Anda di halaman 1dari 31

AKUNTANSI PERSEDIAAN

DAN INVESTASI
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK PERTEMUAN 11
AKUNTANSI PERSEDIAAN
PP 71/2010
PERMENDAGRI 64/2013
Persediaan

 PSAP 05, PP 71/2010: aset lancar  Kriteria persediaan menurut PSAP 05, PP 71/2010:
dalam bentuk barang atau  Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan
perlengkapan yang dimaksudkan untuk operasional pemerintah
mendukung kegiatan operasional
 Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi
pemerintah dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau  Barang dalam prooses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan dalam rangka pelayanan diserahkan kepada masyarakat
kepada masyarakat.  Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan
Cakupan Persediaan

 Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan


untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor,
barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang
bekas pakai seperti komponen bekas.
 Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi
barang yang digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku
pembuatan alat-alat pertanian.
 Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan,
contohnya alat-alat pertanian setengah jadi.
Cakupan Persediaan-cont’

 Dalam hal pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan


strategis seperti cadangan energi (misalnya minyak) atau untuk
tujuan berjaga - jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras),
barang-barang dimaksud diakui sebagai persediaan.
 Hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat antara lain berupa sapi, kuda, ikan, benih padi, dan
bibit tanaman.
 Persediaan dengan kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam
neraca, tetapi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Cakupan Persediaan – cont’

 Persediaan dapat meliputi:


 Barang konsumsi;
 Amunisi;
 Bahan untuk pemeliharaan;
 Suku cadang;
 Persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga;
 Pita cukai dan leges;
 Bahan baku ;
 Barang dalam proses/setengah jadi;
 Tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.
 Hewan dan tanaman, untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
 Obat-obatan
Pengakuan Persediaan

 Persediaan diakui pada saat potensi manfaat ekonomi masa depan


diperoleh pemerintah dan mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur
dengan andal.
 Persediaan diakui pada saat diterima atau hak kepemilikannya dan/atau
kepenguasaannya berpindah.
 Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil
inventarisasi fisik.
 Persediaan bahan baku dan perlengkapan yang dimiliki proyek
swakelola dan dibebankan ke suatu perkiraan aset untuk kontruksi
dalam pengerjaan, tidak dimasukkan sebagai persediaan.
Metode Penilaian Persediaan

 Metode sistematis: FIFO atau rata-rata tertimbang


 Harga pembelian terakhir apabila setiap unit persediaan nilainya
tidak material dan bermacam-macam jenis
Pengukuran Persediaan

 Beban persediaan dicatat sebesar pemakaian persediaan (use of goods)


 Penghitungan beban persediaan dilakukan dlm rangka penyajian Laporan Operasional
 Dalam hal persediaan dicatat secara PERPETUAL, maka pengukuran pemakaian
persediaan dihitung berdasarkan catatan jumlah unit yang dipakai dikalikan nilai per unit
sesuai metode penilaian yang digunakan
 Dalam hal persediaan dicatat secara PERIODIK, maka pengukuran persediaan dihitung
berdasarkan inventarisasi fisik, yaitu dengan cara saldo awal persediaan ditambah
pembelian atau perolehan persediaan dikurangi dengan saldo akhir persediaan dikalikan
nilai per unit sesuai dengan metode penilaian persediaan.
Penyajian dan Pengungkapan Persediaan

 Persediaan merupakan bagian dari aset lancar dan kontra akunnya adalah Cadangan Persediaan
yang berada di bagian Ekuitas Dana lancar
 Hal-hal yang harus diungkapkan dalam CaLK:
 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan.
 Penjelasan lebih lanjut mengenai persediaan, seperti barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang digunakan dalam
proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan
barang yang masih dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan
kepada masyarakat.
 Kondisi persediaan. Khusus untuk persediaan yang kondisinya rusak atau usang tidak perlu
dilaporkan dalam neraca tetapi harus diungkapkan dalam CaLK.
Pencatatan Persediaan

 Metode Perpetual
Mencatat setiap persediaan yang masuk dan keluar, sehingga nilai/jumlah persediaan selalu
terupdate dalam pembukuan Memiliki internal kontrol yang lebih baik namun mengharuskan
disiplin dalam mencatat dan harus dilengkapi dengan sistem terkomputerisasi
 Metode Periodik
Persediaan tidak di-update apabila ada persediaan yang masuk atau keluar. Persediaan akhir
diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode. Persediaan yang tidak ada pada saat
perhitungan stock opname = persediaan yang digunakan (persediaan yang hilang dianggap
digunakan, karena tidak ada kontrol pencatatan)
Metode Perpetual

 Pembelian persediaan :
Dr. Persediaan 5.000
Cr.Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000
 Pemakaian persediaan:
Dr.Beban persediaan 3.000
Cr.Persediaan 3.000
 Di akhir periode/saat penyesuaian:
Tidak dilakukan penjurnalan Saldo Persediaan 5.000 – 3.000 = 2.000
Metode Perpetual – Kehilangan

 Di akhir diketahui persediaan tersisa 1500 padahal berdasarkan pencatatan sebesar 2.000
sehingga ada 500 yang hilang.
 Penyesuaian:
Dr. Kerugian kehilangan barang 500
Cr.Persediaan 500
*jika kegiatan ini rutin terjadi dapat diklasifikasikan sebagai beban persediaan, namun
jika jumlahnya material dan jarang terjadi masuk beban non operasional. Jurnal ini juga
digunakan untuk mencatat nilai persediaan yang rusak / mengalami penurunan nilai, karena
daluwarsa (perlu berita acara yang menyatakan barang persediaan rusak.
Metode Periodik

 Pembelian persediaan (pendekatan aset) :


Dr. Persediaan 5.000
Cr.Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000
 Pemakaian persediaan:
Tidak dilakukan penjurnalan
 Di akhir periode/saat penyesuaian: Diketahui persediaan yang tersisa 2.000
Dr.Beban persediaan 3.000
Cr.Persediaan 3.000
Metode Periodik

 Pembelian persediaan (pendekatan beban) :


Dr. Beban Persediaan 5.000
Cr.Kas di Bendahara Pengeluaran 5.000
 Pemakaian persediaan:
Tidak dilakukan penjurnalan
 Di akhir periode/saat penyesuaian:
Diketahui persediaan yang tersisa 2.000
Dr.Persediaan 2.000
Cr. Beban Persediaan 2.000
 Di awal periode dibuat jurnal balik untuk konsistensi
Dr. Beban Persediaan 2.000
Cr. Persediaan 2.000
Menyusun LO

 Informasi tersedia
Persediaan 31/12/20X1 7.000
Belanja Persediaan selama 20X2 30.000
Persediaan 31/12/20X2 10.000
Persediaan yang terpakai 30.000 + 7.000 – 10.000 = 27.000
Nilai beban persediaan dalam LO sebesar 27.000
Belanja persediaan dalam LRA 30.000
Transaksi Persediaan

 Saldo persediaan 31 Des 20X1 sebesar 30.000.000. Entitas pada 1 Feb 20X2 melakukan
belanja persediaan sebesar 200.000.000. Pada 31 Des 20X2 saldo persediaan 50.000.000

Tanggal Finansial     Anggaran    


1-Feb Persediaan 200   Belanja Barang 200  
  Kas   200 Estimasi Perubahan SAL   200
31 Des Beban Persediaan 180   Tidak Ada Jurnal    
  Persediaan   180      
             
             
AKUNTANSI INVESTASI
PSAP 06, PP71/2010
Definisi Investasi

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk


memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga,
dividen dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga
dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
Klasifikasi Investasi

Investasi pemerintah dibagi atas dua yaitu investasi jangka pendek dan investasi jangka
panjang.
 Investasi jangka pendek merupakan kelompok aset lancar sedangkan investasi jangka
panjang merupakan kelompok aset nonlancar.
 Investasi jangka panjang dibagi menurut sifat penanaman investasinya, yaitu permanen dan
nonpermanen.
 Investasi Permanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki secara
berkelanjutan
 Investasi Nonpermanen adalah investasi jangka panjang yang dimaksudkan untuk dimiliki
secara tidak berkelanjutan.
Pengakuan Investasi

 Suatu pengeluaran kas atau aset dapat diakui sebagai investasi apabila memenuhi salah
satu kriteria :
 Kemungkinan manfaat ekonomik dan manfaat sosial atau jasa pontensial di masa yang akan
datang atas suatu investasi tersebut dapat diperoleh pemerintah;
 Nilai perolehan atau nilai wajar investasi dapat diukur secara memadai (reliable).

Pengeluaran untuk perolehan investasi jangka pendek diakui sebagai pengeluaran kas pemerintah dan
tidak dilaporkan sebagai belanja dalam laporan realisasi anggaran, sedangkan pengeluaran untuk
memperoleh investasi jangka panjang diakui sebagai pengeluaran pembiayaan.
Pengukuran Investasi Jangka Pendek

 Investasi jangka pendek dalam bentuk surat berharga, misalnya saham dan obligasi jangka
pendek, dicatat sebesar biaya perolehan.
 Biaya perolehan investasi meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah komisi
perantara jual beli, jasa bank dan biaya lainnya yang timbul dalam rangka perolehan tersebut.
 Apabila investasi dalam bentuk surat berharga diperoleh tanpa biaya perolehan, maka
investasi dinilai berdasar nilai wajar investasi pada tanggal perolehannya yaitu sebesar harga
pasar.
 Apabila tidak ada nilai wajar, biaya perolehan setara kas yang diserahkan atau nilai wajar
aset lain yang diserahkan untuk memperoleh investasi tersebut.
 Investasi jangka pendek dalam bentuk non saham, misalnya dalam bentuk deposito jangka
pendek dicatat sebesar nilai nominal deposito tersebut.
Pengukuran Investasi Jangka Panjang

 Investasi jangka panjang yang bersifat permanen misalnya penyertaan modal pemerintah,
dicatat sebesar biaya perolehannya meliputi harga transaksi investasi itu sendiri ditambah
biaya lain yang timbul dalam rangka perolehan investasi tersebut.
 Investasi nonpermanen misalnya dalam bentuk pembelian obligasi jangka panjang dan
investasi yang dimaksudkan tidak untuk dimiliki berkelanjutan, dinilai sebesar nilai
perolehannya. Sedangkan investasi dalam bentuk dana talangan untuk penyehatan
perbankan yang akan segera dicairkan dinilai sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan.
 Apabila investasi jangka panjang diperoleh dari pertukaran aset pemerintah, maka nilai
investasi yang diperoleh pemerintah adalah sebesar biaya perolehan, atau nilai wajar
investasi tersebut jika harga perolehannya tidak ada.
 Harga perolehan investasi dalam valuta asing harus dinyatakan dalam rupiah dengan
menggunakan nilai tukar (kurs tengah bank sentral) yang berlaku pada tanggal transaksi.
Metode Penilaian Investasi

 Metode biaya;
Investasi dicatat sebesar biaya perolehan. Penghasilan atas investasi tersebut diakui sebesar bagian
hasil yang diterima dan tidak mempengaruhi besarnya investasi pada badan usaha/badan hukum yang
terkait.
 Metode ekuitas;
Pemerintah mencatat investasi awal sebesar biaya perolehan dan ditambah atau dikurangi sebesar
bagian laba atau rugi pemerintah setelah tanggal perolehan. Bagian laba kecuali dividen dalam bentuk
saham yang diterima pemerintah akan mengurangi nilai investasi pemerintah. Penyesuaian terhadap
nilai investasi juga diperlukan untuk mengubah porsi kepemilikan investasi pemerintah, misalnya adanya
perubahan yang timbul akibat pengaruh valuta asing serta revaluasi aset tetap.
 Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan;
Metode nilai bersih yang dapat direalisasikan digunakan terutama untuk kepemilikan yang akan
dilepas/dijual dalam jangka waktu dekat.
Kriteria Metode Penilaian Investasi

 Kepemilikan kurang dari 20% menggunakan metode biaya;


 Kepemilikan 20% sampai 50%, atau kepemilikan kurang dari 20% tetapi memiliki
pengaruh yang signifikan menggunakan metode ekuitas;
 Kepemilikan lebih dari 50% menggunakan metode ekuitas;
 Kepemilikan bersifat nonpermanen menggunakan metode nilai bersih yang direalisasikan.
Pengakuan Hasil Investasi

 Hasil investasi yang diperoleh dari investasi jangka pendek, antara lain berupa bunga
deposito, bunga obligasi, dan dividen tunai (cash dividend), diakui pada saat diperoleh dan
dicatat sebagai pendapatan.
 Hasil investasi berupa dividen tunai yang diperoleh dari penyertaan modal pemerintah
yang pencatatannya menggunakan metode biaya, dicatat sebagai pendapatan hasil
investasi.
 Sedangkan apabila menggunakan metode ekuitas, bagian laba berupa dividen tunai yang
diperoleh oleh pemerintah dicatat sebagai pendapatan hasil investasi dan mengurangi nilai
investasi pemerintah.
 Dividen dalam bentuk saham yang diterima tidak akan menambah nilai investasi
pemerintah.
Pengungkapan

 Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan
dengan investasi pemerintah, antara lain:
 Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi;Jenis-jenis investasi, investasi permanen dan
nonpermanen;
 Perubahan harga pasar baik investasi jangka pendek maupun investasi jangka panjang;
 Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut;Investasi yang dinilai
dengan nilai wajar dan alasan penerapannya;
 Perubahan pos investasi.
Jurnal Investasi Jangka Pendek

 Pada 30 Maret 20X2, Pemerintah Kota Bengawan menempatkan dananya sebesar pada
deposito berjangka 6 bulan dapat diperpanjang (ARO) di Bank Amarta, bunga 5%. Pada 30
September 20X2 diterima bunga deposito Deposito ini sampai akhir tahun belum
dicairkan.

Tanggal Finansial     Anggaran    

30-Mar Investasi Jangka Pendek 200   Tidak Ada Jurnal    

  Kas   200      

30-Sep Kas 5  Estimasi Perubahan SAL 5 

  Pendapatan Bunga - LO   5 Pendapatan Bunga - LRA   5

31 Des Piutang Bunga 2.5        

  Pendapatan Bunga - LO   2.5      


Jurnal Investasi Jangka Panjang

 Pada 1 Juli 20X2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi sebuah perusahaan swasta (PT.
Lawu) menjadi BUMD dengan nilai investasi dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%. Selama tahun
20X2 PT. Lawu menghasilkan laba sebesar 800 juta , hak Pemda 480 juta dan membagikan dividen
pada 25 Des sebesar 500 juta, yagn menjadi hak Pemda 300 juta

Tanggal Finansial     Anggaran    

1 Juli Investasi jangka Panjang 8000   Pengeluaran Pembiayaan 8000  

  Kas   8000 Estimasi Perubahan SAL   8000

25 Des Kas 300   Estimasi Perubahan SAL 300  

  Pendapatan Investasi-LO   300 Pendapatan Dividen - LRA   300

31 Des Investasi jangka Panjang 180   Tidak Ada Jurnal    

  Pendapatan Investasi-LO   180      


Jurnal Investasi Jangka Panjang- Alternatif

 Pada 1 Juli 20X2, Pemerintah Kota Bengawan mengambilalih investasi sebuah perusahaan swasta (PT.
Lawu) menjadi BUMD dengan nilai investasi dengan kepemilikan Pemda sebesar 60%. Selama tahun
20X2 PT. Lawu menghasilkan laba sebesar 800 juta , hak Pemda 480 juta dan membagikan dividen
pada 25 Des sebesar 500 juta, yagn menjadi hak Pemda 300 juta

Tanggal Finansial     Anggaran    

1 Juli Investasi jangka Panjang 8000   Pengeluaran Pembiayaan 8000  


  Kas   8000 Estimasi Perubahan SAL   8000
25 Des Kas 300   Estimasi Perubahan SAL 300  

  Investasi Jangka Panjang   300 Pendapatan Dividen - LRA   300

31 Des Investasi jangka Panjang 480   Tidak Ada Jurnal    

  Pendapatan Investasi-LO   480      


Jurnal Investasi Jangka Panjang-Pelepasan

 Pada 1 Juli 20X5 nilai investasi di BUMD di neraca sebesar 5.000.000.000. Pemda
menjual 20%nya dengan harga 1.750.000.000(asumsi telah dilakukan pencatatan atas
pengakuan laba sampai dengan semester tersebut).

Tanggal Finansial     Anggaran    

1 Juli Kas 1750   Estimasi Perubahan SAL 1750  

  Investasi Jangka Panjang   1000 Penerimaan pembiayaan dari penjualan investasi   1750

  Surplus penjualan investasi-LO   750      

Anda mungkin juga menyukai