Anda di halaman 1dari 12

1.

Etika Lingkungan
Etika lingkungan merupakan kebiasaan atau hal yang sudah
teratur terjadi dalam suatu lingkungan. Lingkungan adalah segala
sesuatu yang ada di sekitar manusia yang mempengaruhi kelangsungan
kehidupan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lain baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Dapat disimpulkan etika
lingkungan merupakan kebijaksanaan moral manusia dalam bergaul
dengan lingkungannya. Etika lingkungan diperlukan agar setiap
kegiatan yang menyangkut lingkungan dipertimbangkan secara cermat
sehingga keseimbangan lingkungan tetap terjaga. Teori etika
lingkungan dapat diuraikan menajdi tiga yaitu :
1.1 Teori Antroposentrisme
Teori ini menitikberatkan manusia sebagai pusat dari sistem
alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil
dalam kaitannya dengan alam, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Teori ini lebih berpandangan pada memenuhi keinginan
manusia bukan kepentingan manusia (egositis).
1.2 Teori Biosentrisme
Didalam teori ini alam memiliki nilainya sendiri dimana setiap
kehidupan dan mahluk hidup dianggap berharga dan bernilai.
1.3 Teori Ekosentrime
Teori ekosentrisme memusatkan perhatian kepada semua
spesies, termasuk spesies bukan manusia, dan menekankan perhatiannya
pada jangka panjang, dan tak kalah pentingnya merupakan gerakan
diantara orang-orang yang mempunyai sikap dan keyakinan yang sama,
mendukung suatu gaya hidup yang selaras dengan alam, dan sama-sama
memperjuangkan isu lingkungan dan politik

2. Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya


Banyak faktor yang dapat merusak lingkungan seperti
pencemaran yang diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang
diakibatkan oleh perbuatan manusia. Pencemaran akibat alam antara
lain letusan gunung berapi. Pencemaran akibat manusia adalah akibat
dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dikatakan tercemar jika
dimasuki atau kemasukan bahan pencemar yang dapat
mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup yang ada
didalamnya
Semakin banyaknya populasi manusia yang bertambah setiap
periodenya mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah
pula sehingga bahan- bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak
yang diambil dari lingkungan. Untuk memenuhi kebutahan populasi
yang terus bertambah sehingga manusia dituntut dalam teknologinya
mengalami volume yang terus bertambah untuk meningkatkan
produksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui
industri. Terbentuknya polusi yang membuat dampak besar pada
lingkungan sekitar, polusi sendiri mengacu pada kotaminasi
terhadap lingkungan sehingga bisa menyusutkan sumber daya.
Berikut merupakan jenis-jenis polusi yang ada :
2.1 Polusi Udara
Peningkatan polusi udara disebabkan banyaknya cerobong asap
dari industry kecil sampai besar sehingga mencemari kualitas
udara sampai detik ini imbas dari polusi udara ini adanya
penurunan pada proses vegetasi yang mempengaruhi pada
pengurangan hasil panen, adanya perusakan pada bahan-bahan
bangunan melalui proses karat, perubahan warna dan
pembusukan serta pada skala global pengerusakan yang terjadi
adalah pemanasan global, hancurnya lapisan ozon di stratosfer,
penyusutan lapisan ozon dan terjadinya hujan asam serta
penyakit yang terjadi pada manusia berupa gangguan.
2.2 Polusi Air
Pencemaran air sangatlah beragam tidak hanya dari sampah
organik tetapi dari garam, logam, bahan- bahan radioaktif, serta
bakteri, virus dan endapan yang dibuang secara masal ke sumber
mata air.
2.3 Polusi Tanah
Polusi tanah disebabkan pembuangan zat kimia beracun yang
tidak diolah dan langsung dibuang ke dalam tanah dan juga
melalui pembuangan limbah padat yang tidak dapat diuraikan
didalam tanah sehingga mengganggu kesuburan dan kualitas
tanah tersebut.
2.4 Penyusutan Spesies dan Habitat
Manusia memiliki sifat yang tidak mudah puas sehingga terus
mengeksploitasi alam untuk kepentingan dirinya tanpa
mengindahkan keberlangsungan spesies dan habitat dari sebuah
sumber daya yang dipakai. Contohnya adalah eksploitasi kayu
oleh industri kayu ataupun non kayu seiring dengan
meningkatkan kebutuhan menyebakan kerusakan hutan sehingga
hampir ratusan ribu jenis spesies akan mengalami kepunahan
akibat tidak mampunya menyesuaikan dengan lingkungan hutan
yang telah dirusak.
2.5 Penyusutan Bahan bakar fosil
Penggunaan yang tanpa etika ini akan menyebabkan kelangkaan
dikarenakan tenggat waktu untuk mengembalikan atau membuat
bahan baker fosil ini tidaklah sesuai dengan waktu
pengekploitasian yang relatif singkat
2.6 Penyusutan Mineral
Penyusutan mineral adalah suatu hal yang tidak dapat
dihindarkan karena eksploitasi besar-besaran tanpa melihat sisi
negatif terhadap lingkungan dan ekonomi dalam jangka
panjang. Kelangkaan suatu benda akan menyebabkan benda
tersebut memiliki nilai yang mahal sehingga mampu
memberikan pengaruh ekonomi yang cukup signifikan.

3. Etika Pengendalian Polusi


Etika lingkungan memberikan gambaran yang jelas mengapa
terjadi kerusakan lingkungan. Karena dengan adanya etika lingkungan
ini dapat sedikit menguraikan norma-norma mana yang dipakai oleh
manusia dalam melakukan pendekatan terhadap alam ini. Dengan
demikian etika lingkungan berusaha memberi sumbangan dengan
beberapa norma yang ditawarkan untuk mengungkap dan mencegah
terjadinya kerusakan lingkungan.
3.1 Etika Ekologi
Etika ekologi dalah sebuah etika yang mengklaim bahwa
kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara
intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena adanya nilai
intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk menghargai dan
mempertahankannya. Etika ekologi didasarkan pada gagasan bahwa
bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi
bagian-bagian itu sendiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan
manusia atau tidak. Dapat disimpulkan hubungan manusia dengan
lingkungan menurut etika ekologi adalah manusia harus menghormati
alam, mengutamakan tujuan jangka panjang sesuai ekosistem.

3.2 Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak


William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas
lingkungan yang nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun
merupakan hak bagi setiap manusia. Masalah utama dari pandangan
Blackstone adalah pandangan ini gagal memberikan petunjuk tentang
sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan.

3.3 Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial

Utilitarianisme memberikan suatu cara guna menjawab pertanyaan


yang tidak dapat dijawab teori hak-hak lingkungan Blackstone.
Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha
menghindari polusi karena dia juga tidak ingin merugikan
kesejahteraan masyarakat.
4. Etika Konversi Sumber Daya
Menurut etika ekologi dibagi menjadi dua jenia kepedulian
lingkungan, yaitu kepedulian lingkungan yang dangkal (shallow
ecology) dan kepedulian lingkungan yang dalam (deep ecology).
Kepedulian lingkungan yang dangkal menunjukkan perhatian kepada
kepentingan-kepentingan yang sering diabaikan dalam ekonomi
tradisional, pandangan ini menganggap alam bernilai hanya sejauh ia
bermanfaat bagi kepentingan manusia, dan bukan karena alam bernilai
pada dirinya sendiri. Jadi pada dasamya manusia itu harus memiliki
komitmen moral untuk menciptakan solidaritas kemanusiaan agar
lebih peduli terhadap penciptaan keharmonisan hidup sesama manusia
dengan lingkungannya secara serasi dan seimbang. Setidaknya agenda
enam masalah yang timbul berkaitan dengan lingkungan, yaitu:
4.1 Limbah Beracun
Seringkali perusahaan membuang limbahnya ke sungai di sekitarnya,
tanpa mengolahnya menjadi tak beracun. Akibatnya air sungai
menjadi tercemar sehingga tidak layak dipakai, ikan-ikan menjadi
mati, bahkan limbah tersebut bisa terserap ke air tanah mengakibatkan
air tanah tidak layak untuk dikonsumsi.
4.2 Efek Rumah Kaca
Terjadinya efek rumah kaca karena pembakaran produk-produk
minyak bumi dan batu bara. Hal ini akan berdampak negatif yaitu
memperluas padang pasir, melelehkan lapisan es di kutub serta
meningkatkan permukaan air laut.
4.3 Rusaknya Lapisan Ozon
Lapisan ozon berfungsi untuk menyaring sinar ultraviolet. Namun
sekarang lapisan ozon semakin rusak, hal ini dapat terjadi karena
pelepasan gas klorofluorokarbon (CFC) ke udara, pengaruh terbesar
disebabkan karena penyemprotan aerosol, lemari es, dan AC.
4.4 Hujan Asam
Asam dari emisi industri bergabung dengan air hujan, yang nantinya
akan masuk ke dalam tanah, danau ataupun sungai. Tentunya hal ini
dapat mengakibatkan kerusakan hutan, merusak gedung, dan bahkan
bisa menghancur-kan logam-logam beracun karena derajat
keasamannya.
4.5 Penebangan Hutan
Penebangan hutan secara liar tanpa menghijaukannya kembali tentu
berakibat sangat buruk. Hal ini sudah dibuktikan dengan bencana
yang terjadi akhir-akhir ini, dimana longsor dan banjir bandang telah
menelan korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya.
4.6 Polusi Udara
Polusi udara bukanlah barang baru, udara telah bersama kita
semenjakterjadinya Revolusi industri dunia, saat cerobong- cerobong
asap pabrik mulai berdiri. Terutama dikeluarkan dari pembuangan
kendaraan bermotor dan proses industri. Ditambah lagi dengan
kebakaran hutan yang asapnya sangat mempengaruhi kesehatan dan
juga mengganggu jarak pandang kita.
Aturan hukum yang mengikat khususnya di Indonesia
mengenai etika lingkungan hidup dapat dilihat dari :
a. UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
b. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2017 tentang Intrument
Ekonomi Lingkungan Hidup.

5. Pembahasan Kasus
Timbunan sampah di Provinsi Bali sudah menjadi sorotan sejak
lama dan penampungan sampah di TPA Suwung sudah semakin
overload. Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK) provinsi Bali menghasilkan 915,5ton timbunan
sampah sepanjang tahun 2021. Ini menjadikan Bali sebagai provinsi
penghasil sampah terbesar ke-8 di Indonesia. Jika dirinci berdasarkan
wilayahnya, timbunan sampah di Bali paling banyak adalah 349,5 ribu
ton yang selanjutnya adalah Kabupaten Gianyar 141,4 ribu ton,
Kabupaten Buleleng 123,7 ton, Kabupaten Badung 116,7 ribu ton dan
Kabupaten Tabanan 84,2 ribu ton. Berdasarkan sumbernya, sampah di
Bali banyak berasal dari aktivitas rumah tangga dengan porsi mencapai
40,58% dari total sampah yang diikuti berasal dari aktivitas perniagaan
18,22% dan dari pasar 17,7%.
Pada tahun 2022, Bali akan menyelenggarakan lokasi pehelatan
G20 dan akan bertemu dengan pimpinan negara dengan pendapatan
ekonomi tinggi. Permasalahan sampah ini telah menjadi fokus utama
pemerintah yang diperkirakan TPA Suwung yang akan dilalui delegasi
G20 akan ditutup karena sudah overload. Hal ini juga ditegaskan oleh
Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan PPKLH DKLH
Bali yang menyatakan bahwa kondisi darurat sampah menyebabkan
TPA Suwung harus ditutup pada November ini. Akan tetapi yang
menjadi sorotan adalah Pemerintah Provinsi Bali masih sulit
menegakkan regulasi larangan plastik sekali pakai (PSP) yang sudah
disahkan beberapa tahun lalu sesuai dengan aturan Peraturan Gubernur
Provinsi Bali No.97 tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan Sampah
Plastik Sekali Pakai.
Perlunya kesadaran kepada masyarakat dan penyuluhan
mengenai pengolahan sampah agar tidak adanya timbunan yang
berlebihan seperti keberadaan Yayasan (LSM) yang bekerja sama
dengan lembaga pemerintah dan pihak swasta. Keberadaaan Yayasan
ini mempunyai peran penting dalam memberikan pencerahan kepada
masyarakat lokal melalui penyuluhan dan pelatihan keterampilan
sampah dan sebagai fasilitator dalam mencarikan bantuan. Model
pengelolaan sampah berbasis sosial dan budaya dapat dilakukan secara
adaptif dengan memperhatikan aspek karakteristik sosial dan budaya
masyarakat, aspek ruang dan volume dan jenis sampah yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai