12/08/2001
lbn Khaldun, seorang filsuf sejarah yang berbakat dan cendekiawan terbesar pada
zamannya, salah seorang pemikir terkermuka yang pemah dilahirkan. Sebelum
Khaldun, sejarah hanya berkisar pada pencatatan sederhana dari kejadian-kejadian
tanpa ada pembedaan antara yang fakta dan hasil rekaan.
Nenek moyang lbn Khaldun mungkin berasal dari golongan Arab Yaman di
Hadramaut, tapi ia dilahirkan di Tunis pada tanggal 27 Mei 1332 M. Di situlah
keluarganya menetap setelah pindah dari Spanyol Moor. Khaldun memiliki karier
bermacam-macam pada masa mudanya. Secara aktif dia ambil bagian dalam
kancah politik yang penuh intrik di kerajaan-kerajaan kecil di Afrika Utara.
Secara bergantian dialaminya masa-masa menyenangkan atau pun celaka karena
ulah penguasa, dan ada saat-saat di mana terpaksa ia bersembunyi di Granada
yang jauh. Semangat revolusionernya tumbuh karena kemuakan akan politik yang
kotor pada masa-masa itu sehingga membuatnya mundur sebentar selama kurang
lebih empat tahun di pinggiran Kota Tunis. Di tempat itu ia menyelesaikan
Muqaddimah, tahun 1377 M. Kemudian pindah ke Tunis untuk menyelesaikan
karyanya yang monumental, Kitab al-l'bar (Sejarah Dunia), dengan perolehan
bahan-bahan dari perpustakaan kerajaan. Setelah menjalani hidup penuh
petualangan di Afrika Utara, pemikir besar ini kemudian berlayar ke negeri Mesir
tahun 1382 M.
Di negerinya yang baru itu lbn Khaldun memperoleh kesempatan untuk bertemu
dengan Tamerlane (Tmiurlenk) setelah Syria diserbu dan diadakan perjanjian
perdamaian dengan Raja Mesir. Timurlenk terkesan sekali akan kepandaian dari
kefasihan lbn Khaldun, tokoh yang naeninggal tahun 1406 M.
lbn Khaldun telah memperoleh tempat tersendiri di antara para ahli filsafat
sejarah. Sebelum dia, sejarah hanyalah sekadar deretan peristiwa yang dicatat
secara kasar tanpa membedakan mana yang fakta dan mana pula yang bukan
fakta. lbn Khaldun sangat menonjol di antara sejarawan lainnya, karena
memperlakukan sejarah sebagai ilmu, tidak hanya sebagai dongeng. Dia menulis
sejarah dengan metodenya yang baru untuk menerangkan, memberi alasan, dan
mengembangkannya sebagai sebuah filsafat sosial. Ketika menerangkan tentang
seni menulis sejarah, lbn Khaldun berkata dalam bukunya Muqaddimah, "Hanya
dengan penelitian yang saksama dan penerapan yang terjaga baik kita bisa
menemukan kebenaran serta menjaga diri kita sendiri dari kekhilafan dan
kesalahan. Kenyataannya, jikalau kita hanya ingin memuaskan diri kita dengan
membuat reproduksi dari catatan yang diwariskan melalui adat isdadat atau tradisi
tanpa mempertimbangkan aturan-aturan yang muncul karena pengalaman, prinsip-
prinsip yang mendasar dari seni memerintah, alam, kejadian-kejadian, dan budaya
di suatu tempat atau pun hal-hal yang membentuk ciri masyarakat: jikalau kita
tidak mau menimbang berbagai peristiwa yang terjadi jauh di masa lalu dengan
perisdwa-peristiwa yang terjadi di depan mata kita; jikalau kita tidak mau
membandingkan yang lalu dengan saat ini, maka akan sulit bagi kita untuk bisa
menghindari kesalahan dan tersesat dari jalan kebenaran."
Pernyataan Farabi mengenai asal-usul kota dan desa-desa hanya merupakan teori
belaka, sedangkan lbn Khaldun melihatnya dari sudut pandangan sosial. Menurut
lbn Khaldun, ilmu pengetahuan al-Umran atau sosiologi tidak pernah ada
sebelumnya. Sosiologi hanya dibicarakan secara tidak mendalam dalam "Politik "-
nya Aristoteles. Tulisan yang menarik dalam Mukadimah adalah teori tentang al-
Asabiyah yang membicarakan perihal keningratan serta pengaruh-pengaruh garis
keturunan di antara suku-suku nomad (pengembara).
Bagian ketiga, membicarakan negara dan kedaulatan serta merupakan isi terbaik
dari buku ini. Dalam bagian ini si pengarang mengemukakan teori-teori politiknya
yang maju, yang mempengaruhi karya-karya para pemikir politik terkemuka
sesudahnya, seperti Machiavelli dan Vico. Karya Machiavelli, Pangeran, yang
ditulis ketika masa pergolakan di Italia, seratus tahun kemudian, mirip sekali
dengan Mukadimah. Dan mungkin sekali penulis Italia tersebut telah meminjam
beberapa gagasan dari buku lbn Khaldun. Prof. Gumplowicz mengatakan, "Pada
tingkat apa pun, prioritas haruslah diberikan pada ahli sosiologi Arab ini, yakni,
yang berkenaan dengan pikiran yang diketengahkan Machiavelli kepada
penguasa-penguasa dalam bukunya Pangeran, seratus tahun kemudian. Colosia
berkata, "Jikalau orang Florence ini memberikan instruksi kepada kita mengenai
seni memerintah rakyat, dia melakukannya sebagai seorang politikus yang
berpandangan jauh. Tetapi orang Tunisia itu (lbn Khaldun) mampu menembus ke
dalam fenomena sosial sebagai filsuf dan ahli ekonomi yang dalam ilmunya.
Inilah sebuah fakta yang mendorong kita untuk melihat karya-karyanya sebagai
seni, yang berpandangan jauh dan kritis, sesuatu yang sama sekali tidak pernah
dikenal pada masa hidupnya itu."
Bagian kedua Kitab-al-l'bar, terdiri dari empat jilid, yakni yang kedua, ketiga,
keempat, dan kelima, membicarakan sejarah bangsa Arab dan orang-orang
Muslim lainnya dan juga dinasti-dinasti pada masa itu, termasuk dinasti-dinasti
Syria, Persia, Seljuk, Turki, Yahudi, Yunani, Romawi, dan Prancis. Karya
sejarahnya yang sebenarnya mulai dari jilid kedua, yang membicarakan orang-
orang Yahudi, Yunani, Romawi, dan Persia pada masa pra-lslam. Kedatangan
Islam, kehidupan Nabi dan sejarah Khalifah ar-Rasyidun ditulis pada suplemen
khusus jilid kedua. Jilid ketiga membahas secara mendetail kekhalifahan
Umayyah dan Abbasiyah. Yang keempat berisi sejarah kaum Fadmiyah di Mesir
dan orang-orang Moor di Spanyol sampai pada masa kekuasaan Seljuk, Perang
Sabil, dan sejarah dinasti Mamluk di Mesir sampai pada akhir abad ke-8 Hijriyah.
Sumber-sumber yang dipakai dalarn jilid ini mungkin bisa dilacak sampai pada
karya-karya sejarah lbn Hasham, Mas'udi, dan Tabari.
Bagian ketiga Kitab-al-1'bar, terdiri dari dua jilid, yakni yang keenam dan
ketujuh, dengan jelas membicarakan sejarah bangsa Barbar dan suku-suku
tetangganya, serta berisi pula otobiografi si pengarang yang dinamakan Al-Taafi.
Sejarah kaum Barbar menggambarkan secara terinci asal-usul mereka, kebesaran,
kerajaan dan dinasti-dinasti di Afrika Utara. Dengan bekal pengetahuan yang
diperoleh dari tangan pertama mengenai daerah tersebut serta penduduknya, si
pengarang telah berhasil membicarakan pokok-pokok telaahnya itu dengan begitu
hebat. Pembicaraannya sangat tepat dan faktual. lbn Khaldun telah memperkcil
kehebatan prestasi orang Arab, baik dalam wilayah taklukannya maupun dalam
ilmu pengetahuan. Di pihak lain dia besarkan "mutu" orang Barbar. Bagian
keenam, merupakan bagian terbesar dari jilid yang ketujuh, membicarakan sejarah
kaum Barbar.
Sebelum dia, otobiografi biasanya ditulis dalam bentuk buku harian berisi
peristiwa-peristiwa yang tidak ada hubungannya satu sama lainnya. lbn Khaldun
adalah yang pertama kali menulis otobiografi yang panjang tetapi sistematik. Para
pendahulunya, seperti al-Khatib dan al-Suyuti menulis otobiografinya secara
pendek, bersifat formal dan hambar. Sedang milik lbn Khaldun merupakan sebuah
pengakuan jujur mengenai perbuatan-perbuatan maupun kesalahan-kesalahan dari
sebuah pribadi yang dinamik, yang diketengahkan dengan bahasa yang amat
menarik. Si pengarang telah menggambarkan kariernya dengan keterusterangan
yang istimewa dan penuh kebebasan. Inilah yang menyebabkan mengapa
otobiografinya menjadi karya paling menarik serta mengesankan. Kekhilafan
moral bukanlah hal yang luar biasa dalam pribadi-pribadi yang besar, dan karena
itu, jika dilihat prestasi mereka, secara keseluruhan tidaklah berarti. Al-Taarif
mungkin bisa dengan leluasa dibandingkan dengan otobiografinya Benvenutti
Cellini, seniman Italia terkernuka. Keduanya sama-sama terbuka.
Dengan demildan, Barat yang di-"buka" sangatlah berutang budi pada orang
Tunisia yang cendekia ini, karena bimbingan yang diberikannya dalam bidang
sosiologi itu. Juga ekonomi serta sejarah telah membuka jalan bagi perkembangan
berikutnya dari ilmu-ilmu tersebut.