Pengakuan
• Pengakuan atas item yang disyaratkan SAK dan tidak mengakui jika
tidak memenuhi SAK
• Pengakuan saat diterbitkan surat keterangan
Penyesuaian
• Piutang, provisi, utang terkait dengan pajak yang tidak diakui akibat tax
amnesty dihapuskan laba rugi
Penyajian
• PSAK 25 – sesuai klasifikasi aset
• Opsi PSAK 70 Aset pengampunan pajak sesuai karakteristik aset Aset
lancar atau tidak lancar / liabilitas jangka pendek / jangka panjang
• Jika tidak dapat diklasifikasikan Aset Lancar dan Liabilitas jangka
panjang
• Reklasifikasi jika dilakukan pengukuran kembali sesuai dengan SAK
Pengungkapan
• Tanggal surat keterangan
• Nilai yang diakui dalam Surat Keterangan
4
Tujuan
Tujuan
• Mengatur perlakuan akuntansi atas aset dan liabilitas yang
timbul dari pengampunan pajak sesuai dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2016 tentang Pengampunan Pajak
(“UU Pengampunan Pajak”).
5
Ruang Lingkup
6
Definisi
• Aset pengampunan pajak adalah aset yang timbul dari
pengampunan pajak berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan
Pajak.
• Biaya perolehan aset pengampunan pajak adalah nilai aset
berdasarkan Surat Keterangan Pengampunan Pajak.
• Lliabilitas pengampunan pajak adalah liabilitas yang berkaitan
langsung dengan perolehan aset pengampunan pajak.
• Pengampunan pajak adalah penghapusan pajak yang seharusnya
terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi
pidana di bidang perpajakan, dengan cara mengungkap aset dan
membayar uang tebusan sebagaimana diatur dalam UU
Pengampunan Pajak.
7
Definisi
• Surat Keterangan Pengampunan Pajak (Surat Keterangan) adalah surat
yang diterbitkan oleh Menteri Keuangan sebagai bukti pemberian
pengampunan pajak. Dalam hal dalam jangka waktu 10 hari kerja
terhitung sejak tanggal diterimanya Surat Pernyataan Harta untuk
Pengampunan Pajak, Menteri Keuangan atau pejabat yang ditunjuk atas
nama Menteri Keuangan belum menerbitkan Surat Keterangan, maka
Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak dianggap sebagai Surat
Keterangan.
• Surat Pernyataan Harta untuk Pengampunan Pajak (Surat Pernyataan
Harta) adalah surat yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk
mengungkapkan aset, liabilitas, nilai aset neto, serta penghitungan dan
pembayaran uang tebusan.
• Uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan ke kas negara untuk
mendapatkan pengampunan pajak.
8
Kebijakan Akuntansi
Pernyataan ini memberikan opsi bagi entitas pada
saat pengakuan awal untuk mengukur aset dan
liabilitas pengampunan pajak sesuai:
9
Pengakuan Pengampunan Pajak
10
PSAK yang Berlaku
• Pada saat diterbitkannya Surat Keterangan, entitas dalam laporan posisi
keuangannya:
– mengakui aset dan liabilitas pengampunan pajak jika pengakuan atas aset atau
liabilitas tersebut disyaratkan oleh SAK;
– tidak mengakui suatu item sebagai aset dan liabilitas jika SAK tidak memperkenankan
pengakuan item tersebut; dan
– mengukur, menyajikan, serta mengungkapkan aset dan liabilitas pengampunan pajak
sesuai dengan SAK.
Entitas yang menggunakan SAK ETAP mengikuti ketentuan dalam SAK ETAP par 9.3
11
Ketentuan Khusus
12
Ketentuan Khusus
15
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika pengampunan pajak mengakibatkan entitas memperoleh
pengendalian sesuai PSAK 65 selama periode pengukuran kembali, maka
entitas disyaratkan mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan
pada tanggal surat keterangan.
• Periode pengukuran kembali dimulai setelah tanggal Surat Keterangan
sampai dengan 31 Des 2017.
• Jika investee bukan entitas sepengendali menerapkan PSAK 22 dan jika
entitas sepengendali menerapkan PSAK 38.
• Dari tanggal surat keterangan sampai sebelum menerapkan prosedur
konsolidasi, entitas disyaratkan mengukur investasi pada anak dengan
menggunakan metode biaya.
• Selisih pengukuran kembali antara nilai wajar pada Surat Keterangan
dengan nilai yang telah diakui sebelumnya disesuikan dalam saldo
tambahan modal disetor.
16
Penghentian Pengakuan
17
Penyajian
• Aset dan liabilitas pengampunan pajak disajikan secara terpisah dari aset
dan liabilitas lainnya dalam laporan posisi keuangan, jika memilih
kebijakan khusus dan tidak melakukan pengukuran kembali.
• Jika tidak dapat melakukan pemisahan diklasifikasikan sebagai aset tidak
lancar dan liabilitas jangka panjang
• Entitas mereklasifikasi aset dan liabilitas pengampunan pajak sebelumnya
sesuai par 19, ke dalam pos aset dan liabilitas serupa ketika:
– Entitas mengukur kembali aset dan liabilitas pengampunan pajak
– Entitas memperoleh pengendalian
• Entitas menyajikan kembali laporan keuangan terdekat sebelumnya jika
tanggal laporan keuangan adalah setelah tanggal Surat Keterangan. (misal
jika pengukuran kembali dilakukan tahun 2017, maka laporan keuangan
2016 dilakukan penyesuaian kembali)
• Tidak melakukan saling hapus antara aset dan liabilitas pengampunan
pajak.
18
Pengungkapan
19
Ketentuan Transisi dan Tanggal Efektif
20
CONTOH KASUS
Contoh 1
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah 5 miliar
– Bangunan 10 miliar
• Nilai total aset perusahaan 30.000 miliar; penjualan 40.000 miliar dan
ekuitas sebesar 1.500 miliar
• Nilai pengampunan pajak total 15 miliar atau 1% dianggap tidak material
maka entitas tidak menerapkan ketentuan dalam PSAK 70.
• Entitas mengakui beban uang tebusan.
• Mengakui aset tersebut sebagai aset tetap dan mencatatnya sesuai
dengan nilai wajar yang dilaporkan. Konsekuensinya dapat diakui sebagai
komponen laba rugi.
22
Contoh 2
• Entitas melakukan pengampunan pajak dengan melaporkan
aset pajak berupa:
– tanah 50 miliar
– Bangunan 100 miliar
• Nilai tersebut material dari keseluruhan aset entitas.
• Diketahui tanah dan bangunan tersebut diperoleh awal tahun 2010
dengan harga 30miliar dan 80miliar. Uang tebusan yang dibayar sebesar
3miliar.
• Beban akan diakui sebesar 3miliar
• Jika mengikuti PSAK 25 maka akan diakui nilai tanah sebesar 30miliar dan
nilai bangunan sebesar 80miliar. Akumulasi depresiasi dihitung sd 2015
(misl 40 tahun) = 80/40 *6= 12. Selisih akan diakui dalam saldo laba.
Laporan keuangan tahun 2014 dan 2015 disajikan kembali.
Tanah 30
Bangunan 80
Akumulasi depresiasi 12
Saldo laba 98
23
Contoh 3
• Jika mengambil opsi khusus maka Entitas akan mengakui aset saat terbit
surat keterangan sebesar:
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 150
Beban pengampunan 3
Kas 3
Jika pada Desember 2016 entitas menilai kembali ternyata nilainya 60 dan
120 maka akan dibuat jurnal penyesuaian dan dilakukan reklasifikasi.
Tanah 60
Bangunan 120
Aset TA - Tanah 50
Aset TA - Bangunan 100
Tambahan modal disetor 30
Jika penilaian kembali dilakukan 2017 maka laporan keuangan 2016 disajikan
kembali dan dilakukan reklasifikasi.
24
Dasar Kesimpulan
25
Dasar Kesimpulan
Dwi Martani
081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/