Anda di halaman 1dari 11

“MANSUBAAT”

Makalah diajukan untuk tugas kelompok pada mata kuliah


Bahasa Arab

Dosen pengampu: H.M. Syarif Dibaj, Lc, M.Sy

Oleh kelompok 8
Nama NPM
M. Naufal Ali 23.11.1530
Lukmanul Hakim 23.11.1549

PRGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA
2023
KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang mana
telah memberikan kita rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Serta sholawat dan salam
tidak lupa pula kita tujukan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Tidak
lupa pula Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak H.M. Syarif Dibaj,
Lc.M.Sy selaku Dosen Pembimbing dan juga teman-teman yang telah bekerja sama
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “MANSUBAAT” untuk
mata kuliah Bahasa Arab.

Semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat memberikan pemahaman


tentang “MANSUBAAT”. Sehingga diharapkan ke depannya akan memiliki dampak
dan wawasan yang bermanfaat untuk kita.

Kami sebagai Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, masih terdapat kesalahan dan kekurangan, sehingga Kami menerima
kritik dan saran dari pembaca sekalian, supayadi waktu yang akan datang Kami bisa
belajar dan mengevaluasi kembali agar bisa membuat makalah yang lebih baik lagi.

Martapura, 17 oktober 2023

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 1

BAB II ..................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2

A. Pembagian Mansubaat ................................................................................. 2

B. Perincian Mansubaat .................................................................................... 3

BAB III ................................................................................................................... 7

PENUTUP ............................................................................................................... 7

A. Simpulan ...................................................................................................... 7

B. Saran ............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam mempelajari Bahasa Arab kita harus mengetahui dasar-dasarnya,


terutama nahwu dan sharafnya. Oleh sebab itu, sebagaimana kita harus bisa
mengembangkan Bahasa Arab untuk memperluas belajar Nahwu Sharafnya.
Bahasa Arab merupakan bahasa Al-Quran. Maka, mempelajari Bahasa Arab berarti
juga mempelajari AL-Quran.

Dalam makalah ini penulis akan menjelaskan tentang nahwunya, terutama


tentang mansubaat. Penulis berharap semoga penyusunan makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman kita dalam mempelajari Bahasa Arab.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja pembagian mansubaat ?


2. Apa saja perincian mansubaat ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pembagian-pembagian mansubaat


2. Untuk mengetahui perincian mansubaat

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembagian Mansubaat

Isim-isim yang di nashab-kan ada 15 macam, yaitu:

1. Maf’ul bih, seperti dalam contoh:


‫ = ضًرًبًتًًزًيًدًا‬Aku telah memukul Zaid.

Juga termasuk munaada (berikut seluruh pembagiannya). Hal ini akan dijelaskan
nanti. Contoh: ‫ًللاه‬
ً ‫ = يًًعًبًد‬Hai Abdullah!

2. Mashdar, dan ini dinamakan pula maf’ul mutlak, seperti dalam contoh:
‫ = نًصًرًتًًزًيًدًاًنًصًرًا‬Aku telah menolong Zaid dengan sebenar-benarnya.

3. Zharaf zaman dan zharaf makan, dan ini dinamakan maf’ul fiih.
Contoh zharaf zaman: ‫ = صًمًتًًيًومًا‬Aku telah berpuasa satu hari.

Contoh zharaf makan: ً‫ = اهًعًتًكًفًتًًأًمامًك‬Aku telah ber-i’tikaf di hadapanmu.

4. Maf’ul liajlih, seperti dalam contoh:


ً‫ = قًمًتًًإهًجًلًلًلًك‬Aku berdiri sebagai penghormatan buat Anda.

5. Maf’ul ma’ah, seperti dalam contoh:


ً‫ = هسًرًتًًوًالسًيًارًة‬Aku berjalan beserta mobil.

6. Lafazh yang diserupakan dengan maf’ul bih, seperti dalam contoh:


ً‫ = زًيًدًًحًسًنًًوًجًحًه‬Zaid mukanya tampan.

7. Haal, seperti dalam contoh:


‫ = جًاءًًال هًمًيًًراكهبا‬Amir telah datang dengan berkendaraan.

8. Tmyiz, seperti dalam contoh:


‫ = طًابًًمًمًدًًنًفًسًا‬Muhammad baik jiwanya.

9. Mustatsna, seperti dalam firman Allah SWT berikut:


ً‫ًاًمًنًهً ًإهًلًًًقًلهًيًل‬
‫“ = فًشً هرًبًو ه‬Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang” (Al-

Baqarah: 249).

2
10. Khabar kana dan saudara-saudaranya, seperti dalam contoh:
‫ = كًانًًزًيًدًًقًائهما‬Adalah Zaid berdiri.

11. Khabar huruf-huruf yang diserupakan dengan laisa, seperti dalam contoh:
‫ = مًاًزًيًدًًقًائهًمًا‬Tiadalah Zaid berdiri.

12. Khabar af’aalul-muqaarabah, seperti dalam contoh:


ً‫ = كًادًًزيدًي قوم‬Zaid hampir-hampir akan berdiri.

13. Isim inna dan saudara-saudaranya, seperti dalam contoh:


‫ =إهًنًًزًيًدًاًقائهًم‬Sesungguhnya Zaid berdiri.

14. Isim laa yang digunakan untuk meniadakan jenis, seperti contoh:
ً‫ًاحًبًًعهًلًمًًمًقًوًت‬
‫ = لًًص ه‬Tiada seorang berilmu pun terkutuk.

15. Tabi’ (lafazh yang mengikuti) kepada lafazh yang di nashab-kan, yaitu ada
empat macam, sebagaimana hal ini telah dikemukakan (dalam bab isim-isim
yang di rafa’-kan).1

B. Perincian Mansubaat

Isim-isim yang dinashab. Isim yang dinashab ada lima belas: maf’ul bih,
mashdar, zharaf zaman, zharaf makan, haal, tamyiz, mustatsna, isim laa, munada,
maf’ul min ajlih, maf’ul ma’ah, khabar kana dan saudara-saudaranya, isim inna
dan saudara-saudaranya, isim yang mengikuti isim manshub ada empat: na’at,
‘athaf, taukid, dan badal.
1. Maf’ul Bih. Yaitu: isim manshub yang menjadi objek perbuatan. Contohnya
perkataanmu: ًً‫( ضًًربًتً زيدا‬Aku telah memukul Zaid),ًًً‫( ًرًكهبًتًًًالفًًرس‬Aku telah

mengendarai kuda).
Maf’ul bih ada dua bagian: zhahir dan mudhmar. Adapun yang zhahir
(tampak), telah lewat penyebutannya. Yang mudhmar ada dua bagian: muttashil
(bersambung) dan munfashil (terpisah). Yang muttashil ada dua belas, yaitu:
ً‫ًوضًًربًن‬,
ً ‫ ً ًوضًًربً ًم‬,‫ ً ًوضًًربً ًما‬,‫ًوضًًربًا‬,
ً ً‫ ً ًوضًًربًه‬,ً‫ًوضًًربًكًن‬, ً‫ًوضًًربً ه‬,
ً ً‫ ً ًوضًًربً ًكم‬,‫ ًًوضًًربًكًمًا‬,‫ك‬ ً ً‫ًوضًًربًك‬,‫ا‬
ً ‫ًوضًًرًبتًن‬,
ً ‫ن‬ ً ‫ضًًربً ه‬. Dan

Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah


1

Ajurumiyyah, (Sinar Baru Algensindo), Hal.226-227.

3
yang munfashil ada dua belas, yaitu: ً,‫ًوًإهيًهًا‬,
ً ً‫ًًوًإهيًه‬,ً‫ًوًإهيًكًن‬,
ً ً‫ًوًإهيًكًم‬,‫ا‬ ً ‫ًًوإًهيً هًك‬,ً‫ًوًإهيًك‬,
ً ً‫ًوًإهيًكًم‬, ً ‫ًًوًإهيً ًن‬,ً‫ًإهيًي‬

ً‫ًوًإهيًهًن‬,
ً ً‫ًوًإهيًهًم‬,‫ا‬
ً ً‫ ًوًإهيًه‬.

2. Mashdar. Mashdar adalah isim manshub yang datang di urutan ketiga dalam
tashrif fi’il. Contoh: ً‫ضًًربًًًيضًًهربًًضًًرب‬.

Maf’ul mutlak ada dua bagian: lafzhi dan maknawi. Jika lafazh maf’ul
mutlak sama dengan lafazh fi’ilnya maka ini adalah lafzhi. Contoh: ً‫قًتًلًتًهًًقًتًل‬. Dan

jika maknanya yang sama sedangkan lafazhnya tidak, maka ini adalah maknawi.
Contoh: ‫ جلست قعودا‬dan ‫قمت وقوفا‬, serta yang semisalnya itu.
3. Zharaf zaman adalah isim zaman yang di nashab dengan taqdir ‫يف‬, seperti: ً,ً‫اليً ًوم‬

‫ًو هًحيًنًا‬,‫ا‬
ً ‫ًوأًمً ًد‬,‫ا‬
ً ‫ًًوأًبً ًد‬,ً‫ساء‬
ً ً‫ًًوم‬,‫حا‬
ً ً‫صب‬
ً ‫ًو‬,
ً ً‫ًوعًتًمًة‬,‫ا‬
ً ً‫ًًوغًد‬,‫ًوسًحًًرا‬,
ً ً‫ًوبًكًًرة‬,
ً ً‫ًوغًدًًوة‬,
ً ً‫ًواللًيًلة‬, serta yang menyerupai itu.

4. Zharaf makan adalah isim makan (tempat) yang di nashab dengan taqdir ‫يف‬.

ً ً‫ًوًتهلًقًاء‬,
Contoh: ‫ًًوهًنًا‬,‫ًو ًث‬, ً ً‫ًو هًحذًاء‬, ً ً‫ًو ًعهنًد‬,
ً ً‫ًوًإهًزاء‬, ً ً‫ًوتًت‬,
ً ً‫ًوفً ًوق‬,
ً ً‫ًًوًوًراء‬,ً‫ًوقًدًام‬,
ً ً‫ًوخًلًف‬,
ً ً‫ًأمًام‬,. dan isim-isim yang

menyerupai itu.
5. Haal. Haal adalah isim yang manshub yang memperinci keadaan yang belum
jelas. Contohnya adalah ucapanmu: ‫( جاء زيد راكِبا‬Zaid telah datang dengan
berkendara), ‫( ركِبت الفرس مسرجا‬Aku telah mengendarai kuda dalam keadaan
berpelana), ‫( ل ِقيت عبد للاِ راكِبا‬Aku telah berjumpa dengan ‘Abdullah dalam keadaan
berkendara), dan contoh lain yang semisal itu.
Syarat-syarat Haal dan Shahibul Haal:
Haal hanya bisa berupa isim nakirah, terletak setelah sempurnanya kalimat,
dan shahibul haal-nya berupa isim ma’rifah.
6. Tamyiz. Tamyiz adalah isim manshub yang menerangkan benda yang masih
belum jelas. Contohnya ucapanmu: ‫( تًصًبًبً ًًزيًدً ًعًًرقًا‬Zaid bercucuran keringatnya),

‫حمًا‬
ً ً‫( تًفًقًأًًبًكًرً ًش‬Bakr penuh lemaknya), ‫( ًطابً ًمًمًدً ًنًفسا‬Muhammad bahagia jiwanya),

ً‫( اشً ًتيًتًًً ًعهشًًهريًنًًكهتاب‬Aku telah membeli dua puluh kitab), ً‫( مًلًكًتًًًًتهسً ًعهيًًًن عجة‬Aku telah

memiliki sembilan puluh domba), dan ‫ًوًأجًلً ً همنكًوجها‬


ً ً‫( ًزيًدً ًًأكًًرمً ً هًمنًكً ًأًب‬Zaid itu lebih

mulia bapaknya daripada engkau dan lebih bagus rupanya daripada engkau).

4
Syarat-syarat Tamyiz:
Tamyiz hanya bisa berbentuk nakirah dan hanya terdapat setelah
sempurnanya kalimat.
7. Istitsna’. Huruf-huruf istitsna’ ada delapan, yaitu: ً,ً‫ ًًوخًل‬,ً‫ًوسًًواء‬,‫ى‬ ً ‫ًو هًسًو‬,
ً ‫ًوسًًو‬,‫ى‬ ً ً‫ًإهل‬
ً ً‫ًوغًي‬,

‫شا‬
ً ً‫ًوح‬,
ً ‫ ًوعًدًا‬.

Hukum Mustatsna dengan Illa:


Mustatsna menggunakan illa adalah di nashab jika kalimatnya sempurna
ً ً‫ قًامًً القومً إهل‬dan ‫خرجً ًالناسً ًًإه ًلً عًمًًرا‬. Dan apabila kalimatnya
dan positif, contohnya: ‫ًزيًدًا‬

negatif dan sempurna, maka boleh badal dan boleh nashab karena istitsna’,
ً ً‫ مًاًقًامً ًالًقً ًومً ًًإهل‬dan ‫إهلًزيدا‬. Dan apabila kalimatnya tidak sempurna, maka
contoh: ً‫ًزيًد‬

tergantung ‘amilnya, contoh: ‫ مًاًضًًربًتًًًإهلًًًزيًدًا‬dan ً‫ مًاًقًامًًًإهلً ًًزيًد‬dan ً‫مًاًمًًرًرتًًًإهلًًزيد‬.

Mustatsna dengan Ghairu dan Saudara-saudaranya:


Mustatsna dengan ‫( هًسًوى‬siwa), ‫( سوى‬suwa), ً‫( سواء‬sawa’), dan ‫( غ هًي‬ghairu)

adalah di jar, tidak yang lain.


Mustatsna dengan ‘Ada dan Saudara-saudaranya:
Mustatsna dengan ً‫( خل‬khala), ‫‘( عدا‬ada), dan ‫اشا‬
ً ً‫( ح‬hasya) boleh di nashab-

kan atau di jar. Contoh: ً‫ًوًزيًد‬,‫ا‬


ً ‫قًامًًالًقً ًومًًخًلً ًًزيً ًد‬, atau ً‫عًدًاًعًمًًراًوًًعًمر‬, atau ً‫حًاشًاًبكراًوًبكر‬.

8. Syarat Penerapan Laa Ber-‘Amal seperti Inna: Laa. Ketahilah bahwa laa me-
nashab-kan isim nakirah dengan tanpa tanwin, apabila ia tersebut bertemu
langsung dengan nakirah dan ia tersebut tidak berulang. Contoh: ‫لً ًًرجًلًًهيفًالدا هًر‬.

Adapun apabila ia tidak bertemu langsung dengan isimnya, maka wajib rafa’
dan wajib mengulang ia. Contoh: ً‫يفً الدًا هًرًًًرجًلًًًًولًً امًًرًأة‬
ً ‫لًً ه‬. Adapuan apabila ia-nya

berulang, maka boleh engkau terapkan dan boleh engkau abaikan. Jadi, jika
engkau mau, engkau bisa katakan: ً‫يفًالدًا هًر ًًولًًامًًرًأة‬
ً ‫ لً ًًرجًلً ًه‬. Dan apabila engkau mau,

engkau bisa ucapkan: ً‫يفًالدًا هًرًًولًًامًًرأًة‬


ً ‫لً ًًرجًلًًه‬.

9. Munada. Munada ada lima macam:


a. Mufrad ‘alam (nama dengan bentuk tunggal).

5
b. Nakirah maqshudah (nakirah yang termaksud)
c. Nakirah ghairu maqshudah (nakirah yang belum termaksud)
d. Mudhaf (bersandar)
e. Syabih bil mudhaf (yang menyerupai mudhaf)

Hukum Munada:

Adapun mufrad ‘alam dan nakirah, mabni atas tanda dhamah tanpa tanwin.
Contoh: ً‫ يً ًًزيًد‬dan ً‫يًرجل‬. Dan ketiga sisanya di nashab, tidak yang lain.

10. Maf’ul Lahu / Maful min Ajlih. Yaitu isim manshub yang disebutkan untuk
menjelaskan sebab terjadinya perbuatan. Contohnya adalah ucapanmu: ًً‫قًامًًًالًقًًوم‬

‫( ًإهجًلًلًً ًلهعًمًًرو‬Zaid berdiri untuk memuliakan ‘Amar) dan ً‫( قًصًدًتًكًًًابًًتهًغاءًًًمًعًًرًوًفهك‬Aku

menuju engkau untuk mendapatkan kebaikanmu).


11. Maf’ul Ma’ahu. Yaitu isim manshub yang disebutkan untuk menjelaskan siapa
yang menyertainya dalam perbuatan. Contohnya ucapanmu: ً‫جًاءًً ًالً هميً واْليش‬

(Pemimpin itu datang bersama tentara) dan ً‫( اسًتًًوىًالًمًاءًًًوالًشًبًت‬Air itu naik bersama

sepotong kayu).
Adapun khabar kana dan saudara-saudaranya dan isim inna dan saudara-
saudaranya, telah lewat penyebutnya di isim-isim yang di rafa’. Demikian pula
tawabi’ yang telah berlalu di sana.2

2
Muhammad Muhyiddin ‘Abdul Hamid, Terjemah At-tuhfatus Saniyyah, (Maktabah
ismail bin Isya’), Hal 199-261.

6
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Isim-isim yang di nashab-kan ada 15 macam, yaitu: maf’ul bih, juga


termasuk munaada (berikut seluruh pembagiannya) sebagaimana yang akan di
jelaskan nanti; mashdar, dan ini di namakan maf’ul mutlak; zharaf zaman dan
zharaf makan, dan ini di namakan maf’ul fih; maf’ul liajlih; maf’ul ma’ah; lafazh
yang di serupakan dengan maf’ul bih; haal; tamyiz; mustatsna; khabar kaana; dan
saudara-saudaranya; khabar huruf yang di serupakan dengan laisa; khabar
af’aalul-muqaarabah; isim inna dan saudara-saudaranya; isim laa yang di pakai
untuk me-nafi-kan jenis; dan tabi’ (lafazh yang mengikut) kepada lafazh yang di
nashab-kan, yaitu ada empat macam, sebagaimana yang telah diterangkan
terdahulu (dalam bab isim-isim yang di rafa’-kan).3

B. Saran

Berkaca dengan segala keterbatasan penulis perihal sumber dan kepiawaian


dalam penulisan maka besar harapan untuk mendapat masukan dan saran dari
seluruh pembaca sekalian. Semoga makalah yang sederhana ini dapat memberikan
manfaat besar untuk kita semua.

Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini, Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah


3

Ajurumiyyah, (Sinar Baru Algensindo), Hal.225-226.

7
DAFTAR PUSTAKA

‘Abdul Hamid, Muhammad, Muhyiddin, Terjemah At-tuhfatus Saniyyah,


(Maktabah ismail bin Isya’).

Araa’ini, Syekh, Syamsuddin Muhammad, Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah


Ajurumiyyah, (Sinar Baru Algensindo).

Araa’ini, Syekh, Syamsuddin Muhammad, Ilmu Nahwu Terjemah Mutammimah


Ajurumiyyah, (Sinar Baru Algensindo).

Anda mungkin juga menyukai