Kelompok 3:
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul
PENGERTIAN FI’IL,PEMBAGIAN FI’IL,CIRI-CIRI DAN CONTOH
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang sayur dan manfaatnya untuk kesehatan ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................. 2
2
DAFTAR ISI............................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 4
A. Latar belakang.............................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 5
A. Kesimpulan ................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 10
BAB 1
PENDAHULUAN
3
A.Latar Belakang
Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-qur’an. Setiap
orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam,
tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Hadist.
Namun, didalam realita kehidupan dikalangan pelajar masih ada yang belum mengerti apa itu
Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar. Ironisnya lagi bagi pelajar di kalangan madrasah
yang seharusnya lebih mengetahui lebih mendalam tentang Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il
Amar karena ada pembelajarannya juga tak jauh berbeda dengan pelajar di sekolah umum.
Kalimah fiil merupakan perangkat dasar dalam kaidah ilmu nahwu.fiil menjadi salah satu unsur
penting dalam menyusun suatu kalimat.fiil yang biasa kita kenal adalah fiil yang digunakan
sebagai kata kerja ,fiil ini dalam ilmu nahwu terdiri dari beberapa macam. Masing masing dari
macam fi'il tersebut juga memiliki definisi dan ciri ciri khusus Oleh karena itu, saya sebagai
penyusun tertarik untuk membahas Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar di makalah ini.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
4
A.Pengertian Fi’il
Di dalam Ilmu Nahwu, Fiil adalah kalimah yang menunjukkan arti dengan sendirinya
serta mengandung arti zaman, yaitu zaman Hal, Madhi, atau Istiqbal. Fiil adalah kata kerja atau
pekerjaan, dan setiap pekerjaan pasti mengandung zaman (masa waktu) di dalamnya, apakah
“akan” dikerjakan, “sudah” dikerjakan, atau bahkan “sedang” dikerjakan. Itulah definisi dasar
dari kata kerja atau kalimah Fiil yang mengandung masa atau zaman.Dalam kaidah bahasa
Indonesia,kita mengenal kalimah fiil dengan kata kerja (verba). Akan tetapi,istilah kata kerja
dalam bahasa Indonesia dengan istilah kalimah fiil dalam bahasa arab memiliki perbedaan yang
cukup signifikan.di antaranya yaitu dalam hal waktu atau kondisi, dalam kaidah bahasa arab
kalimah fiil tidak terlepas oleh waktu. Sedangkan kata kerja dalam bahasa Indonesia terlepas
oleh waktu. Seperti kata ajlisu (aku sedang duduk), pada lafadz tersebut keterangan waktu suda
terkandung dalam lafadz itu sendiri. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata “aku sedang
duduk”, membutuhkan kata lain untuk menunjukan waktu duduk,apakah
sudah/akan/sedang.namun dalam contoh tersebut menggunakan kata “sedang” untuk
menunjukan waktu duduk,artinya ia tidak terikat oleh waktu.
B.Pembagian Fi’il
Kalimah Fiil terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu kalimah Fiil Madhi, kalimah Fiil Mudhari’,
dan kalimah Fiil Amar. Sebelum ke penjelasannya, kita bahas dulu apa itu Zaman Madhi, Hal
dan Istiqbal.
Zaman Madhi (اض ِ ) َمadalah zaman yang menunjukkan arti sudah dilakukan atau
menunjukkan arti masa yang sudah lampau.
Zaman Hal ( ْ ) َحلadalah zaman yang menunjukkan arti sedang dikerjakan.
Zaman Istiqbal ( ْ )اِ ْستِ ْقبَلadalah zaman yang menunjukkan arti akan dikerjakan.
Fi'il Madhi adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya dengan
disertai zaman Madhi (zaman yang sudah lampau).
Contoh : ب
َ ض َر
َ (sudah memukul).
Dari contoh di atas, lafadz ب
َ ض َر
َ adalah Fi'il Madhi atau pekerjaan yang sudah lampau. Jika ada
Fi'il (pekerjaan) pasti ada Fa'il (pelaku), maksudnya adalah jika ada pekerjaan pasti ada pelaku
yang mengerjakan.
Contoh : زَ ْي ٌد َع ْمرًا ب
َ ض َر
َ . (Zaid sudah memukul Amr).
5
Dari contoh tersebut lafadz ب
َ ض^ َر
َ kedudukannya adalah Fi'il Madhi (pekerjaan yang sudah
lampau), lafadz َز ْي ٌدKedudukannya sebagai Fa'il (pelaku), sedangkan َع ْمرًاkedudukannya sebagai
Maf'ul (Sasaran atau objek).
Tetapi perlu anda ingat, apabila pelaku adalah seorang perempuan (Muannats), maka wajib bagi
ْ
kita menambahkan Ta' Ta'nits Sakinah ()ت. Lalu, apa sih Ta' Ta'nits Sakinah itu? Ta' Ta'nits
Sakinah Adalah Ta' mati (sukun) yang salah satu kegunaannya adalah sebagai penanda bahwa
ْ َض َرب
pelaku pekerjaannya adalah seorang perempuan. Contoh : ُت َز ْينَب َ (Zainab telah memukul).
Fi'il Mudhori' adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya, dengan
disertai salah satu dari dua zaman, yaitu Hal (sedang dikerjakan) atau Istiqbal (akan dikerjakan).
Jadi, Fi'il ini berfungsi untuk dua jenis kala waktu, akan dikerjakan atau sedang dikerjakan.
Kedua zaman tersebut juga tidak memiliki perbedaan dalam segi tulisannya.
ُ ( يَ ْنZaid akan/sedang menolong Amr).
Contoh : ص ُر زَ ْي ٌد َع ْمرًا
Jika di Fi'il Madhi ada penambahan Ta' Ta'nits ketika subjek (pelaku) berupa perempuan, Di Fi'il
Mudhori' juga ada istilah Sin dan Saufa.
Sin dan Saufa sendiri adalah salah satu dari huruf Istiqbal, yaitu huruf yang menunjukkan arti
akan terjadi.
Sin dan Saufa juga memiliki arti yang sama, yaitu "akan terjadi". Lalu pertanyaannya, kapan kita
menggunakan Sin? dan kapan kita menggunakan Saufa? Untuk mengetahui jawabannya, kita
harus pahami dulu perbedaan antara Sin dan Saufa.
6
Contoh Sin : َ( َستَ ْعلَ ُموْ نKalian akan mengetahui)
Contoh Saufa : َ( َسوْ فَ يَ ْعلَ ُموْ نKelak mereka akan mengetahui)
Dari kedua contoh diatas, contoh Sin menunjukkan bahwa "akan" disini berarti dalam waktu
dekat. Sedangkan pada contoh Saufa, menunjukkan arti"kelak" yaitu sebuah masa yang akan
terjadi dalam jangka panjang.
Jadi kesimpulannya di Fi'il Mudhori' kita akan akan menemui dua huruf Istiqbal,
yaitu س dan َ َسوْ ف . س yaitu menunjukkan arti "akan" tetapi dalam waktu dekat, sedangkan
َ َسوْ ف menunjukkan arti "akan" tetapi dalam jangka panjang.
7
Contoh :
ب
َ ض َر
َ (sudah memukul),
َص َر
َ ( نsudah menolong),
( اَ َك َلsudah makan).
Dibaca fathah tadi ada kalanya kelihatan (lafdzi), contohnya seperti di atas, dan ada juga yang
tidak kelihatan yaitu dengan dikira-kirakan saja (ma'nawi).
Contoh : ر َمى.
َ
Kesimpulan
8
Fi’il madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang telah terjadi di
masa lampau.
Fi’il Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang atau
akan terjadi.
Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintahkan agar dilakukan oleh
mukhatab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.
DAFTAR PUSTAKA
9
Nawang Wulandari, Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan 2, (Metro:CV. Laduni
Alifatama, 2018), Cetakan Kedua
KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 1995), cet. ke 6, hal, 55.
10