Anda di halaman 1dari 7

RESUME STANDAR AUDIT 210

PERSETUJUAN ATAS SYARAT-SYARAT PERIKATAN AUDIT

Tugas Mata Kuliah Audit dan Assurance

Dosen: Dr. R. Wedi R. Kusumah, S.E., M.Si., Ak., C.A

Disusun oleh:

- Intan Mauludina (51622120005)

Kelas: VCR1025

Program Magister Akuntansi

Universitas Widyatama

2023
Menurut (Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), 2013) Akuntan publik merupakan
profesi yang memberikan jaminan atas kualitas informasi dalam laporan keuanngan yang
digunakan masyarakat atau pihak yag berkepentingan untuk mengambil keputusan. Oleh
karena itu, akuntan publik harus kompeten dibidangnya. Standar audit berfungsi sebagai
dasar akuntan publik dalam merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan hasil
pekerjaannya. Dengan standar audit, kualitas dari hasil audit dapat diukur dengan jelas
karena sudah memiliki standar yag mengatur. Audior harus megikuti standar audit dalam
melaksanakan pekerjaannya. Dalam topik pembahasan ini, menjelaskan tentang persetujuan
atas syarat-syarat perikatan audit SA 210.

Standar perikatan audit (SPA) ini berkaitan dengan tanggungjawab auditor dalam
menyepakati syarat perikatan audit dengan manajemen. SPA ini juga menetapkan bahwa
terdapat prakondisi tertentu untuk suatu audit, tanggungjawab manajemen, dan jika relevan
pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas.

Pada SA 210 menjelaskan bahwa tujuan auditor adalah untuk menerima atau
melanjutkan perikatan audit hanya bila basis yang melandasi pelaksanaan audit telah
disepakati melalui penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit, dan penegasan
bahwa ada pemahaman yang sama tentang ketentuan perikatan audit antara auditor,
manajemen, dan jika relevan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas.

Definis dari SPA ini bermakna sebagai prakondisi untuk suatu audit. Penggunaan
suatu kerangka pelaporan keuangan yang dapat diterima dalam penyusunan laporan keunagan
oleh manajemen dan persetujuan manajemen, dan jika relevan pihak yang bertanggungjawab
terhadap tata kelola atas premis-premis pelaksanaan suatu audit.

Prakondisi Suatu Audit

Dalam rangka penentuan apakah terdapat prakondisi suatu audit, maka auditor harus:

1. Menentukan apakah kerangka pelaporan keuangan yang akan diterapkan dalam


penyusunan laporan keuangan dapat diterima, dan
2. Memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui dan
memahami tanggungjawabnya.
Ruang lingkup sebelum penerimaan perikatan audit mempunyai batasan yaitu jika
manajemen atau pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola menetapkan suatu pembatasan
terhadap ruang lingkup pekerjaan auditor yang harus dicantumkan dalam surat perikatan
audit dan pembatasan tersebut akan menyebabkan auditor tidak dapat memberikan opini atas
laporan keuangan, maka auditor tidak boleh menerma perikatan tersebut sebagai perikatan
audit. Kecuali jika diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi penerimaan perikatan audit yaitu jika
prakindisi untuk suatu audit tidak ada, auditor harus membahas hal tersebut dengan
manajemen. Kecuali jika suatu audit diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, auditor
harus tidak menerima perikatan audit:

1. Jika auidtor telah menentukan bahwa keranka pelaporan keuangan yang diterapkan
dalam penusunan laporan keuangan tidak dapat diterima, kecuali seperti yang
dijelaskan diatas.
2. Jika memperoleh persetujuan dari manajemen bahwa manajemen mengakui dan
memahami tanggungjawabnya.

Ketentuan perikatan audit yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau
bentuk kesepakatan tertulis lain yang tepat dan harus mencakup antara lain:

1. Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan


2. Tanggungjawab auditor
3. Tanggungjawab manajemen
4. Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang diterapkan dalam penyusunan
keuangan, dan
5. Pengacuan ke bentuk dan isi laporan yang akan dikeluarkan oleh auditor dan suatu
pernyataan bahwa dalam keadaan tertentu terdapat kemungkinan laporan yang
dikeluarkan berbeda bentuk dan isinya dengan yang diharapkan.

Penerimaan Perubahan dalam Ketentuan Perikatan Audit

Auditor tidak boleh menyepakati perubahan dalam ketentuan perikatan audit jika
tidak ada alasan yang memadai untuk melakukan perubahan tersebut. Jika sebelum
penyelesaian perikatan audit, maka auditor diminta untuk mengubah perikatan audit tersebut
ke perikatan yang menyebabkan auditor memperoleh tingkat asurans yang lebih rendah,
auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat dasar yang wajar untuk melakukan
perubahan tersebut. Jika ketentuan perikatan audit diubah, auditor dan manajemen harus
sepakat atas ketentuan baru tersebut dan menuangkannya dalam suatu surat perikatan baru
atau bentun perjanjian tertulis lainnya yang tepat. Kemudian, jika auditor tidak dapat
menyepakati perubahan dalam ketentuan perikatan audit dan manajemen tidak mengiinkan
auditor untuk meneruskan perikatan audit semula, maka auditor harus:

1. Menarik diri dari perikatan audit (jika dimungkinkan) sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, dan
2. Menentukan apakah ada kewajiban, baik secara kontrak maupun dalam bentuk
lainnya, untuk melaporkan kondisi tersebut kepada pihak lain, seperti pihak yang
bertanggungjawab atas tata kelola entias, pemilik, atau badan pengatur.

Penerimaan Lain dalam Penerimaan Perikatan

Standar pelaporan keuanganyang ditetapkan oleh suatu organisasi penyusun standar


yang berwenang atau diakui diberi ketentuan tambahan oleh peraturan perundang-undangan.
Auditor harus mempertimbangkan apakah ada benturan antara standar pelaporan keuangan
dan ketentuan tambahan tersebut. Jika terjadi benturan, auditor harus membahas dengan
manajemen sifat ketentuan tambahan tersebut dan harus menyepakati apakah ketentuan
tambahan tersebut dapat dipenuhi dengan menambahkan pengungkapan dalam laporan
keuangan, dan deskripsi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam laporan keuangan
dapat diubah sesuai dengan ketentuan tambahan tersebut.

Kesimpulan

Standar audit 210 berisi tentang tujuan keseluruhan auditor independen dan
pelaksanaan suatu audit berdasarkan standar audit. Dalam hal ini, SA ini mengatur mengenai
tanggungjawab keseluruhan seorang auditor independen ketika melaksanakan audit atas
laporan keuangan berdasarkan standar audit. Standar audit 210 ini memuat tentang
persetujuan atas syarat-syarat perikatan audit, dimana SA ini berkaitan dengan
tanggungjawab auditor dalam menyepakati syarat perikatan audit dengan manajemen, dan
jika relevan dengan pihak yang bertanggungjawab atas tata kelola entitas dan juga SA ini
menetapkan bahwa terdapat prakondisi tertentu untuk suatu audit.

Kritikal Reviu
Standar audit 210 ini sangat lengkap dan berisi tentang prakondisi tertentu untuk suatu
audit, tanggungjawab manajemen, dan jika relevan pihak yang bertanggungjawab atas tata
kelola entitas. Dalam SA ini disertai dengan contoh-contoh lampiran ataupun prosedur yang
dapat dijadikan pedoman oleh pembaca ketika akan melakukan audit, sehingga auditor dapat
mengetahui syarat-syarat perikatan audit. Pada SA 210 ini sudah menjelaskan dengan
lengkap dan dapat dimengerti oleh pembaca, walaupun tidak terdapat catatan kaki, tetapi
dalam SA ini tidak ada kata-kata khusus yang tidak dimngerti oleh pembaca, semisal kata
fraud. SA ini menggunakan kata salah saji material, kecurangan dan kesalahan. Dapat dilihat
pada poin ke-ii dengan sub judul prakondisi untuk suatu audit.

SA 210 (Revisi 2021)    : Persetujuan atas Ketentuan Perikatan Audit

Standar Audit (SA) ini berkaitan dengan tanggung jawab auditor dalam menyepakati
ketentuan perikatan audit dengan manajemen dan, jika relevan, dengan pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas.Tujuan auditor adalah untuk menerima atau
melanjutkan perikatan audit hanya ketika basis yang melandasi pelaksanaan audit telah
disepakati, melalui:

1. Penetapan apakah terdapat prakondisi untuk suatu audit; dan


2. Penegasan bahwa terdapat pemahaman yang sama tentang ketentuan perikatan
audit antara auditor, manajemen dan, jika relevan, pihak yang bertanggung
jawab atas tata kelola entitas.

Auditor harus menyepakati ketentuan perikatan audit dengan manajemen atau pihak yang
bertanggung jawab atas tata kelola entitas, jika relevan.

Ketentuan perikatan audit yang disepakati harus dicatat dalam surat perikatan audit atau
bentuk kesepakatan tertulis lain yang sesuai dan harus mencakup:

1. Tujuan dan ruang lingkup audit atas laporan keuangan;


2. Tanggung jawab auditor;
3. Tanggung jawab manajemen;
4. Identifikasi kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dalam penyusunan
laporan keuangan;
5. Pengacuan pada bentuk dan isi laporan yang akan diterbitkan oleh auditor; dan
6. Suatu pernyataan bahwa terdapat kondisi tertentu yang bentuk dan isi
laporannya mungkin berbeda dengan yang diharapkan.

SA 210 (Revisi 2021) berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2022.
DAFTAR PUSTAKA

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). (2021). SA 210.pdf.

Anda mungkin juga menyukai