2021
PEMBAHASAN
Islam adalah salah satu agama di dunia yang sangat menghargai ilmu. Ilmu yang
bersumber dari wahyu atau al-quran dan al-sunnah yang dicapai melalui riset bayani atau
ijtihad, yakni ilmu agam, ilmu yang bersumber dari alam jagat yang dicapai melalui riset
ijbari (esperimen dan penalaran logis), ilmu yang bersumber dari fenomena sosial yang
dicapai melalui riset burhani (observasi, wawancara dan angket), ilmu yang dicapai dari
Allah SWT melalui riset jadali (logika), dan ilmu yang dicapai melalui riset irfani
(mujahadah dan muraqabah sangat dihargai oleh islam. Dalam pandangan islam semua
ilmu ini hakikatnya milik Allah SWT, karena wahyu, alam jagat raya, fenomena soaial,
akal dan intuisi yang menjadi sumber ilmu tersebut adalah merupakan anugerah Allah swt
yang di berikan Tuhan kepada manusia untuk dipelajari, dikaji, digali hikmanya dan
dimanfatkan untuk kesejahteraan hidup manusia. Orang yang memiliki ilmu tersebut
dalam pandangan islam di sebut ulama. Pandangan Islam yang tinggi terhadap ilmu
tersebut dapat dilihat berdasarkan beberapa alasan berikut.
a. Pertama, bahwa ayat yang pertama kali diturunkan, yakni surat al-A’laq ayat 1-5
antara lain berisi perintah membaca dan menulis dalam arti seluas luasnya. Membaca
secara harfiah berarti mengumpulkan informasi yang dapat dilakukan dengan cara
membaca, tulisan, melakukan observasi, bertanya, melakukan, menganalisa,
menyimpulkan dan menguji coba. Sedangkan menulis dalam arti menyimpan,
merekam, memasukan dalam file, mendokumentasikan dan mengabadikan. Dengan
tulisan ini, maka segala sesuatu yang telah dan diteruskan kepada generasi berikutnya
dalam bentuk ilmu pengetahuan.
b. Kedua, bahwa diantara tugas utama Allah SWT dan Rasulnya adalah memberikan
ilmu pengetahuan kepada manusia, sebagaimana tercermin dalam wahyu Allah di
dalam Al-quran, dan sabda Rarasulullah dalam hadisnya. Allah SWT
memperkenanlkan dirinya sebab al-rabb atau al- murabi yakni sebagai pendidik, dan
al-Alim, (Maha Guru) yang memberikan pendidikan dan pengajaran kepada manusia
sebagaimana hal ini dilakukannya terhadap Nabi Adam a.s dalam firmannya:
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama nama (benda-benda) seluruhnya,
kemudian mengemukakannya kepada pada para Malaikat (Q.S al-Baqarah, 2:31).
Demikian pula Nabi Muhammad SAW mengenalkan dirinya sebagai al-Mu’allim
(guru) dan al-Muaddib (pendidik).
Berdasarkan ayat tersebut terdapat tiga fungsi utama yang harus dlakukan
Rasulullah SAW:
- Pertama, membacakan ayat ayat ALLAH yang baik yang ada di dalam Al-Quran
(ayat qauliyah), yang ada dijagat raya (ayat kauniyah), yang ada di masyarakat
(ayat insaniyah-kaumiyah), yang ada dalam akal pikiran manusia, dan yang ada
dalam hati nurani manusia. Membacakan sama artinya dengan mentransferkan
ilmu pengetahuan.
- Mengajarkan kandungan al-quran, yakni memberikan wawasan dan pemahaman
yang mendalam tentang al-quran yang menghasilkan ilmu agama
- Mensucikan diri manusia, yakni hati nurani dari akhlah yang buruk, seperti, iri,
dengki, buruk sangka, fitanh dan sebagainya, kemudian mengisinya dengan
akhlak mulia. Mensucikan diri inilah yang selanjutnya menjadi inti dari
pendidikan Islam.
c. Ketiga, Islam memandang, bahwa ilmu yang disertai iman merupakan saran utama
atau merupakan strategi utama meningkatkan derajat ummat manusia.
d. Keempat, perhatian besar Islam terhadap ilmu pengetahuan dapat pula dilihat dalam
sejarah peradaban Islam abad klasik (abad ke 7 sd 13). Di zaman ini, ummat islam
bukan saja telah melahirkan berbagai pakar dalam ilmu agama (Tafsir, Hadis, Fikih,
Kalam, Tasawuf, dan sejarah Islam,) ,melainkan juga ilmu umum
(matematika,kimia,fisika,dengan terapannya seperti kedokteran, farmasi, astronomi,
dan lainnya) juga telah melahirkan tradisi ilmiah yang tinggi, seperti menulis
membaca,menulis buku, rihlah ilmiah, membangun perpustakaan, pusat penilitian,
lembaga penelitian, lembaga pendidikan dll.
e. Kelima, Perhatian besar islam terhadap ilmu pengetahuan terlihat pula ketika islam
menetapkan agar segala apa yah dikerjakan berbasis riset. Yakni didasarkan pada ilmu
pengetahuan yang bersumber dari Allah SWT. Dengan kata lain islam selain menolak
mitos, khurafat, bid’ah, dan takhayul juga bersifat positivisme, antropocentred, dan
rasionalisme semata mata, dan juga taklid buta. Hal ini didasarkan pada firman Allah
SWT.
Artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya
itu akan diminta pertanggungjawaban. (Q.S al-isra, 17:36).
Menuntut ilmu adalah belajar atau mencari ilmu. Ilmu dalam pandangan Islam
adalah suatu abstraksi yang dapat menyingkap (obyek) dengan jelas yang di dalamnya
tidak mengandung keraguan dan kemungkinan untuk keliru, melainkan memiliki
keyakinan akan kebenaran. Ilmu yang Wajib dipelajari, secara global ada tiga yaitu: Ilmu
Tauhid, Ilmu siri (Ilmu Yang Berkaitan Dengan amal-amal batin), Ilmu syariah.
Menuntutmilmu merupakan kewajiban setiap muslim. Tanpa mengenal jenis kelamin baik
itu laki-laki maupun perempuan, juga tidak mengenal jabatan, umur dan kekayaan. Dan
semua muslim wajib menuntut ilmu sampai ruh itu lepas raganya. Karena dengan
menuntu ilmu seorang muslim dapat membedakan yang baik dan yang buruk. Ilmu juga
merupakan suatu alat untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Seperti disebutkan dalam berbagai hadist, wajib bagi setiap umat Muslim untuk
menuntut ilmu. Sebab, ilmu adalah kuci segala kebaikan. Dalam Islam, tak akan
sempurna agama dan amal ibadah seorang Muslim tanpa menuntut ilmu. Imam Syafi’I
pernah berkata “Belajarlah karena tidak ada orang yang terlahir dalam keadaan berilmu”.
Setiap manusia lahir dalam keadaan sama, suci dari dosa dan tidak berilmu. Akan tetapi,
manusia sudah dibekali insting belajar, mulai dari belajar berbicara, mengetahui nama-
nama benda, hingga mengennal Tuhan. Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim maupun
muslimah. Ketika sudah turun perinah Allah SWT yang mewajibkan suatu hal, yang
harus dilakukan setiap Muslim adalah sami’na wa atha’na (kami dengar dan kami taati).
Ilmu agama menjadi yang prioritas untuk dipelajari. Namun bukan berarti ilmu-ilmu lain
bisa diabaikan. Apalagi ada juga dalam satu hadist disebutkan bahwa menuntut ilmu juga
merupakan jihad dijalan Allah SWT.
Melalui ilmu yang dimilikinya, Allah akan memudahkannya untuk mengerjakan amal
saleh. Seperti diketahui amal saleh merupakan cara setiap hamba untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT.
b. Ilmu Bermanfaat Hingga Akhir Hayat
Rasulullah SAW juga menegaskan keutamaan ilmu yang bermnfaat, baik saat masih
di dunia atau setelah wafat. (Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya,
kecuali dari tiga hal; sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang
berdoa untuknya (H.R Muslim)