masalah Dengan
6. Penganggaran
kontrol
7. Pelaporan
LAPORAN AUDIT
INTERNAL TENTANG
KONTROL INTERNAL
Aspek kontrol internal dari
operasi merupakan subjek
yang dilaporkan auditor
Laporan Audit harus:
dalam kebanyakan laporan 1. merinci tujuan dan lingkup pemeriksaan;
audit. Oleh karena itu, 2. harus akurat, objektif, jelas, singkat, konstruktif, lengkap, dan
auditor secara periodik akan tepat waktu,
mengumpulkan evaluasi 3. merinci kekuatan & kelemahan filosofi dan fungsi kontrol
kontrol dari laporan audit internal;
internal dan mengambil 4. mengungkapkan ketidaktaatan dengan standar;
kesimpulan tentang 5. berisi saran tindakan perbaikan yang dapat diambil untuk
lingkungan kontrol internal, menyelesaikan kelemahan fungsional;
struktur, dan filosofi 6. menyebutkan tindakan korektif yang telah dan/atau belum
organisasi secara diambil, rekomendasi audit dalam audit sebelumnya, dan
keseluruhan. pernyataan tentang risiko dan kerawanan yang mungkin timbul
bila tindakan korektif tidak dilakukan.

Pihak yang menerima laporan ringkas adalah komite audit organisasi dan
pihak-pihak yang berkepentingan lainnya
PENDEKATAN SIKLUS
UNTUK KONTROL
AKUNTANSI INTERNAL
Pendekatan siklus disarankan untuk mengevaluasi prosedur dan teknik
kontrol, karena mempertimbangkan tujuan dan memanfaatkan kriteria
(standar).

PENDEKATAN SIKLUS
MENYARANKAN TIGA LANGKAH:
- Kriteria kontrol internal yang dapat
klasifikasikan transaksi-
1 transaksi sesuai siklusnya diterima untuk setiap jenis
transaksi dituangkan dalam
laporan dan dikelompokkan sesuai
tentukan kriteria (standar)
2 kontrol internal yang cocok
untuk transaksi sesuai tujuan
tujuan-tujuan kontrol – otorisasi,
akuntansi, dan pengamanan
yang akan dicapai aktiva.
- Setiap kriteria memiliki prosedur
bandingkan prosedur dan teknik
3 kontrol yang ada serta hasil dan teknik kontrol yang dirancang
dengan kriterianya. untuk memastikan tercapainya
tujuan kontrol
Dampak Pengaturan Organisasi
Terhadap Kontrol Internal
Perampingan operasi yang dilakukan manajemen agar lebih ekonomis dan efisien dapat
berdampak besar terhadap fungsi kontrol internal tradisional (seperti pemisahan tugas, akurasi
pemeriksaan silang, otorisasi dan verifikasi).

Terdapat kemungkinan bahwa menurunnya kontrol yang terjadi akan diatasi melalui konsep
organisasi virtual yang mana konsep ini didasarkan pada asas saling percaya dan memberikan
tanggung jawab dan akuntabilitas ke organisasi yang paling baik menjalankan fungsinya. Juga
terdapat kemungkinan bahwa pembuatan kontrol yang terkomputerisasi yang menggantikan
kontrol manual dapat mengefisienkan fungsi sebagai elemen kontrol pengganti.

Oleh karena itu, auditor akan memerhatikan kejadian-kejadian yang menyebabkan kontrol
dikurangi atau diubah demi mencapai efisiensi yang lebih tinggi serta harus mempertimbangkan
perubahan ini dan mengevaluasi meningkatnya kerawanan dalam proporsi yang besar.
AUDIT KONTROL
Tujuan audit kontrol Langkah-langkah Dalam
adalah untuk Merancang Program Audit
menentukan bahwa Internal
1. Menelaah elemen risiko kontrol;
1) Kontrol memang diterapkan; 2. Menentukan tujuan sistem kontrol;
2) Kontrol secara struktural 3. Menelaah tujuan untuk menentukan
memang wajar; kesesuaiannya dengan kebijakan
3) Kontrol dirancang untuk organisasi atau dirancang untuk
mencapai tujuan manajemen memastikan ketaatan dengan persyaratan
khusus atau mencapai internal atau eksternal;
ketaatan dengan persyaratan 4. Memeriksa dan menganalisa sistem kontrol
yang ditentukan, atau untuk untuk menentukan kewajaran susunannya;
memastikan akurasi dan 5. Menentukan apakah hasil dari kontrol
kelayakan transaksi; dirancang untuk mencapai tujuan yang
4) Kontrol memang digunakan; diinginkan;
5) Kontrol secara efisien 6. Menelaah operasi sistem kontrol;
melayani tujuan tersebut; 7. Menentukan apakah hasil kontrol mencapai
6) Kontrol bersifat efektif; dan tujuan manajemen ketika membuat kontrol
7) manajemen menggunakan tersebut;
output yang dihasilkan sistem 8. Menentukan apakah sistem kontrol memiliki
kontrol. karakteristik seperti fleksibilitas,
akuntabilitas, pengidentifikasian penyebab;
serta
9. Menentukan apakah sistem kontrol
beroperasi seperti yang diinginkan.
Kontrol yang Berlebihan

Terlalu Klise
Terlalu Rumit
seharusnya lebih
Instruksi seharusnya mudah elastis
dibaca, aktivitas seharusnya
mudah dilakukan, laporan
seharusnya mudah
diinprentasikan dan dipahami
Laporan kontrol, yang
Menyesatkan
Laporan harus
seharusnya membantu mencapai kesimpulan
manajemen mengendalikan yang jelas
Terlalu Tebal
aktivitas mereka sendiri,
Seharusnya dibuat
seringkali dipersalahkan ringkas dengan Terlalu Umum
menekankan hal-hal
karena :
penting saja Seharusnya fokus pada
satu arah
MENGAPA KONTROL TIDAK BERJALAN?

Kontrol Dianggap
sebagai
Meskipun dibuat dengan cermat tidak selalu 01 Permainan
mencapai tujuan yang diinginkan. Aldag dan
Stears mengidentifikasi empat reaksi Kontrol dilihat sebagai sebuah
terhadap sistem kotrol sbb; tantangan, sesuatu yang harus
Dianggap
02 Sebagai Objek
dikalahkan, bukan sebagai alat yang
berguna bagi manajemen
Sabotase
Pegawai berusaha untuk merusak
sistem kontrol agar tidak beroperasi
Informasi yang dan berfungsi baik
03 tidak Akurat
Manajer memanipulasi informasi
untuk membuat kelihatan lebih baik
atau menciptakan data salah
04 Ilusi Kontrol
sehingga kontrol tidak beroperasi
Manajer memberikan kesan
bahwa sistem kontrol memang
berfungsi, padahal
kenmyataannya tidak demikian
Rangkaian Penyebab Kegagalan Sistem Kontrol

Apati Kompleksitas
Pegawai yang mengoperasikan sistem Sistem kontrol terlalu rumit sehingga
tidak berminat dan cenderung tidak karyawan tidak bisa menguasainya.
berhati-hati untuk memastikan bahwa
sistem berfungsi sesuai yang
diinginkan.

Keletihan Komunikasi
Pengoperasian sistem menyebabkan Operasi kontrol tidak dikomunikasikan
keletihan, dan tidak tersedia waktu dengan baik ke orang-orang yang
istirahat atau menyederhanakan ditugaskan sebagai operasi kontrol
sistem

Penolakan dari Eksekutif Aspek Efisiensi


Manajemen eksekutif memperbolehkan Karyawan memandang kontrol sebagai hambatan
pengabaian sistem untuk kepentingan terhadap operasi yang efisien dan karena tidak
organisasi atau pribadi. Penolakan seperti ini ada informasi mengenai nilai penting kontrol
merusak kredibilitas bukan hanya pada terhadap kebaikan organisasi maka kontrol
sistem, tetapi pada semua sistem kontrol tersebut diubah atau dihilangkan.
yang ditetapkan.
Auditor Internal harus ingat bahwa ;

Audit yang baik tidak bisa dihafal dan dilakukan diluar kepala

Tidak ada organisasi yang benar-benar sama

Kontrol yang baik bergantung pada orang-orang baik, yang memiliki


motivasi dan menjalani pelatihan yang memadai, tetapi motivasi dan
pelatihan mereka bisa berubah

Bahwa kontrol yang baik dapat rusak, baik karena kolusi


pegawai atau penolakan manajemen. Disisi lain, kontrol yang
bagus bisa jadi terlalu bagus
Auditor internal harus menelaah kontrol internal menggunakan
cara pandang manajemen serta tetap mempertimbangkan
orang, waktu, lingkungan, risiko, dan kondisi

HAL-HAL
YANG PERLU DIINGAT
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai