Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni

Iman, IPTEK, dan Amal Sebagai Satu Kesatuan

Dosen Pengampu

Syukrianto, S. Ag., M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 9 A1-21

1. Irma Adinda Safira (1352110046) (18)

2. Erna Sri Novyanti (1352110047) (19)

3. Ika Febryanti Annisa (1352110229) (37)

PROGRAM STUDI D-III FARMASI

1
AKADEMI FARMASI SURABAYA
2021/2022

2
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami

dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk

mata kuliah Agama dengan judul “Iman, IPTEK dan Amal sebagai Satu

Kesatuan”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak lepas

dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan

kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang

kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran

serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat

bagi para pembaca.

Surabaya, 19 September 2021

Penulis

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Pembelajaran

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IPTEKS dan seni dalam Islam

2.2 Iman, Iptek, dan Amal sebagai Kesatuan

2.3 Keutamaan Beriman dan Berilmu

2.4 Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu

2.5 Tanggungjawab Seorang Farmasi dalam mengamalkan ilmu

BAB III. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

4
5
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Belakangan ini kemajuan akan ilmu pengentahuan dan teknologi

(iptek) dan seni sangatlah berkembang pesat, mempengaruhi segala aspek

kehidupan sehari-hari. Tidak dapat dipungkiri keberadaan iptek dan seni

tidak pernah lepas dengan keberadaan manusia. Dengan berkembangnya

ilmu pengetahuan, maka berkembanglah teknologi dan seni.

Peran islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 yaitu

menjadikan aqidah islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan dan

menjadikan syariah islam sebagai standart. Menjadikan aqidah islam

sebagai paradigma ilmu pengetahuan memiliki arti bahwa aqidah islam

wajib dijadikan landasan pemikiran Bagi seluruh ilmu pengetahuan. Maka

ilmu pengetahuan yang sesuai dengan aqidah islam dapat diterima dan

diamalkan. Sedangkan yang bertentangan wajib ditolak dan tidak boleh

diamalkan. Kedua menjadikan syariah islam sebagai standar bagi

pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari2. Umat islam boleh

memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh syariah islam. Sebaliknya

jika suatu aspek iptek telah diharamkan oleh syariah, maka tidak boleh

umat islam memanfaatkannya, walaupun ia menghasilkan manfaat sesuai

untuk memenuhi kebutuhan manusia.

6
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Iptek dan Seni dalam Islam?

2. Apa yang dimaksud Iman, Iptek, dan Amal sebagai kesatuan?

3. Apa keutamaan beriman dan berilmu?

4. Apa yang dimaksud kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu?

5. Bagaimana tanggungjawab seorang Farmasi dalam mengamalkan

ilmu?

1.3 Tujuan Pembelajaran

1. Mengetahui pengertian Iptek dan Seni dalam Islam.

2. Memahami tentang Iman, Iptek, dan Amal sebagi kesatuan.

3. mengetahui keutamaan beriman dan berilmu.

4. Memahami tentang kewajiban menuntut dan mengamalkan ilmu.

5. Memahami tanggungjawab seorang Farmasi dalam mengamalkan

Ilmu.

7
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IPTEKS dalam Islam

Ipteks adalah akronim dari rangkaian kata-kata ilmu pengetahuan,

teknologi dan seni. Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa arab,

asal kata dari: ‘alima – ya’lamu- ‘ilman yang berarti tahu atau mengetahui.

Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara

bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk

menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu. Ilmu

menempati kedudukan yang sangat penting dalam ajaran islam, hal ini

terlihat dari banyaknya ayat Al-Qur’an yang memandang orang berilmu

dalam posisi yang tinggi dan mulia, di samping hadits-hadits Nabi yang

banyak memberi dorongan bagi umatnya untuk terus bertuntut ilmu.

Disamping sumber-sumber lain berupa kamus maupun mu’jam-

mu’jam yang berbicara tentang struktur kata “ilmu atau pengetahuan“, di

dalam Al-Qur’an kata ilmu dan kata-kata jadiannya digunakan lebih dari

780 kali, ini bermakna bahwa ajaran islam sebagaimana tercermin pada

Al-Qur’an sangat kental dengan corak-corak yang berkaitan dengan ilmu,

sehingga dapat menjadi ciri penting dari agama islam.salah satu ciri yang

membedakan islam dengan yang lainnya adalah penenkanannya terhadap

8
masalah ilmu pengetahuan. Al-Qur’an dan ash-Sunnah mengajak umat

islam untuk mencari dan mendapatkan ilmu dan kearifan, serta

menempatkan orang-orang yang berpengetahuan pada derajat tinggi.

Teknologi adalah produk dari llmu pengetahuan. Teknologi adalah

hasil dari penerapan ilmu pengetahuan yang teknologi dapat membawa

dampak positif berupa kemajuan peradaban dan kesejahteraan bagi

kehidupan manusia, juga dapat membawa dampak negatif berupa

ketimpangan bahkan kehancuran kehidupan manusia, alam lingkungan dan

alam semesta.

Seni adalah hasil olah akal dan budi manusia yang merupakan

ekspresi jiwa. Seni identik dengan keindahan, dalam hadits dikatakan

Allah itu indah dan suka kepada keindahan. Keindahan yang dimaksud

yaitu keindahan yang hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya

memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.

Dalam islam antara wahyu, agama dan ilmu harus sejalan tidak

boleh berpisah satu sama lain, karena hakikat agama adalah membimbing

dan mengarahkan akal. Sehingga dari akallah menghasilkan ilmu yang

tidak boleh lepas dari nilai-nilai. dengan demikian dapat dikatakan bahwa

agama islam bersumber dari wahyu Allah Swt, sedangkan ilmu

pengetahuan bersumber dari pikiran manusia yang disusun berdasarkan

hasil penyelidikan alam, yang bertujuan mencari kebenaran ilmiah, IPTEK

dalam islam dipandang sebagai kebutuhan manusia dalam rangka

mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan memberi kemudahan pada

9
penigkatan Ubudiyah dan keimanan kepada Allah Swt. IPTEK dalam

islam juga sebagai bagian dari pelaksanaan kewajiban manusia sebagai

makhluk Allah yang berakal.

2.2 Iman, Iptek, dan Amal sebagai Kesatuan

Iman menurut arti bahasa adalah membenarkan dalam hati dengan

mengandung ilmu bagi orang yang membenarkan itu. Sedangkan

pengertian iman menurut syari’at adalah membenarkan dan mengetahui

adanya Allah dan sifat-sifat-Nya disertai melaksanakan segala yang

diwajibkan dan disunahkan serta menjauhi segala larangan.

Para sarjana muslim berpandangan bahwa yang disebut ilmu itu

tidak hanya terbatas pada pengetahuan (knowledge) dan ilmu (science)

saja, melainkan ilmu oleh Allah dituliskan dalam lauhil mahfudz yang

disampaikan kepada kita melalui Al-quran dan AsSunnah (segala sesuatu

yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau

persetujuannya). Ilmu Allah itu melingkupi ilmu manusia tentang alam

semesta dan manusia sendiri. Jadi bila diikuti jalan pikiran ini, maka

dapatlah kita pahami, bahwa Alquran itu merupakan sumber pengetahuan

dan ilmu pengetahuan manusia (knowledge and science). Dalam

pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terinteraksi ke dalam

suatu sistem yang disebut dinul Islam, didalamnya terkandung tiga unsur

pokok yaitu akidah, syariah, dan akhlak dengan kata lain iman, ilmu dan

amal shaleh. Dengan demikian, ilmu yang harus dikuasai menurut

10
pandangan islam adalah segala ilmu yang dapat membawanya menuju

iman kepada Allah. Dalam kaitan inilah islam memasukkan pancaran ilmu

sebagai amalan yang sangat terhormat bahkan sebagian dari ibadah.

2.3 Keutamaan Beriman dan Berilmu

a. Keutamaan Beriman

Iman secara istilah artinya pengikraran dalam lisan, pembenaran

dalam hati dan pengamalan dalam perbuatan. Iman bisa bertambah

dengan ketaatan dan bisa berkurang dengan kemaksiatan Keutamaan

orang yang beriman telah banyak diterangkan dalam al-quran, salah

satunya yakni dalam surat Ibrahim ayat 23 yang artinya:

‫َو ُاْد ِخ َل اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت َج ّٰن ٍت َتْج ِر ْي ِم ْن َتْح ِتَها اَاْلْنٰه ُر ٰخ ِلِد ْيَن ِفْيَها ِبِاْذ ِن َر ِّبِهْۗم‬

‫َتِح َّيُتُهْم ِفْيَها َس ٰل ٌم‬

“Dan dimasukkanlah orang orang yang beriman dan beramal sholeh

ke dalam surga yang mengalir dibawahnya sungai sungai, mereka

kekal didalamnya dengan seizin Tuhan mereka. Ucapan

penghormatan mereka dalam surga itu ialah “salaam””

Jadi keutamaan untuk orang orang yang beriman dan beramal

sholeh ialah mereka akan kembali keSurga Allah yang penuh dengan

berkah dan kenikmatan. Selain itu iman memiliki manfaat bagi

kehidupan, yakni :

1. Iman melenyapkan kepercayaan kepada benda mati/ syirik

2. Iman menanamkan semangat berani menghadapi maut

3. Iman menanamkan sikap mandiri dalam kehidupan

11
4. Iman memberikan ketentraman jiwa

5. Iman mewujudkan kehidupan yang baik

6. Iman melahirkan sikap ikhlas dan konsekuen

7. Iman memberikan keberuntungan

8. Iman mencegah penyakit

b. Keutamaan Berilmu

Firman Allah SWT dalam QS:Al-Mujadilah ayat 11 :

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاَذ ا ِقْيَل َلُك ْم َتَفَّسُحْو ا ِفى اْلَم ٰج ِلِس َفاْفَس ُحْو ا َيْفَس ِح ُهّٰللا َلُك ْۚم َو ِاَذ ا ِقْيَل اْنُشُز ْو ا‬

١١ - ‫َفاْنُشُز ْو ا َيْر َفِع ُهّٰللا اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا ِم ْنُك ْۙم َو اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َد َر ٰج ٍۗت َو ُهّٰللا ِبَم ا َتْع َم ُلْو َن َخ ِبْيٌر‬

“Hai orang orang beiman, apabila dikatakan kepadamu berlapang

lapanglah dalam majelis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan

melapangkan kepadamu. Dan apabila dikatakan “berdirilah kamu”

maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang orang yang

beriman diantara kamu danorang orang yang berilmu pengetahuan

itu beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu

kerjakan”.

Dari surat tersebut dapat dijelaskan apabila kita mengikuti perintah

Allah SWT, maka Allah akan mengangkat derajat orang orang yang

berilmu dan beriman dengan derajat yang berlipat. Oleh karenanya

Allah SWT menyuruh manusia untuk menggali ilmu pengetahuan,

membentuk majelis ta’lim,membaca ayat ayat Allah, baik yang tertulis

maupun yang diciptakan Allah misalnya bintang, langit,bumi, gunung

12
dll. Mengapa Allah menaikkan derajat orang berilmu dikarenakan ada

7 kelebihan ilmu, yaitu :

1. Ilmu adalah warisan dari nabi

2. Ilmu selalu menjaga orang orang yang menjaganya

3. Orang yang berilmu banyak akan memiliki banyak teman pula

4. Ilmu apabila diberikan kepada orang, maka ilmu itu akan bertambah

5. Pemilik ilmu akan menerima syafaat pada hari kiamat

6. Ilmu apabila disimpan tidak akan habis atau rusak

7. Ilmu akan menyinari hati hingga menjadi tentram dan terang.

2.4 Kewajiban Menuntut dan Mengamalkan Ilmu

a. Kewajiban Menuntut Ilmu

Belajar merupakan sebuah kewajiban bagi setiap manusia, karena

dengan belajar manusia bisa meningkatkan kemampuan dirinya.

Dengan belajar, manusia juga dapat mengetahui hal-hal yang

sebelumnya tidak ia ketahui. Sebagai umat muslim haruslah lebih

memperhatikan lagi dalam hal belajar, karena di dalam agama Islam

sudah dijelaskan keutamaan bagi para penuntut ilmu.

Islam adalah agama yang memuliakan orang berilmu. Derajat

orang berilmu lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak

berilmu. Dengan ilmu, seseorang tak mudah sesat dalam kehidupan

karena ilmu ibarat cahaya yang akan menerangi gelapnya kebodohan.

Orang yang berilmu juga mungkin lebih mudah menggapai cita-cita,

13
keinginan, dan harapannya. Menuntut ilmu harus selalu dilakukan

sepanjang hidup, walau tidak selalu lewat bangku sekolah.

Menuntut ilmu tidak dibatasi untuk laki-laki saja, Wanita pun

memiliki hak yang sama dalam mencari ilmu. Semua gender memiliki

kewajiban dan hak karena sama-sama menjadi khalifah atau wakil

Allah di bumi, sekaligus juga menjadi hamba. Sebagai khalifah, tentu

manusia membutuhkan ilmu untuk menegakkan syariat Allah

Subhanahu wata’ala. Demikian juga sebagai hamba, membutuhkan

ilmu memadai agar bisa jadi hamba yang baik. Mustahil bisa menjadi

khalifah tanpa ilmu pengetahuan yang cukup untuk mengelola dan

merekayasa kehidupan di bumi ini sehingga bisa melaksanakan

hukum-hukum Allah.

Ilmu yang wajib dipelajari oleh umat islam adalah ilmu yang

bermanfaat bagi kehidupannya di dunia dan di akhirat, namun ada juga

ilmu yang tidak wajib dipelajari, bahkan haram dan berdosa bila

dipelajari. Untuk ilmu yang bermanfaat, maka mempelajarinya akan

diberi pahala. Berikut ini hukum menuntut ilmu-ilmu wajib :

• Fardu kifayah

Hukum fardu kifayah berlaku bagi ilmu yang harus ada di kalangan

umat Islam, agar tidak ada kaum di luar Islam yang menguasai ilmu

tersebut. Misalnya ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu

komunikasi, ilmu bahasa, ilmu komputer, ilmu nuklir, dan lainnya.

• Fardu ‘ain

14
Hukum fardu ‘ain berlaku jika ilmu yang dimaksud tidak boleh

ditinggalkan oleh umat Islam dalam segala situasi dan kondisi.

Misalnya ilmu agama Islam, ilmu mengenal Allah Subhanahu wata’ala

dengan segala sifatNya, ilmu tata cara beribadah, dan yang terkait

kewajiban sebagai muslim.

b. Kewajiban Mengamalkan Ilmu

Banyak orang menuntut ilmu yang tidak diamalkan, ilmunya

menjadi sia-sia, hanya digunakan untuk menunjukkan kehebatan dan

keutamaan dirinya, serta untuk tujuan yang berbau keduniaan.

Sebagaimana dalam sebuah pepatah arab, “ilmu yang tidak diamalkan

bagaikan pohon yang tidak berbuah”. Amalkan ilmumu bila engkau

ingin selamat dari azab Allah. Dalam mengamalkan ilmu kita harus

memperhatikan hal-hal berikut, diantaranya :

• Jangan melihat tempat dan waktu dalam mengamalkan ilmu.

• Meskipun sedikit, amalkan ilmu (meskipun ilmunya sedikit lalu

diamalkan itu lebih baik dan berarti daripada memiliki ilmu yang

banyak tetapi tidak diamalkan).

• Jangan menunggu masa tua dalam mengamalkan ilmu.

• Jangan beranggapan ilmu bisa mengangkat derajatmu bila tanpa

diamalkan.

2.5 Tanggungjawab Seorang Farmasi dalam Mengamalkan Ilmu

15

Anda mungkin juga menyukai