Anda di halaman 1dari 10

BAHASA ARAB

PENGERTIAN FI’IL,PEMBAGIAN FI’IL, CIRI-CIRI DAN CONTOH

Dosen Pengampu:Asti Fauziah,M.Pd.

Kelompok 3:

Bella Fernanda 2111040140

Muhammad Iqbal 2111040063

Rahmania Alqaida 2111040081

PRODI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM


NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan judul
PENGERTIAN FI’IL,PEMBAGIAN FI’IL,CIRI-CIRI DAN CONTOH

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini tentang sayur dan manfaatnya untuk kesehatan ini
dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Bandar Lampung,26 september 2022

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................. 2

2
DAFTAR ISI............................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 4

A. Latar belakang.............................................................................. 4

B. Rumusan masalah ........................................................................ 4

C. Tujuan masalah ............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 5

A. Pengertian Fi’il ...................................................................... 5

B. Pembagian Fi’il ................................................................... 5

C. Ciri;ciri Dan Contoh Fi’il ................................................................... 5

BAB III PENUTUP................................................................................. 9

A. Kesimpulan ................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 10

BAB 1

PENDAHULUAN

3
A.Latar Belakang

Kita kaum muslim memaklumi, bahwa bahasa arab adalah bahasa Al-qur’an. Setiap
orang muslim yang bermaksud menyelami ajaran Islam yang sebenarnya dan lebih mendalam,
tiada jalan lain kecuali harus mampu menggali dari sumber asalnya, yaitu Qur’an dan Hadist.
Namun, didalam realita kehidupan dikalangan pelajar masih ada yang belum mengerti apa itu
Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar. Ironisnya lagi bagi pelajar di kalangan madrasah
yang seharusnya lebih mengetahui lebih mendalam tentang Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il
Amar karena ada pembelajarannya juga tak jauh berbeda dengan pelajar di sekolah umum.
Kalimah fiil merupakan perangkat dasar dalam kaidah ilmu nahwu.fiil menjadi salah satu unsur
penting dalam menyusun suatu kalimat.fiil yang biasa kita kenal adalah fiil yang digunakan
sebagai kata kerja ,fiil ini dalam ilmu nahwu terdiri dari beberapa macam. Masing masing dari
macam fi'il tersebut juga memiliki definisi dan ciri ciri khusus Oleh karena itu, saya sebagai
penyusun tertarik untuk membahas Fi’il Madhi, Fi’il Mhudori’, dan Fi’il Amar di makalah ini.

B.Rumusan Masalah

 Apa itu pengertian fi’il


 Apa saja pembagian fi’il
 Apa saja macam macam fi’il
 Apa saja contoh contoh fi’il

C.Tujuan Masalah

 Untuk mengetahui apa itu fiil


 Untuk mengetahui apa itu bagiian bagian fiil
 Untuk mengetahui apa saja macam macam fiil
 Untuk mengetahui apa saja contoh contoh fiil

BAB II

PEMBAHASAN

4
A.Pengertian Fi’il

Di dalam Ilmu Nahwu, Fiil adalah kalimah yang menunjukkan arti dengan sendirinya
serta mengandung arti zaman, yaitu zaman Hal, Madhi, atau Istiqbal. Fiil adalah kata kerja atau
pekerjaan, dan setiap pekerjaan pasti mengandung zaman (masa waktu) di dalamnya, apakah
“akan” dikerjakan, “sudah” dikerjakan, atau bahkan “sedang” dikerjakan. Itulah definisi dasar
dari kata kerja atau kalimah Fiil yang mengandung masa atau zaman.Dalam kaidah bahasa
Indonesia,kita mengenal kalimah fiil dengan kata kerja (verba). Akan tetapi,istilah kata kerja
dalam bahasa Indonesia dengan istilah kalimah fiil dalam bahasa arab memiliki perbedaan yang
cukup signifikan.di antaranya yaitu dalam hal waktu atau kondisi, dalam kaidah bahasa arab
kalimah fiil tidak terlepas oleh waktu. Sedangkan kata kerja dalam bahasa Indonesia terlepas
oleh waktu. Seperti kata ajlisu (aku sedang duduk), pada lafadz tersebut keterangan waktu suda
terkandung dalam lafadz itu sendiri. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, kata “aku sedang
duduk”, membutuhkan kata lain untuk menunjukan waktu duduk,apakah
sudah/akan/sedang.namun dalam contoh tersebut menggunakan kata “sedang” untuk
menunjukan waktu duduk,artinya ia tidak terikat oleh waktu.

B.Pembagian Fi’il

Kalimah Fiil terbagi menjadi 3 (tiga), yaitu kalimah Fiil Madhi, kalimah Fiil Mudhari’,
dan kalimah Fiil Amar. Sebelum ke penjelasannya, kita bahas dulu apa itu Zaman Madhi, Hal
dan Istiqbal.

 Zaman Madhi (‫اض‬ ِ ‫ ) َم‬adalah zaman yang menunjukkan arti sudah dilakukan atau
menunjukkan arti masa yang sudah lampau.
 Zaman Hal ( ْ‫ ) َحل‬adalah zaman yang menunjukkan arti sedang dikerjakan.
 Zaman Istiqbal ( ْ‫ )اِ ْستِ ْقبَل‬adalah zaman yang menunjukkan arti akan dikerjakan.

-Pengertian Fiil Madhi

Fi'il Madhi adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya dengan
disertai zaman Madhi (zaman yang sudah lampau).
Contoh : ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ (sudah memukul).
Dari contoh di atas, lafadz ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ   adalah Fi'il Madhi atau pekerjaan yang sudah lampau. Jika ada
Fi'il (pekerjaan) pasti ada Fa'il (pelaku), maksudnya adalah jika ada pekerjaan pasti ada pelaku
yang mengerjakan.
Contoh : ‫ زَ ْي ٌد َع ْمرًا‬ ‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ . (Zaid sudah memukul Amr).

5
Dari contoh tersebut lafadz ‫ب‬
َ ‫ض^ َر‬ 
َ kedudukannya adalah Fi'il Madhi (pekerjaan yang sudah
lampau), lafadz ‫ َز ْي ٌد‬Kedudukannya sebagai Fa'il (pelaku), sedangkan ‫ َع ْمرًا‬kedudukannya sebagai
Maf'ul (Sasaran atau objek).

Tetapi perlu anda ingat, apabila pelaku adalah seorang perempuan (Muannats), maka wajib bagi
ْ
kita menambahkan Ta' Ta'nits Sakinah (‫)ت‬. Lalu, apa sih Ta' Ta'nits Sakinah itu? Ta' Ta'nits
Sakinah Adalah Ta' mati (sukun) yang salah satu kegunaannya adalah sebagai penanda bahwa
ْ َ‫ض َرب‬
pelaku pekerjaannya adalah seorang perempuan. Contoh : ُ‫ت َز ْينَب‬ َ (Zainab telah memukul).

-Pengertian Fiil Mudhori

Fi'il Mudhori' adalah kalimah atau kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya, dengan
disertai salah satu dari dua zaman, yaitu Hal (sedang dikerjakan) atau Istiqbal (akan dikerjakan).
Jadi, Fi'il ini berfungsi untuk dua jenis kala waktu, akan dikerjakan atau sedang dikerjakan.
Kedua zaman tersebut juga tidak memiliki perbedaan dalam segi tulisannya.
ُ ‫( يَ ْن‬Zaid akan/sedang menolong Amr).
Contoh : ‫ص ُر زَ ْي ٌد َع ْمرًا‬

ُ ‫يَ ْن‬  kedudukannya adalah sebagai Fi'il (Pekerjaan) yang boleh


Dari contoh diatas, lafadz ‫ص ^ ُر‬
diartikan : Sedang menolong maupun akan menolong. Sedangkan lafadz ‫ َز ْي^ ٌد‬  kedudukannya
adalah sebagai Fa'il (Pelaku pekerjaan). Dan untuk lafadz ‫ َع ْمرًا‬, kedudukannya adalah sebagai
Maf'ul (Objek atau sasaran pekerjaan).

Penambahan  ‫س‬  (Sin) dan َ‫س ْوف‬


َ (Saufa) pada Fi'il Mudhori'

Jika di Fi'il Madhi ada penambahan Ta' Ta'nits ketika subjek (pelaku) berupa perempuan, Di Fi'il
Mudhori' juga ada istilah Sin dan Saufa. 
Sin dan Saufa sendiri adalah salah satu dari huruf Istiqbal, yaitu huruf yang menunjukkan arti
akan terjadi.
Sin dan Saufa juga memiliki arti yang sama, yaitu "akan terjadi". Lalu pertanyaannya, kapan kita
menggunakan Sin? dan kapan kita menggunakan Saufa? Untuk mengetahui jawabannya, kita
harus pahami dulu perbedaan antara Sin dan Saufa. 

6
Contoh Sin : َ‫( َستَ ْعلَ ُموْ ن‬Kalian akan mengetahui)
Contoh Saufa :  َ‫( َسوْ فَ يَ ْعلَ ُموْ ن‬Kelak mereka akan mengetahui)
Dari kedua contoh diatas, contoh Sin menunjukkan bahwa "akan" disini berarti dalam waktu
dekat. Sedangkan pada contoh Saufa, menunjukkan arti"kelak" yaitu sebuah masa yang akan
terjadi dalam jangka panjang.
Jadi kesimpulannya di Fi'il Mudhori' kita akan akan menemui dua huruf Istiqbal,
yaitu  ‫ س‬  dan َ‫ َسوْ ف‬ .   ‫ س‬  yaitu menunjukkan arti "akan" tetapi dalam waktu dekat, sedangkan
َ‫ َسوْ ف‬  menunjukkan arti "akan" tetapi dalam jangka panjang.

Penambahan ‫( لَ ْم‬Lam) Pada Fi'il Mudhori'


Pada Fi'il Mudhori' kita juga diperbolehkan menggunakan ‫ لَ ْم‬yang berarti "tidak".
Contoh : ‫( لَ ْم يَضْ ِربْ َز ْي ٌد بَ ْكرًا‬Zaid tidak akan memukul Bakr atau Zaid tidak akan memukul Bakr
kelak).Dari contoh tersebut ‫ لَ ْم‬merupakan Amil Jawazim yang merubah akhir harokat Fi'l
Mudhori' menjadi Sukun. ْ‫ يَضْ ِرب‬Sendiri kedudukannya adalah Fi'il Mudhori' yang dibaca sukun
karena kemasukan Amil Jawazim (Amil yang menjazemkan). Dan ‫ زَ ْي ٌد‬Sebagai Fa'il (pelaku),
sedangkan ‫ بَ ْكرًا‬sebagai Maf'ul (Objek atau sasaran).

-Pengertian Fi'il Amar 


Fiil Amar adalah kalimah yang menunjukkan arti perintah, dengan disertai zaman Istiqbal
(Akan dikerjakan). Jadi tidak mungkin sebuah perintah menggunakan zaman Hal (Sedang
dikerjakan) apalagi menggunakan zaman Madi (sudah lampau). Apabila pelaku pekerjaan (Fa'il)
perempuan, maka kita harus menambah ( ْ‫)ي‬Ya' Muannats di akhir lafadz Fi'il Amar.

Contoh Fi'il Amar laki-laki : ْ‫( اِضْ ِرب‬Jangan pukul!)


Contoh Fi'il Amar Perempuan  : ‫( اِضْ ِربِ ْي‬Jangan pukul!)
Ketentuan Fi'il Madhi, Mudhori' dan Amar

-Ketentuan Fi'il Madhi


Fi'il Madhi selamanya dibaca fathah, jadi tidak mungkin ada Fi'il Madhi yang dibaca kasroh
apalagi dhomah.

7
Contoh :
‫ب‬
َ ‫ض َر‬
َ (sudah memukul),
‫َص َر‬
َ ‫( ن‬sudah menolong),
‫( اَ َك َل‬sudah makan).

Dibaca fathah tadi ada kalanya kelihatan (lafdzi), contohnya seperti di atas, dan ada juga yang
tidak kelihatan yaitu dengan dikira-kirakan saja (ma'nawi).
Contoh : ‫ر َمى‬.
َ

-Ketentuan Fi'il Amar


Fi'il Amar selamanya dibaca Jazem. Adapun alamat jazem terbagi menjadi dua : 
Yang pertama adalah Sukun.
Contoh : ْ‫اِضْ ِرب‬ 
Yang kedua adalah Hadzfu Harfi 'Ilat (Membuang huruf ilat).
ُ ‫ اُ ْد‬,‫اِرْ ِم‬.
Contoh : ‫ع‬

-Ketentuan Fi'il Mudhori'


Sebelum membahas ketentuan Fi'il Mudhori', silahkan pahami istilah-istilah berikut :
ُ ‫( اَنَي‬Alif, Nun, Ya' dan Ta')
Huruf 'ilat (‫ )علة‬ada 4 yaitu : ‫ْت‬
Alif : Saya
Nun : Kita
Ya' : Dia laki-laki/perempuan Ghoib (tidak ada)
Ta' : Dia laki-laki/perempuan Hadir (ada)
ُ ‫) اَنَي‬.
Bisa dikatakan Fi'il Mudhori' apabila sebelum Fa' Fi'il berupa salah satu dari huruf 'ilat ( ‫ْت‬
Fi'il Mudhori' sendiri selamanya dibaca Rafa' (Asalkan tidak bertemu dengan salah satu dari
Amil Jawazim maupun Nawashib)
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

8
 Fi’il madhi adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang telah terjadi di
masa lampau.
 Fi’il Mudhari’ adalah setiap kata kerja yang menunjukkan pekerjaan yang sedang atau
akan terjadi.
 Fi’il amr atau kata kerja perintah yang berisi pekerjaan yang dikehendaki oleh
mutakallim (pembicara) sebagai orang yang memerintahkan agar dilakukan oleh
mukhatab (lawan bicara) sebagai orang yang diperintah.

DAFTAR PUSTAKA

Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Ajurumiyyah dan ‘ImrithyBerikut


Penjelasannya, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), Cetakanketiga puluh dua

9
Nawang Wulandari, Belajar Bahasa Arab Asyik dan Menyenangkan 2, (Metro:CV. Laduni
Alifatama, 2018), Cetakan Kedua

KH. Moch Anwar, Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jjurumiyyah dan ‘mrithy, (Bandung:
Sinar Baru Algensindo, 1995), cet. ke 6, hal, 55.

10

Anda mungkin juga menyukai