“AKUNTANSI PEMERINTAHAN”
Ringkasan ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintahan sebagai pengganti final
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
PERSEDIAAN DAN ASET TIDAK BERWUJUD
Persediaan
Persediaan merupakan aset atau barang milik negara yang keberadaannya tidak
asing bagi pegawai di sebuah instansi. Ya, kita bekerja di kantor sering
menggunakan persediaan seperti alat tulis kantor (ATK). Apalagi sebuah instansi
yang mempunyai tugas dan fungsi memberian layanan kepada masyarakat, seperti
rumah sakit dan sekolah, instansi ini memiliki persediaan untuk mendukung
layanan mereka seperti obat-obatan dan buku-buku yang akan diserahkan kepada
masyarakat. Keberadaan persediaan selain penting untuk mendukung kegiatan atau
pelaksanaan tusi sebuah instansi, seringkali juga memiliki nilai yang cukup
signifikan atau material dalam total asetnya. Oleh karena itu, salah saji terkait
persediaan dalam laporan keuangan dapat mempengaruhi opini auditor (Badan
Pemeriksa Keuangan) atas kewajaran laporan keuangan yang disusun sebuah
Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Pusat. Pos-pos laporan keuangan yang
berhubungan dengan persediaan mencakup persediaan itu sendiri pada neraca dan
beban terkait persediaan pada laporan operasional. Terkait dengan tersebut, maka
perlakuan akuntansi yang tepat atas persediaan sejak analisis transaksi,
pengukuran, pencatatan, pengikhtisaran, penyesuaian, hingga penyajian dan
pengungkapannya dalam laporan keuangan menjadi sangat penting.
Kebijakan akuntansi atas persediaan pada sistem akuntansi pemerintah pusat telah
ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 219/PMK.05/2013
tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Pusat. Akun-akun yang terkait dengan
persediaan telah diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor
KEP-311/PB/2014 tentang Kodefikasi Segmen Akun pada Bagan Akun Standar.
Sementara itu, penerapan akuntansi akrual di lingkungan pemerintah pusat
didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 270/PMK.05/2014 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah
Pusat. Satu hal yang diatur dalam PMK 270 adalah penggunaan Sistem Akuntansi
Instansi Berbasis Akrual atau SAIBA dalam penerapan akuntansi akrual di
pemerintah pusat.
Akuntansi Persediaan Pemerintah Definisi dan Klasifikasi Persediaan Menurut
Standar Akuntansi Pemerintahan PSAP No. 05 tentang Persediaan, persediaan
adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan
untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat. Persediaan tersebut dapat diklasifikasikan menjadi barang-barang
sebagai berikut (PMK 219/PMK.05/2013):
Barang atau perlengkapan yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah, seperti: barang habis pakai seperti suku cadang,
barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang
bekas pakai seperti komponen bekas.
Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses
produksi, seperti: bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti
bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, bahan baku konstruksi bangunan
yang akan diserahkan ke masyarakat/pemda.
Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, contoh: konstruksi dalam pengerjaan yang
akan diserahkan kepada masyarakat, alat-alat pertanian setengah jadi/barang
hasil proses produksi yang belum selesai yang akan diserahkan kepada
masyarakat/pemda.
Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan, seperti: hewan, tanaman untuk dijual
atau diserahkan kepada masyarakat/pemda; serta tanah/bangunan/peralatan
dan mesin/aset tetap lainnya untuk diserahkan kepada masyarakat/pemda.
Kapan persediaan dan beban atas persediaan diakui? Dalam akuntansi, pengakuan
identik dengan pencatatan secara formal (penjurnalan) dalam suatu sistem
akuntansi. Secara umum, sebuah item elemen laporan keuangan diakui ketika item
tersebut memenuhi definisi elemen laporan keuangan dan nilainya dapat diukur
secara handal. PMK 219/PMK.05/2013 menggariskan bahwa persediaan diakui
ketika potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukur dengan andal, dan/atau pada saat diterima atau hak
kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Nilai atau biaya atas
perolehan persediaan tersebut harus didukung dengan dokumen sumber yang dapat
diverifikasi kevalidannya, seperti faktur, kuitansi, Berita Acara Serah Terima
(BAST), atau SPP/SPM/SP2D. Kebijakan akuntansi pemerintah pusat sebagaimana
tertuang dalam PMK 219/PMK.05/2013, menentukan bahwa persediaan dicatat
dengan menggunakan sistem persediaan perpetual. Artinya, setiap terjadi
penambahan atau pengurangan (pemakaian/penyerahan) persediaan akan dicatat
dalam akuntansi. Dengan demikian, pada saat pemakaian persediaan akan diakui
sebagai beban persediaan. Jika persediaannya berupa bahan-bahan untuk
pemeliharaan, ketika terjadi pemakaian akan diakui sebagai beban pemeliharaan.
Apabila persediaannya berupa bahan untuk dijual/diserahkan ke masyarakat, maka
saat penyerahan akan diakui sebagai beban ‘barang’ (tergantung bentuk
persediaannya) untuk diserahkan ke masyarakat. Sementara itu, jika persediaannya
dalam rangka bantuan sosial, maka ketika diserahkan kepada penerima bantuan
akan dicatat sebagai beban bantuan sosial. Meskipun menggunakan sistem
persediaan perpetual, inventarisasi fisik (stock opname) atas persediaan tetap perlu
dilakukan. Hal ini untuk memvalidasi nilai persediaan yang tercatat. Inventarisasi
fisik atas persediaan dilakukan pada akhir periode pelaporan (tiap akhir semester).
Jika nilai persediaan hasil inventarisasi fisik lebih rendah daripada nilai persediaan
yang tercatat, maka dilakukan penyesuaian pengurangan nilai persediaan yang
tercatat dengan mengakui beban. Sebaliknya jika hasil inventarisasi fisik lebih
tinggi daripada nilai persediaan yang tercatat, maka dilakukan penyesuaian
penambahan nilai persediaan yang tercatat dengan mengurangi beban yang tercatat
sebelumnya. Sebagai catatan, dalam Aplikasi SAIBA, pengakuan beban yang
timbul dari pemakaian atau penyerahan persediaan dilakukan pada setiap akhir
periode (semesteran). Beban persediaan dalam satu periode dihitung sebesar Saldo
Awal + Pembelian + Transfer Masuk - Transfer Keluar + Hibah Masuk - Hibah
Keluar - Saldo Akhir. Saldo akhir ditentukan melalui inventarisasi fisik.
Bagaimana persediaan diukur? Terdapat tiga alternatif pengukuran nilai
persediaan, yaitu: Jika diperoleh melalui pembelian, nilai persediaan diukur
sebesar biaya perolehan yang meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya
penanganan, dan biaya lainnya yang dapat diatribusikan secara langsung pada
perolehan persediaan tersebut, serta dikurangi dengan potongan harga, rabat, dan
potongan lainnya. Jika diperoleh melalui produksi sendiri, nilai persediaan diukur
sebesar harga pokok produksi yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja,
dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis. Jika diperoleh
melalui cara lainnya, nilai persediaan diukur berdasarkan nilai wajarnya. Termasuk
dalam perolehan ini adalah hewan dan tanaman hasil pengembangbiakan, hasil
donasi/sumbangan, dan barang-barang hasil rampasan. PMK 219/PMK.05/2013
menggariskan bahwa penentuan nilai persediaan dapat dilakukan dengan
menggunakan dua metode, yaitu metode First-in First-out (FIFO) atau Masuk-
pertama Keluar-pertama (MPKP), dan metode Harga Perolehan Terakhir. Dengan
metode FIFO, nilai persediaan yang ada ditentukan berdasarkan harga perolehan
dari persediaan yang terakhir-terakhir diperoleh mengikuti jumlah fisik persediaan
tersebut. Sementara itu, dengan metode Harga Perolehan Terakhir, nilai persediaan
yang ada ditentukan dengan harga perolehan persediaan yang paling akhir
diperoleh (jumlah fisik persediaan yang ada langsung dikalikan dengan harga
perolehan paling akhir).
Aset tak berwujud adalah aset tetap yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak
mempunyai bentuk fisik. Aset tak berwujud merupakan hak-hak yang dimiliki
suatu entitas, yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Aset seperti ini
mempunyai nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangan pada laba
perusahaan.
Apa saja jenis-jenis aktiva atau aset tak berwujud dan bagaimana perlakuan
akuntansinya terhadap aktiva tetap tak berwujud? Pencatatan aset tetap tak
berwujud yang dimiliki perusahaan dicatat dalam rekening senilai harga
perolehannya. Harga perolehan ini tergantung pada cara perolehan aset tetap tak
berwujud tersebut. Jika diperoleh dari pembelian maka harga perolehannya sebesar
jumlah uang yang dikeluarkan dalam pembeliannya. Jika aktiva tetap tidak
berwujud diperoleh dari penukaran dengan aktiva maka harga perolehannya
sebesar harga pasar aktiva yang dipakai sebagai penukar. “Bila aset tetap tak
berwujud diperoleh tanpa ada pengeluaran maka tidak diperbolehkan untuk
mencantumkan aktiva tetap tidak berwujud dalam neraca.”
Apakah harga perolehan aktiva tetap tidak berwujud diamortisasi? Bisa iya, bisa
tidak, tergantung pada umur aktiva tersebut. Bila aktiva tetap tidak berwujud itu
umurnya terbatas maka harga perolehannya diamortisasi selama umurnya. Tapi
jika aktiva tetap tidak berwujud itu uurnya tidak terbatas maka harga perolehannya
tetap dicantumkan dalam neraca. Harga perolehan aset tetap tak berwujud yang
umurnya tidak terbatas kadang-kadang dihapuskan dari neraca. Penghapusan
tersebut bisa dilakukan sekaligus atau dalam beberapa tahun seperti halnya
amortisasi. Penghapusan ini dilakukan bila jelas diketahui aktiva tetap berwujud
tadi sudah tidak ada gunanya lagi atau hanya akan berguna dalam beberapa tahun
lagi. Amortisasi aktiva tetap tidak berwujud dilakukan dengan mendebit rekening
biaya dan mengkredit rekening aktiva yang bersangkutan atau rekening akumulasi
amortisasi.
Berikut ini 8 jenis aset tetap tak berwujud yang sebaiknya diketahui orang-orang
yang menekuni bidang akuntansi keuangan dan para pemilik usaha bisnis:
Patent adalah suatu hak yang diberikan kepada pihak yang menemukan
sesuatu hal baru untuk membuat, menjual atau mengawasi penemuanya
selama jangka waktu tertentu.Kalau patent itu tidak dapat diperpanjang
maka penemuan tadi akan diperbarui atau diubah sehingga akan diperoleh
patent baru.Patent bisa digunakan sendiri oleh penemunya atau diserahkan
kepada pihak lain dengan perjanjian – perjanjian tertentu.Apabila terjadi
pelanggaran terhadap hak patent maka biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
menjaga hak ini akan dikapitalisir.Patent akan diamortisasi selama umur
kegunaannya selama periode tertentu. Umur patent bisa dihitung atas dasar
unit produk yang akan dibuat.
Hak cipta adalah hak yang diberikan kepada pengarang atau artis untuk
menerbitkan, menjual, atau mengawasi hasil karyanya yang berupa musik
atau pekerjaan pementasan.Hak ini diberikan untuk jangka waktu tertentu
dan bisa melakukan perpanjangan waktu lagi.Sebagaimana hak patent maka
hak cipta bisa dijual atau diberikan kepada pihak lain dengan perjanjian
tertentu.Semua biaya yang berhubungan dengan penyusunan karya cipta
termasuk biaya-biaya pendaftaran dan memperoleh hak di masukkan dalam
harga perolehan hak cipta.Jika hak cipta itu dibeli maka harga perolehannya
adalah jumlah uang yang dibayarkan.Karena pertimbangan konservatif harga
perolehan hak cipta dihapuskan sekaligus dan dibebankan pada penghasilan
yang pertama kali dari sumber ini.
Merk dagang bisa didaftarkan sehingga akan dilindungi oleh undang-
undang.Hak untuk menggunakan suatu merk dagang adalah tidak
terbatas.Merk dagang bisa juga diperoleh dari suatu pembelian.Keadaan ini
harga perolehan yang dicatat adalah harga beli dan semua biaya
pembelian.Bila merk dagang ini dibuat sendiri maka harga perolehannya
adalah biaya-biaya untuk merencanakan dan mendaftarkan.Karena umurnya
tidak terbatas maka tidak dilakukan amortisasi atau depresiasi aset tak
berwujud.Tapi terkadang karena anggapan akan adanya perubahan-
perubahan di masa yang akan datang, misalnya perubahan permintaan.Maka
harga perolehan merk dagang akan dihapuskan dalam periode yang
pendek.Contoh aset tak berwujud ini adalah BMW.
Franchises adalah hak yang diberikan oleh suatu pihak (disebut franchisor)
kepada pihak lain untuk menggunakan fasilitas yang dimiliki oleh
franchisor.Pihak yang memberikan hak (franchisor) bisa badan pemerintah
atau perusahaan swasta. Ada 2 jenis kelompok franchises yaitu :
Sisem franchise untuk produk dan jasa
Sistem franchise lisensi untuk merk dagang.
Leasehold adalah hak dari penyewa untuk menggunakan aktiva aktiva tetap
dalam suatu perjanjajian sewa menyewa. Bila sewa dibayar setiap periode
maka biaya sewa tadi dibebankan dalam periode terjadinya. Biaya sewa
yang dibayar dimuka yang dikategorikan sebagai aktiva lancar. Atau aktiva
tetap tidak berwujud harus dialokasikan sebagai beban periodik selama
jangka waktu sewa. Bila jangka waktu sewa itu panjang dan sewa dibayar
dimuka dicatat dalam kelompok aktiva tetap tidak berwujud.
Goodwill adalah semua kelebihan yang terdapat dalam suatu usaha seperti
letak perusahaan yang baik, nama yang terkenal dan pimpinan yang
ahli.Secara akuntansi, goodwill definisikan sebagai kemampuan perusahaan
untuk memperoleh laba di atas keadaan normal yang diakibatkan oleh
adanya faktor-faktor yang disebutkan dalam paragraf di atas.Laba di atas
keadaan normal adalah suatu tingkat pendapatan dari investasi yang
melebihi jumlah yang akan dapat menarik investor dalam bidang usaha
tersebut. Dalam pembelian suatu perusahaan, pendapatan perusahaan di
masa lalu dipakai sebagai dasar untuk menaksir pendapatan-pendapatan
yang akan datang.Jadi taksiran laba yang akan datang ini yang akan dibeli
dan dipakai untuk menentukan besarnya goodwill yang akan dibayar
.Perbedaan antara jumlah uang yang dibayarkan dengan nilai bersih aktiva
merupakan jumlah goodwill. Besarnya jumlah goodwill tergantung pada
perundingan harga.
Beban yang ditangguhkan juga merupakan aktiva tetap tidak berwujud.
Bedanya dengan aktiva tetap tidak berwujud yang telah disebutkan di atas
adalah:Bahwa aktiva tidak berwujud itu mempunyai nilai karena merupakan
hak yang diharapkan dapat membantu mendapatkan laba.Sedangkan beban
yang ditangguhkan itu mempunyai nilai karena merupakan pembayaran di
muka untuk beberapa periode yang relatif lama.Karena pembayaran biaya di
muka ini dilakukan untuk beberapa periode maka setiap periode dilakukan
amortisasi.Yang termasuk dalam beban yang ditangguhkan adalah biaya
pendirian perusahaan.Biaya-biaya yang terjadi dalam mendirikan perusahaan
seperti izin, pajak biaya cetak saham, dan formulir dikapitalisasi dalam
rekening Biaya Pendirian.
Di perusahaan-perusahaan besar ada divisi yang khusus melakukan
penelitian dan percobaan untuk memperbaiki dan mengembangkan
proses produksi maupun produknya.Biaya penelitian dan pengembangan
dapat dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya.Atau dikapitalisir
dan dikelompokkan dalam aset tidak berwujud.Pemilihan salah satu cara ini
didasarkan pada kemungkinan sukses tidaknya penelitian atau
pengembangan tersebut.
AKUNTANSI INVESTASI
Biaya Investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh entitas investor dalam
perolehan suatu investasi misalnya komisi broker, jasa bank, biaya legal dan
pungutan lainnya dari pasar modal.
Klasifikasi Investasi
Investasi yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain
terdiri atas:
1. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan/atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits);
2. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan pembelian Sertifikat Bank Indonesia
(SBI).
Investasi permanen yang dilakukan oleh pemerintah adalah investasi yang tidak
dimaksudkan untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen dan/atau
pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang dan/atau menjaga hubungan
kelembagaan.Investasi permanen dapat berupa:
1. Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan
internasional dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara;
2. Investasi permanen lainnya yang dimiliki oleh pemerintah untuk
menghasilkan pendapatan atau meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Investasi nonpermanen yang dilakukan oleh pemerintah, antara lain dapat berupa:
Penyertaan modal pemerintah dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu
perseroan terbatas dan non surat berharga yaitu kepemilikan modal bukan dalam
bentuk saham pada perusahaan yang bukan perseroan.
Pengakuan Investasi
Pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah dalam bentuk investasi dan
perubahan piutang menjadi investasi dapat diakui sebagai investasi apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Kemungkinan manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di
masa yang akan datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh
pemerintah;
2. Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai
(reliable).
Dalam menentukan apakah suatu pengeluaran kas dan/atau aset, penerimaan hibah
dalam bentuk investasi dan perubahan piutang menjadi investasi memenuhi kriteria
pengakuan investasi yang pertama, entitas perlu mengkaji tingkat kepastian
mengalirnya manfaat ekonomi dan manfaat sosial atau jasa potensial di masa yang
akan datang berdasarkan bukti-bukti yang tersedia pada saat pengakuan yang
pertama kali. Eksistensi dari kepastian yang cukup bahwa manfaat ekonomi yang
akan datang atau jasa potensial yang akan diperoleh memerlukan suatu jaminan
bahwa suatu entitas akan memperoleh manfaat dari aset tersebut dan akan
menanggung risiko yang mungkin timbul.
Pengukuran Investasi
Untuk beberapa jenis investasi, terdapat pasar aktif yang dapat membentuk nilai
pasar, dalam hal investasi yang demikian, nilai pasar dipergunakan sebagai dasar
penerapan nilai wajar.Sedangkan untuk investasi yang tidak memiliki pasar yang
aktif dapat dipergunakan nilai nominal, nilai tercatat atau nilai wajar
lainnya.Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan
obligasi jangka pendek (efek), dicatat sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan
investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi perantara
jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut.
Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan,
maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya
yaitu sebesar harga pasar. Apabila tidak ada nilai wajar, maka investasi dinilai
berdasarkan nilai wajar aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi
tersebut.
Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito
jangka pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa
bunga deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend), diakui pada saat
diperoleh dan dicatat sebagai pendapatan.
Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal
pemerintah yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi.Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas,
bagian laba berupa dividen tunai yang diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai
pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai investasi pemerintah. Dividen
dalam bentuk saham yang diterima tidak akan menambah nilai investasi
pemerintah.
Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan, untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan, dalam kegiatan
pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
1. Tanah
tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
2. Peralatan dan Mesin
mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik, inventaris
kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan (memenuhi batasan
nilai satuan minimal kapitalisasi) dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua
belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai.
3. Gedung dan Bangunan
mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud
untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap pakai.
Jalan, irigasi dan jaringan yang tidak dimanfaatkan oleh masyarakat umum
diklasifikasikan sebagai aset yang menambah nilai aset tetap tempat
melekatnya jalan, irigasi atau Janngan dimaksud.
Jalan, irigasi dan jaringan umumnya berupa aset infrastruktur. Walaupun
tidak ada definisi yang universal digunakan, aset infrastruktur biasanya
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
Selain itu, termasuk Aset Tetap lainnya adalah Aset Tetap Renovasi, yaitu
biaya renovasi atas Aset Tetap yang bukan milik entitas, sepanjang
memenuhi syarat-syarat kapitalisasi aset.
Konstruksi dalam pengerjaan (KDP) adalah aset-aset yang sedang dalam proses
pembangunan atau proses perolehannya belum selesai pada akhir periode
akuntansi. Konstruksi dalam pengerjaan mencakup mencakup tanah; peralatan dan
mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi dan jaringan; dan aset tetap lainnya
yang proses perolehannya dan/atau pembangunannya membutuhkan suatu periode
waktu tertentu dan sampai dengan tanggal pelaporan belum selesai pengerjaannya.
Kontrak Konstuksi
Perolehan KDP melalui kontrak konstruksi berkaitan, berhubungan erat atau saling
tergantung satu sama lain dalam hal rancangan, teknologi, fungsi atau tujuan, dan
penggunaan utama. Kontrak konstruksi meliputi:
Jika suatu kontrak konstruksi mencakup sejumlah aset, konstruksi dari setiap aset
diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi yang terpisah apabila semua syarat
di bawah ini terpenuhi:
Suatu kontrak dapat berisi klausul yang memungkinkan konstruksi aset tambahan
atas permintaan pemberi kerja atau dapat diubah sehingga konstruksi aset
tambahan dapat dimasukkan ke dalam kontrak tersebut. Konstruksi tambahan
diperlakukan sebagai suatu kontrak konstruksi terpisah jika:
1. aset tambahan tersebut berbeda secara signifikan dalam rancangan,
teknologi, atau fungsi dengan aset yang tercakup dalam kontrak semula; atau
2. harga aset tambahan tersebut ditetapkan tanpa memperhatikan harga kontrak
semula.
Konstruksi dalam pengerjaan dipindahkan ke pos aset tetap yang bersangkutan jika
kriteria berikut ini terpenuhi:
Biaya Konstruksi
asuransi;
biaya rancangan dan bantuan teknis yang tidak secara langsung berhubungan
dengan konstruksi tertentu;
biaya-biaya lain yang dapat diidentifikasikan untuk kegiatan konstruksi yang
bersangkutan seperti biaya inspeksi.
Nilai KDP yang dikerjakan oleh kontraktor melalui kontrak konstruksi meliputi:
Catatan Atas Laporan Keuangan atau biasa disebut dengan CALK merupakan
informasi lebih rinci mengenai detail laporan keuangan perusahaan. Catatan Atas
Laporan Keuangan (CALK) ini berfungsi sebagai penjelas pada laporan keuangan
yang detail dan angka-angkanya tidak bisa diungkapkan dalam sebuah laporan
keuangan.
Karena tidak semua pembaca laporan keuangan merupakan seorang akuntan yang
mengerti akun, nominal, dan angka, maka diperlukan Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK). Adapun tujuan dari pembuatan Catatan Atas Laporan
Keuangan (CALK) antara lain:
1. Menghindari kesalahpahaman dalam membaca dan menerjemahkan laporan
keuangan
2. Menjawab pertanyaan-pertanyaan publik mengenai perkembangan posisi
dan keadaan fiskal entitas pelaporan (perusahaan)
3. Menyajikan data lebih rinci dan jelas dalam bentuk narasi sehingga
memudahkan pembaca untuk mengerti keuangan perusahaan
Pada bagian ini, dijelaskan mengenai latar belakang dan sejarah berdirinya
perusahaan, visi misi, AD/ART, status atau perubahan badan hukum, penyertaan
dan penawaran saham, serta jajaran direksi dan komisaris perusahaan.
Berisi mengenai siapa saja yang dapat menggunakan atau membaca laporan
keuangan, seperti investor, pemerintah, serta masyarakat.
Informasi Lain
Dalam hal ini isi/ungkapan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) harus ditulis
dalam bentuk narasi, bagan, grafik, daftar maupun schedule serta bentuk lain yang
ringkas, padat, dan jelas. Hal ini dilakukan supaya Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK) lebih mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan adanya Catatan Atas Laporan Keuangan
(CALK), laporan keuangan perusahaan menjadi lebih transparan serta mudah
dipahami oleh orang awam sekalipun. Tentunya dengan catatan bahwa seluruh
isi/ungkapan Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) ditulis dengan rinci dan
detail.
Koreksi Kesalahan
Kesalahan tidak berulang adalah kesalahan yang diharapkan tidak akan terjadi
kembali, dikelompokkan dalam 2 (dua) jenis:
Apabila suatu misi atau tupoksi suatu entitas pemerintah dihapuskan oleh
peraturan, maka suatu operasi, kegiatan, program, proyek, atau kantor terkait pada
tugas pokok tersebut dihentikan. Informasi penting dalam operasi yang tidak
dilanjutkan, misalnya hakikat operasi, kegiatan, program, proyek yang dihentikan,
tanggal efektif penghentian, cara penghentian, pendapatan dan beban tahun
berjalan sampai tanggal penghentian apabila dimungkinkan, dampak sosial atau
dampak pelayanan, pengeluaran aset atau kewajiban terkait pada penghentian
apabila ada—harus diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan.
Tanggal Efektif
Ruang lingkup
3. Akuntansi untuk investasi dalam usaha patungan (joint venture); dan
2. Neraca;
Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah
untuk diselewengkan. Selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut
penerimaan dan pengeluaran kas. Karena itu, untuk memperkecil kemungkinan
terjadinya kecurangan atau penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan,
diperlukan adanya pengendalian intern (internal control) yang baik atas kas dan
bank.
Prosedur konsolidasi
b) Wilayah
Wilayah selaku unit vertikal di Propinsi melakukan penggabungan laporan
keuangan yang berasal dari satuan kerja (entitas akuntansi) yang ada dibawah
tanggungjawab wilayah yang bersangkutan. Kantor wilayah dalam tatanan Sistem
Akuntansi Pemerintaha diperlakukan sebagai entitas akuntansi untuk melakukan
penggabungan ditingkat wilayah yang berkewajiban menyampaikan laporan
keuangan ke unit vertikal diatasnya. Penggabungan dilakukan dengan
menjumlahkan akun-akun yang sama antar entitas akuntansi.
c) Eselon I
Eselon I dalam hal ini Direktorat Jenderal selaku unit vertikal Kementerian
Negara/lembaga melakukan penggabungan laporan keuangan yang berasal dari
wilayah-wilayah (selaku entitas akuntansi) yang ada dibawah tanggungjawab
Eselon I yang bersangkutan. Eselon I dalam tatanan Sistem Akuntansi Pemerintaha
diperlakukan sebagai entitas akuntansi untuk melakukan penggabungan laporan
keuangan ditingkat Direktorat Jenderal yang selanjutnya disampaikan ke
Kementerian Negara/lembaga yang membawahinya. Penggabungan dilakukan
dengan menjumlahkan akun-akun yang sama antar entitas akuntansi pada tingkat
wilayah.
a) Laporan Realisasi Anggaran BLU digabungkan secara bruto kepada Laporan
Realisasi Anggaran kementerian negara/ lembaga teknis pemerintah pusat/daerah
yang secara organisatoris membawahinya.
b) Neraca BLU digabungkan kepada neraca kementerian negara/ lembaga teknis
pemerintah pusat/daerah yang secara organisatoris membawahinya.
1. Masyarakat;
2. Wakil rakyat, lembaga pengawas, dan lembaga pemeriksa;
3. Pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan
pinjaman;
4. Pemerintah.
1. Pemerintah pusat;
2. Pemerintah daerah;
3. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan
pemerintahpusat;
4. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau
organisasilainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan
organisasi dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
1. Akuntabilitas
2. Manajemen
3. Transparansi
5. Evaluasi Kinerja
1. Relevan;
2. Andal;
3. Dapat dibandingkan;
4. Dapat dipahami.
1. Basis akuntansi;
2. Prinsip nilai historis;
3. Prinsip realisasi;
4. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal;
5. Prinsip periodisitas;
6. Prinsip konsistensi;
7. Prinsip pengungkapan lengkap; dan
8. Prinsip penyajian wajar.
SAP Desa tersebut disusun oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP)
yang independen dan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah setelah terlebih
dahulu mendapat pertimbangan dari Badan Pemeriksa Keuangan. Penyusunan
SAPDesa dilakukan oleh KSAP melalui proses baku penyusunan (due process).
Proses baku penyusunan SAP tersebut merupakan pertanggungjawaban
profesional KSAP.
Penyusunan SAP Desa dilatar belakangi oleh kebutuhan akan akuntabilitas dan
transparansi keuangan desa yang saat ini menjadi signifikan setelah adanya dana
desa. Kebutuhan inilah yang ditangkap pada Rapat Pleno KSAP dengan Komite
Konsultatif Standar Akuntansi Pemerintahan. Setelah melalui High Level Meeting
lintas kementerian, sebagai tindak lanjut Rapat dengan Komite Konsultatif, KSAP
sebagai standard setter dipercaya untuk mengemban amanah sebagi penyusun SAP
Desa.
Desa perlu membuat Pedoman Sistem Akuntansi Desa, agar sukses akuntansi dan
ber laporan keuangan lebih terjamin. Berbagai bahan pemikiran untuk sebuah
pedoman disajikan di bawah ini. Sistem berorientasi pada hal-hal penting saja,
masalah akuntansi saja, agar pelaksana akuntansi selalu mawas diri. Identitas nama
dan kompetensi pejabat dalam rantai kegiatan akuntansi termasuk dalam sistem
akuntansi, untuk basis pertanggungjawaban berbagai tugas akuntansi dan penilaian
kinerja yang bersangkutan. Makin kompeten, makin kuat kendali internal.
Alokasi biaya pemerintahan desa pada umumnya sesuai jenis belanja dan
buku kas tabelaris versi Permendagri 113 atau penggantinya, atau klasifikasi
biaya berdasar SAP Desa
Tak perlu ada alokasi beban pemerintahan desa, karena tak ada kewajiban
menyajikan Laporan Operasional seperti pada PP 71/2010 Standar
Akuntansi Pemerintahan.
Daftar penyebab surplus yang paling sering terjadi, dan keterangan surplus
yang baik atau surplus yang buruk
Dasar hukum pengelolaan surplus anggaran desa
Daftar kebijakan tahun tahun lalu tentang alokasi surplus anggaran, dan
alasan pilihan kebijakan
Sistem perubahan prioritas anggaran
Sistem transfer antar pos anggaran lebih kepada pos anggaran kurang
o Pos pos anggaran serumpun
o Pos pos anggaran tidak serumpun
Sistem permohonan transfer surplus, sistem permohonan transfer on line,
formulir baku (standard form) permintaan transfer , sistem tanda tangan
pemohon dan persetujuan transfer
Sistem komputerisasi transfer surplus dan/atau perubahan anggaran dalam
tahun fiskal
Sistem transfer antar proyek pembangunan desa, pada tahun fiskal yang
sama
Sistem perubahan APBDesa pada tahun berjalan
Sistem penggunaan dana sumbangan diterima desa
Sistem kontinjensi, penyimpangan proyek, kesalahan estimasi proyek dan
bencana alam
Sistem pelaporan transfer surplus anggaran ke APBDesa tahun selanjutnya
Sistem pelaporan trnasfer surplus suatu pos anggaran ke pada pos anggaran
lain, sepanjang tahun berjalan
Faktur pemasok terdiri atas faktur dalam bentuk kertas dan faktur dalam
bentuk elektronik melalui surat maya
Peraturan Desa melarang atau mengesahkan penerimaan faktur elektronik
Apabila faktur elektronik diizinkan, sistem harus dilengkapi kendali internal
faktur elektronik, misalnya apakah setiap faktur diterima harus di cetak di
atas kertas dan dibubuhi tanggal & tanda terima faktur oleh petugas faktur
Pemasok meminta izin penerbitan faktur elektronik kepada desa, dan
Bendahara Desa membuat daftar Pemasok dengan faktur elektronik
Desa menetapkan sebuah alamat e-mail saja untuk jalur pengiriman faktur
elektronik, agar tersentralisasi
Pemasok harus mencantumkan nomor faktur, untuk menghindari duplikasi
nomor faktur
Informasi minimum dalam faktur adalah nomor Perintah Pembelian Desa,
nama perusahaan pemasok, nama pemasok,nomor faktur, tanggal faktur,
butir butir yang ditagih, periode layanan bila faktur adalah faktur jasa
layanan, alamat/tujuan pengiriman barang/jasa, bukti tanda terima barang
yang diserahkan, sarana pengiriman, pajak pertambahan nilai, potongan
harga, potongan jumlah, potongan tunai, jumlah tagihan dalam faktur
Perjalanan Dinas
1. Daftar jenis belanja yang pasti dilakukan secara berulang untuk keperluan
penyelengaraan desa yang baik
2. Daftar tersebut terbagi atas
o Belanja prioritas utama dan tak boleh dikurangi tanpa alasan kuat
o Belanja berulang namun jumlahnya tersesuai kondisi yang ada, seperti
perubahan jumlah penduduk, musim kemarau lebih panjang dari
kelaziman dll
3. Belanja berulang tak menentu sebagai revolving fund , misalnya kas kecil
ditangan Kepala Desa untuk berbagai keperluan sehari hari seperti
sumbangan pemakaman bagi keluarga tak mampu, sumbangan pernikahan
atau acara lain, dan keperluan tiba tiba untuk kepentingan desa misalnya
penanganan kecelakaan warga desa. Impresst fund untuk kas kecil
ditentukan oleh Peraturan Desa, pengeluaran tanpa bukti dan dengan bukti,
diatur secara jelas. Kepala desa harus memilah uang pribadi dan keperluan
pribadi dengan Kas Kecil Kepala Desa.
4. APBDesa tentang besar Dana Cadangan Berulang (Revolving Fund) ,
misalnya untuk bencana alam berulang, rehabilitasi pelabuhan tambat perahu
& jalan akses desa rata rata 3 tahun sekali , dan keperluan berulang pasti di
masa yang akan datang. Besar dana cadangan dapat tetap, dapat berubah
setiap tahun anggaran.
5. Peraturan Desa mengatur pencegahan erosi cadangan karena nilai tukar dan
inflasi, misalnya memilih penempatan dana di bank , bersyarat boleh tarik
setiap saat, yang menghasilkan bunga.
Pembayaran Elektronis
Sesuai SAP Desa, akuntansi desa berbasis kas, dimodifikasi menjadi neraca
berbasis akrual pada tanggal laporan LK
Akuntansi menggunakan purchase method
Inventarisasi tanggal neraca adalah bukti eksistensi persediaan, persediaan
dinilai dengan harga sesuai SAP Desa dan masuk neraca desa
Tidak ada kewajiban membuat subsidiary ledger atau akuntansi kartu
persediaan. Administrasi keuangan desa dapat membuat kartu persediaan
untuk manajemen gudang, bukan untuk akuntansi
Bukti Penerimaan Persediaan, ditambah bukti pendukung
Bukti Pengeluaran Persediaan, bukti tanda terima untuk setiap pengeluaran
persediaan
Bukti Kadaluwarsa atau Kerusakan Persediaan, Berita Acara
Pembuangan/Pembakaran Persediaan
Bukti Kehilangan Persediaan