Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMERIKSAAN AUDIT PERSEDIAAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata Audit II

Diampu oleh :

Drs.Sri Harjanto,M,Si

Disusun oleh :

Ani Khomsatun 16.12.2441

Arum Kumala Dewi 16.12.2442

Dita Nugrahaningsih 16.12.2421

Fitria Wahyuningsih 16.12.2416

Nurul Hidayah 16.12.2443

Vivi Oryza P 16.12.2420

Yuli Ayu Mitasari 16.12.2407

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DHARMAPUTRA SEMARANG

2019/2020

0
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada tuhan YME. Karena dengan izinnyalah kami dapat menyelesaikan

penyusunan makalah ini.

Terimakasih kami ucapkan kepada teman-teman yang telah ikut berpartisipasi dalam

penyusunan makalah ini.

Terimakasih pula kami ucapkan kepada Dosen yang telah banyak memberikan

bimbingan serta arahan dalam penyusunan makalah ini.

Sebagai manusia yang penuh dengan kekurangan serta tidak pernah luput dari segala

kesalahan serta kekeliruan, bukan tidak mungkin masih terdapat banyak kesalahan serta

kekeliruan di dalam makalah ini. Oleh karena itu keritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat kami harapkan sebagai kerangka acuan kami dalam penysunan makalah kami di

kemudian hari.

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Persediaan
B. Tujuan Pemeriksaan
C. Prosedur pemeriksaan persediaan
D. Kasus Penemuan Audit Dalam Persediaan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persediaan merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup

material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu,

biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas

laporan keuangan perusahaan.

Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan manufaktur ataupun

perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi kegiatan utama dari perusahaan.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.14, hal 14.1 s/d 14.9 – IAI, 2002),
persediaan adalah aktiva :
a. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses atau
pemberian jasa.
b. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalananyang tersedia untuk dijual dalam kegiatan
usaha normal

Persediaan meliputi barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali, misalnya
barang dagang dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali, atau pengadaan tanah dan property
lainnya untuk dijual kembali. Persediaan juga mencakup barang jadi yang telah diproduksi,
atau barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi perusahaan dan termasuk bahan serta
perlengkapan yang akan digunakan dalam proses produksi (Agoes,Sukrisno, 2008:205).

3
B. Rumusan Masalah

Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan manufaktur ataupun

perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi kegiatan utama dari perusahaan.

Oleh karena itu, biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam

pemeriksaan atas laporan keuangan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas yang menjadi rumusan masalah dari makalah ini adalah

“menjelaskan secara rinci mengenai prosedur dan langkah-langkah serta hal-hal yang perlu di

perhatikan dalam melakukan audit persediaan”.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertiaan Persediaan

Menurut PSAK No.4,Hal 14.1 s/d14.2 & 14.9-IAI,2002, Persediaan adalah :

1) Yang Tersedia utk dijual dlm usaha normal

2) Dlm proses produksi dan atau dlm perjalanan, atau

3) Dalam bentuk baha / perlengkapan untuk digunakandalam proses atau pemberian jasa.

B. Tujuan Pemeriksaan

1. Untuk memeriksa apakah ada internal control yang cukup baik atas persediaan

2. Untuk memeriksa apakah persediaan yang tercantum di neraca betul-betul ada

dan dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca

3. Untuk memeriksa apakah metode penilaian persediaan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

4. Untuk memeriksa apakah system pencatatan persediaan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

5. Untuk memeriksa apakah terhadap barang-barang yang rusak (defective),

bergerak lambat (slow moving), dan ketinggalan mode (absolescene) sudah dibuatkan

allowance yang cukup

6. Untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijaminkan kredit

7. Untuk mengetahui apakah ada persediaan diasuransikan dengan nilai

pertanggungan yang cukup

8. Untuk mengetahui apakah ada perjanjian pembelian/penjualan persediaan yang

mempunyai pengaruh yang besar terhadap laporan keuangan

5
C. Prosedur Pemeriksaan Persediaan

1. Melakukan Stock Opname.

Stock opname harus dilakukan, terutama untuk jenis persediaan yang berada
di gudang perusahaan, Untuk barang consignment out dan barang-barang yang
tersimpan pada public warehouse jika jumlahnya material maka harus dilakukan stock
opname, jika tidak material, maka hanya cukup dikirimkan konfirmasi saja. Stock
opname bisa dilakukan pada setiap akhir tahun atau beberapa waktu sebelum/sesudah
akhir tahun.

2. Melakukan Observasi Terhadap Stock Opname.

Amati kembali hasil perhitungan fisik dari persediaan (stock Opname) yang
dilakukan. Cek Final Inventory List (Inventory Compilation) dan lakukan prosedur
pemeriksaan berikut:

• Check mathematical accuracy (penjumlahan dan perkalian).


• Mencocokkan “quantity per book” dengan kartu stok (persediaan).
• Mencocokkan “quantity per count dengan “count sheet kita (auditor)
• Mencocokkan “total value” dengan buku besar persediaan.
• Mengirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out.

3. Melakukan Peninjauan Ulang Terhadap Konsep Persediaan.

• Periksalah unit price dari persediaan tersebut.


• Periksa ada atau tidaknya barang-barang yang rusak,digunakan dan yang telah
hilang.
• Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembeliannya.
• Melakukan rekonsiliasi jika stock opname yang dilakukan beberapa waktu sebelum
atau sesudah tanggal neracanya.

4. Buatkan Laporan Hasil Akhir Dari Stock Opname

Buatlah kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buatlah usulan adjustment
jika memang diperlukan.

5. Adjustment (Penyesuaian) Persediaan.

Melaukan penyesuaian persediaan dari berbagai usulan yang telah diajukan dan
tentukan kebijakan terhadap penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang
nanti akan dilakukan.

6. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah benar-benar sesuai


dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia/SAK atau tidak.

6
Agar proses Audit Persediaan pada perusahaan Anda sudah berjalan dengan baik,
maka perlu adanya internal control yang baik pula atas persediaan, berikut ini adalah
ciri ciri dari internal control yang baik:

1. Adanya pemisahan antara tugas dan tanggungjawab pada bagian pembelian,


penerimaan barang, gudang, akuntansi dan keuangan.
2. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:

o Purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian).


o Delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales
order (order penjualan), sales invoice (faktur penjualan).

4) Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank,


maupun pengeluaran kas/bank.
4. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan
penerimaan serta untuk pengeluaran kas.

D. Kasus Penemuan Audit Dalam Persediaan

1) PT Karya Maju ,31 Des 2018 memberikan informasi mengenai persediaan sbb
:

➢ 1000 kg @ 11.000 = Rp 11.000.000


➢ Perusahaan menggunakan metode FIFO

Sedangkan menurut catatan persediaan Auditor menunjukan bahwa pembalian terakhir


pda bln Des adl

➢ 600 kg @ 10.000
➢ 800 kg@ 11.000

Maka jurnal peenyesuaian nya adalah

HPP 200.000

Persediaan 200.000

2) Pada tgl 30 des18 PT merdeka telah membeli barang dagangan dgn syarat FOB
shipping point. Sejumlah 30.000.000 dan perusahaan dibebani by angkut pembelian
sejmlah Rp 2.000.000 , , , di neraca per 31 des persediaan tercatat hanya 30.000.000.

Adjusment jurnal yg diperlukan

persediaan 2.000.000

. By angkut 2.000.000

7
3) Pencatatan transaksi keuangan berupa persediaan barang dagang dengan
metode fisik atau metode periodik harus mencatat setiap pembelian barang dagang di
sisi debet dengan nama akun pembelian. Tidak ada pencatatan harga pokok penjualan
barang dagang dan pencatatan harga pokok barang dagang yang diterima kembali atau
retur penjualan pada metode ini. Dalam metode periodik, pencatatan unsur sistem
akuntansi dilakukan dengan pengecekan fisik barang dagangan dengan menghitung
jumlah barang persediaan yang ada di gudang secara pasti.
Penjualan barang tidak dicatat dalam jurnal untuk harga pokok dari barang yang
dijual di bagian akuntansi. Pada akhir tahun, persediaan di gudang penyimpanan
dihitung dengan jumlah atau kuantitas dan ditentukan dari nilai/harga belinya. Untuk
menentukan persediaan barang yang dijual, persediaan yang pernah ada dihitung dari
persediaan awal lalu ditambah pembelian selama satu periode dan dikurangi dengan
persediaan akhir periode. Setelah itu, buat ayat jurnal penyesuaian. Berikut ini contoh
soal persediaan barang dagang metode fisik dalam laporan keuangan perusahaan
dagang pada bidang bidang akuntansi.

PT Rindu pada Maret 2010 mempunyai data mutasi persediaan sebagai berikut.
Maret 2 Persediaan awal 200 kg @ Rp 500 = Rp 100.000
Maret 5 Pembelian 300 kg @ Rp 600 = Rp 180.000
Maret 8 Penjualan sebanyak 450 kg
Maret 9 Pembelian 700 kg @ Rp 800 = Rp 560.000
Maret 13 Penjualan sebanyak 300 kg
Maret 22 Penjualan sebanyak 500 kg
Maret 25 Pembelian 200 kg @ Rp 700 = Rp 170.000
Berdasarkan data di atas, hitunglah nilai persediaan pada tanggal 31 Maret jika
menggunakan:
Metode identitas khusus dengan persediaan yang berasal dari pembelian 5 Maret 300
kg dan 25 Maret 200 kg.
a. Metode rata-rata (average method).
b. Metode FIFO
c. Metode LIFO

Metode persediaan dasar jika ditetapkan persediaan dasar 200 kg dengan harga Rp
800kg dan selisih antara kuantitas persediaan yang ada sesuai standar akuntansi
keuangan.

Jawaban:
1. Metode Identifikasi Khusus

8
Kuantitas persediaan: 1.700 kg – 1.150 kg = 550 kg dengan rincian:
Pembelian 5 Maret: 300 kg x Rp 600 = Rp 180.000
Pembelian 25 Maret: 200 kg x Rp 700 = Rp 140.00 +
Nilai Persediaan Rp 320.000

2. Metode Rata-Rata (Contoh Soal Metode Average)

Metode Rata-Rata Sederhana


Kuantitas akhir: 1.400 kg – 1.250 kg = 150 kg dengan frekuensi pembelian 3 kali
Harga rata rata adalah (Rp 600,+Rp 700,+Rp 200) : 3 = Rp 500
Nilai Persediaan = 200 kg x Rp 500 = Rp 100.000

3. Metode FIFO

Persediaan akhir 900 kg terdiri dari:


Pembelian 25 Maret = 200 x Rp 700 = Rp 140.000
Pembelian 9 Maret = 700 x Rp 800 = Rp 560.000 +
Nilai Persediaan akhir Rp 700.000

4. Metode LIFO (Contoh Soal LIFO dan jawabannya)

Persediaan awal = 200 x Rp 500 = Rp 100.000


Pembelian 9 Maret = 700 x Rp 800= Rp 560.000+
Nilai Persediaan akhir Rp 660.000

5. Metode Persediaan Dasar

Persediaan dasar = 200 x Rp 500 = Rp 100.000


Harga rata-rata sederhana = 150 x Rp 500 = Rp 500.000+
Nilai Persediaan akhir Rp 600.000
Setelah mengetahui tentang contoh soal persediaan barang dagang metode fisik tentu
akan memudahkan untuk mempelajari metode persediaan lainnya dari contoh soal
persediaan pada sistem perpetual dan contoh soal siklus akuntansi perusahaan dagang
metode periodik.

9
4) PT Raya mencatat persediaan barang dagang dengan metode perpetual.
Berikut ini data yang diperoleh selama Juni 2016.
1 Juni : Persediaan Awal 200 unit @ Rp 5.000
8 Juni : Pembelian 300 unit @ Rp 5.500
12 Juni : Penjualan 400 unit
19 Juni : Pembelian 400 unit @ Rp 5.300
22 Juni : Penjualan 200 unit
Tgl 23 April : Pembelian 100 unit @ Rp 5.200

Hitunglah nilai persediaan dengan memakai metode FIFO, metode LIFO, dan metode
Average berdasarkan konsep dasar akuntansi!
Jawaban:
1. Metode Penilaian Persediaan FIFO
Berikut ini perhitungannya:
Rp 1.590.000 + Rp 520.000 = Rp 2.110.000

2. Metode Penilaian Persediaan LIFO


Berikut ini perhitungannya:
Rp 500.000 + Rp 1.060.000 + Rp 520.000 = Rp 2.080.000

3. Metode Average (Rata-rata)


Nilai persediaan dengan memakai metode rata-rata adalah Rp 2.110.000 karena
berdasarkan metode perpetual, perpindahan persediaan barang dagang dicatat setiap
hari untuk menilai persediaan sesuai fungsi akuntansi.

Ketika menghitung persediaan biasanya diawali dengan Harga Pokok Penjualan (HPP)
dan Laba Kotor. Setelah memahaminya dengan baik tentu akan lebih mudah memahami
tentang metode persediaan lainnya termasuk contoh soal siklus akuntansi perusahaan
dagang metode perpetual. Perhatikan perbedaan ketiga metode perpetual ini agar bisa
memahami tanpa keliru membedakan. Setiap perusahaan memiliki pilihan masing-
masing sehingga macam macam profesi dalam akuntansi harus jeli dalam membuat
laporan keuangan sesuai cara membaca laporan posisi keuangan.
PT. Saburai melakukan perlakuan (pembelian, penjualan) persediaan pada tahun 2018
adalah sebagai berikut.

10
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga

2 Jan Persediaan awal 200 unit Rp. 9.000

10 Maret Pembelian 300 unit Rp.10.000

5 April Penjualan 200 unit Rp.15.000

7 Mei Penjualan 100 unit Rp.15.000

21 Sept Pembelian 400 unit Rp.11.000

18 Nov Pembelian 100 unit Rp.12.000

20 Nov Penjualan 200 unit Rp.17.000

10 Des Penjualan 200 unit Rp.18.000

1. FIFO (masuk pertama keluar pertama)

Metode FIFO
2. LIFO (masuk terakhir keluar pertama)

11
Metode LIFO
3. Rata-rata (average)

12
5) PERSEDIAAN AKHIR

1. Sistem Periodik

Barang awal (2 Januari 2011) = 200 unit

Pembelian = 800 unit

Barang tersedia dijual = 1000 unit

Penjualan = 700

Persediaan akhir (31 Desember 2011) = 300 unit

Barang tersedia untuk dijual

Tanggal Keterangan Unit Harga/unit Total harga

02/01 Persediaan awal 200 Rp. 9 Rp. 1.800

10/03 pembelian 300 Rp.10 Rp. 3.000

21/09 pembelian 400 Rp. 11 Rp. 4.400

18/11 pembelian 100 Rp. 12 Rp. 1.200

1000 Rp. 10.400

1). Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO)

2). Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO)

Tanggal Unit Harga unit Total harga

21/09 200 Rp.11 Rp 2.200

18/11 100 Rp.12 Rp1.200

300 Rp.3.400

Tanggal Unit Harga unit Total harga

13
02/01 200 Rp.9 Rp 1.800

10/03 100 Rp.10 Rp1.000

300 Rp2.800

3). Rata –rata (Average)

Harga rata-rata / unit = Rp10.400/1000 unit = Rp10,40

Persediaan akhir =300 unit x Rp.10,40 =Rp3.120

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Persediaan merupakan bagian dari aset perusahaan yang pada umumnya nilainya cukup

material dan rawan oleh tindakan pencurian ataupun penyalahgunaan. Oleh karena itu,

biasanya akun persediaan menjadi salah satu perhatian utama auditor dalam pemeriksaan atas

laporan keuangan perusahaan.

Persediaan merupakan salah satu sumber pendapatan bagi perusahaan manufaktur ataupun

perusahaan dagang. Karena hal ini memang sudah menjadi kegiatan utama dari perusahaan.

B. Saran

Karena persediaan memuliki nilai yang sangat material dan rawan, hendaknya di lakukan

pengendalian yang intensif. Selain untuk meminimalisir kerentanan terhadap pencurian,

persedian juga sangat rentan terhadap usang.

Dengan adanya pengendalian yang baik, kerentanan-kerentanan tersebut tentunya bisa di

minimalisisr.

15
DAFTAR PUSTAKA

Handout-AKT401-Modul-Audit-2

https://www.google.com/search?q=facebook&ie=utf-8&oe=utf-8&aq=t&rls=org.mozilla:en-

US:official&client=firefoxa&channel=np&source=hp#channel=np&q=makalah+audit+siklus

+persediaan+dan+pergudangan

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0C

B0QFjAAahUKEwjzgMLH1ezHAhUJjZQKHbx9AkI&url=http%3A%2F%2Fsmd3.wapka.

mobi%2Fsite_index_mp3.xhtml%3Fcmid%3D23410719&usg=AFQjCNGyfXGSOq7JFLCv

MeYgv2Xq47YSlA&bvm=bv.102022582,d.dGo

16

Anda mungkin juga menyukai