Anda di halaman 1dari 29

INTERNAL AUDIT

Amrulloh, SE., M.Si


01 Tujuan dan Penetapan Kode Etik

02 Pentingnya Kode Etik Profesi


Standar
profesionalisme audit 03 Kode Etik : IIA
dan kode etik
04 Standar Profesi Audit Internal
Standar Profesionalisme Audit
dan Kode Etik
Kode Etik
“Kode etik berperan penting bagi auditor internal karena
merupakan pernyataan alasan utama adanya profesi audit
internal. Manajemen harus yakin bisa mempercayai
auditor internalnya secara implisit. Kepercayaan juga akan
meningkat jika manajemen yang membutuhkan jasa
professional auditor internal yakin bahwa auditor internal
yang melanggar kode etik, mereka akan dikenakan sanksi”
Tujuan dan Penetapan Kode Etik
Untuk mengatur tingkah laku individu agar sesuai
dengan kebutuhan masyarakat. Pelanggaran kode etik
yang dilakukan oleh seseorang dari anggota profesi
tertentu dapat menyebabkan berkurangnya rasa
kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi secara
keseluruhan.
Pentingnya Kode Etik Profesi

Setiap profesi yang memberikan


pelayanan jasa pada masyarakat
harus memiliki kode etik, yang
merupakan seperangkat prinsip-
prinsip moral yang mengatur tentang
perilaku professional.
Kode Etik : IIA
 Tujuan dibuatnya kode etik oleh IIA yaitu
untuk memajukan budaya etis dalam profesi
audit internal
 Kode etik ini berlaku baik untuk individu
maupun entitas yang menyediakan jasa
audit internal
Kode etik IIA audit internal dengan
menyertakan dua komponen penting :

Prinsip-prinsip yang relevan dengan


1 profesi dan praktik audit internal.

Aturan perilaku (Rules of Conduct),


2 yang menggambarkan norma perilaku
yang diharapkan dari auditor internal.
Beberapa alasan mengapa kode etik profesi
perlu dibuat :
• Kode etik merupakan suatu cara untuk memperbaiki iklim organisasional
sehingga individu-individu dapat berperilaku secara etis.
• Kontrol etis diperlukan karena sistem legal dan pasar tidak cukup mampu
mengarahkan perilaku organisasi untuk mempertimbangkan dampak moral
dalam setiap keputusan bisnisnya.
• Perusahaan memerlukan kode etik untuk menentukan status bisnis sebagai
sebuah profesi, dimana kode etik merupakan salah satu penandanya.
• Kode etik dapat juga dipandang sebagai upaya menginstitusionalisasikan
moral dan nilai-nilai pendiri perusahaan, sehingga kode etik tersebut menjadi
bagian dari budaya perusahaan dan membantu sosialisasi individu baru dalam
memasuki budaya tersebut.
Auditor internal yang profesional dalam menjalankan tugasnya selalu
memperhatikan dan memegang teguh hal-hal sebagai berikut :

Kompetensi

Integritas

Obyektivitas

Kerahasiaan
Auditor internal menggunakan
pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang dibutuhkan
Kompetensi dalam kinerja audit internal.
Auditor internal harus secara
terus menerus meningkatkan
keahlian dan efetivitas serta
kualitas jasa mereka.

Audit Internal :
 Hanya boleh terlibat dalam pemberian jasa yang sesuai dengan pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman mereka
 Harus melakukan jasa audit internal sesuai dengan Standar Praktik Profesional Internal Audit.
 Harus terus meningkatkan kemampuan mereka dan efektivitas dan kualitas jasa mereka
Integritas auditor internal membentuk
Integritas kepercayaan sehingga memberi dasar
untuk mengandalkan penilaian
mereka.

Audit Internal harus:


 Harus melakukan pekerjaan mereka dengan kejujuran, ketekunan, dan tanggung jawab.
 Harus memperhatikan hukum dan membuat pengungkapan yang diharapkan oleh hukum
dan profesi.
 Secara sadar tidak boleh menjadi pihak kegiatan ilegal, atau melakukan tindakan yang
menodai profesi audit internal atau organisasi.
 Harus menghormati dan berkontribusi pada tujuan yang sah dan etis dari organisasi
Auditor internal menunjukan objektivitas
profesional tertinggi dalam
mengumpulkan, mengevaluasi, dan
mengkomunikasikan informasi tentang
aktivitas atau proses yang sedang diuji.
Obyektivitas Auditor internal membuat penilaian yang
seimbang atas semua kondisi yang
relevan dan tidak dipengaruhi oleh
kepentingan mereka atau pihak lain dalam
membuat penilaian

Audit Internal :
 Tidak boleh berpartisipasi dalam kegiatan atau hubungan yang dapat mengganggu atau dianggap
dapat merusak penilaian mereka.
 Tidak boleh menerima apa pun yang dapat mengganggu atau dianggap merusak penilaian profesional
mereka.
 Harus mengungkapkan semua fakta material mereka ketahui dan, jika tidak diungkapkan, mungkin
mendistorsi pelaporan kegiatan yang diperiksa.
Auditor internal menghargai nilai dan
kepemilikan informasi yang mereka
terima dan tidak mengungkapkan
informasi tanpa wewenang yang tepat Kerahasiaan
kecuali ada kewajiban hukum atau
profesional untuk melakukannya

Audit Internal:
 Harus lebih bijaksana dalam penggunaan dan perlindungan informasi yang diperoleh dalam
tugasnya.
 Tidak boleh menggunakan informasi untuk keuntungan pribadi atau dengan cara apapun yang
bertentangan dengan hukum atau merugikan tujuan yang sah dan etis dari organisasi
Prinsip-prinsip dan Aturan Kode Etik
Auditor Internal
Profesi audit internal memiliki kode etik profesi yang
harus ditaati dan dijalankan oleh segenap auditor
internal. Kode etik tersebut memuat standar perilaku
sebagai pedoman bagi seluruh auditor internal.
kode etik bagi para auditor internal yang terdiri dari 10 hal
sebagai berikut :
1. Auditor internal harus menunjukkan kejujuran, obyektivitas,dan
kesanggupan dalam melaksanakan tugas dan memenuhi
tanggungjawab profesinya.
2. Auditor internal harus menunjukkan loyalitas terhadap
organisasinya atau terhadap pihak yang dilayani. Namun demikian,
auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam kegiatan-
kegiatan yang menyimpang atau melanggar hukum.
3. Auditor internal tidak boleh secara sadar terlibat dalam tindakan
atau kegiatan yang dapat mendiskreditkan profesi audit internal atau
mendiskreditkan organisasinya
4. Auditor internal harus menahan diri dari kegiatan-kegiatan yang
dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan organisasinya atau
kegiatan-kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka, yang
meragukan kemampuannya untuk dapat melaksanakan tugas dan
memenuhi tanggungjawab profesinya secara obyektif.
5. Auditor internal tidak boleh menerima sesuatu dalam bentuk apapun
dari karyawan, klien, pelanggan, pemasok ataupun mitra bisnis
organisasinya, yang dapat atau patut diduga dapat mempengaruhi
pertimbangan profesionalnya.
6. Auditor internal hanya melakukan jasa-jasa yang dapat diselesaikan
dengan menggunakan kompetensi profesional yang dimilikinya.
7. Auditor internal harus mengusahakan berbagai upaya agar senantiasa
memenuhi Standar Profesi Audit Internal.
8. Auditor internal harus bersikap hati-hati dan bijaksana dalam menggunakan
informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tugasnya. Auditor internal tidak
boleh menggunakan informasi rahasia (i) untuk mendapatkan keuntungan
pribadi, (ii) secara melanggar hukum, (iii) yang dapat menimbulkan kerugian
terhadap organisasinya.
9. Dalam melaporkan hasil pekerjaannya, auditor internal harus mengungkapkan
semua fakta-fakta penting yang diketahuinya, yaitu fakta-fakta yang jika tidak
diungkap dapat (i) mendistorsi laporan atas kegiatan yang direview, atau (ii)
menutupi adanya praktik-praktik yang melanggar hukum.
10. Auditor internal harus senantiasa meningkatkan kompetensi serta efektivitas
dan kualitas pelaksanaan tugasnya. Auditor internal wajib mengikuti
pendidikan profesional berkelanjutan
Standar Profesi Audit Internal
(Standard for Professional Practice)
Internal Audit Professional Standards
Institute of Internal Auditors (IIA) mengeluarkan standar yang
mendefinisikan praktir dasar dari Audit Internal. Standar-standar
tersebut bertujuan untuk:
– Menggambarkan prinsip-prinsip dasar untuk praktik Audit Internal
– Menyediakan kerangka kerja untuk melaksanakan dan memajukan
aktivitas audit internal yang dapat meningkatkan nilai tambah
– Menetapkan basis untuk pengukuran kinerja audit internal
– Membantu memperbaiki proses dan operasi dari organisasi
Latar Belakang dari IIA Standard
Pada awalnya, Standards for the Professional Practice of
Internal Auditing bertujuan :
“to serve the entire profession in all types of business, in
various levels of government, and in all other enterprise
where internal auditors are found..to represent the practice
of internal auditing as it must be.”

"untuk melayani seluruh profesi dalam semua jenis usaha, di berbagai tingkat
pemerintahan, dan di semua perusahaan lain di mana auditor internal
ditemukan. . .untuk mewakili praktek audit internal sebagaimana yang seharusnya"
• Pada tahun 2004, terjadi perubahan besar pada IIA Standards
dimana terdapat revisi bahwa audit internal diizinkan untuk
bertindak sebagai konsultan sekaligus auditor yang
memberikan atestasi
Saat ini peran auditor internal semakin diandalkan dalam
mengembangkan dan menjaga efektivitas system
pengendalian internal, pengelolaan risiko, dan corporate
governance. Agar dapat mengembangkan kepercayaan
yang semakin besar dan menjalankan peran dengan baik,
auditor internal memerlukan Standar Profesi Audit Internal.
Standar Profesi Audit Internal menurut Konsorsium
Organisasi Profesi Audit Internal terdiri dari :
a. Standar Atribut
Berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan
pihak- pihak yang melakukan kegiatan Audit Internal.
b. Standar Kinerja
Menjelaskan sifat dari kegiatan audit internal dan merupakan
ukuran kualitas pekerjaan audit. Standar Kinerja
memberikan praktik-praktik terbaik pelaksanaan audit mulai
dari perencanaan sampai dengan pemantauan tindak lanjut.
Standar Atribut dan Standar Kinerja berlaku untuk semua
jenis penugasan audit internal.
c. Standar Implementasi
Hanya berlaku untuk satu penugasan. Standar Implementasi
yang akan diterbitkan dimasa mendatang adalah
a. Standar atribut, yang meliputi:
(1) Tujuan, otoritas, dan tanggung jawab,
(2) Independensi dan obyektivitas, mencakup independensi organisasi,
obyektivitas individu, perbaikan pada independensi/obyektivitas,
(3) Kemahiran profesional dan perhatian profesional yang harus
diberikan,mencakup kemahiran, perhatian profesional yang harus
diberikan, pengembangan profesional yang berkelanjutan,dan
(4) Program perbaikan dan penjaminan kualitas, mencakup penilaian
program kualitas, laporan atas program kualitas, dilakukan sesuai
dengan standar, pengungkapan non kepatuhan.
b. Standar kinerja, yang meliputi:
(1) Mengatur aktivitas internal audit, mencakup perencanaan, persetujuan
dan komunikasi, manajemen sumber daya, kebijakan dan prosedur,
koordinasi, laporan pada dewan dan manajemen senior
(2) Sifat pekerjaan, mencakup manajemen resiko, pengendalian, tata kelola,
(3) Keterlibatan perencanaan, mencakup pertimbangan perencanaan,
keterlibatan obyektivitas, keterlibatan bidang, keterlibatan alokasi
sumber daya, keterlibatan program kerja,
(4) Melakukan keterlibatan, mencakup mengidentifikasi informasi, analisis
dan evaluasi, mencatat informasi, keterlibatan supervisi,
(5) Komunikasi hasil, mencakup kriteria untuk komunikasi, kualitas dari
komunikasi, keterlibatan pengungkapan ketidakpatuhan dengan standar,
menyebarluaskan hasil,
(6) Pemantauan kemajuan, dan
(7) Penerimaan manajemen risiko
c. Standar Implementasi
(1) Standar implementasi untuk kegiatan assurance (A)
(2) Standar implementasi untuk kegiatan consulting (C),
(3) Standar implementasi kegiatan investigasi (I)
(4) Standar implementasi Control Self Assessment (CSA).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai