ETIKA DAN
LINGKUNGAN
The OK Tedi Copper Mine
Angelina Corahta Br. Sinulingga
Irvan Bravely
Krisnhoe Sukma Danuta
Muhammad Ramadhan Slamet
Sari Hendriastuti
BAB 5
ETIKA DAN LINGKUNGAN
Ancaman lingkungan berasal dari dua sumber: polusi dan penyusutan sumber daya.
Polusi mengacu pada kontaminasi yang tidak diinginkan terhadap lingkungan oleh
pembutan atau penggunaan komoditas. Penyusutan sumber daya mengacu pada konsumsi
sumber daya yang terbatas atau langka.
1. Polusi Udara, Air, dan Tanah
Polusi udara bermula sejak terjadinya revolusi industri dunia, dan semakin
meningkat secara besar-besaran saat industri mulai meluas.Isu lingkungan yang
terkait dengan polusi udara diantaranya pemanasan global, penyusutan ozon, hujan
asam, racun udara, dan kualitas udara.
Bahan pencemar air saat ini sangat beragam dan tidak hanya terdiri dari
sampah organik, namun juga garam, logam, bahan-bahan radioaktif, bakteri, virus
serta endapan. Semua jenis kontaminasi ini dapat merusak bahkan menghancurkan
kehidupan air, mengancam kesehatan manusia serta mencemari air.
Tanah saat ini juga telah tercemar dengan zat-zat beracun, limbah padat serta
limbah nuklir. Zat beracun dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan dan
lingkungan. Jumlah sampah atau limbah padat yang dihasilkan manusia naik setiap
tahun, namun fasilitas untuk menanganinya justru semakin sedikit. Reaktor nuklir
mengandung bahan-bahan radioaktif yang diketahui bersifat karsinogen. Radiasi
tingkat tinggi dapat menyebabkan kematian, sedangkan dosis lebih rendah dapat
menyebabkan kanker dan kerusakan genetika pada generasi selanjutnya.
2. Penyusutan Spesies dan Habitat, Bahan Bakar Fosil, dan Mineral
Manusia menyebabkan punahnya ribuan spesies binatang dan tumbuhan
begitu pula dengan semakin sedikitnya jumlah habitat hutan yang hilang karena
digunduli oleh industri kayu, dan dijadikan permukiman. Disamping itu penggunaan
bahan bakar fosil dan mineral meningkat terus sedangkan ketersediaannya semakin
menipis.Ketersediaan bahan-bahan pengganti bahan bakar fosil dan mineral pun
terbatas, sehingga hanya dapat menunda sebentar habisnya ketersediaan bahan bakar
fosil dan mineral.
B. ETIKA PENGENDALIAN POLUSI
Tidak adanya upaya pengeendalian polusi dikarenakan para pelaku bisnis
menganggap udara dan air itu barang gratis, dan melihat lingkungan sebagai barang tak
terbatas.
1. Etika Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari
bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan
bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk
menghargai dan mempertahankannya. Etika ekologi didasarkan pada gagasan bahwa
bagian-bagian lingkungan yang bukan manusia perlu dijaga demi bagian-bagian itu
sendiri, tidak masalah apakah itu menguntungkan manusia atau tidak.Namun hingga
kini untuk memperluas hak-hak moral terhadap hal-hal non-manusia masih sangat
kontroversial. Untuk hal tersebut dibutuhkan pendekatan lagi dalam menghadapi
masalah lingkungan yang berdasarkan hak-hak asasi manusia maupun pertimbangan
utilitarian.
2. Hak Lingkungan dan Pembatasan Mutlak
William T. Blackstone menyatakan bahwa kepemilikan atas lingkungan yang
nyaman tidak hanya sangat diinginkan, namun merupakan hak bagi setiap manusia.
Masalah utama dari pandangan Blackstone adalah pandangan ini gagal memberikan
petunjuk tentang sejumlah pilihan yang cukup berat mengenai lingkungan.
3. Utilitarianisme dan Pengendalian Parsial
Utilitarianisme memberikan suatu cara guna menjawab pertanyaan yang tidak
dapat dijawab teori hak-hak lingkungan Blackstone. Pendekatan utilitarian
menyatakan bahwa seseorang perlu berusaha menghindari polusi karena dia juga tidak
ingin merugikan kesejahteraan masyarakat.
produksinya, maka pasar tidak lagi memberikan harga yang tepat atas komoditas
yang dihasilkan.
biaya-biaya
ini
ditanggung
oleh
produsen
dan
Keadilan
Cara utilitarian menangani polusi (dengan menginternalisasikan biaya)
tampak konsisten dengan persyaratan keadilan distributif sejauh keadilan
distributif tersebut mendukung kesamaan hak. Internalisasi biaya eksternal juga
terlihat konsiten dengan persyaratan keadilan retributif dan kompensatif. Dengan
adanya pandangan keadilan retributif dan keadilan kompensatif, maka muncul
biaya pengendalian polusi harus ditanggung oleh pihak yang menyebabkan polusi
dan yang memperoleh keuntungan darinya, serta keuntungan pengendalian polusi
wajib diberikan kepada pihak-pihak yang menanggung biaya eksternal polusi.
masyarakat kita menjadi tidak terlalu hierarkis, tidak terlalu mendominasi dan
tidak terlalu menindas.
Ekofeminisme digambarkan dengan adanya beberapa hubungan penting
(historis, eksperensial, simbolis,teoritis)antara dominasi atas kaum perempuan dan
dominasi atas alam, sebuah pemahaman yang sangat penting baik bagi etika
feminism ataupun etika lingkungan.Kaum ekofeminis meyakini bahwa meskipun
konsep utilitarianisme, hak, dan keadilan memiliki peran terbatas dalam etika
lingkungan, namun etika lingkungan yang baik harus memperhitungkan
perspektif-perspektif etika memberi perhatian.
empat kali lipat, dari level alami sebelumnya 100 bagian per juta menjadi 450-500 bagian
per juta. Di banyak tempat, sedimen dan batu menaikkan tingkat dasar sungai sampai
dengan 5-6 meter, meningkatkan frekuensi banjir dan luapan air. Sedimen di hutan yang
terendam air mengurangi tingkat oksigen dalam tanah, akar pohon dan vegetasi
mengalami kekurangan oksigen, dan secara bertahap membunuh mereka (efek yang
disebut dieback).Wilayah hutan yang mati terus bertambah dari 18 km2 di tahun 1992
menjadi 480 km2 pada tahun 2000 dan diperkirakan pada akhirnya meningkat menjadi
antara 1.278 km2 dan 2,725 km2. Limbah juga mengakibatkan menurunnya jumlah ikan di
sungai hingga 90%.
Kejadian-kejadian ini tidak serta merta membuat pemerintah Papua Nugini
menutup tambang OTML. Hal ini dikarenakan Pemerintah Papua Nugini dan sebagian
masyarakat Papua Nugini telah bergantung secara ekonomi pada tambang ini. Keberadaan
tambang ini telah membawa perubahan, sejak mulai beroperasi tambang telah
menyumbang sekitar $ 155.000.000 per tahun berupa royalti dan pajak kepada
pemerintah.Selain itu, tambang mempekerjakan sekitar 2.000 pekerja langsung dan 1.000
lain yang bekerja untuk kontraktor yang disewa untuk menyediakan layanan dukungan ke
tambang, ditambah beberapa ribu orang yang memberikan barang dan jasa untuk para
penambang dan keluarga mereka.Tambang ini juga telah mendirikan Fly River
Development Trust untuk memastikan bahwa warga hilir di sepanjang Sungai Fly
menerima beberapa manfaat ekonomi dari tambang perusahaan.Kontribusi sekitar $
3.000.000 pertahun diberikan kepada yayasan, yang digunakan untuk mengembangkan
daerah dengan membangun 133 balai desa, 40 kelas, 2 perpustakaan sekolah, 400 lampu
dan pompa tenaga matahari, 600 tangki air, 23 klub perempuan, dan 15 klinik. Karena
ketergantungan inilah mereka tidak ingin tambang tutup meskipun tambang tetap
melanjutkan membuang 200.000 limbah setiap harinya ke sungai Ok Tedi dan malapetaka
lingkungan tetap berlanjut.. Pada September 1999 BHP telah mendiskusikan beberapa
pilihan bersama pemerintah Papua Nugini, tetapi pada Januari 2000 perusahaan belum
bisa memutuskan apa yang harus dilakukan terhadap bencana yang terus bertambah.
1. Pencemaran Air
OTML sebagai kelompok penambangan yang ditunjuk untuk melakukan proyek
eksplorasi bahan tambang di Papua Nugini, memberikan dampak negatif pada air di
sungai Fly yang mengalir ke bagian timur dan berakhir di Lautan. Terjadinya sedimentasi
di dasar sungai dan adanya kandungan dari sisa tembaga yang diekstraksi sebanyak 0.02
miligram per liter, mengakibatkan menurunnya jumlah ikan di sungai sebesar 90 persen
yang mempengaruhi pada berkurangnya pasokan makanan bagi masyarakat, dan juga
menghilangnya beberapa spesies ikan dan organism dari perairan. Selain itu,
Pendangkalan yang terjadi berakibat pada sulitnya kano (merupakan alat transportasi
yang digunakan masyarakat) untuk digunakan. Pada saat terjadinya curah hujan yang
tinggi, bisa terjadi banjir karena tidak mampunya lagi sungai untuk menampung jumlah
air.
2. Pencemaran Tanah
Sebagai lanjutan dari polusi air, pencemaran tanah terjadi akibat dari banjir yang
membawa serta kandungan bahan kimia ke atas tanah dan merusak tanaman kebun desa,
terutama yang berada di sekitar sungai. Sedimen yang terbawa ke hutan sekitar sungai
membuat kadar oksigen dalam tanah berkurang, sehingga akar pohon dan vegetasi
lainnya kekurangan oksigen dan dapat mengakibatkan kepunahan dari hutan itu sendiri.
3. Penyusutan Spesies dan Habitat
Dari kedua pencemaran tersebut, dapat dilihat bahwa apa yang dilakukan oleh OTML
mengakibatkan terjadinya penyusutan spesies dan habitat di Papua Nugini. Berkurangnya
ikan dan tanaman yang merupakan komoditas ekonomi sederhana masyarakat (dan
merupakan budaya masyarakat), digamtikan dengan ekonomi yang lebih modern
(merubah gaya hidup masyarakat).
Dalam kasus ini, OTML telah melakukan pelanggaran etika seperti yang dijelaskan di
bawah ini:
1. Etika Ekologi
Etika ekologi adalah sebuah etika yang mengklaim bahwa kesejahteraan dari
bagian-bagian non-manusia di bumi ini secara intrinsik memiliki nilai tersendiri dan
bahwa, karena adanya nilai intrinsik ini, kita manusia memiliki tugas untuk
menghargai dan mempertahankannya. Dalam kasus ini perusahaan tambang OTML
serta Pemerintah Papua Nugini jelas telah mengabaikan etika ekologi. Lingkungan
merupakan bagian dari sistem ekologi yang harus dihargai dan dipertahankan.
10 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n
lingkungan jangka panjang. Studi menemukan meskipun tambang harus ditutup tetapi
sedimen yang sudah ada di sungai akan terus dapat membunuh hutan disekitar sungai
untuk masa 40 tahun. Perusahaan tidak memikirkan bahwa jika ada biaya eksternal
yang harus dibayar, berapa biaya yang harus dibayar untuk memperbaiki kerusakan
hutan di sekitar sungai selama 40 tahun. Perusahaan lebih memilih tidak membangun
tempat membuangan limbah, dengan alasan lokasi tempat pembuangan limbah rawan
longsor, sehingga akan membuat perusahaan mengeluarkan banyak biaya jika harus
membangun kembali penampungan limbah setiap kali terjadi longsor.
akhirnya, keputusan
BHP (sebagai
tidak
11 | E t i k a d a n L i n g k u n g a n
lingkungan, walaupun memberikan hasil yang menjanjikan, karena harus dipikirkan dampak
ke depannya, terutama bagi generasi selanjutnya.