BAHASA ARAB
Dosen Pengampu :
1.Migdad awadie
2.Saifudin
3. Safitridin
4.Izakhul wanur r
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan pada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya, Sehingga penulis telah menyelesaikan makalah salah satu tugas mata kuliah
Bahasa Arab.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
Atas segala bantuan dari segala pihak semoga Allah SWT membalas dengan pahala yg
berlipat ganda. Kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini bermanfa’at khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………….................................................................
C. TUJUAN …………………………………………………………………......................................................................
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………….............................................................
KESIMPULAN…………………………………………………………................................................................................
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ilmu Bahasa, telah kita ketahui bahwa suatu “kalimat” tersusun dari sejumlah “kata”.
Dan setiap “kata” yang tersusun menjadi sebuah kalimat itu mempunyai jabatan tertentu dalam
struktur kalimat, Sehingga “kata” yang telah tersusun menjadi sebuah “kalimat” dapat
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan masalah
Dari uraian permasalahan di atas, adapun tujuan penulisan makalah yang saya buat yaitu::
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN MUNADA DAN PEMBAGIANNYA
Secara bahasa munada adalah bentuk isim maf’ul dari kata نَادىyang berarti yang
Artinya: “munada adalah kalimah isim yang terletak sesudah huruf nida
Huruf nida’
Fuad nikmah menyebutkan dalam bukunya, bahwa huruf nida’ ada 3 macam:
Huruf Nida’
يَا
)ْالهَمزَ ةُ (َأ
huruf nida’ di atas mempunyai arti yang sama, yaitu “hai / wahai”.
ِ يَا َع ْب َد هَّللا
2.Hai abdullah
يَا َر ُجاًل
Macam-macam munada
Kepada seorangpun
4. mudhaf
Dari kelima macam munada di atas, dua diantaranya mabni ‘alarraf’I dan sisanya di i’rab manshub.
1. munada mabni
Munada akan mabni ‘alarraf’i jika ia berupa sebuah nama atau nakirah maqsudah.
dari mabni ‘alarraf’i adalah kata terakhirnya memiliki tanda seperti tandanya I’rab rafa’( yaitu
dhammah, alif dan nun, wauw dan nun). Baca artikel tentang pembagian isim ditinjau dari sisi
يَا ُم َح َّمدد ُ
1.Hai muhammad
يَا ُم َح َّمدَان
2.Hai 2 muhammad
يَا َرجُل
يَا َر ُجلَن . ِ
يَا ِر َجال ُ
2. munada manshub
Munada akan dii’rab manshub jika ia berupa mudhaf, atau sibhu mudhaf, atau naqirah
goiru maksudah,contoh munada manshub:
Munada mudha
Jika kita melihat contoh keduanya di atas, sekilas tampak sama. Namun tentu keduanya
berupadhammah dan tidak bertanwin ( ) يَا َر ُج ُل. Sedangkan pada nakirah gairu maksudah,
Lantas kapan kita memakai nakirah maksudah dan kapan kita memakai nakirah gairu
Misalnya kita lagi jatuh dari motor dan tidak bisa berdiri. Kita butuh pertolongan sesegera
mungkin untuk membantu kita berdiri atau membawa kita ke rumah sakit. Kemudian kita
berteriak minta pertolongan karena disekitar kita tidak ada orang sama sekali, maka yang kita
gunakan adalah nakirah gairu maksudah. Kita berharap pertolongan kepada siapapun yang
mendengan teriakan permintaan tolong kita. Namun apabila disekitar kita ada banyak orang,
ada laki-laki dan perempuan, sedangkan kita mengharap pertolongan dari seorang laki-laki,
Apabila munada ber alif lam, maka setelah huruf nida’ ditambah ( )َأيُّهَاuntuk mudzakkar atau ()َأيَّتُهَا
untuk mu’annats Contoh:
ُيََأيُّهَا النَّاس
ُّ يََأيُّهَا
ُالطاَّل ب
1.Hai laki-laki
ُ يَا هَ ِذ ِه ْالفَت
َات
2.Hai gadis
Kadang-kadang huruf nida’ dihapus dari dalam kalimat dan menyisakan munadanya. Contoh:
Asalnya
ُيََأيُّهَا النَّاس
َُأيُّهَا النَّاس
ُّ يََأيُّهَا
ُالطاَّل ب
ُّ َأيُّهَا
ُالطاَّل ب
يَا َز ْي ُد ُخ ْذ هَ َذا
زَ ْي ُد ُخ ْذ هَ َذا
ya’ ( )يmutakallim adalah dhamir kepemilikan yang kembali kepada yang berbicara (saya/aku).
Contoh:
Temanku
ص ِد ْيقِ ْي
َ
Rumahku
Pulpenku
قَلَ ِم ْي
Sekolahku
Kepalaku
َرْأ ِس ْي
Nah apabila munada disandarkan kepada ya’ ( )يmutakallim, maka ya’nya boleh dihapus.
Temanku
ص ِد ْيقِ ْي
َ يَا
ْق
ِ ص ِدي
َ يَا
1.Hai ustadku
2.Hai pamanku
يَا َع ِّم ْي
يَا َع ِّم
3.Hai bapakku
ِ َيَا َأب
ت
4.Hai ibuku
يَا ُأ َّمت
Kusus untuk contoh nomor 4 dan 5, yaitu untuk bapak dan ibu, ya’ mutakallimnya dihapus kemudian
diganti huruf ta’ seperti di contoh.
I’rab munada
Sebagaimana disebutkan dalam pembagian munada di atas, bahwa munada ada yang
mabni dan ada yang mu’rab. Adapun yang mabni, ia mabni alarraf’i. sedangkan yang mu’rab, ia
beri’rab manshub. Apabila ia berupa isim mufrad, maka tanda nashabnya adalah harakat fathah.
Apabila ia berupa isim mutsanna, maka tanda nashabnya adalah huruf ya’. Apabila ia
jamakmu’annats salim maka tanda nashabnya adalah harakat kasrah. Apabila ia jamak
mudzakkar salim maka tanda nashabnya adalah huruf ya’. Dan apabila ia jamak taksir maka
ُيََأيُّهَا النَّاس
Maf’ul liajlih atau maf’ul lah adalah isim mashdar yang dibaca manshub untuk
menujukkan sebab atau motif terjadinya perbuatan. Bisa juga diartikan maf’ul liajl ih ini untuk
ُ أك َْل
ت الطَ َعا َم َجوْ عًا
Penjelasan :
kata 'mendidik', 'cinta', 'lelah', 'lapar', dan 'rindu' adalah menjadi Maf’ul Li Ajlih, hukumnya
Sebenarnya hukum Maf’ul li Ajlih ialah dibaca Nashob, tetapi dapat di Jarr dengan
huruf
Lam ( )لdan terkadang Maf’ul li Ajlih sama sekali tidak menduduki sebagai ma'ful li ajlih
, namun menjadi Jarr-Majrur dan mempunyai ta'aluq atau hubungan dengan kata
sebelumnya.contohnya:
perhatikan kata ''لِ َشفَقَتِ ِه, kata tersebut sebenarnya berkedudukan sebagai ma'ful liajlih, tapi
dalam kalimat tersebut kata ' 'لِ َشفَقَتِ ِهdibaca jar karena ada huruf lam ''ل,
ِ karena kata
tersebut diawali dengan huruf lam (huruf jar) maka ia mempunyai hubungan dengan kata
sebelumnya, perhatikan : 'saya memberi orang fakir tersebut makanan' ini adalah kalimat
pertamanya,, karena kemasukan huruf jar pada kata ' 'لِ َشفَقَتِ ِهmaka jar majrur tersebut
Contoh I’ROB :
ُ أك َْل
ت ال ُر َّز جَوْ عًا
ُ أك َْل: 'telah makan' fiil madhi mabni sukun, adapun huruf “Ta” ialah Dhomir Fa’il mabny atas
ت
ال ُر َّر: maf'ul bih dibaca nashob, tanda nashobnya adalah fathah.
جوْ عًا:
َ maf'ul liajlih dibaca nashob, tanda nashobnya adalah fathah.
2. Maf’ul Li Ajlih me sti terdiri dari tindakan yang bersangkutan dengan hati dan
Penjelasan :
( kenapa ).
hubungan
Maf’ul ma’ah ialah isim yang dibaca nashob yang disebutkan untuk menjelaskan perkara
yang perkara itu disertai perkara yang lain . seperti ucapanmu : jaa’al amiiru wal jaisya (telah
datang seorang panglima beserta pasukanya) , istawal maa’u wal khosyaba (telah rata air
dengan kayu).،َ
Adapun khobarnya kaana dan saudara saudaranya , dan isimnya inna dan saudara
saudaranya
telah diterangkan pada bab isim isim yang dirafa’kan , demikian pula lafadz lafadz yang
mengikuti ( na’at , athaf , taukid , badal ) yang semuanya telah diterangkan di bab bab
terdahulu .
Maf’ul ma’ah termasuk isim yang dinashabkan yang disebut untuk menjelaskan penyertaan
(Seorang pemimpin telah datang bersama tentaranya, Air mengalir bersama kayu)
1. Isim Majrur
Isim Majrur adalah isim yang dibaca jer atau isim yang dikhofadkan oleh salah satu huruf
jer. huruf jer menurut kitab Jurumiyah kesemuanya berjumlah 12. Adapun rinciannya admin
ُ َر َجع
ْت ِمنَ ال َم ْد َر َسة ِ Artinya Saya pulang dari sekolah
b. " ( " اِلَىke ), seperti:
ِ اَ ْذهَبُ اِلَى ال َم ْد َر َس ِة لِلتَّ َعلُّم Artinya Saya pergi ke sekolah untuk belajar
تَكَلَّ ْمنَا َع ِن الشُُّئ ِْو ال ِّد ْينِيّة Artinya Kami bercaka cakap tentang masalah agama
Artinya Banyak sekali orang yang berpuasa hanya memperoleh lapar dan dahaga saja
س بِالقَلَم ُ َكتَب
َ ْْت الدَّر
h. "" الكَاف
L. Haraf qosam, huruf qosam adalah huruf sumpah, untuk huruf qosam berjumlah tiga,
a. Pengertian idhofah
Idhofah adalah:
Artinya : “Menggabungkan satu isim kepada isim yang lainnya, sehingga ma'nanya
b. Penjelasan
Kata ( ُغالَ ُمpembantu ) dan kata " "زَ ْي ٍدdigabungan menjadi satu" " ُغالَ ُم زَ ْي ٍدyang
Kata " ( " َرسُو ُلutusan ) dan kata " ِ ( " هللاAlloh ) digabungkan menjadi satu " ِ" َرسُو ُل هللا
( utusan Alloh )
Kata yang pertama kata" " ُغلَ ُمdan kata " " َرسُو ُلdisebut "Mudhof" ( ضاف
َ ) ُمsedang kata
yang ke dua seperti kata" " َز ْي ٍدdanata" ِ " هللاdisebut Mudhof Ilaih( ضافُ اِلَ ْي ِه
َ ) ُم.
Mudhof tidak boleh memakai alip lam dan tanwin
Mudhof ilaih selamanya harus didhofahkan. Dan ini yang dimaksud isim yangdidhofahkan
karena Idhofah.
c. Pembagian Idhofah.
Jika ditinjau dari segi ma'na atau arti, idhofah terbagi kepada dua bagian , yaitu:
Artinya Baju sutra maksudnya adalah baju yang terbuat dari sutra
Namun, sebenarnya disamping dua ma'na idhofah yang telah disebutkan, masih ada satu
lagi yaitu : idhofah yang mengandung ma'na " ( " فِىdi), jika mudlof-ilaihnya merupakan
َم ْك ُر اللَيْل
Artinya Tipu daya malam maksudnya adalah tipu daya yang ada di waktu malam.
Isim Tabi' adalah Isim-isim yang mengikuti isim-isim yang diidhofahkan, Untuk penjelasan
pada
Isim Tabi' sudah admin bahas dalam bab Na'at, Athaf, Taukid dan Badal juga bisa dilihat
pada
1. Na'at, seperti :
ُ صلَّي
ْت فِى ال َم ْس ِج ِد ال َكبِي ِْر َ
2. Athaf, seperti :
3. Taukid, seperti :
4. Badal, seperti :
َ قَا َم زَ ْي ٌد َأ ُخو
ك
.(1 ِمن.
(2 ِإل َى.)
(3 ع َْن. )
(4 َعلَى.)
. (5 .فِي.)
Artinya di, di dalam, pada, tentang contoh:
. (6 رُب.
7. Ba’ (ب
ِ )
8. Kaf ( َ)ك
9. Lam ()ل
10. ( ُم ْن ُذ. )
“Mengaitkan antara dua isim (kata benda) satu dengan lainnya untuk memberikan makna
※ Mudhof ialah setiap isim yang disandarkan kepada isim lainnya, dimana isim pertama
akan
Mudhof ilaihi.
Dua macam :Idhofah kepada isim yang ma’rifat, maka memberikan makna ta’rif
(menjadikan isim
sebelumnya menjadi ma’rifat karena disandarkan kepada isim yang ma’rifat). Contoh:
Keterangan: dimana kitab yang semula nakiroh menjadi ma’rifat setelah di Idhofah kan
Idhofah kepada isim yang nakiroh, maka memberikan makna pengkhususan. Contoh:
(Pulpen siswa)
Keterangan: pada jenis kedua ini bisa bermakna pengkhususan dan bisa
Diantara keistimewaan Mudhof dan Mudhof ilaihi ialah berbilangnya jumlah mereka dalam
KESIMPULAN:
1. Mudhof dan Mudhof ilaihi adalah merupakan salah satu tanda dari tanda-tanda isim
karena Mudhof dan Mudhof ilaihi tidak akan mungkin terjadi kecuali pada isim.
▪ Mudhof ilaihi yang disandarkan kepada isim lain dengan perantara huruf jar secara
lafazh
, seperti:
ُ َْم َرر
ت بِ َزيْد
▪ Mudhof ilaihi yang disandarkan kepada isim lain dengan perantara huruf jar secara
taqdiron, seperti:
ِكتَابُ ُم َح َّمد
Yang takdirnya:
3. Kita telah mendapatkan beberapa tanda-tanda isim atau yang diistilahkan dengan:
ُ َعالَ َم
ْات السم
في عدد مبطالت الصالة (والذي يبطل به الصالة أحد عشر شيئا ً الكالم العمد) الصالح لخطاب اآلدميين سواء تعلق بمصلحة ):فصل(
الصالة أو ال( .والعمل الكثير) المتوالي كثالث خطوات عمداً كان ذلك أو سهواً ،أما العمل القليل فال تبطل الصالة به (والحدث) األصغر
واألكبر (وحدوث النجاسة) التي ال يعفى عنها ،ولو وقع على ثوبه نجاسة يابسة ،فنفض ثوبه حاالً لم تبطل صالته (وانكشاف العورة) عمداً
الخروج من الصالة (واستدبار القبلة) كأن يجعلها خلف فإن كشفهاـ الريح فسترها في الحال لم تبطل صالته (وتغيير النية) كأن ينوي
ظهره (واألكل والشرب) كثيراً كان المأكول والمشروب أو قليالً إال أن يكون الشخص في هذه الصورة جاهالً تحريم ذلك (والقهقهة) ومنهم
.من يعبر عنها بالضحك( .والردة) وهي قطع اإلسالم بقول أو فعل
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Untuk bisa membaca kalam arab yang tidak berharokat & bisa memahaminya
Semoga uraian kami mudah difahami & dapat memberi manfa’at bagi para pembacanya amin
DAFTAR PUSTAKA
Pengarang penyusun:Ibnu ajurimii Muhammad bin Muhammad bin Daud as sonhaji Al faasiy.
MKepustakaan:
Al-Sayyid Ahmad Al-hasyimiy, Al-Qawa’id al-Asasiyyat li al-Lugat Al-‘Arbiyyah, Mishr: Mathba’ah Nahdah
al-Sa’adah, 1936 M/1355 H. George Merry Abd al-Masih, Qawa’id al-Lugah al-‘Arabiyyah fiy Jadwalin wa
Lauhatin Libanon-Beirut: Sehah Riya« al-¢ulh, 1998. Baha’ al-Din ‘Abdullah Ibn ‘Aqil, Syarh Ibni ‘Aqil, Jilid
I, Juz II Libnan- Bairut: Dar al- Fikr, 1998.
ِ
ِ
f