Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN RUGI

FISKAL DAN STRATEGI


PERPAJAKANNYA
Kelompok 10:
1. Diah Arum Nastiti (B.231.17.0329)
2. Fransisca Erine Damayanti (B.231.17.0389)
3. Anggi Nurhidaiyah (B.231.18.0050)
4. Azis Lusiana (B.231.18.0090)
5. Agustin Finna Fadila (B.231.18.0102)
6. Rina Laeli (B.231.18.0126)
7. Devita Arifiani (B.231.18.0056)
8. Krismia Yuli D (B.231.18.0104)
9. Mita Kurniasari (B.231.18.0115)
Pendahuluan
• Istilah kerugian merujuk kepada kerugian fiskal bukan kerugian komersial. Kerugian
atau keuntungan fiskal adalah selisih antara penghasilan dan biaya-biaya yang telah
memperhitungkan ketentuan Pajak Penghasilan.
• Kompensasi kerugian hanya diperkenankan selama lima tahun ke depan secara
berturut-turut. Apabila pada akhir tahun kelima ternyata masih ada kerugian yang
tersisa maka sisa kerugian tersebut tidak dapat lagi dikompensasikan.
• Kompensai kerugian hanya untuk Wajib Pajak, baik badan maupun orang pribadi,
yang melakukan kegiatan usaha yang penghasilannya tidak dikenakan PPh Final dan
perhitungan Pajak Penghasilannnya tidak menggunakan norma penghitungan.
• Kerugian usaha di luar negeri tidak bisa dikompensasikan dengan penghasilan dari
dalam negeri.
Revaluasi Aktiva Tetap
• Salah satu strategi untuk menghindari rugi dalam pajak adalah melakukan kembali
revaluasi terhadap aktiva yang dimiliki. Revaluasi ini dilakukan oleh wajib pajak
apabila nilai aktiva yang dimilikinya sudah tidak sesuai dengan harga pasar yang
wajar, sehingga dalam penghitungan pajak akan menjadi lebih akurat dengan nilai
aktiva yang sudah di revaluasi.
• Revaluasi aktiva tetap perusahaan dilakukan karena ada ketidaksesuaian yang cukup
materiil antara unsur biaya dengan penghasilan, karena perkembangan atau
fluktuasi harga, baik harga barang maupun karena fluktuasi nilai tukar mata uang
yang tinggi.
• Jadi tindakan revaluasi dimaksudkan agar perusahaan dapat melakukan perhitungan
biaya dan penghasilan secara lebih wajar yang dapat mencerminkan kemampuan
dan nilai perusahaan yang sesungguhnya
Manfaat Revaluasi
1. Posisi kekayaan perusahaan yang
tercermin dalam neraca perusahaan
akan menunjukkan posisi yang sama
atau mendekati harga pasar yang wajar.
2. Terjadi peningkatan struktur modal
dimana perbandingan antara pinjaman
dengan modal sendiri membaik,
sehingga memudahkan dalam mencari
dana melalui pinjaman.
3. Perhitungan biaya dan penghasilan dilakukan
secara lebih wajar
Ketentuan Penilaian
● Perusahaan dapat melakukan revaluasi setelah memenuhi semua
kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir sebelum
dilakukan revaluasi.
● Revaluasi meliputi seluruh atau sebagai aktiva tetap perusahaan,
termasuk aktiva tetap yang pernah dilakukan penilaian kembali
sebelumnya.
● Revaluasi kembali paling cepat dilakukan setelah satu tahun
buku. Aktiva tetap yang direvaluasi adalah aktiva tetap berwujud
yang berada di Indonesia, yang dimiliki dan dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang
merupakan objek pajak.
Revaluasi berdasarkan nilai pasar atau nilai
wajar yang ditetapkan oleh perusahaan jasa
penilai yang diakui oleh pemerintah

Atas selisih lebih antara nilai aktiva setelah di


revaluasi dengan sebelumnya dikenakan PPh
10% bersifat final. Dalam hal besarnya PPh
final atas revaluasi tersebut terutang lebih
dari Rp. 2 T, maka WP dapat mengajukan
permohonan pembayaran angsuran paling
lama 5 tahun.
Dampak Revaluasi
Terhadap PPh
● Penilaian kembali aktiva akan membantu pemerintahmenambah
penerimaan negara yang bersumber daripajak penghasilan badan.
● Penilaian kembali aktiva membantu wajib pajak untukmelakukan
penghematan pembayaran pajak.
● Adanya kenaikan nilai aktiva tetap menyebabkanbeban penyusutan aktiva
tetap yang dibebankan padaharga pokok produksi atau dibebankan pada
laba rugiikut naik.
Syarat Dilakukannya Revaluasi Aktiva
Tetap
• Semua kewajiban pajaknya sudah terpenuhi hinggamasa pajak
terakhir sebelum masa pajak dilakukannyakembali penilaian.

• Wajib pajak dari Bentuk Usaha Tetap (BUT dan badandalam negeri
adalah perusahaan yang tidakdiperkenankan melakukan pembukuan
dalam bahasa!nggris serta mata uang "ollar Amerika Serikat.

• Mengajukan permohonan yang ditujukan kepada Dirjen Pajak dan


memperoleh persetujuan dari Dirjen Pajak
Penggabungan Usaha (Merger)

Adalah penggabungan dari dua atau lebih wajib


pajak badan yang modalnya terbagi atas saham
dengan cara tetap mempertahankan berdirinya
salah satu badan usaha yang tidak mempunyai
sisa kerugian atau mempunyai sisa kerugian
yang lebih kecil.
Apabila perusahaan yang akan dilikuidasi
tersebut dalam keadaan rugi, kerugian tersebut
tidak dapat dilimpahkan kepada wajib pajak
yang digabung, kecuali sudah di revaluasi
terlebih dahulu. Aktiva wajib pajak tersebut
dinilai sesuai dengan harga pasar sesudah
dilakukan likuidasi.
Ketetapan dan Persyaratan Merger
● Wajib Pajak (WP) dapat menggunakan nilai buku dalam rangka penggabungan atau peleburan usaha.
● Untuk dapat melakukan penggabungan, peleburan atau pemekaran usaha dengan menggunakan nilai
buku, WP wajib mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal Pajak dan melunasi seluruh
utang pajak dari tiap badan usaha terkait.
● WP yang melakukan penggabungan atau peleburan usaha dengan menggunakan nilai buku tidak boleh
mengalihkan kerugian/sisa kerugian badan usaha lama.
● Wajib Pajak yang menerima pengalihan harta dengan nilai buku mencatat nilai perolehan harta
tersebut sesuai dengan nilai sisa buku sebagaimana tercantum dalam pembukuan pihak atau pihak-
pihak yang mengalihkan.
● Penyusutan atas harta yang diterima berdasarkan nilai buku dilakukan berdasarkan masa manfaat
yang tersisa sebagaimana tercantum dalam pembukuan pihak atau pihak-pihak yang mengalihkan.
● Apabila penggabungan, peleburan, atau pemekaran usaha yang menggunakan nilai buku dilakukan
dalam tahun berjalan, maka jumlah angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 dari pihak atau pihak-pihak
yang menerima penghasilan tidak boleh pihak kecil dari jumlah angsuran yang wajib dibayar oleh pihak
atau pihak-pihak yang mengalihkan.
● Pembayaran, pemungutan, dan pemotongan Pajak Penghasilan yang telah dilakukan oleh pihak atau
pihak-pihak yang mengalihkan sebelum dilakukannya penggabungan, peleburan atau pemekaran
usaha dapat dipindahbukukan menjadi pembayaran, pemungutan, atau pemotongan Pajak
Penghasilan dari Wajib Pajak yang menerima pengalihan.
Revaluasi Kerugian Merger

• Kerugian wajib pajak yang masih tersisa setelah dilakukannya revaluasi dapat
dialihkan kerugiannya kepada wajib pajak yang akan digabung.
• Pengalihan harta dari wajib pajak yang akan menggabung kepada wajib pajak
yang digabung, dinilai sesuai harga pasar, selisih harga pasar dan nilai bukti
aktiva yang digabungkan akan menjadi terhutang PPh.
• Bagi wajib pajak yang sudah melakukan revaluasi, tidak akan terdapat lagi
objek PPh atas penilaian harta sesuai harga pasar tersebut.
• Apabila revaluasi dinilai tidak akan membuat perusahaan menjadi sehat, maka
pilihan lain untuk memanfaarkan rugi yang dikompensasikan adalah dengan
melakukan penggabungan (merger).
• Dengan bergabungnya perusahaan yang dalam kondisi rugi, lebih-lebih yang
dalam kondisi kritis, maka rugi tersebut akan diperhitungkan pada pengakuan
nilai aktiva yang dipindahkan, yang akan diakui sebagai biaya melalui
penyusutan pada tahun-tahun berikutnya.
Menunda biaya penyusutan
Menunda biaya penyusutan harta berwujud
hanya diperbolehkan bagi wajib pajak yang
bergerak dalam bidang usaha tertentu dengan
kriteria bahwa harta berwujud tersebut berupa
aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan serta
merupakan komoditas pokok dalam bidang
usaha tertentu.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai