Anda di halaman 1dari 14

KONSEP KONSEP

AUDIT
AUDITING
Suatu proses penilaian dan atestasi yang sistematis oleh
orang orang yang memiliki keahlian dan independen
terhadap informasi mengenai aktivitas ekonomi suatu
badan usaha, dengan tujuan untuk memperoleh dan
menilai bukti dan melaporkan tingkat kesesuaian anatara
informasi tersebut dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.

• Proses yang sistematis


• Memperoleh dan menilai bukti
• Menentukan tingkat persesuaian
• Melaporkan hasil audit
Langkah langkah Audit PDE

• Merencanakan pemeriksaan
• Memahami lingkungan komputer
• Mengevaluasi prngendalian intern
• Melakukan pengujian ketaatan dan
pengujian subtantif
• Menyelesaiakan pemeriksaan
Perencanaan audit
• Memungkinkan memperoleh bukti yg kompeten dan cukup,
sehingga dapat memperkecil kewajiban hukum dan dapat
menjaga reputasi auditor

• Memungkinkan untuk dapat meleksanakan audit secara efisien


dgn biaya yang memadai

• Memungkinkan menghindari kesalahpahaman yang dapat


timbul dengan pihak pihak yang diperiksa.
Perencanaan audit yg optimal
• Pemahaman yg menyeluruh kegiatan usaha dan
industri serta kegiatan operasinya
• Mengidentifikasi alasan penugasan audit
• Memperoleh informasi mengenai kewajiban
hukum dan informasi penting
• Mengantisipasi penerapan internal control dan
resiko audit yg akan timbul
• Mengantisipasi masalah yg timbul dan
memungkinkan modifikasi prosedur audit
• Mengantisipasi jenis laporan yg akan diterbitkan
• Menyusun program audit sesuai tujuan audit
Mengevaluasi internal Control
Menilai efektivitas kebijakan dan prosedur struktur internal control
dalam menditeksi salah saji (misstatement)
1. Untuk mengidentifikasi jenis-jenis kesalahan yang mungkin
timbul.
2. Untuk mempertimbangkan factor-factor yang mempengaruhi
risiko (risk assessment) penyajian laporan keuangan yang
secara material salah
3. Untuk merancang pengujian-pengujian subtansif

Tujuan lebih lanjut dari pengujian terhadap struktur pengendalian ini


adalah bahwa sistem tersebut bekerja sebagaimana dikehendaki,
jika tidak memuaskan, auditor akan meningkatkan prosedur audit
selanjutnya.
Menilai dan menentukan besarnya
resiko Internal Control
• AICPA sebagaimana dikutip menyebutkan besarnya
prosentase risiko pengendalian mulai dari 10% hingga 100%
tergantung pada seberapa dapat diandalkannya sistem
pengendalian tersebut bagi auditor

• Apabila penilaian subjektif auditor memberikan keyakinan


yang sangat terjamin, maka risiko pengendalian intern
sebesar 10%

• Apabila sangat tidak terjamin yang berarti pengendalian


intern auditan tidak baik, maka auditor dapat menetapkan
resiko pengendalian intern sebesar 100%
Resiko yang dihadapi Auditor
• Inherent Risk (Resiko Bawaan) , yaitu kerentanaan suatu saldo
akun atau golongan transaksi terhadap salah saji material
dengan asumsi tidak adanya struktur pengendalian internal,
resiko ini dapat dikurangi dengan meningkatkan keahlian
bidang yang diaudit
• Internal Control Risk ,yaitu suatu resiko salah saji material
yang dapat terjadi pada suatu akun atau golongan transaksi
tidak dapat dideteksi secara tepat waktu oleh struktur
pengendalian intern, resiko ini dapat dikurangi dengan
melakukan revieu terhadap internal control auditan
• Detection Risk ,yaitu resiko bahwa prosedur prosedur audit
yang dilakukan auditor tidak dapat menditeksi salah saji
material yang terjadi pada suatu akun atau golongan transaksi
, resiko ini dapat timbul karena auditor tidak memeriksa 100%
hanya sampling saja . Untuk dapat mengurangi resiko ini maka
sangat tergantung pada pengalaman dan kemampuan auditor
Menilai dan menentukan
besarnya resiko Internal Control

• Risiko Audit =
Risiko Bawaan X Risiko Pengendalian Intern X
Risiko Deteksi

• Risiko Audit =
100 % X 100 % X Risiko Deteksi

• Risiko Audit = Risiko Deteksi


Pelaksanaan Pengujian Ketaatan
dan Pengujian Substansif
• Pengujian ketaatan

• Tujan dari pengujian ketaatan adalah untuk menentukan


apakah sistem pengendalian intern berjalan sebagaimana
dikehendaki

• Elder, Beasley dan Arens menyatakan bahwa pengujian


ketaatan dimaksudkan untuk menentukan memadai-
tidaknya rancangan pengendalian intern serta efektivitas
operasionalnya.
.
Pengujian Substansif

• Pengujian substansif

• Pengujian substansif dimaksudkan untuk memvalidasi bahwa


suatu transakasi tertentu telah diotorisasikan secara
memadai, disertai bukti-bukti pendukung dan dicatat

• Elderm Beasley dan Arens menyebutkan bahwa pengujian


substantive ini dapat dilakukan dengan ancangan audit sekitar
computer untuk teknologi informasi yang tidak kompleks atau
ancangan audit melalui computer bila teknologi informasinya
kompleks, baik dengan data uji, simulasi parallel atau
embedded audit module.
Penyelesaian audit

Penerbitan laporan audit bukan hanya mengikuti


standard yang dikehendaki SPAP juga merupakan
produk dari auditor yang bersangkutan dan diwajiban
memberikan opini mengenai kewajaran Laporan
Keuangan yang diaudit
Opini Auditor

• Unqualified opinion
• Qualified opinion
• Adverse opinion
• Disclaimer
HATUR NUHUN

Anda mungkin juga menyukai