Anda di halaman 1dari 3

MEMBANGUS ETOS KERJA DALAM MEMAJUKAN BANGSA

Assalamualaikum, wr.wb

(Mukaddimah)

Dewan Hakim, Hadirin Yang Kami Muliakan

Indonesia adalah negara tropis yang subur didataran khatulistiwa. Negara kita memiliki kekayaan
sumber daya mineral dan geologi yang melimpah untuk membangun bangsa. Sehingga Quraisy
Shihab mengibaratkan Indonesia, laksana sekeping tanah syurga yang dihamparkan di persada
nusantara.

Penduduk Indonesia yang sudah melebihi 260 juta jiwa merupakan potensi sumber daya
manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaan pembangunan bangsa menuju masyarakat adil,
makmur dan sejahtera. Kondisi ini dapat diwujudkan bila dilakukan dengan etos kerja yang
tinggi. No Process Without Sweat, ”tidak ada keberhasilan tanpa keringat”.

Namun, secara kasat mata kita melihat negara Indonesia masih mundur, kehidupan rakyat belum
makmur, pembangunan bangsa Indonesia masih tersungkur. Sumber daya alam yang kita miliki
belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh bangsa kita. Perekonomian, sosial, budaya, politik, saints
dan teknologi, masih dicengkeram oleh bangsa lain. Kita menjadi bangsa yang sangat tergantung
kepada mereka, bahkan kita terkesan menjadi budak mereka. Inilah kondisi ril bangsa kita
dewasa ini.

atas dasar inilah, maka tergugah hati kami bertiga, untuk menyampaikan sebuah syarahan yang
berjudul ” Meningkatkan Etos Kerja dalam Memajukan Bangsa “

dengan rujukan Q.S Surat Al-Mujadalah Ayat 11 yang berbunyi :

Dewan hakim yang kami hormati hadirin sebangsa dan setanah air yang kami banggakan.
Ayat tadi, merupakan landasan teologis dalam mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas untuk membangun bangsa, yakni melalui peningkatan ilmu pengetahuan yang
berbasiskan keimanan. Dr sulaiman al asqori dalam zubdatut tafsir min fathil qodir menjelaskan
ayat ini “ barangsiapa yang berkumpul dalam diri seseorang iman dan ilmu maka allah akan
mengagkat derajat orang tersebut dengan keimananya dan kemudian dengan kadar ilmu
pengetahuanya beberapa derajat”

dengan demikian hadirin untuk menyiapkan sdm yang berkualitas kita harus menciptakan
pendidikan yang memberdayakan potensi iman dan ilmu sehingga nantinya kan terciptalah sdm
yang handal dan personal yang profesional, sebaliknya hadirin jika ilmu tanpa didasari iman
maka hanya akan melahirkan model manusia jahiliyah, akidahnya lemah dan kerjaanya bikin
rusak bangsa dan negara selain itu hadirin Akibatnya lemahnya iman dan keyakinan ilmu
pengetahuan disalahgunakan yang seharusnya menuntun kejalan kebaikan malah menjerumuskan
pada tingkat kebiadaban kezaliman dan kesewenang wenangan kita, perhatikan akhir” ini angka
kejahatan banyak dilakukan oleh orang orang berpendidikan, berilmu dan berwawasan. kita
perhatikan orang orang miskin kalau mencuri hanya untuk makan sehari hari, orang orang bodoh
kalaupun mencuri hanya untuk sesuap nasi,, namun jika maling maling berpendidikan mulai
beraksi dengan bersenjatakan pena , mengutak atik data, memanipulasi data, hanya dengan
sekejap mata hadirin mereka mampu merogoh uang Negara.

Dewan hakim dan Hadirin para pemuda yang kami banggakan


Rasulullah SAW. telah sukses menyebarkan agama Islam, yaitu membangun generasi
cemerlang, generasi dengan sumber daya manusia berkualitas dan etos kerja yang tinggi.
Generasi yang memiliki kekentalan ’akidah, kekuatan iman, kemuliaan akhlak, dan daya juang
yang tinggi dan hebat. Seperti Abdurrahman bin ’Auf, Sa’ad bin Abi Waqqas, Abul ’Ash bin
Rabi’ dan para shahabat lainnya.
Rasulullah dan para shahabat telah berhasil melahirkan umat terbaik pada masanya.
Inilah model pemimpin yang patut kita jadikan sebagai pedoman dalam bekerja dan menghiasi
diri degan kinerja yang terbaik agar tertanam dalam jiwa kita untuk bekerja dan bekerja demi
bangsa.sebagai mana dalam Al-Qur’an surah At-taubah ayat 105:

Dewan hakim dan hadirin yang kami muliakan


Dalam ayat ini Allah menegaskan kepada kita semua agar giat bekerja, berusaha dan
berkarya yang di isyaratkan dalam kalimat (“ ‫) “ اعملوا ماشئتم‬berkaryalah kamu sesuai dgan
skill masing-masing, demikian penafsiran Ali Ashabuni dalam shofwatut Tafasir. Kita kaji lebih
mendalam, dalam ayat tersebut terdapat kalimat ( ‫ ) اعملوا‬secara semantik merupakan sighat
amar,
Berkaitan erat degan hal tersebut, prof.Dr. Quraish shihab menjelaskan, secara eksplisit
ayat tadi mengandung suatu perintah kepada kita semua yaitu, kita harus memiliki mental baja
dan meningkatkan etos kerja dan sumber daya manusia yang tinggi, kita harus mampu
memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya tanpa membagikan sedetikpun kepada kelalaian dan
jagan pernah kita lupa bedoa kepada Allah, sebab manusia hanya wajib berusaha, Allah lah yang
menentukan hasilnya.

Hadirin jika sikap tadi telah menghujam di dalam qalbu, tertancap dalam sanubari,
bangsa itu pasti akan memiliki sumber daya manusia dan etos kerja yang tinggi degan inilah
bangsa kita akan maju.

Pepatah barat megatakan “many great man starter from the newspaper boy” banyak orang
yang sukses mengawali karirnya hanya degan berjualan koran. Bukan jualan korangnya yang
kita pandang, tapi otos kerjanya yang harus kita teladani, sebab apapun pekerjaannya jika diiringi
degan etos kerja yang tinggi maka pekerjaan itu akan membawa kepada kesejahteraan, walaupun
pekerjaan itu hanya menjual koran.

Oleh karena itu,Wahai umat Islam, wahai Bangsa Indonesia, Wahai para pemuda, bangkit
dan bangkitlah, songsonglah masa depat ini degan giat berusaha, mari tinggalkan bermalas-
malasan, isi masa muda kita degan giat berprestasi. Ingat! Insan pemalas tidak akan pernah
merasakan manisnya madu. Tapi akan tenggelam dalam pahitnya empedu.
Dewan Hakim dan hadirin yang berbahagia.
Dari ayat dan hadits pada syarahan tadi dapat kita simpulkan bahwa:
1. Etos kerja merupakan sikap kepribadian yang melahirkan sikap selalu obsesif, kreatif,
meningkatkan produktifitas yang tinggi, selalu ingin berbuat sesuatu yang penuh manfaat,
dan sebagai manifestasi dari Iman dan amal shaleh.
2. Kualitas Sumber Daya Manusia yang tinggi amat dibutuhkan agar manusia dapat
bersaing dan melakukan peran sebagai pelaksana yang handal dalam proses
pembangunan di era industry sekarang ini.
3. Sasaran pembangunan harus diarahkan kepada pembangunan manusia paripurna,
beriman, berkualitas dan kerja keras, karena pada manusialah terletak kekuatan
pembangunan yang sesungguhnya.

Semoga Dengan etos kerja yang tinggi dan kualitas Sumber Daya Manusia yang handal,
bangsa kita akan sanggup bersaing dan sejajar dengan bangsa-bangsa yang sudah maju, bangsa
kita akan jaya, rakyat kita akan sejahtera dibawah lindungan dan ampunan Allah SWT. Amin ya
Rabbal ‘Alamin.
Mengakhiri syarahan ini kami persembahkan sebuah pantun:

Siapkan diri pergi kemari


Negri Mataram jadi tujuan kami
Bangun jiwa satukan hati
Mari tingkatkan etos kerja yang tinggi

Mas nya … 

Anda mungkin juga menyukai