Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH ILMU NAHWU

TAMYIZ
(Pengertian, Syarat, dan Pembagian Tamyiz)

Dosen Pengampu
RISVIA FAHROTUN NISA, M. Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 13

UMAR HIDAYAT 1811020161

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2019/2020
ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “ TAMYIZ”.
Makalah ini disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini dan untuk
itu penyusun ucapkan terimakasih kepadasemua pihak yang telah berkontribusi
dan memberi pendapat dan arahan dalam pembuatan makalah ini sehingga
makalah ini dapat diselesaikan.
Harapan penyusun, mudah – mudahan makalah ini dapat berguna dan
bermanfaat khususnya bagi penyusun, dan kalangan pembaca pada umumnya.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
karena keterbatasan dan kemampuan dan pengetahuan penyusun miliki, oleh
karena itu segala saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi penyusun dan umumnya bagi kitasemua. Aamiin

Bandar lampung, 25 November 2019

penyusun
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah ............................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. Pengertian Tamyiz ....................................................................................... 2
B. Syarat Tamyiz .............................................................................................. 2
C. Pembagian Tamyiz ....................................................................................... 2
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 5
A. Kesimpulan .................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 6
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
harus diakui bahwa bangsa non-Arab tidak mudah mempelajari bahasa
Arab dengan baik, sebab bukan bahasanya sendiri. Karenanya terdapatlah
kesalahan- kesalahan dalam membaca dan mengucapakan bahasa itu. Dengan
kesalahan- kesalahan itulah menyebabkan para pemimipin, ulama dan kaum
muslimin menetapkan kaidah – kaidah bahasa Arab dalam suatu ilmu, yang
dalam perkembangannya dikenal dengan ilmu nahwu.
Ilmu nahwu sebagai tata bahasa Arab, didalamnya membahas beberapa
kaidah yang dengannya dapat diketahui keadaan bahasa Arab. Salah satu
pembahasan di dalamnya dikenal dengan istilah tamyiz. Tamyiz adalah bentuk
isim al-Nakirah yang merupakan pelengakap untuk kesempurnaan struktur dan
kejelasan makna suatu kalimat, sehingga bagi pembacanya dapat memahami
dengan jelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Tamyiz?
2. Apa syarat-syarat Tamyiz?
3. Bagaimana penjelasan pembagian?
C. Tujuan Masalah
1. Memahami pengertian Tamyiz
2. Memahami syarat-syarat Tamyiz
3. Memahami pembagian Tamyiz
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tamyiz
Secara etimologi kata tamyiz berasal dari kata ‫ميّز‬, ia merupakan bentuk
masdhar dari fi’il tersebut. Dalam kamus disebutkan bahwa mayyaza berarti
“memisahkan sesuatu dari yang lain atau mengutamakan sesuatu daripada
yang lain.”
Sedangkan tamyiz dari segi terminologi ialah :
.‫التمييز هو االسم المنصوب المفسر لما انبهم من الذوات أوالنسبة‬
“Tamyiz diartikan dengan sebuah isim yang dibaca nashob yang berfungsi
menjelaskan maksud dari isim atau nisbat yang masih samar.”1
Tamyiz berfungsi untuk menjelaskan atau menghilangkan kekaburan atau
ketidak jelasan dari apa yang dimaksud kata atau kalimat sebelumnya,
misalnya ‫ ( إ ْشت ّ ّريْتُ ِع ْشريْنَ كتابًا‬saya membeli dua puluh buku). Kata– kata ini
masih sifatnya umum, bisa berarti dua puluh buku, dua puluh majallah, dua
puluh pulpen dan lain-lain, namun setelah ada kata-kata ‫كتابًا‬, maka sudah
jelaslah yang dimaksud buku dan keluarlah yang lain. Inilah yang dimaksud
tamyiz dalam bahasa Arab.
B. Syarat Tamyiz
Berikut adalah syarat tamyiz2
1. Tamyiz harus berupa isim nakiroh.
2. Tamyiz harus berada setelah sempurnanya kalam.
C. Pembagian Tamyiz
Tamyiz sebagai penjelasan dari sesuatu yang kabur atau belum jelas
terbagi dalam dua jenis:
1. Tamyiz al- Mufrad/Dzat/Malfuzh.
Tamyiz mufrad yaitu tamyiz yang menjelaskan sesuatu kekaburan
yang timbul dari kosa kata (‫) المفرد‬. Tamyiz ini terbagi dua:
a. Tamyiz ‘Adad/Bilangan
1
Lillah, M. Fathu dan M. Qoyyimul Haq. Ngaji Jurumiyah. Santri Salaf Press:Lirboyo.
2016. Hal. 281
2
Ibid. Hal. 281
3

Contoh:
(Sehari terdiri dari 24 jam) .ً‫سا َعة‬
َ َ‫يَت ََر َّكبُ ال َيو ُم ِم ْن أ َ ْربَع َو ِع ْش ِرين‬
Tamyiz ‘adad (yaitu isim nakirah yang terletak setelah ‘adad)
bisa menjadi majrur atau manshub dengan rincian berikut ini3:
 Tamyiz ‘adad dari 3 sampai 10 jama’ majrur.
Contoh:
)Aku melihat 4 lelaki.( ‫َرأَيتُ أَ ْربَ َعةَ ِر َجال‬
 ‫ ِر َجال‬: Tamyiz majrur dengan kasrah
 Tamyiz ‘adad dari 11 sampai 99 mufrad manshub.
Contoh:
َ َ‫ص ِل ث َ ََلثَةٌ َوث َ ََلثُون‬
(Di kelas itu ada 33 pelajar) .‫طا ِلبًا‬ ْ َ‫فِي الف‬
َ : Tamyiz manshub dengan fathah
 ‫طا ِلبًا‬
 Tamyiz 100 dan 1.000 dan kelipatannya semuanya mufrad majrur.
Contoh:
(Perayaan itu dihadiri 400 pemuda) . ّ‫ض َر ال َح ْف َل أ َ ْربَعُ ِمائ َ ِة شَاب‬
َ ‫َح‬
 ّ‫ شَاب‬: Tamyiz majrur dengan kasrah
b. Tamyiz Miqdar/Ukuran
 Isim wazan (timbangan).
Contoh:
‫اِ ْشت ََريتُ د ِْر َه ًما ذَ َهبًا‬
(Aku telah membeli satu dirham emas)
 Isim kail (takaran).
Contoh:
‫ع الفَ ََّل ُح إِ ْردَبًّا قَ ْم ًحا‬
َ ‫بَا‬
(Petani itu menjual satu irdab gandum)
 Isim masahah (luas).
Contoh:
‫يرا‬ َ ‫زَ َر ْعتُ فَدَّانًا‬
ً ‫ش ِع‬
(Aku telah menanam satu acre (0,42 ha) gandum)

3
Ni’mah, Fuad. Mulakhos: Qowaid al Lughoh al Arobiyah. Dar ast Tsaqofah al
Islamiyah: Beirut. 1986. Hal. 87
4

2. Tamyiz Nisbat/Jumlah/Malhuzh
Tamyiz nisbah atau jumlah ini, terbagi dua:
a. Tamyiz yang berasal dari fungsi yang lain (‫المحول‬
ّ ‫ التمييز‬/‫)التمييز المنقول‬
Kata ‫المحول‬
ّ dan ‫( المنقول‬yang berarti dialihkan atau dipindahkan).
Pada bagian ini, Tamyiz merupakan pemindahan yang berasal dari
fa’il, maf’ul bih ataupun berasal dari mubtada.4
Contoh:
 ‫ش ْيبًا‬ ُ ْ‫الرأ‬
َ ‫س‬ َّ ‫ اِ ْشتِعَ َّل‬: menyala kepala itu ubannya ( diliputi oleh warna
putih seakan- akan ia menyala).
Kata “‫ ”الرأس‬marfu’ sebagai fail dan “‫ “ شيبا‬manshub, sebagai
tamyiz, dan contoh tersebut berasal dari : ‫الرأْ ِس‬ َ ‫اِ ْشتِ َع َّل‬
َّ ُ‫ش ْيب‬
 ‫عيُ ْونًا‬ َ ‫ َوفَ َّج ْرنَا ْال َ ْر‬: kami memancarkan bumi itu penuh mata air.
ُ ‫ض‬
Kata “‫ ”الرض‬adalah maf’ul bih, karena itu ia mansub, sedang
kata “‫ ”عيونا‬adalah tamyiz, juga manshub. Contoh tersebut berasal
dari:‫وف ّجرنا عيون الرض‬
 ‫ ْال ُ ْست َاذ ُ ا َ ْكث َ ُر ِم ْنكَ ِع ْل ًما‬: guru itu lebih banyak ilmu dari pada anda.
Kata “‫ “ الستاذ‬adalah mubtada’, kata “‫ ”اكثر‬adalah khabar dan
ia marfu’, kata “‫ ”علما‬adalah tamyiz dan ia manshub. Contoh
tersebut berasal dari : ‫علم الستاذ اكثر من علمك‬
b. Tamyiz yang tidak dialihkan dari posisi yang lain menjadi tamyiz
(‫ )التمييز غير المنقول‬atau ( ‫) غير المحول‬
Seperti kalam seseorang ingin mengungkapkan rasa
kekagumannya terhadap keistimewaan orang lain, maka ia
mengatakan:
 ‫ هلل دَ ُّرهُ شاعرا‬: alangkah bagusnya ia sebagai seorang penyair
 ‫هلل دره كاتبا‬: alangkah bagusnya ia sebagai seorang penulis
 ‫“ اكرم بسليم رجَل‬Alangkah mulianya si Salim sebagai lelaki”.
Dan contoh- contoh yang lain seperti:
 ‫ وكفى باهلل ناصرا‬Cukuplah Allah menjadi penolong

4
Ahmad Mulakhos, Abu. Terjemah Mulakhos.3 September 2014. Diakses dari:
https://terjemahmulakhos.wordpress.com/2014/09/03/tamyiz/ 25 November 2019
5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tamyiz diartikan dengan sebuah isim yang dibaca nashob yang
berfungsi menjelaskan maksud dari isim atau nisbat yang masih samar .
Tamyiz terbagi dua yaitu tamyiz dzat/mufrad dan tamyiz nisbah/
jumlah. Dan tamyiz mufrad terbagi menjadi dua lagi yaitu tamyiz bilangan
dan tamyiz bukan bilangan. Tamyiz bukan bilangan itu yang menunjukkan
kepada takaran, timbangan, dan luas. Begitupun dengan tamyiz nisbah terbagi
dua, yaitu: tamyiz yang berasal dari fungsi yang lain, selain ia sebagai tamyiz
(tamyiz manqul), dan tamyiz yang tidak dialihkan dari posisi yang lain
menjadi tamyiz (tamyiz ghairu manqul).
6

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Mulakhos, Abu. Terjemah Mulakhos. 3 September 2014. Diakses dari:
https://terjemahmulakhos.wordpress.com/2014/09/03/tamyiz/ 25 November 2019
Lillah, M. Fathu dan M. Qoyyimul Haq. 2016. Ngaji Jurumiyah. Santri Salaf
Press:Lirboyo.
Ni’mah, Fuad. 1986. Mulakhos: Qowaid al Lughoh al Arobiyah. Dar ast Tsaqofah al
Islamiyah: Beirut..

Anda mungkin juga menyukai