Oleh
UNIVERSITAS WARMADEWA
FAKULTAS EKONOMI
2018
1. Pendahuluan
Bila SPT Tahunan Badan yang melampirkan Laporan Keuangan Fiskal
sudah dimasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak setelah berakhirnya masa pajak
tahun yang bersangkutan, maka pada sat itu juga terdapat pengakuan secara fiskal
(sebelum pemeriksaaan pajak) apakah perusahaan mengalami kerugian atau
mendapatkan laba usaha. Laba/rugi fskal tersebut sebenarnya adalah hasil dari
perhitungan laba/tugi komersial setelah dilakukan penyesuaian atau koreksifikal
baik positif maupun negatif. Jika pengeluaran yang diperkenankan, setelah
dikurangkan dati pengasilan bruto didapat kerugian, kerugian tersebut
dikompensasikan dengan penghasilan neto atau laba fiskal selama 5 (lma) tahun
berturutturut, dimulai sejak tahun berikutnya sesudah tahu tersebut.
1. Wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap, tidak
termasuk perusahaan perusahaan yang memperoleh izin
menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa inggris dan mata uang
dollar AS.
2. Penilaian kembali sktiva tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan
dilakukan terhadap:
a. Seluruh aktiva tetap berwujud.
b. Seluruh aktiva tetap berwujud tidak termasuk tanah.
- Penilaian kembali aktiva tetap perushaan untuk tujuan
perpajakan tudan dapat dilakukan kembali sebelum lewat
jangka waktu 5 tahun terhitung sejak penilaian kenbali aktiva
terap perusahaan terakhir yang dilakukan berdasarkan
peraturan menteri keuangan nomir 79/PMK.03/2008 tentang
penilaian kembali aktiva ttap perusahaan untuk tujuan
perpajakan.
- Sisa kerugian tidak dapat diperhitungkan lagi dalam penentuan
pakak penghasilan berdifat final atas penilaian kembali aktiva
tetap perusahaan untuk tujuan perpajakan.
- Pelunasan pajak penghasilan yang bersifat final yang terutang
dalam rangka penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dapat
silakukan secara angsuran dalam jangka waktu paling lama 12
bulan
- Perusahaan yang melaukan lenilaian kembali aktiva tetap jarus
mendapatkan persetujuan direjtur jenderal pajak dengan cara
mengajukan permohonan kepada kepala kantor wilayah DJP
yang membawahi kantor pelayanan pajak tempat perusahaan
terdaftar (KTP domisili), dengan menggunakan formulir
sebagaimana dimaksud dalam lampiran 1 peraturan direktorat
jenderal pajak nomor PER-12/PJ./2009.
1. Model biaya.
Suatu aset tetap dicatat sebesar buaya perolehan dikirangi
akumulasi penyusutan dan akulasi rugi penuruan nilai aset.
2. Model revaluasi
Suatu aset tetap yang nilai wajarnya dspay diukur secara andal
harus dicatat pada jumlah revaluasi yaitu nilai wajar pada tanggal
revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akulasi rugi penurunan
nilai yang terjadi setelah tanggal revaluasi. Revaluasi tetap dalam
akuntansi cenderung tidak diperkenankan, frekuensi revaluasi
tergantung perubahan nilai wajar daru suatu aset tetap tg direvaluasi.
Beberapa aset tetap mengalami perunahan nilai wahar secara
signifikan dan fluktuatif., sehingga perlu direvaluasi secara tahunan.
Revaluasi tahunan seperti itu tidak perlu dilakukan apabila perubahan
nilai wajar tidak signifikan. Namun demikian, aset tersebut mungkin
perlu direvaluasi setiap tiga atau lima tahun sekali.
Perlakuan akuntansi terhadap surplus revaluasi
1. Dalam PSAK No16 paragra 39 diatur: jika jumlah aset tercatat
meningkat akibuat revaluasi, kenaikan tersebut langsung di kredit ke
ekuitas pada bagian surplus revaluasi. Namun kenaikan tersebut harus
diakui dalsm laporan lava rugi hingga sebesar jumlah penurunan nilai
aset akibat revaluasi yang pernah diakui sebelumnya dalam laporan
laba rugi.
2. Dalam PSAK No.16 paragraf 40 diatur: jika jumlah aset tercatat turun
akibat revaluasi, penurunan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.