2110312320005
Manajemen (A)
Dosen Pengampu : Siti Aliyati Al Bushairi, SE, MM
02 05
Etika Pengendalian Polusi Peraturan yang Terkait
03
Etika Konservasi Sumber
Daya yang Bisa Habis
Dimensi Polusi dan Penyusutan
Sumber Daya
Polusi udara telah hadir menemani kita semenjak terjadinya revolusi industri dunia, saat cerobong-cerobong asap mulai
berdiri dan tidak berhenti bernafas sampai hingga sampai saat ini. Tingkat polusi udara semakin meningkat bersamaan
dengan meningkatnya atau ekspansi industri pada setiap Negara. Memacu nilai perekonomian dan taraf hidup, memang
benar, tapi revolusi industri juga membunuh jutaan harapan hidup dan kebahagiaan secara halus bahkan pada tingkat
global. Sebagai contoh adanya penurunan pada proses vegetasi yang mempengaruhi pada pengurangan hasil panen, adanya
perusakan pada bahan-bahan bangunan melalui proses karat, perubahan warna dan pembusukan serta pada skala global
pengerusakan yang terjadi adalah pemanasan global, hancurnya lapisan ozon di stratosfe, penyusutan lapisan ozon, dan
terjadinya hujan asam serta penyakit yang terjadi pada manusia berupa gangguan.
Polusi Air
Polusi air adalah polusi yang telah lama ada saat manusia telah menggunakan air untuk membuang sampah dan kotoran,
sehingga dalam kadar tertentu, kontaminasi ini dapat membahayakan species yang hidup pada air tersebut atau pun
makhluq yang mengkonsumsi air tersebut. Pencemaran air sangatlah beragam tidak hanya dari sampah organic tetapi dari
garam, logam, bahanbahan radioaktif, serta bakteri, virus dan endapan. Saat lebih dari satu juta orang tidak memiliki akses
air sehat, sebagian besar di negara-negara miskin. Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan menurunnya persediaan air,
yaitu kenaikan populasi dan aktivitas ekonomi menambah permintaan terhadap sumber air, serta semakin luasnya wilayah
kota yang menyebabkan permintaan akan air juga semakin tinggi.
Polusi Tanah
Polusi tanah sering terjadi karena adanya pembuangan zat-zat kimia beracun hasil dari limbah industri ke dalam tanah,
atau melakukan penguburan bahan-bahan yang berbahaya ke dalam tanah. Polusi tanah juga dapat disebabkan
pembuangan limbah padat yang tidak dapat diuraikan di dalam tanah sehingga merusak tingkat kesuburan tanah.
Harus diakui sebuah fakta bahwa manusia telah merusak dan menghapuskan kehidupan species yang ada di
lingkungan meskipun tidak secara langsung. Kita ambil contoh penangkapan ikan yang menggunakan cara yang
illegal selain merusak ekosistem juga merusak keseimbangan lingkungan di laut sehingga menimbulkan kematian
bagi species yang tidak mampu bertahan dan dalam rentang jangka yang panjang akan menyebabkan kepunahan.
Eksploitasi kayu oleh industri kayu ataupun non kayu seiring dengan meningkatkan kebutuhan menyebakan
kerusakan hutan sehingga hampir ratusan ribu jenis species akan mengalami kepunahan akibat tidak mampunya
menyesuaikan dengan lingkungan hutan yang telah rusak oleh ulah manusia. Para ahli memperkirakan bahwa
kerusakan hutan hujan di bumi mencapai tingkat 1 persen setiap tahunnya. Hilangnya habitat hutan yang disertai
pengaruh-pengaruh polusi diperkirakan telah mengakibatkan kepunahan sejumlah besar spesies. Diperkirakan bahwa
setengah juta sampai dua juta spesies (15 sampai 20 persen dari seluruh spesies di bumi) akan punah menjelang tahun
2000.
Etika Pengendalian polusi
Selama Berabad-abad lembaga bisnis di perbolehkan mengabaikan akibat-akibat
perbuatan mereka terhadap lingkungan alam, satu masalah yang muncul karena
beberapa sebab. Pertama, para pelaku bisnis menganggap udara dan air merupakan
barang gratis atau tidak ada yang memiliki dan masing- masing perusahaan bisa
menggunakannya tanpa mengeluarkan biaya. Yang kedua, Ancaman lingkungan
berasal dari dua sumber, yaitu polusi dan penyusutan sumber daya. Masalah polusi
berasal dari beragam sumber, dan penanganannya memerlukan pemecahan yang
juga beragam.
Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang nyaman tidak hanya sangat
diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia. Masalah utama dari pandangan Blackstone adalah
pandangan ini gagal memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai
lingkungan.Sejumlah negara bagian Amerika Serikat memberlakukan amandemen terhadap UU mereka
yang mengizinkan warga negara untuk memperoleh hak lingkungan:
“Warga negara berhak atas udara bersih, air bersih, dan pemeliharaan atas keindahan alam, nilai-nilai
historis, dan estetis. Sumber daya…. adalah milik bersama dari semua warga, termasuk generasi
mendatang. Sebagai pengawas sumber daya tersebut, persemakmuran akan menjaga dan
mempertahankannya demi kepentingan semua warga.”
Tika krisis lingkungan dipertimbangkan dengan serius, bagi ekonomi masih ada suatu konsekuensi lain yang
sulit dihindari. Ekonomi selalu menekankan perlunya pertumbuhan. Ekonomi yang sehat adalah ekonomi yang
tumbuh. Selanjutnya semakin disadari bahwa pengabisan sumber daya alam barangkali masih dapat diimbangi
dengan ditemukannya teknologi baru. Karena itu penghabisan sumber daya alam tidak merupakan masalah
hidup atau mati. Masalah yang lebih mendesak adalah kerusakan lingkungan hidup yang sangat
memprihatinkan. Yang secara mutlak harus dibatasi adalah tekanan semakin besar pada sistem-sistem ekologis
karena efek-efek negatif dari kegiatan manusia. Kapasitas alam untuk manampung tekanan dari polusi udara
dan air, degradasi tanah dan sebagainya tidak diimbangi dengan teknologi baru.
Peraturan yang terkait
Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2017 tentang Intrument Ekonomi Lingkungan Hidup.