Anda di halaman 1dari 23

ETIKA

LINGKUNGAN
Dimensi Polusi dan Penyusutan Sumber Daya

 Ancaman lingkungan berasal dari dua


sumber: polusi dan penyusutan sumber
daya. Polusi mengacu pada kontaminasi
yang tidak diinginkan terhadap
lingkungan oleh pembutan atau
penggunaan komoditas. Penyusutan
sumber daya mengacu pada konsumsi
sumber daya yang terbats atau langka.
Polusi Udara

 Polusi mengacu pada kontaminasi yang


tidak diinginkan terhadap lingkungan
oleh pembuatan atau penggunaan
komoditas. Adanya pemanasan global,
hujan asam, dan banyak gas-gas beracun
di udaraa yang dapat menimbulkan
berbagai racun di bumi.
Polusi Air

 Saat ini lebih dari satu juta orang tidak


memiliki akses untuk air sehat, terutapa
pada negara-negara miskin. Ada beberapa
faktor yang terkait dengan menurunnya
persediaan air. Kenaikan populasi dan
aktifitas ekonomi menambah
permintaaan terhadap sumber air bersih.
Polusi Tanah

 Limbah padat contohnya adalah sampah rumah


tangga yang semakin banyak jumlahnya tidak
sebanding dengan fasilitas untuk menanganinya.
Belum lagi limbah padat berbahaya yang
dihasilkan dari industri kimia dan perminyakan,
bahkan limbah nuklir.
Penyusutan Spesies dan Habitat

 Manusia menyebabkan punahnya


ribuan spesies binatang dan
tumbuhan begitu pula dengan
semakn sedikitnya jumlah habitat
hutan yang hilang karena digunduli
oleh industri kayu, dan dijadikan
permukiman.
 Penyusutan Bahan Bakar Fosil
Penggunaan bahan bakar fosil meningkat terus
sedangkan ketersediaannya semakin menipis.
 Penyusutan Mineral
Seperti halnya bahan bakar fosil, kondisi mineral yang
tersedia pun semakin sedikit disbanding dengan
penggunannya yang semakin banyak. Ketersediaan
bahan-bahan pengganti bahan bakar fosil dan mineral
pun terbatas, sehingga hanya dapat menunda sebentar
habisnya ketersediaan bahan bakar fosil dan mineral.
Etika Pengendalian Polusi

 Tidak adanya upaya pengeendalian polusi


dikarenakan para pelakunya para pelaku
bisnis menganggap udara dan air itu
barang gratis, dan melihat lingkungan
sebagai barang tak terbatas.
 Lembaga bisnis mengabaikan akibat kegiatan
mereka terhadap lingkungan sebab:
1. Para pelaku bisnis menganggap udara dan
air itu barang gratis.
2. Bisnis melihat lingkungan sebagai barang tak
terbatas.
Etika Ekologi

 Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa


kesejahteraan dari bagian-bagian non-manusia di bumi ini
secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan bahwa, karena
adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk
menghargai dan mempertahankannya. Paul Taylor “sifat
karakter secara moral adalah baik ketika mengekspresikan
atau mewujudkan sikap moral dasar, yang saya sebut sebagi
penghargaan terhadap alam”. Pengahragaan alam
didasarkan pada fakta bahwa masing-masing makhluk hidup
berusaha mencari yang baik bagi dirinya dan demikian pula
sebuah “pusat teleologi kehidupan”.
Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak

 William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan


atas lingkungan yang nyaman tidak hanya sangat
diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia.
Undang-undang federal menetapkan batasan-batasan
atas hak properti pada para pemilik perusahaan. Masalah
utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini
gagal memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan
yang cukup berat mengenai lingkungan.
 Menurut William T. Blackstone, lingkungan yang
nyaman bukanlah sesuatu yang kita semua
inginkan, melaikan sesuatu dimana yang lain
berkewajiban untuk memungkinkan kita semua
memilikinya. Dalam pendapat Blackstone, ia gagal
memberikan petunjuk tentang sejumlah pilihan
yang cukup berat mengenai lingkungan kaitannya
dengan hak atas properti.
 Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
Pendekatan utilitarian menyatakan bahwa seseorang perlu
berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak ingin
merugikan kesejahteraan masyarakat.
 Biaya Pribadi dan Biaya Sosial
Polusi membebankan biaya eksternal, dan hal ini selanjutnya
berarti biaya-biaya produksi (biaya pribadi atau internal) lebih
kecil dibandingkan biaya sosial. Akibatnya, pasar tidak
menetapkan disiplin potimal pada produsen, dan hasilnya
adalah penurunan utilitas sosial. Jadi, polusi lingkungan
merupakan suatu pelanggaran atas prinsip-prinsip utilitarian
yang merupkan dasar sistem pasar.
Penyelesaian: Tugas-Tugas Perusahaan

 Penyelesaian untuk masalah biaya-biaya eksternal,


menurut argumen utilitarian yang disebutkan
sebelumnya, adalah dengan memasukkan biaya
polusi atau pencemaran ke dalam perhitungan atau
dengan kata lain, biaya-biaya ini ditanggung oleh
produsen dan diperhitungkan untuk menentukan
harga komoditas mereka.
Keadilan

 Cara utilitarian menangani polusi (dengan


menginternalisasikan biaya) tampak konsisten
dengan persyaratan keadilan distributif sejauh
keadilan distributif tersebut mendukung kesamaan
hak. Para pengamat mencatat bahwa polusi sering
berpengaruh terhadap meningkatnya ketidakadilan.
Internalisasi biaya eksternal juga terlihat konsiten
dengan persyaratan keadilan retributif dan
kompensatif.
Biaya dan Keuntungan

Thomas Klein memberikan ringkasan prosedur


analisis biaya-keuntungan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi biaya dan keuntungan


2. Megevaluasi biaya dan keuntungan
3. Menambahakan biaya dan keuntungan
Ekologi Sosial, Ekofeminisme, dan Kewajiban untuk Memelihara

 Ekologi sosial menyatakan bahwa


apabila pola-pola hierarki dan
dominasi sosial belum berubah ,
maka kita tidak akan bisa
menghadapi krisis lingkungan.
 Kaum ekofeminis meyakini bahwa
meskipun konsep utilitarianisme, hak,
dan keadilan memiliki peran terbatas
dalam etika lingkungan, namun etika
lingkungan yang baik harus
memperhitungkan perspektif-perspektif
etika memberi perhatian.
Etika Konservasi Sumber Daya yang Bisa Habis

 Konservatisme mengacu pada penghematan


sumber daya alam untuk digunakan di masa
mendatang. Jadi, konservatisme sebagian besar
mengacu pada masa depan: kebutuhan untuk
membatasi konsumsi saat ini agar cukup untuk
besok. Pengendalian polusi merupakan salah satu
bentuk konservatisme.
Hak Generasi Mendatang

 Tindakan menghabiskan sumber daya


berarti mengambil apa yang sebenarnya
menjadi milik generasi mendatang dan
melanggar hak-hak mereka atas sumber
daya tersebut, namun sejumlah penulis
menyatakn bahwa salah bila kita berpikir
generasi mendatang juga punya hak.
Keadilan bagi Generasi Mendatang

 John Rowls: meskipun tidak adil bila


memberikan beban yang berat bagi
generasi sekarang demi generasi
mendatang, namun juga tidak adil bila
generasi sekarang tidak meninggalkan
apa-apa sama sekali bagi generasi
mendatang.
Pertumbuhan Ekonomi

 Sejumlah penulis menyatakan bahwa jika kita


menghemat sumber daya alam yang langka agar
generasi mendatang bisa memperoleh kualitas
kehidupan yang memuaskan, maka kita perlu
mengubah sistem perekonomian secara substansial,
khususnya dengan menekan usaha-usaha untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai