Akuntansi Persediaan
A. Definisi Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Persediaan dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka
pelayanan kepada masyarakat.
Dalam upaya memberikan pemahaman yang mendalam terhadap persediaan, maka
perlu diberikan batasan yang dapat dipedomani untuk dapat mengklasifikasikan suatu
aset kedalam kelompok persediaan. PSAP nomor 5 menyatakan bahwa suatu aset
digolongkan kedalam persediaan apabila:
Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
operasional pemerintah;
Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi;
Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat.
Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintahan;
Dari uraian tersebut diatas persediaan dapat meliputi:
Barang Konsumsi;
Amunisi;
Bahan untuk pemeliharaan;
Suku cadang;
Persediaan untuk tujuan strategis/tujuan berjaga-jaga;
Pita cukai dan leges;
Bahan baku;
Barang dalam proses/setengahjadi;
Tanah/bangunan untuk dijual/diserahkan kpd masyarakat;
Hewan dan tanaman untuk dijual/diserahkan kpd masyarakat.
Secara ringkas, persediaan dapat digambarkan sebagai berikut:
Rp xxx
Rp xxx
BUD
Tidak ada jurnal
2. Penerbitan SP2D-GU
SKPD
Belanja Barang
Piutang dari BUD
Rp xxx
BUD
Belanja Barang
Rp xxx
Kas di Kas Daerah
Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme LS (Langsung)
Pencatatan transaksi Belanja Barang Persediaan
SKPD
Belanja Barang
Rp xxx
Piutang dari BUD
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
BUD
Belanja Barang
Rp xxx
Kas di Kas Daerah
Rp xxx
Selanjutnya pembelian barang tersebut dicatat dalam buku persediaan untuk dapat
dilakukan pengadministrasian dan penatausahaan dari barang persediaan dimaksud,
sehingga apabila pada akhir periode dilakukan opname fisik persediaan dapat diketahui
nilainya.
Pengurangan dan penggunaan suatu persediaan harus dicatat didalam buku
persediaan sesuai dengan tanggal terjadinya.
o Hasil opname fisik terhadap persediaan akan dijurnal sebagai berikut:
Persediaan
Rp xxx
Cadangan Persediaan
Rp xxx
(Pencatatan saldo persediaan akhir periode akuntansi di SKPD)
C. Pengukuran Persediaan
Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu
barang persediaan tersebut dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18
dikatakan bahwa persediaan disajikan sebesar:
(a)
(b)
(c)
Dari uraian diatas, pengukuran persediaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Biaya perolehan
Biaya standar
Nilai wajar
Persediaan
diperoleh dengan
pembelian
Persediaan
diperoleh dengan
memproduksi
sendiri
Persediaan
diperoleh dengan
cara lain, misalnya
donasi/rampasan
Rp. 1.000.000,Rp.
10.000,Rp. 1.010.000,Rp. 50.000,Rp. 960.000,-
Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses
produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan
barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat;
Kondisi persediaan;
Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi
diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Hal-hal tersebut di atas tidak dilaporkan dalam neraca tetapi diungkapkan dalam
Catatan atas Laporan keuangan.
2. Akuntansi Investasi
A.
Definisi Investasi
Investasi adalah suatu asset yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaan melalui didtribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang
sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan (PSAK NO.
13 tahun 1994).
Terdapat dua jenis investasi antara lain sebagai berikut :
Investasi dalam sekuritas utang (debt securities), debt securities merupakan instrumen
investasi yang mewakili hubungan kreditor dengan suatu perusahaan, seperti Obligasi
RI, Obligasi perusahaan, Commercial paper (CP), dan sebagainya.
Investasi dalam saham (equity securities), equity securities merupakan instrumen
investasi yang mencerminkan kepemilikan modal dalam suatu perusahaan, yang
berupa saham biasa, saham preferen, atau capital stock lainnya.
Berbeda dengan investasi yang dilakukan oleh perusahaan, investasi yang dilakukan
oleh pemerintahan (baik investasi dalam sekuritas hutang maupun dalam bentuk saham)
juga bertujuan untuk memperoleh manfaat sosial yang diharapkan mampu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
B.
Klasifikasi Investasi
Untuk akuntansi pemerintahan di Indonesia, berdasarkan PP nomor 24 Tahun 2005,
investasi pemerintah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu investasi jangka pendek
dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok asset lancar,
sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok asset non lancar.
1) Investasi jangka pendek
Karakteristik yang harus dipenuhi agar suatu investasi dikategorikan sebagai
investasi jangka pendek adalah:
a. Dapat diperjualbelikan/dicairkan dengan segera
b. Ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual
investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas
c. Berisiko rendah
Yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri atas:
a. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits)
b. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek dan pembelian
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
2) Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
lebih dari dua belas bulan. Penyertaan Modal Pemda, Investasi dalam Surat Utang
Negara, dan pembelian Obligasi merupakan beberapa contoh investasi jangka
panjang. Pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan. Sebaliknya, pelepasan investasi jangka panjang dicatat
sebagai penerimaan pembiayaan.
Menurut sifat penanaman investasinya, investasi jangka panjang dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Investasi Permanen
2. Metode ekuitas
Dengan menggunakan metode ekuitas, pemerintah mencatat investasi awal sebesar
biaya perolehan kemudian ditambah atau dikurangi sebesar bagian laba atau rugi
pemerintah setelah tanggal perolehan. bagian laba kecuali dividen, dalam bentuk
saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah dan
tidak dilaporkan sebagai pendapatan. Penyesuaian terhadap nilai invetasi juga
mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya adanya perubahan yang
timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi asset tetap.
3. Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan
Metode nilai bersih yang dapat direlisasikan digunakan terutama untuk kepemilkian
yang akan dilepas atau dijual dalam jangka waktu dekat.
E. Perolehan, Hasil Investasi, dan Pelepasan Invetasi Jangka pendek
Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran
kas pemerintah dan tidak dilaporkan sebagai belanja dalam Laporan Realisasi anggaran.
Dengan kata lain, pengeuaran untuk investasi ajngka pendek hanya meruakan
reklasifikasi dari akun kas menjadi akun investasi jangka oendek. Nilai investasi ajngka
oendek dicata sebesar nilai peolehan atau nilai nominalnya.
Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga dicata sebagai biaya perolehan.
biaya petolehan investasi meliuti harga transaksi investasi itu sendiri. Ditambah komisi
perantara jual beli, jasa bank, dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan
tersebut.
Jika tidak ada biaya perolehan, maka investasi dinilai berdasarkan nilai wajar
invstasi pada tanggal perolehan atau nilai wajar asset lain diserahkan untuk memeperoleh
investasi tersebut. Sebagai contoh pada tanggal 7 maret 2007. Pemkot Harapan
memeutuskan untuk menempatkan Rp 200 juta disertifikat Bank Indonesia. Atas
pembelian ini, dikenakan biaya administrasi oleh agen penjual sebesar Rp 200 ribu.
Jurnal untuk mencatat transaksi perolehan investasi adalah :
7/3 2007 Investasi Jangka pendek
200.200.000
Kas
200.200.000
Investasi jangka pendek dalam bentuk nonsaham (deposito jangka pendek) dicatat
sebesar nilai nominal deposito tersebut.
Selain untuk memenfaatkan dana yang ada (manajemen kas), investasi jangka
pendek juga dilakukan dengan tujuan memeperoleh manfaat ekonomis, seperti benga
deposito dicatat pendapatan. Contoh jurnalnya adalah
xx.xx.xxx Kas
xxxx
Lain lain PAD yang sah
xxx
Pelepasan investasi terpisah dapat terjadi karena penjualan, dan atau pelepasan hak
karena peraturan pemerintah, dan lain sebagainya. Penerimaan dari penjualan investasi
ajngka pendek diakui sebagai penerimaan kas pemerintah ddan tidak dilaporkan sebagai
pendapatan dalam LRA.
Pelepasan sebagian dari investasi tertentu yang dimilki pemerintah dinilai
menggunakan nilai rata-rata , yaitu dengan cara memebagi nilai investasi terhadap total
jumlah saham yang dimilki pemerintah.
Sebagai ilustrasi, pada tanggal11 Mei 2007 Pemkot Harapan memutuskan untuk
mencairkan deposito di Bank Pasar senilai Rp 300 juta.Jurnal yang dibuat untuk
mencatat pelepasan investasi jangka pendek adalah
11 Mei 2007 Kas
300.000.000
Investasi Jangka pendek
300.000.000