Anda di halaman 1dari 14

Nama : Husnulfianti Unus

Stambuk : C 301 18 201


 
“ASERSI DAN BUKTI AUDIT”
4 keputusan penting tentang bukti audit

2. Saat pengujian audit


1. Sifat pengujian audit
 Mengacu pada sifat dan  Mengacu pada kapan auditor
efektivitas pengujian audit akan melaksanakan pengujian
yang akan dilaksanakan. audit serta menarik kesimpulan
Auditor juga harus audit. Banyak perencanaan audit,
mempertimbangkan biaya yang meliputi upaya memperoleh
relative serta efektivitas pemahaman tentang
prosedur dalam kaitannya pengendalian internal, mengukur
risiko pengendalian, dan
dengan tujuan audit yang
penerapan pengujian substantive
spesifik tadi.
atas transaksi, dapat dilaksanakan
sebelum tanggal neraca.
3. Luas pengujian audit 4. Penetapan staff audit

 Luas prosedur audit berkaitan  Menyatakan bahwa auditor


dengan keputusan auditor harus ditugaskan pada tugas-
tentang berapa banyak bukti tugas yang telah ditetapkan
audit yang harus diperoleh. dan disupervisi sesuai dengan
Ukuran sampel untuk tingkat pengetahuan,
pengujian audit tertentu keterampilan, dan
merupakan masalah kemampuannya sehingga
pertimbangan professional. mereka dapat mengevaluasi
bukti audit yang sedang di
periksa.
Asersi Audit
 Asersi adalah pernyataan manajemen yanvg terkandung di
dalam komponen laporan keuangan. Asersi adalah suatu
deklarasi, atau suatu rangkaian deklarasi secara
keseluruhan, oleh pihak yang bertanggungjawab atas
deklarasi tersebut. Jadi asersi adalah pernyataan yang
dibuat oleh satu pihak yang secara implisit dimaksudkan
untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga). Untuk
laporan keuangan historis, asesri merupakan pernyataan
dalam laporan keuangan oleh manajemen sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit
serta dapat diklasifikasikan berdasarkan penggolongan
besar sebagai berikut
4 keputusan untuk menentukan jenis dan
jumlah bukti audit

 Prosedur audit apakah yang akan digunakan


 Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih
untuk prosedur tertentu
 Item manakah yang akan dipilih dari populasi
 Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan
Tujuan Audit Spesifik
Tujuan Audit Untuk Keberadaan Tujuan Audit Untuk
dan Keterjadian Kelengkapan
 -      Validitas/pisah batas :  -   Kelengkapan/pisah batas :
semua transaksi tercatat benar semua transaksi yang terjadi
telah terjadi selama periode dalam periode itu telah dicatat
akuntansi  -   Kelengkapan : semua saldo
 -      Validitas : semua aktiva, yang tercantum dalam neraca
kewajiban, ekuitas adalah valid meliputi semua aktiva,
dan telah dicatat sebagaimana kewajiban, ekuitas
mestinya dalam neraca. sebagaimana mestinya.
Tujuan Audit Untuk Tujuan Audit Untuk Penyajian
Penilaian atau Alokasi dan Pengungkapan
 -   Penerapan GAAP, bahwa saldo telah
 -   Pengklasifikasian, transaksi
dinilai untuk mencerminkan penerapan
GAAP dalam hal penilaian kotor dan dan saldo telah diklasifikasikan
alokasi jumlah tertentu antarperiode dalam laporan keuangan
 -   Pembukuan dan pengikhtisaran,  -   Pengungkapan, semua
transaksi telah dibukukan dan pengungkapan yang
diikhtisarkan dalam jurnal dan buku dipersyaratkan oleh GAAP telah
besar
tercantum dalam laporan
 -   Nilai bersih yang dapat
direalisasikan, saldo-saldo telah dinilai
keuangan
pada nilai bersih yang dapat  Tujuan audit akan membantu
direalisasikan auditor dalam merencanakan
 Auditor akan menggunakan bukti audit yang diperlukan.
pengetahuannya tentang GAAP, Dalam melaksanakan audit,
pengetahuan tentang volume kegiatan
auditor menerapkan prosedur
dalam bisnis, dan pemeriksaan bukti
yang mendukung transaksi penjualan audit untuk memperoleh bukti
untuk menilai kelayakan penjualan berkenaan dengan setiap tujuan
menurut nilai kotornya. spesifik.
Prosedur Audit
Adalah metode atau teknik yang digunakan oleh para auditor untuk mengumpulkan
dan mengevaluasi bahan bukti yang mencukupi dan kompeten. Auditor akan
mempertimbangkan bagaimana setiap prosedur ini akan digunakan ketika
merencanakan audit dan mengembangkan program audit. Sepuluh jenis prosedur
audit, yaitu:
• Prosedur analisis
• Inspeksi
• Konfirmasi
• Permintaan keterangan
• Penghitungan
• Penelusuran
• Pemeriksaan bukti pendukung
• Pengamatan
• Pelaksanaan ulang
• Teknik audit berbantuan computer
Jenis bukti audit
1. Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang akan diperoleh oleh auditor secara langsung
dengan melalui pemeriksaan fisik di dalam proses audit itu sendiri.
2. Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan
langsung,
3. Bukti Perbandingan
Bukti perbandingan biasa disebut dengan bukti rasio, dimana bukti ini digunakan
oleh auditor untuk menghitung rasio likuiditas, profitbilitas solvabilitas, quick ratio
dan hal lainnya.
4. Bukti Dokumenter
Di jaman yang serba canggih seperti ini rasanya agak aneh jika tidak memiliki bukti
dokumenter. Terlepas dari kegiatan yang tidak terlalu penting layaknya auditing saja
memiliki bukti dokumenter. Apalagi mereka yang masuk ke dalam lingkup audit,
selain pencatatan manualDalam bukti dokumenter sendiri terbagi menjadi beberapa
bagian diantarnya, bukti yang dibuat oleh pihak luar dan dikirimkan langsung
kepada tim auditor.
5. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi adalah sumber data yang bisa digunakan oleh auditor sebagai bukti
audit. Dimana, catatan ini merupakan hasil kerja yang telah dibuat oleh para akuntan.
Sumber data yang dimaksud merupakan dasar pembuatan laporan keuangan layaknya
jurnal, dan sejenisnya.
6. Bukti Pengendalian Internal
Bukti pengendalian internal adalah bukti yang paling kuat ketika melaksanakan audit.
Mengapa kuat ? karena kuat atau lemahnya pengendalian internalah seorang auditor bisa
mendapatkan banyak bukti yang bisa dikumpulkan olehnya.
7. Bukti Surat
Bukti surat atau biasa disebut surat pernyataan tertulis merupakan surat yang telah
ditandatangani seorang individu yang bisa bertanggungjawab dan berpengetahuan
mengenai kondisi atau kejadian tertentu, dimana bukti tertulis bisa didapat dari
manajemen ataupun sumber eksternal termasuk bukti dari spesialis dan juga jurnal
akuntan.
8. Bukti Lisan atau Wawancara
Bukti lisan atau wawancara merupakan bukti selanjutnya adalah hal audit. Auditor dalam
melaksanakan tugasnya banyak sekali berhubungan dengan manusia, sehingga ia memiliki
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan secara lisan dan dalam bentuk wawancara.
9. Bukti Konfirmasi
Bukti konfirmasi merupakan salah satu proses untuk memperoleh dan menilai suati
komunikasi langsung dari pihak ketiga atas jawaban permintaan informasi tentang
unsur tertentu. Hal ini mungkin sangat tinggi reliabilitasnya karena berisikan
informasi dari pihak ketiga langsung baik tulis maupun lisan.
10. Bukti Analitik
Bukti analitik hampir serupa dengan bukti perandingan, karena bukti analitik
meliputi juga perbandingan atas pos tertentu antara laporan keuangan tahun
berjalan dengan tahun yang sudah lewat.
11. Bukti Keterangan
Permintaan keterangan dalam sebuah prosedur audit merupakan hal yang wajar,
dimana hal ini dilakukan oleh auditor terhadap objek yang sudah dianggap memiliki
informasi. Selain itu bukti keterangan ini didasarkan pada adanya auditor yang
memastikan buktinya pada para klien.
12. Bukti Penelusuran
Penelusuran dibutuhkan oleh para auditor mengingat terkadang pengumpulan
bukti dilakukan oleh auditor baik menggunakan dokumen ke catatan akuntansi
ataupun sebaliknya. Bukti penelusuran ini memudahkan para auditor dalam
menemukan jenis bukti audit lain.
13. Bukti Observasi
Bukti pengamatan merupakan salah satu bukti yang juga termasuk kedalam
prosedur audit. Dimana auditor memiliki kesempatan untuk melihat dan
menyaksikan suatu kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan bukti.
14. Bukti Perhitungan
Prosedur dan bukti perhitungan merupakan salah satu bukti fisik yang
terpecah, yang dilakukan dalam auditing. Auditor akan mendapatkan bukti
setelah melakukan counting, tak jarang mereka bahkan melakukannya sendiri
untuk memastikan apakah hasil pekerjaan benar-benar real atau adanya
manipulasi yang tidak diinginkan.
15. Bukti Inspeksi
Inspeksi merupakan pemeriksaan secara rinci, terhadap sebuah dokumen dan
kondisi fisik yang memiliki kaitan serta menghasilakn bukti untuk mendukung
laporan keuangan.Bukti ini dimasukan kedalam bukti dan prosedur dalam
audit.
Klasifikasi Prosedur Audit
• Pengujian klasifikasi.
Prosedur audit digunakan untuk memutuskan apakah
transaksi diklasifikasikan dengan benar dalam laporan
akuntansi
• Pengujian kelengkapan.
Prosedur ini menguji untuk melihat apakah ada transaksi
yang hilang dari catatan akuntansi.
• Tes cutoff.
Prosedur audit ini digunakan untuk menentukan apakah
transaksi telah dicatat dalam periode pelaporan yang benar.
• Pengujian kejadian.
Prosedur audit ini dapat digunakan untuk menentukan
apakah transaksi yang klien klaim benar-benar terjadi.
• Pengujian eksistensi.
Prosedur audit ini digunakan untuk menentukan
apakah benar aset yang tercatat benar-benar
• Pengujian hak dan kewajiban.
Prosedur ini dapat dipakai untuk melihat apakah klien
benar-benar memiliki semua asetnya.
• Tes penilaian.
Prosedur audit yang digunakan untuk menentukan
apakah penilaian aset dan kewajiban dicatat dalam
buku klien sudah benar.

Anda mungkin juga menyukai