PENULIS :
RAHMAD ASWANSYAH
1441 H
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah swt, karena atas
limpahan Rahmad dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Istitsna”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, para
keluarga, sahabat-sahabat dan pengikut-pengikutnya hingga akhirat kelak.
Makalah ini disusun oleh kelompok sebelas (XI) yang bekerjasama dalam menyelesaikan
makalah ini. Tersusunnya makalah ini semoga dapat memenuhi tanggung jawab kami pada mata
kuliah Bahasa Arab. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat kepada penulis dan
pembacanya yang ingin menambah ilmunya. Makalah ini kami susun untuk menuntaskan
kewajiban kami yang diamanahkan oleh dosen pengampu kami, kami ucapkan terimakasih
kepada Buk Nuryanti, M.Pd.I.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, kami sangat menerima kritikan dan saran
yang membangun kepada pembaca guna memperbaiki agar menjadi lebih baik lagi.
Akhirnya hanya kepada Allah swt kita kembalikan semuanya, karena kesempurnaan
hanya milik Allah Swt.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................... 5
1. pengertian mustasna.............................................................................................................................. 5
2. macam-macam istitsna.......................................................................................................................... 5
3. bentuk-bentuk kalam dalam istitsna...................................................................................................... 6
4. hukum hukum mustasna........................................................................................................................ 7
Kesimpulan ................................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 10
3
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya dalam memudahkan pengkajian ilmu nahwu telah ada sejak munculnya ilmu
nahwu itu sendiri. Berbagai konsep dan metode telah dikemukakan oleh para tokoh nahwu.
Disadari atau tidak, bahwa perjalanan ilmu nahwu terus berjalan dari abad klasik hingga abad
modern bahkan kontemporer saat ini. Tentunya terdapat banyak sejarah tokoh, pemikiran-
pemikiran, serta perdebatan yang terjadi. Sehingga telah banyak memberikan warna
tersendiri dalam khazanah ilmu nahwu.dengan landasan itulah, kiranya perlu banyak kajian
terhadap ilmu nahwu dalam rangka menggali lebih dalam sejarah perkembangan nahwu
hingga sekarang. Karena sesungguhnya hal itu akan menjadi bukti eksistensi suatu
peradaban.
Maka dari itu kami akan membahas mengenai bab istitsna’ dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini, kami mencoba mengangkat beberapa rumusan masalah yang menjadi
pokok bahasan di dalamnya, yaitu :
a. Apa definisi dari Istitsna’ ?
b. Apa saja huruf-huruf ististsna’ ?
c. Apa saja bentuk-bentuk kalam (dalam bab Istitsna’) ?
d. Apa saja hukum-hukum Mustatsna ?
C. Tujuan
Seperti yang telah kami sebutkan di dalam rumusan masalah, maka tujuan kami membuat
makalah ini, yaitu :
a. Untuk mengetahui definisi Istitsna’.
b. Untuk mengetahui macam-macam Istitsna’.
c. Untuk mengetahui bentuk-bentuk kalam (dalam bab Istitsna’).
d. Untuk mengetahui apa saja hukum Mustatsna.
4
PEMBAHASAN
1. Pengertian Mustasna
Istitsna berarti pengecualian. Maksudnya mengeluarkan sesuatu dari pembicaraan yang
sebelumnya dengan menggunakan huruf-huruf khusus yang disebut huruf istitsna. Mustasna
adalah isim mansub yang terletak pada salah satu perangkat dari perangkat-perangkat istisna
untuk menyelisihi kata sebelumnya dalam hal hukum.
Pendapat lain mengatakan bahwa mustasna yaitu mengecualikan lafazh sesudah illa atau
salah satu saudaranya dengan hukum lafazh sebelumnya, baik secara ijab (positif) atau
secara salah (negatif). Istisna merupakan kata penghubung yang fungsinya menggabungkan
menyatakan pengecualian. Yang dikecualikan disebut mustasna minhu dan yang
terkecualikan disebut mustasna.
2. Macam-macam istitsna
( اِﻻﱠ و َ ﻏ َ ﯿْﺮ ُ و َ ﺳ ِﻮ َ ى و َ ﺳ ُ ﻮ ًا و َ ﺳ َﻮ َاء ٌ و َ ﺧ َ ﻼَ و َ ﻋ َ ﺪ َا و َﺣ َﺎﺷ َﺎ: َ اﻻ ِ)ﺳ ْﺣ ُﺘِﻨَﺎﺮء ُِو ْﺛَﻤفَﺎ ُﻧِﯿَﺔٌ و َ ھِﻲ
Contoh:
Murid-murid tak ada yang pulang kecuali seorang murid ٍ ﻣ ّﺎ ر َ ﺟ َ ﻊ َ اﻟﺘﱠﻼَﻣ ِ ﯿْﺬ ُ ﻏ َ ﯿْﺮ َ ﺗِﻠْﻤ ِ ﯿْﺬ
a. Kata ز َ ﯾْﺪ ًاpada contoh yang pertama dikeluarkan dari pembicaraan yang sebelumnya
yaitu ﻗَﺎم َ اﻟﻘَﻮ ْ مoleh ا(ِﻻ ﱠkecuali) artinya ketika orang-orang telah berdiri, zaid tidak ikut
berdiri. Proses seperti ini disebut istitsna. Demikian juga dengan kata ٍ ﺗِﻠْﻤ ِ ﯿْﺬyang
b. ِﻻ ﱠdan
ﻏ َ ﯿْﺮ َ اadalah salah satu huruf istitsna.
5
c. Kata yang terletak sebelum huruf istitsna, seperti kata ُ اﻟﻘَﻮ ْ مdan ُ اﻟﺘﱠﻼَﻣ ِ ﯿْﺬdisebut mustasna
minhu
d. Kata yang terletak setelah huruf istitsna seperti kata ز َ ﯾْﺪ ًاdan ٍ ﺗِﻠْﻤ ِ ﯿْﺬdisebut mustasna.
e. Mustasna minhu harus mengandung pengertian yang umum, yakni lebih luas cakupannya
daripada mustasna.
ٌ ﺟﮫَُﺐ ُ ھُﻮ َ اﻟﱠﺬ ِى ﻟَﻢ ْ ﯾَﺘَﻘَﺪ ﱠ ﻣ َ ﮫُ ﻧَﻔْﻲ ٌ اَو ْ ﻧَﮭْﻲ ٌ اَو ْ اﺳ ْ ﺘِﻔْﮭَﺎم
ْاﻟﺘﱠﺎم ُ ھُﻮ َ اﻟﱠﺬ ِى ذ ُ ﻛِﺮ َ ﻓِﯿْﮫِ اﻟْﻤ ُ ﺴ ْ ﺘَاﺜْﻟْﻨﻤَﻰُﻮ ْﻣ ِ ﻨ
Contoh : ًﻗَﺎم َ اﻟْﻘَﻮ ْ م ُ ر َ–اَﯾْﺖ ُ اﻟْﻘَﻮ ْ م َﻣ َﺮ–َر ْ ت ُ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮ ْ م ِ اَﻟ–ﻄﱡﻼﱠب ُ ﻗَﺎﺋِﻤ ُﻮ ْ ن َ ﻛ–َﺎن َ اﻟْﻤ ُ ﺒْﺘَﺪ َ اُ ﻣ َ ﻌ ْ ﺮِﻓَﺔ
ٌَﻋ ْ ﺮِﻓَﺔ/ ُﻣ َﺎﻗَﺎم َ اﻟْﻘَﻮ ْ م ُﻣ–َﺎر َ اَﯾْﺖ ُ اﻟْﻘَﻮ ْ مﻣ ََﺎ–ﻣ َﺮ َر ْ ت ُ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮ ْ م ِﻣ َﺎ– اﻟﻄﱡﻼﱠب ُ ﻗَﺎﺋِﻤ َﻮ ْ ن َﻣ َﺎ–ﻛ َﺎن َ اﻟْﻤ َ ﺒْﺘَﺪ َ ا
ُﻣ َﺎﻗَﺎم َ ﻣ– َﺎر َ اَﯾْﺖ ُ ﻣ َﺎ– ﻣ َﺮ َر ْ ت ُ –ﻣ َﺎ اﻟﻄﱡﻼﱠب ُ ﻣ–َﺎﻛ َﺎن ُ اﻟْﻤ ُ ﺒْﺘَﺪ َا
6
4. Hukum-hukum mustatsna
ﻗَﺎم َ اﻟْﻘَﻮ ْ م ُ اِﻻﱠ ز َ ﯾْﺪ ًار َ اَ–ﯾْﺖ ُ اﻟْﻘَﻮ ْ م َ اِﻻﱠ ز َ ﯾْﻣﺪ ًاَﺮ–َر ْ ت ُ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮ ْ م ِ اِﻻﱠ ز َ ﯾْﺪ ًا
اداة اﻹ ْ ﺳ ْ ﺘِﺜْﻨَﺎءز َ ﯾْﺪ ًا
ﻣﻨﺼﻮب ﻋﻠﻰ اﻹ ْ ِ ﺳ ْ ﺘِﺜْﻨَﺎء وﻋﻼﻣﺔ ﻧﺼﺒﮫ ﻓﺘﺤﺔ ﻗَﺎﻣ َﺎﻟْﻘَﻮ ْ ﻣ ُ ﺎِﻻ ﱠز َ ﯾْﺪ ًا:ﻗَﺎﻣ َﺎﻟْﻘَﻮ ْ م ُ ﻓﻌﻞ و ﻓﺎﻋﻞ اِﻻﱠ
ظﺎھﺮة ﻓﻰ آﺧﺮه
Apabila kalamnya Manfi Tam, maka boleh dua, yaitu :
ﻣ َﺎﻗَﺎم َ اﻟْﻘَﻮ ْ م ُ اِﻻﱠ ز َ ﯾْﺪ ًا –اِﻻﱠ ز َ ﯾْﺪ ٌﻣ \َﺎر َ اَﯾْﺖ ُ اﻟْﻘَﻮ ْ م َاِﻻﱠ ز َ ﯾْﺪ ًا –اِﻻﱠ ز َﻣﯾْ َﺎﺪ ًاﻣ\َﺮ َر ْ ت ُ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮ ْ م ِ اِﻻ ﱠ ز َ ﯾْﺪ ًا –اِﻻﱠ ز َ ﯾْﺪ ٍ
اداة اﻹ ْ ِ ﺳ ْ ﺘِﺜْﻨَﺎءز َ ﯾْﺪ ًا ﻣﻨﺼﻮب ﻋﻠﻰ
ﻣ َﺎﻗَﺎﻣ َﺎﻟْﻘَﻮ ْ ﻣ ُ ﺎِﻻ ﱠز َ ﯾْﺪ ًااِﻻﱠز َ ﯾْﺪ ٌ :ﻣ َﺎ ﺣﺮف ﻧﻔﻲﻗَﺎﻣ َﺎﻟْﻘَﻮ ْ م ُ ﻓﻌﻞ وﻓﺎﻋﻞ اِﻻﱠ
اﻹ ْ ﺳ ْ ﺘِﺜْﻨَﺎءز َ ﯾْﺪ ٌ ﺑﺪل ﻣﻦ اﻟﻘﻮم ُ و ﺑﺪل اﻟﻤﺮﻓﻮﻣﺮﻓﻮع
Apabila kalamnya Naqish, maka dia menurut tuntutan amil sebelumnya. Contoh :
ﻣ َﺎﻗَﺎﻣ َ ﺎِﻻﱠ ز َ ﯾْﺪ ٌ ﻣ–َﺎر َ اَﯾْﺘُﺎِﻻﱠ ز َ ﯾْﺪ ًاﻣ َﺎ -ﻣ َﺮ َر ْ ﺗُﺎِﻻﱠ ﺑِﺰ َ ﯾْﺪ ٍ
اداة اﻹ ْ ِ ﺳ ْ ﺘِﺜْﻨَﺎء ﻣﻠﻐﺎة ﻻ ﻋﻤﻞ ﻟﮭﺎز َ ﯾْﺪ ٌ ﻓﺎﻋﻞ ﻣﺮﻓﻮع
ﻣ َﺎﻗَﺎﻣ َ ﺎِﻻﱠز َ ﯾْﺪ ٌ :ﻣ َﺎ ﺣﺮف ﻧﻔﻲﻗَﺎم َ ﻓﻌﻞ ﻣﺎضٍ اِﻻﱠ
Catatan.
Apabila kalamnya Tam Mujab, maka ia baris atas. Contoh :
ﻗَﺎم َ اﻟْﻘَﻮ ْ م ُ ﻏ َ ﯿْﺮ ُز َ ﯾْﺪ ٍر َ اَ–ﯾْﺘُﺎﻟْﻘَﻮ ْ م َ ﻏ َ ﯿْﺮ ُ زﻣَ ﯾَْﺮﺪ ٍَر ْ-ت ُ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮ ْ م ِ ﻏ َ ﯿْﺮ ُ ز َ ﯾْﺪ ٍ
ﻗَﺎﻣ َﺎﻟْﻘَﻮ ْﻏمَ ُﯿْﺮ َ ز َ ﯾْﺪ ٍ :ﻗَﺎﻣ َﺎﻟْﻘَﻮ ْ م ُ ﻓﻌﻞ وﻓﺎﻋﻞﻏ َ ﯿْﺮ َ
ﻣﻨﺼﻮب ﻋﻠﻰ اﻹ ْ ﺳ ْ ﺘِﺜْﻨَﺎء وﻋﻼﻣﺔ ﻧﺼﺒﮫ ﻓﺘﺤﺔ ظﺎھﺮة ﻓﻰ
آﺧﺮهﻏ َ ﯿْﺮ َ ﻣﻀﺎفز َ ﯾْﺪ ٍ ﻣﻀﺎف اﻟﯿﮫ
7
Apabila kalamnya Manfi Tam, maka ia boleh dua, yaitu :
Baris atas sebagai Maf’ul Bih, maka ketiganya adalah fi’il madhi. Contoh :
Syarat KalamNaqish ialah didahului oleh huruf nafi, sehingga ia juga dinamakan Kalam
Manfi Naqish.
Mustatsna ialah kalimat yang dikecualikan atau yang berada setelah huruf istisna’.
Mustatsna Minhu ialah sumber pengecualian.
Huruf Istitsna’ ialah huruf yang dipakai untuk mengecualikan.
8
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah kami jelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa Istisna
merupakan kata penghubung yang fungsinya menggabungkan yang menyatakan pengecualian,
yang dikecualikan disebut mustasna minhu dan yang terkecualikan di sebut mustasna.
adapun macam-macam huruf itstistna ada delapan (8) yaitu : َاِﻻﱠ و َ ﻏ َ ﯿْﺮ ُ و َ ﺳ ِﻮ َ ى و َ ﺳ ُ ﻮ ًا و َ ﺳ َﻮ َاء ٌ و َ ﺧ َ ﻼ
ﻋ َ ﺪ َا و َ ﺣ َ ﺎﺷ َﺎ. َ و
9
Daftar Pustaka
file:///D:/MAKALAH%20NAHWU%20TENTANG%20BAB%20ISTITSNA%E2%80%99%20_%20Kumpulan%2
0Makalah%20Kuliahku.htm
https://istisna234.blogspot.com/2018/02/makalah-istisna.html
https://tongkrongankutubuku.blogspot.com/2018/04/makalah-nahwu-tentang-bab-istitsna.html
10