Anda di halaman 1dari 20

Raden Arief Wibowo

Proses untuk Menaksir Risiko


 Penaksiran risiko pengendalian adalah proses evaluasi atas
efektivitas pengendalian internal sebuah entitas dalam prevensi
atau deteksi salah saji dalam laporan keuangan yang material.
(PSA No. 69 Paragraf 47 /AU 319.47.)

 Tujuan penaksiran risiko pengendalian adalah untuk membantu


auditor dalam membuat sebuah penilaian tentang risiko salah saji
laporan keuangan yang material.

 Penaksiran risiko pengendalian meliputi evaluasi tentang efektivitas


dari:
1. rancangan pengendalian internal, dan
2. implementasi pengendalian internal.
Langkah-langkah Penaksiran Risiko Pengendalian

Mempertimbangkan hal-hal dari


pemahaman pengendalian
internal

Identifikasi potensi salah saji dalam asersi

Identifikasi pengendalian untuk prevensi


atau deteksi dan
koreksi salah saji

Uji pengendalian untuk menilai efektivitas


rancangan dan
implementasi

Mengevaluasi bukti dan menilai risiko


pengendalian
PENAKSIRAN RISIKO PENGENDALIAN DALAM
LINGKUNGAN TEKNOLOGI INFORMASI

Pengendalian pemrosesan informasi meliputi prosedur


pengendalian umum dan prosedur pengendalian aplikasi.
Selain itu, auditor harus memahami prosedur tindak lanjut
manual untuk transaksi yang diidentifikasi oleh pengendalian
aplikasi dan kemungkinan pengendalian pengguna langsung
yang terkait dengan asersi
Pengendalian pemrosesan informasi meliputi prosedur pengendalian umum
dan prosedur pengendalian aplikasi, sbb:

1. Strategi Pelaksanaan Uji Pengendalian


Ketika menaksir risiko pengendalian, auditor harus memilih di antara ketiga
strategi sbb:
a. Penaksiran pengendalian risiko berdasarkan pengendalian pengguna.
b. Perencanaan penaksiran risiko pengendalian level rendah berdasarkan
pengendalian aplikasi.
c. Perencanaan penaksiran risiko pengendalian level tinggi berdasarkan pada
pengendalian umum dan tindak lanjut manual.

2. Teknik Audit Berbantuan Komputer


Teknik audit berbantuan komputer meliputi penggunaan komputer secara
langsung untuk menguji pengendalian aplikasi, yang disebut audit
menggunakan komputer

3. Penaksiran Pengendalian Teknologi Informasi


3. Penaksiran Pengendalian Teknologi Informasi
Proses penaksiran risiko pengendalian meliputi:
(1) mempertimbangkan pengetahuan yang diperoleh dari prosedur
untuk mendapatkan pemahaman,
(2) Mengidentifikasi potensi salah saji yang mungkin terjadi pada asersi
(3) mengidentifikasi pengendalian yang dibutuhkan untuk mencegah
atau mendeteksi dan mengoreksi salah saji,
(4) melakukan uji pengendalian
(5) mengevaluasi bukti dan menaksir risiko pengendalian.
Pengaruh Strategi Audit Awal
1. Pendekatan Substantif Utama
Pemilihan pendekatan substantif utama memerlukan pengetahuan yang cukup
tentang sistem pengendalian internal untuk memahami potensi penyebab
salah saji dan bagaimana salah saji tersebut dapat dikontrol atau tidak
2. Risiko Pengendalian Tertaksir Berlevel Rendah
Pada beberapa kasus digunakan pendekatan risiko pengendalian tertaksir
berlevel rendah karena klien memiliki pengendalian internal yang efektif dan
auditor merencanakan untuk menguji pengendalian tersebut, mengurangi
risiko pengendalian, dan mengubah karakteristik, pemilihan waktu, atau luasan
uji substantif
3. Mendesain Uji Pengendalian
Uji pengendalian yang didesain untuk mengevaluasi efektivitas implementasi
pengendalian memperhatikan: (1) bagaimana pengendalian diaplikasikan, (2)
konsistensi aplikasi sepanjang periode, dan (3) diaplikasikan oleh siapa
PERTIMBANGAN TAMBAHAN

1. Penaksiran Risiko Pengendalian untuk Asersi Saldo Rekening


yang Dipengaruhi Transaksi Tunggal

2. Penaksiran Risiko Pengendalian Untuk Asersi Saldo Rekening


yang Dipengaruhi Transaksi Multipel

3. Dokumentasi Level Penaksiran Risiko Pengendalian

4. Pengomunikasian Masalah Pengendalian Internal


UJI PENGENDALIAN

Tujuan:
Menilai efektivitas rancangan dan penerapan pengendalian
internal

Tipe-Tipe Uji Pengendalian:


• Uji lingkungan pengendalian
• Uji sistem penaksiran risiko klien
• Uji sistem informasi dan komunikasi
• Uji aktivitas pengendalian
• Uji sistem pemantauan
• Uji program dan pengendalian anti kecurangan
UJI PENGENDALIAN

Karakteristik Pengukuran Pengujian:


• Frekuensi penyimpangan dari
• pengendalian yang dirancang

Prosedur audit yang berlaku:


Penyelidikan, pengamatan,inspeksi, pengulangan
prosedur, dan teknik audit dengan komputer
UJI SUBSTANTIF

Tujuan:
Menilai kewajaran asersi laporan keuangan yang signifikan

Tipe-Tipe Uji Substantif:


• Prosedur awal
• Prosedur analitis
• Uji detail Transaksi
• Uji detail saldo
• Uji detail estimasi akuntansi
• Uji substantif yang diharuskan oleh standar audit
• Uji detail pengungkapan
UJI SUBSTANTIF

Karakteristik Pengukuran Pengujian:


• Kesalahan moneter pada
• transaksi dan saldo

Prosedur audit yang berlaku:


Sama seperti uji pengendalian, ditambah prosedur
analitis, penghitungan, konfirmasi, pelacakan, dan
penjaminan
PENAKSIRAN RISIKO SALAH SAJI MATERIAL

Langkah-Langkah Menaksir Risiko Salah Saji Material


Mengevaluasi Jenis Potensi Salah
Saji yang Mungkin Terjadi

Mengevaluasi Besarnya Potensi


Salah saji

Mengevaluasi Kemungkinan
Potensi Salah saji
Menetapkan Risiko Deteksi

Auditor menggunakan model risiko audit untuk menghubungkan


bukti yang didapat dari prosedur penaksiran risiko bawaan dan
risiko pengendalian, risiko kecurangan, untuk memutuskan risiko
deteksi. Rencana risiko deteksi dihitung dengan persamaan di
bawah ini:
AR
DR = AP x TD = _______
IR CR

Model tersebut menunjukkan bahwa untuk level risiko audit (AR)


tertentu, risiko deteksi (DR) adalah berbanding terbalik dengan
taksiran level risiko bawaan (IR) dan risiko pengendalian (CR), yang
AR ditetapkan oleh auditor, IR dan CR dihitung dengan prosedur
penaksiran risiko.
MERANCANG UJI SUBSTANTIF

1. Melakukan Prosedur Audit Lanjutan


2. Menggunakan Teknologi Informasi untuk
mendukung Uji Substantif
3. Pilihan Audit dalam Rancangan Uji Substantif
4. Pilihan Audit dalam Rancangan Uji Substantif
Mengembangkan Program Audit untuk Uji Substantif

Kerangka kerja umum pengembangan program audit


harus menyelesaikan dua tugas:

1. Harus menjelaskan karakteristik prosedur yang akan


dilakukan
2. Harus memastikan bahwa bukti audit diperoleh
untuk semua asersi laporan keuangan (tujuan audit)
Karakteristik Prosedur yang akan Dilaksanakan

Program audit substantif yang disusun menurut


karakteristik uji substantif adalah sebagai berikut:

a. Prosedur awal
b. Prosedur analitis substantif
c. Uji detail transaksi
d. Uji detail saldo
e. Uji detail estimasi akuntansi
f. Uji detail pengungkapan
Mencakup Semua Asersi

Sangat penting agar setiap program audit substantif


mencakup semua asersi laporan keuangan yang
relevan. Tujuan audit bermanfaat karena tujuan
audit yang berbeda membutuhkan pengujian yang
berbeda pula. Kerangka kerja tersebut memastikan
auditor merencanakan uji audit pada tiap asersi
dalam laporan keuangan
SELAMAT BELAJAR!
====================================================

Anda mungkin juga menyukai