Anda di halaman 1dari 31

Audit Internal

Modul ke:

02 Fakultas Standar Profesional Audit Internal


Fakultas
Ekonomi dan
Program Studi
Sarjana
Akuntansi
Febrian Kwarto, SE.,. M.Ak., Ak., CA., ACPA
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Pentingnya Kontrol Bagi Auditor Internal
• Auditor akan berhadapan dengan disiplin ilmu
dan teknik diluar keahlian teknis mereka.
• Standar 2120 (Control)
• Kegiatan audit internal haruslah membantu
organisasi menerapkan control yang efektif
dengan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi
serta mendorong perbaikan yang terus-
menerus.

<
← MENU AKHIRI >

Pentingnya Kontrol Bagi Auditor Internal
• Kontrol adalah Mengendalikan sebagai kata
kerja, berarti “memaksakan”, kontrol
memastikan bahwa ada hal-hal yang
dikerjakan atau tidak dikerjakan. Sehingga
kontrol ini dapat digunakan sebagai sarana
oleh manajer untuk memastikan bahwa tujuan
operasional mereka tercapai.

<
← MENU AKHIRI >

Pentingnya Kontrol Bagi Auditor Internal
• Auditor Internal mungkin tidak dapat
sepenuhnya memahami sistem operasi, dan
kalaupun mereka memahami, mereka mungkin
tidak bisa menilainya secara objektif. Tetapi
auditor internal dididik untuk dapat
mengevaluasi sistem kontrol secara objektif.

<
← MENU AKHIRI >

Definisi Kontrol
• Istilah kontrol pertama kali muncul dalam
kamus bahasa inggris sekitar tahun 1600 dan
didefinisikan sebagai “salinan” dari sebuah
putaran (untuk akun), yang kualitas dan isinya
sama dengan aslinya”. Sehingga dapat
disimpulkan sebagai daftar atau akun yang
dipegang oleh seorang pegawai, yang masing-
masing dapat diperiksa oleh pegawai lain”.

<
← MENU AKHIRI >

Model-model Kontrol Internal
• Kontrol Internal berisi rencana organisasi dan
semua metode yang terkoordinasi dan
pengukuran-pengukuran yang ditetapkan di
perusahaan untuk mengamankan aktiva,
memeriksa akurasi dan keandalan data
akuntansi, meningkatkan efisiensi operasional
dan mendorong ketaatan terhadap kebijakan
manajerial yang telah ditetapkan.

<
← MENU AKHIRI >

Model-model Kontrol Internal
• Kelompok di Amerikas serikat, Kanada, dan
Inggris dikembangkan model kontrol
terintegrasi – COSO (Committee of Supporting
Organization of the Treadway Commision)

<
← MENU AKHIRI >

Tujuan Audit Control, untuk
menentukan bahwa
1.Pengendalian memang sudah diterapkan.
2.Pengendalian secara struktural memang wajar.
3.Pengendalian dirancang untuk mencapai
tujuan manajemen khusus atau untuk
mencapai ketaatan dengan persyaratan yang
ditentukan atau untuk memastikan akurasi dan
kelayakan transaksi.
4.Pengendalian memang digunakan.
5.Pengendalian secara efisien untuk mencapai
tujuan tersebut.
6.Pengendalian bersifat efektif.
7.Manajemen menggunakan keluaran (output)
yang dihasilkan sitem pengendalian.
<
← MENU AKHIRI >

Metode COSO

• Metode ini terdiri atas lima komponen kontrol


internal:
1)Lingkungan Kontrol
2)Penentuan Resiko
3)Aktivitas Kontrol
4)Informasi dan Komunikasi
5)Pengawasan

<
← MENU AKHIRI >

Metode COSO
• Model ini mencakup empat komponen, yang
digunakan untuk mengklasifikasikan 20 Kriteria
yang dapat menjadi bagian dari program audit,
sebagai berikut:

<
← MENU AKHIRI >

Tujuan Komitmen Kemampuan Pengawasan &
Pembelajaran
Tujuan untuk ditetapkan dan Nilai etis bersamaan, Karyawan harus memiliki Lingkungan eksternal dan
dikomunikasikan termasuk integritas harus pengetahuan, keahlian dan internal harus dimonitor
disesuaikan sarana yang diperlukan untuk untuk memperoleh informasi
mendukung pencapaian yang bisa menandakan
tujuan organisasi. perlunya evaluasi ulang.

Resiko eksternal dan internal Kebijakan dan praktek SDM Proses komunikasi harus Kinerja harus dimonitor untuk
signifikan yang dihadapi harus konsisten dengan nilai mendukung nilai-nilai menentukan kesesuaian
organisasi dalam pencapaian etika organisasi dan dengan organisasi dan pencapaian dengan target dan indikator
tujuannya harus ditentukan pencapaian tujuan tujuan rencana organisasi
dan dinilai

Kebijakan yang dirancang Informasi yang memadai dan Asumsi-asumsi kuat yang
mendukung pencapaian relevan harus diidentifikasi mendasari tujuan
tujuan organisasi, dan dan dikomunikasikan secara
pengelolaan resiko yang telah tepat waktu.
ditetapkan.

Rencana yang menjadi Suasana saling percaya harus Keputusan dan tindakan Kebutuhan informasi dan
pedoman upaya pencapaian. ditingkatkan untuk pihak-pihak yang berbeda sistem informasi terkait harus
mendukung aliran informasi dalam organisasi harus dinilai ulang seiring
untuk karyawan dikoordinasikan. perubahan tujuan.

Tujuan dan rencana terkait Aktivitas kontrol harus manajemen harus menilai
harus mencakup target kinerja dirancang sebagai bagian yang secara periodik efektivitas
dan indikator yang bisa diukur intergral dalam suatu kontrol didalam organisasi.
organisasi
<
← MENU AKHIRI >

Komponen-komponen Internal
Kontrol mencakup
 Lingkungan Kontrol mencakup; struktur organisasi-
tanggungjawab masing-masing manajer untuk
mengambil keputusan dan menetapkan kebijakan
organisasi , dimana elemennya mencakup
pembagian tugas yang bersesuaian, memisahkan
fungsi dan tanggungjawab.

<
← MENU AKHIRI >

Komponen-komponen Internal
Kontrol mencakup
 Sistem Manual dan Terotomatisasi mencakup
pemprosesan, pelaporan, penyimpanan dan
pemindahan informasi, dimana elemen yang
tercakup antara lain perangkat lunak sistem,
sistem aplikasi yang digunakan perusahaan,
serta pengguna akhir dan sistem departemen.

<
← MENU AKHIRI >

Komponen-komponen Internal
Kontrol mencakup
 Prosedur-prosedur Kontrol mencakup kontrol
sistem informasi umum yang memiliki dampak
yang luas terhadap keseluruhan efektivitas
fungsi sistem informasi diantaranya kontrol
operasi komputer, kontrol pengamanan secara
fisik, kontrol perubahan program, kontrol
perubahan sistem, dan kontrol telekomunikasi.

<
← MENU AKHIRI >

Standar-standar Kontrol Internal

Standa • Keyakinan yang Wajar



r •
Perilaku yang mendukung
Integritas dan kompetensi
Umum • Tujuan kontrol
: • Pengawasan kontrol

<
← MENU AKHIRI >

Standar-standar Kontrol Internal
• Standar-standar Rinci:
– Dokumentasi
– Pencatatan Transaksi dan kejadian dengan layak
dan tepat waktu.
– Otorisasi dan Pelaksanaan Transaksi dan kejadian
– Pembagian tugas
– Pengawasan
– Serta Akses dan akuntabilitas ke Sumber Daya
dan/atau catatan.

<
← MENU AKHIRI >

Karakteristik-karakteristik Kontrol:
Auditor internal dapat mengevaluasi sistem kontrol dengan
menentukan kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan.
Sebuah sistem yang dapat diterima memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:

Masalah-
Menentukan masalah
Tepat Waktu Ekonomis Akuntabilitas Penerapan Fleksibilitas Kelayakan
penyebab dengan
kontrol

<
← MENU AKHIRI >

Sarana Untuk Mencapai Kontrol
Beberapa Organisasi
sarana
Kebijakan
operasional
yang dapat Prosedur
digunakan
manajer untuk Personalia
mengendalikan Akuntansi
fungsi didepan
perusahaan Penganggaran
adalah: Pelaporan
<
← MENU AKHIRI >

Alasan Mengapa Kontrol Tidak
Berjalan dengan Baik
Dianggap
sebagai Ilusi
objek Kontrol
sabotase:

Dianggap
Informasi
sebagai
yang tidak
permaina
Akurasi
n

<
← MENU AKHIRI >

Organisasi
 Sebagai sarana kontrol merupakan struktur
peran yang disetujui untuk orang-orang
didalam perusahaan sehingga perusahaan
dapat mencapai tujuannya secara efisien dan
ekonomis.
 Tanggungjawab harus dipisahkan sehingga
tidak ada satu orang yang mengendalikan
semua tahapan transaksi.
 Manajer harus memiliki kewenangan untuk
mengambil tindakan yang diperlukan dalam
pelaksanaan tanggungjawabnya.
<
← MENU AKHIRI >

Organisasi
Tanggungjawab seseorang harus didefinisikan
dengan jelas sehingga tidak terdapat kekurangan
dan kelebihan.

Pegawai yang menyerahkan tanggungjawab dan


mendelegasikan wewenang ke bawahan harus
memiliki sistem tindak lanjut yang efektif

Karyawan harus mempertanggungjawabkan


tugasnya kepada atasannya

<
← MENU AKHIRI >

Organisasi

Organisasi harus cukup fleksibel untuk


memungkinkan terjadinya perubahan
dalam struktur jika rencana operasi
kebijakan dan tujuan berubah.

Struktur organisasi haruslah sesederhana


mungkin.

<
← MENU AKHIRI >

Kebijakan-kebijakan (Policy)
Suatu kebijakan adalah pernyataan
prinsip yang membutuhkan,
menjadi pedoman, dan membatasi
tindakan, kebijakan harus
mengikuti prinsip tertentu antara
lain;

Kebijakan harus dinyatakan dengan


jelas secara tertulis, disusun secara
sistematis dalam bentuk buku
pegangan manual, dan jenis
publikasi lainnya.

<
← MENU AKHIRI >

Kebijakan-kebijakan (Policy)
• Kebijakan haruslah dikomunikasikan secara
sistematis kesemua pegawai dan yang
berwenang di organisasi.
• Kebijakan haruslah sesuai dengan hukum dan
aturan yang belaku

<
← MENU AKHIRI >

Kebijakan-kebijakan (Policy)
 Kebijakan harus dirancang untuk
meningkatkan pelaksanaan aktivitas secara
efektif, efisien, dan ekonomis dan memebrikan
tingkat keyakinan yang memuaskan bahwa
sumber daya perusahaan telah dijaga dengan
semestinya.
 Kebijakan harus ditelaah secara periodik dan
harus direvisi jika kondisi berubah.

<
← MENU AKHIRI >

Prosedur-prosedur
 Sarana yang digunakan untuk melaksanakan
aktivitas sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan diantaranya;
 Untuk mengurangii nkemungkinan terjadinya
kecurangan/ kesalahan, prosedur harus
dikoordinasikan sesederhana mungkin
sehingga pekerjaan soerang karyawan secara
otomatis diperiksa oleh karyawan lain yang
melaksanakan tuga lain secara terpisah dan
independen.

<
← MENU AKHIRI >

Prosedur-prosedur
 Untuk operasi-operasi yang bersifat non mekanik,
prosedur yang ditetapkan jangan terlalu rinci
sehingga mengurangi pertimbangan yang
seharusnya digunakan.
 Untuk meningkatkan efisiensi dan keekonomisan
sampai pada tinngkat maksimum, prosedur yang
ditetapkan haruslah sesederhana dan semurag
mungkin.

<
← MENU AKHIRI >

Prosedur-prosedur
 Prosedur-prosedur yang ada tidak boleh saling
tumpang tindih, bertentangan satu sama lain
atau bersifat duplikatif.
 Prosedur harus ditelaah secara periodik dan
ditingkatkan bila diperlukan.

<
← MENU AKHIRI >

Personalia
 Orang-orang yang diperkerjakan atau
ditugaskan harus memiliki kualifikasi untuk
melaksanakan tugas yang diberikan. Bentuk
kontrol terbaik disamping kinerja masing-
masing individu adalah supervisi.
 Karyawan baru harus dilihat kejurujuran dan
keandalannya dalam melakukan pekerjaan.

<
← MENU AKHIRI >

Personalia
 Karyawan harus diberi pelatihan dan kursus-kursus
yang memberikan kesempatan meningkatkan
kemampuan diri dan membuat mereka tetap
mengetahui kebijakan dan prosedur yang baru.
 Karyawan harus diberi informasi tentang tugas dan
tanggungjawab mengenai segmen lain dari
organisasi sehingga mereka bisa lebih memahami
kesesuaian pekerjaan mereka dengan organisasi
secara keseluruhan.
 Kinerja semua karyawan harus ditelaah secara
periodik untuk melihat apakah hal-hal penting dan
tugas mereka telah ditunaikan dengn baik. <
← MENU AKHIRI >

Terima Kasih
Terima Kasih
Febrian Kwarto, SE., M.Ak., Ak.,CA., ACPA

Anda mungkin juga menyukai