1. Akuntansi Persediaan
A. Definisi Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Barang jadi
Apabila pemerintah membeli hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat antara lain berupa sapi, kuda, ikan, benih padi, dan bibit tanaman,
juga diakui sebagai persediaan.
B. Pengakuan Persediaan
Persediaan diakui pada saat :
a. Potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau
biaya yang dapat diukur dengan andal.
b. Diterima atau hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik pada akhir periode akuntansi.
Untuk persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek swakelola dan
dibebankan ke akun konstruksi dalam pengerjaan, tidak diakui sebagai persediaan.
Inventarisasi fisik terhadap persediaan dapat berupa penghitungan, pengukuran atau
penimbangan barang pada akhir masa pembukuan untuk menghitung jumlah (kuantitas)
suatu persediaan. Kemudian berdasarkan jumlah(kuantitas) tersebut diperoleh suatu nilai
rupiah persediaan yang bersangkutan untuk dimasukkan ke dalam pembukuan.
Inventarisasi fisik dilakukan pada setiap akhir periode akuntansi.
Berikut ini adalah jurnal yang harus dibuat apabila suatu entitas menggunakan
metode pencatatan persediaan dengan sistem periodik
Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme UP (Uang Persediaan)
1. Pencatatan transaksi pembelian persediaan
SKPD
BUD
Tidak ada jurnal
2. Penerbitan SP2D-GU
SKPD
Belanja Barang Rp xxx
Piutang dari BUD Rp xxx
BUD
Belanja Barang Rp xxx
Kas di Kas Daerah Rp xxx
Belanja Barang Persediaan melalui mekanisme LS (Langsung)
Pencatatan transaksi Belanja Barang Persediaan
SKPD
Belanja Barang Rp xxx
Piutang dari BUD Rp xxx
BUD
Belanja Barang Rp xxx
Kas di Kas Daerah Rp xxx
Selanjutnya pembelian barang tersebut dicatat dalam buku persediaan untuk dapat
dilakukan pengadministrasian dan penatausahaan dari barang persediaan dimaksud,
sehingga apabila pada akhir periode dilakukan opname fisik persediaan dapat diketahui
nilainya.
Pengurangan dan penggunaan suatu persediaan harus dicatat didalam buku
persediaan sesuai dengan tanggal terjadinya.
o Hasil opname fisik terhadap persediaan akan dijurnal sebagai berikut:
Persediaan Rp xxx
Cadangan Persediaan Rp xxx
(Pencatatan saldo persediaan akhir periode akuntansi di SKPD)
C. Pengukuran Persediaan
(c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;
Dari uraian diatas, pengukuran persediaan dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Persediaan Harga pembelian + biaya
Biaya perolehan diperoleh dengan = pengangkutan + biaya penanganan –
pembelian potongan harga – rabat
Persediaan
diperoleh dengan = Biaya Langsung + biaya tidak
Biaya standar langsung
memproduksi
sendiri
2. Akuntansi Investasi
A. Definisi Investasi
Investasi adalah suatu asset yang digunakan oleh perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaan melalui didtribusi hasil investasi (seperti bunga, royalty, dividen, dan uang
sewa) untuk apresiasi nilai investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan (PSAK NO.
13 tahun 1994).
Terdapat dua jenis investasi antara lain sebagai berikut :
Investasi dalam sekuritas utang (debt securities), debt securities merupakan instrumen
investasi yang mewakili hubungan kreditor dengan suatu perusahaan, seperti Obligasi
RI, Obligasi perusahaan, Commercial paper (CP), dan sebagainya.
Investasi dalam saham (equity securities), equity securities merupakan instrumen
investasi yang mencerminkan kepemilikan modal dalam suatu perusahaan, yang
berupa saham biasa, saham preferen, atau capital stock lainnya.
Berbeda dengan investasi yang dilakukan oleh perusahaan, investasi yang dilakukan
oleh pemerintahan (baik investasi dalam sekuritas hutang maupun dalam bentuk saham)
juga bertujuan untuk memperoleh manfaat sosial yang diharapkan mampu meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
B. Klasifikasi Investasi
Untuk akuntansi pemerintahan di Indonesia, berdasarkan PP nomor 24 Tahun 2005,
investasi pemerintah dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu investasi jangka pendek
dan investasi jangka panjang. Investasi jangka pendek merupakan kelompok asset lancar,
sedangkan investasi jangka panjang merupakan kelompok asset non lancar.
1) Investasi jangka pendek
Karakteristik yang harus dipenuhi agar suatu investasi dikategorikan sebagai
investasi jangka pendek adalah:
a. Dapat diperjualbelikan/dicairkan dengan segera
b. Ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat menjual
investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas
c. Berisiko rendah
Yang dapat digolongkan sebagai investasi jangka pendek, antara lain terdiri atas:
a. Deposito berjangka waktu tiga sampai dua belas bulan dan atau yang dapat
diperpanjang secara otomatis (revolving deposits)
b. Pembelian Surat Utang Negara (SUN) pemerintah jangka pendek dan pembelian
Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
2) Investasi jangka panjang
Investasi jangka panjang adalah investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki
lebih dari dua belas bulan. Penyertaan Modal Pemda, Investasi dalam Surat Utang
Negara, dan pembelian Obligasi merupakan beberapa contoh investasi jangka
panjang. Pengeluaran untuk memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai
pengeluaran pembiayaan. Sebaliknya, pelepasan investasi jangka panjang dicatat
sebagai penerimaan pembiayaan.
Menurut sifat penanaman investasinya, investasi jangka panjang dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Investasi Permanen
Merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara
berkelanjutan, tidak untuk diperjualbelikan, tetapi untuk mendapatkan dividen
atau pengaruh yang signifikan dalam jangka panjang. Investasi permanen
terkadang juga dilakukan untuk menjaga hubungan kelembagaan. Investasi
permanen ini dapat berupa:
Penyertaan Modal Pemerintah pada perusahaan negara/daerah, badan
internasional, dan badan usaha lainnya yang bukan milik negara. Penyertaan
modal dapat berupa surat berharga (saham) pada suatu perseroan terbatas
(PT) dan nonsurat berharga, yaitu kepemilikan modal bukan dalam bentuk
saham pada perusahaan yang bukan perseroan.
Investasi permanen lainnya untuk menghasilkan pendapatan atau
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
b. Investasi Nonpermanen
Merupakan investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara
tidak berkelanjutan. Investasi nonpermanent yang dilakukan oleh pemerintah,
antara lain dapat berupa:
Pembelian obligasi atau surat kewajiban jangka panjang yang dimaksudkan
untuk dimiliki sampai dengan tanggal jatuh temponya oleh pemerintah
Penanaman modal dalam proyek pembangunan yang dapat dialihkan kepada
pihak ketiga
Dana yang disisihkan pemerintah dalam rangka pelayanan masyarakat,
seperti bantuan modal kerja secara bergulir kepada kelompok masyarakat
Investasi nonpermanent lainnya, yang sifatnya tidak dimaksudkan untuk
dimiliki pemerintah secara berkelanjutan, seperti penyertaan modal yang
dimaksudkan untuk penyehatan / penyelamatan perekonomian.