Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

‫احوال المسند والمسند إليه‬


)‫(الذكر و الحذف‬

DosenPengampu : HasyimAshari,Lc.,M.A.
BidangStudi : Ilmu Al-Ma`any

DisusunOleh :

Henra 30256120005
Hazira 30256120004
Milda Damayanti 30256120008

Program Studi Bahasa & Sastra ArabJurusanUshuluddinAdab&Dakwah


SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN)
MajeneSemesterIV(Empat)
2022
MAKALAH

‫احوال المسند والمسند إليه‬


(‫)الذكر و الحذف‬

DosenPengampu : HasyimAshari, Lc., M.A.


BidangStudi : Ilmu Al-Ma`any

DisusunOleh :

Henra 30256120005
Hazira 30256120004
Milda Damayanti 30256120008

Program studi bahasa & sastra arab


Jurusan ushuluddin adab & dakwah
SekolahTinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene
Semester IV (Empat)

2020

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas limpahan rahmatdan
hidayah-Nya lah sehingga Penyusun dapat menyelesaika makalah tentang
Keadaan Musnad & Musnad Ilaihi (Penyebutan & Membuang). Salam dan
shalawat senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad
SAW.Sebagai panutan bagi umat ISLAM dimuka bumi ini.

Penyusun menyusun makalah ini dengan maksud dan tujuan untuk mengajak
pembaca mengetahui tentang apa dan seperti apa itu Keadaan Musnad &
Musnad Ilaihi (Penyebutan & Membuang).Penyusun menyusun makalah ini
juga bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Al-Ma`any.

Penyusunan makalah ini tidak akan dapat diselesaikan dengan baik tanpa
semangat, dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penyusun
menyampaikan banyak terimakasih kepada:
1. Orangtua Para penyusun yang telah memberikan bantuan kepada penyusun
berupa dana serta perlengkapan - perlengkapan yang dibutuhkan dan memberi
izin kepada penyusun untuk melakukan kegiatan diluar rumah untuk menyusun
makalah Ilmu Ma`any ini.
2. Dosen pembimbing Ustadz Hasyim Ashari,Lc.,M.A yang telah memberikan
materi, arahan, serta motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah IlmuMa`any ini.
3. Seluruh pihak yang telah membantu penyusun baik secara langsung maupun
tidak langsung dalam penyusunan Makalah ini.

Tak ada pekerjaan yang tak ada cacatnya, begitupun dengan penyusunan
makalah ini. Penyusun menyampaikan permohonan maaf yang sedalam-dalamnya
apabila terdapat kesalahan, kekeliruan, dan kekurangan dalam penyusunan
makalah ini.
Majene,21 Mei 2022

Penyusun
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB IPENDAHULUAN................................................................................................................4
A. Latar Belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah................................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................................4
BAB IIPEMBAHASAN.................................................................................................................5
A. Keadaan Musnad IlaihPenyebutan musnad ilaih.................................................................5
1. Musnad ilaih disebut dalam beberapa keadaan,..................................................................5
2. Pelepasan (Hadzf) Musnad Ilaih dan Rahasia Balaghahnya...............................................7
BAB IIIPENUTUP.......................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................12
B. Saran.................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ilmu maani adalah ilmu yang memelihara kesalahan dalam
mengemukakan maksud pembicara (mutakallim) agar dapat diterima oleh lawan
bicara (mukhatab). Sebagaimana didefenisiskan oleh para ulama balaghah, ilmu
maani bertujuan untuk membantu seseorang agar dapat berbicara sesuai dengan
muqhtada al-hal meka harus mengetahui bentuk-bentuk kalimat dalam bahasa
arab, susunan balagah dalam ilmu maani telah ditetapkan dalam dua komponen
yaiutu musnad dan musnad ilaih.
Untuk mengetahui hal-hal berkenan dengan musnad perlulah kiranya mengkaji
lebih dalam lagi yang berkaitan dengan musnad dan musnad ilaih, dalam makalah
ini kami akan membahas tentang keadaan- keadaan musnad & musnad ilaih dzikr,
dan al- hazf.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka pemyusun merumuskan masala-
masalah yang akan dibahas diantaranya yaitu:
1. Bagaimana keadaan-keadaan musnad ilaih itu
2. Bagaimana penyebutan dan pe musnad ilaih itu
3. Bagaimana penyebutan dan membuang musnad itu

C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penyususnan makalah ini
adalah untuk:
1. Memahami keadaan-keadaan yang ada didalam musnad& musnad ilaih

2. Mengetahui tentang penyebutan dan membuang musnad ilaih

3. Mengetahui tentang penyebutan dan membuang musnad

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keadaan Musnad Ilaih


Keberadaan munad ilaih pada suatu kalimat tidak terlepas dari keadaan- keadaan
yang terikat dengan penyebutan (ad-zikr), pembuangan ( al-hazf), penakirahan ( at-
tadzlir), pengkhususan (at-ta’rif), didahulukan ( at-taqdim), dan diakhirkan (at-takhir).

Al-dzikr secara leksikal bermakna menyebut. Sedangkan dalam terminologi ilmu


balaghah Al- dzikr adalah menyebut musnad. Al-dzikr adalah kebelikan dari al-hadzf.

B. Penyebutan dan Pelepasan Musnad


1. Musnad ilaih disebut dalam beberapa keadaan, yaitu :
a. Penyebutan dan penggunaan musnad ilaih
Pada penerapannya Musnad Ilaih disebutkan dengan tujuan untuk:
1). Untuk Menjelaskan dan Membedakan
Penyebutan Musnad Ilaih pada suatu kalimat bertujuan
untuk menjelaskan subjek pada suatu nisbah dimana jika musnad
ilaih tidak disebutkan maka tidak akan muncul kekhususannya.
Contoh:
‫مح ّمد محاضر‬
(Muhammad Ceramah)
Sebagai jawaban dari:
‫من المحاضر؟‬
(Siapa yang ceramah?)
2). Menganggap ,mukhtab tidak tahu habawah al-mukhatab
(menganggap mukhatab tidak tahu)
Mutakallim yang menganggap mukhatab tidak tahu apa-apa ia
akan menyebut musnad ilaih pada suatu kalimat yang ia ucapkan.
Dengan menyebut musnad ilaih, mukhatab mengetahui fa’il, mubtada’,
atau fungsi-fungsi lain yang temasuk musnad ilaih. Demikian juga akan

1
terhindar dari kesalahpahaman mukhatab pada ungkapan yang
dimaksud.
3. Taladzudz (senang menyebutnya)
Seorang mutakallim yang menyayangi sesuatu ia akan banyak
menyebutnya. Pepatah mengatakana :
‫من أحبّ شيأ كثر ذكره‬
Barangsiapa yang mencintai sesuatu ia pasti akanbanyak menyebutnya
Sepeti pada contoh kalimat di bawah ini:
‫يحبّني حبيبي‬ ‫ك؟‬
ِ ‫هل يحبّك حبيب‬
Apakah keklasihmu mencintaimu? Kekasihku mencintaiku
4. At-ta’zhim
Mengagungkan atau menaruh rasa hormat.
Contoh:
‫ حضر سبف الدولة‬:
Telah hadir saifuddaulah
Jawaban ini untuk menjawab pertanyaan
‫][هل حضراألمير‬
Apakah raja telah datang?
5. Basathul Kalam (Untuk Memanjangkan Perkataan)
Penyebutan musnad ilaih dengan tujuan untuk memanjangkan
perkataan agar tidak terjadi kesalahpahaman dapat kita temukan dalam
ayat Al-Qur’an yang bebunyi:
‫َصا ي أتوكؤاعليهاوأهشّ بهاعلى غنميولي‬
َ ‫)قا َل ِه َي ع‬17( ‫ك يَا ُموسى‬ َ ‫َو َما تِ ْل‬
sَ ِ‫ك بِيَ ِم ْين‬
)18( ‫فيهاماربأخر‬
“dan apakah yang ada ditangan kananmu, wahai Musa?”. Dia (Musa)
berkata “ Ini adalah tongkatku, aku bertumpu padanya dan aku
merontokkan (daun-daun) dengannya untuk (makanan) kambingku,
dan bagiku masih ada manfaat yang lain”
6. Ihanah (untuk menghina)
Contoh:
‫السارق قادم‬
Pencuri itu telah datang, jawaban ini untuk orang yang menanyakan
‫هل حضر السرق ؟‬
Apakah pencuri itu telah datang?
7. ( suatu kekaguman)

1
Contoh:
‫علي يقاوم األس‬
Ali melawan harimau. Ungkapan ini untuk menjawab pertanyaan
‫هل علي يقاوم األسد ؟‬
Apakah Ali melawanharimau?
8. Untuk menakut-nakuti, seperti ucapan kita pada orang yang
hendak kita nasehati.
Contoh:
‫ربنا أمر بهذا‬
9. Tasjil ‘ala al-sami’ hattalaayata-attalahu al inkar.
Artinya pendengar mencatat hukum (di muka hakim) agar tidak mudah
bagi pendengar untuk mengingkari.
Contoh:
‫هل أقر زيد بأن عليه كذا؟‬
apakah Zaid ini mengakui bahwa ia menanggung demikian? Kemudian
saksi menjawab:
‫ زيد هذا أقر بأن عليه كذا‬، ‫نعم‬
Ya, Zaid ini mengakui bahwa ia menanggung demikian

b. Membuang (Hadzf) Musnad Ilaih dan Rahasia Balaghahnya


Al-Hadzfu secara leksikal bermakna membuang. Sedangkan maksudnya
dalam teminologi ilmu balaghah adalah membuang atau melepaskan musnad ilaih
al-hafdz memiliki beberapa tujuan, yaitu:
1. Untuk meringkas atau Karena Sempitnya Konteks
Contoh:
‫ عليل‬: ‫ كيف أنت ؟قلت‬:‫قال لي‬
Dia berkata kepadaku : “Bagaimana keadaanmu?”. Aku berkata “Luar
biasa”
Pada dialog di atas terdapat kalimat yang padanya dibuang musnad ilaih,
yaitu pada kata ‘‫’عليل‬. kalimat lengkapnya adala ‘‫’أناعليل‬.
Dalam sebua sya’ir terdapat suatu ungkapan:
‫سهر دائما وحزن طويال‬
Kalimat lengkap dari ungkapan tesebut adalah :
‫حالي سهر داما وحزن طويال‬
Kata yang dibuang pada kalimat di atas adala musnad ilaihnya, yaitu ‘‫’حال‬.
1
2. Terpeliharanya Lisan Ketika Menyebutnya
Contoh:
‫ نار حامية‬- ‫وما أدرك ماهية ؟‬
Dan tahukah kamu apakah neraka hawiyah itu
Pada ayat kedua terdapat lafazh yang dibuang, yaitu kata ‘‫ ’هي‬yang
kedudukannya sebagai musnad ilaih. Kalimat lengkapnya adalah:
‫]هي نار حامية‬
yaitu( api yang sangat panas
3. Musnad ilaih telah jelas berdasarkan penunjuk kan tanda-tanda yang ada.
Contoh:
‫فصكت وجهها وقالت عجوز عقيم‬
“lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata, aku adalah seorang
perempuan tua yang mandul.”(az-Zariyat: 29)
Contoh tersebut di perkirakan musnad ilaihnyaadalah‫أنا عجوز‬
4. Menguji pendengar atauka dari ingatannya.
Contoh:
a. ‫ نوره مستفاد من نور الشمس‬:

Cahayanya diambil dari cahaya matahari


b. ‫هو واسطة عقد الكواكب‬:

Dia adalah penengah kumpulan bintang-bintang.


Pada kedua contoh di atas di perkirakan musnad ilaihnya: ‫القمر‬
5. Mengagungkan musnad ilaih,seperti ucapan kamu kepada orang yang
mengagungkan syari’at dan meperjelas beberapa petunjuk yang wajib diikuti.
Yaitu yang di maksudkan Nabi Muhammad SAW.
Contoh
: ‫مقر للشرائع و موشح للدليل‬:
Yang menetapkan hukum syara' dan menjelaskannya akan dalil-dalil
6. Menghina musnad ilaih, seperti ucapan kamu kepada orang yang di takut dan
tidak bermanfaat. Yang di maksud adalah syaitan.
Contoh:
]10[:‫موسوس ملعون ما ضر وما نفع‬
7. Karena tergesa-gesa, seperti kata orang
‫!سارق! سارق‬asalnya: ‫كان سارق‬dsb.

1
8. Bermaksud menutupinya kepada hadirin selain mukhathab tertentu, seperti
‫جاء‬Sudah datang, dengan maksud yang datang itu Zaid bagi orang yang telah
sama-sama mengetahuinya.
9. Mengikuti penggunaan bahasa Arab yang berlaku membuang musnadilaih.
Contoh:
‫رمية من غير رام‬
Inilah suatu lemparan yang tidak tampak orang yang melempar. Dalam
contoh tersebut di perkirakan musnad ilaihnya adalah
‫رميةهذه‬,
tindakan yakni merupakan pepatah yang di sampaikan kepada orang yang
melakukan yang sebenarnya dia sendiri bukan ahlinya.

C. Penyebutan dan Pelepasan Musnad


a. Penyebutan musnad
1. Untuk memamerkan ketidak arifan pendengar.
Contoh :
‫قَالُوا َأَأ ْنتَ فَ َع ْلتَ ٰهَ َذا بِآلِهَتِنَا يَا ِإب َْرا ِهي ُم‬
َ‫قَا َل بَلْ فَ َعلَهُ َكبِي ُرهُ ْم ٰهَ َذا فَا ْسَألُوهُ ْم ِإ ْن َكانُوا يَ ْن ِطقُون‬
Musnadnya ُ‫فَ َعلَه‬

2. Bertujuan untuk menjelaskan lemahnya sambungan


Contoh :
‫من أشجع العرب و أوجدهم فى الجاهلية ؟‬
‫عنترةوحاتم‬
Jika (‫جع‬ss‫ )أش‬dan(‫دهم‬ss‫ )أوج‬tidak disebutkan maka akan menjadi tidak
nyambung, akantetapi jika disebutkan akan jelas dan nyambung,
‫عنترة أشجع الجاهلية وحاتم أوجدهم‬
‫ أشجع‬dan ‫أوجدهم‬disini adalah musnadnya.

3. Untuk mengklarifikasi isim dan fi’il


Contoh :
‫زيد منطلق وعمر ينطلق‬
Musnadnya adalah‫ منطلق‬dan ‫ينطلق‬

1
Jika musnad yang kedua (‫ )ينطلق‬tidak disebutkan, maka akan tetap
faham bahwasanya zaid dan umar pergi tetapi tidak jelas bagaimana
perginya. Untuk itu musnad harus disebutkan.
4. Untuk menunjukan kekaguman
Contoh :
‫من يصارح األسود ؟‬
‫زيد يصارح األسود‬
Musnadnya adalah ‫يصارح‬
5. Untuk memperjelas dan menguatkan
Contoh :
3[‫ض لَيَقُولُ َّن َخلَقَه َُّن ْال َع ِزي ُز ْال َعلِي ُم‬
َ ْ‫ت َواَأْلر‬ َ َ‫َولَِئ ْن َسَأ ْلتَهُ ْم َم ْن خَ ل‬
ِ ‫ق ال َّس َما َوا‬

Jika tidak disebutkan makan sudah jelas, tetap disini disebutkan untuk
memperjelas dan menguatkan,
Musnadnya ‫َخلَقَه َُّن‬

b. Pelepasan musnad dan rahasia balaghahnya


1. Untuk menunjukan kondisi yang tidak memungkinkan
Contoh :
‫كيف أنت ؟‬
‫مريض‬
Musnadnya adalah kalimat atau kata setelah ‫مريض‬

2. Untuk memuliakan musnad ilaih.


Contoh :
‫] َو َما نَقَ ُموا ِإاَّل َأ ْن َأ ْغنَاهُ ُم هَّللا ُ َو َرسُولُهُ ِم ْن فَضْ لِه‬
ُ‫ ِإاَّل َأ ْن َأ ْغنَاهُ ُم هَّللا ُ ِم ْن فَضْ لِ ِه و َأ ْغنَاهُ ُم َرسُولُه‬: ‫فاألصل‬

Musnadnya dihilagkan untuk memuliakan Rasulullah SAW

3. Mengikuti orang arab dalam penyebutan/ pemakaian bahasanya


Contoh :
‫… خرجت فإذا زيد‬..

1
Dalam kalimat ini bagi orang arab sudah jelas, karena orang arab tidak
menyebutkan musnadnya,
Musnadnya adalah ‫حاضر‬
Jadi kalimat lengkapnya adalah‫حاضر خرجت فإذا زيد‬

4. Untuk penguatan dan pengkhususan


Contoh :
ِ َ‫قُلْ لَوْ َأ ْنتُ ْم تَ ْملِ ُكونَ َخزَ اِئنَ َرحْ َم ِة َربِّي ِإ ًذا َأَل ْم َس ْكتُ ْم خَ ْشيَةَ اِإْل ْنف‬
]5[ ‫اق‬
Aslinya
َ‫لَوْ تَ ْملِ ُكونَ تَ ْملِ ُكون‬

5. Supaya kalimat yang panjang hanya diwakili dengan satu kata.


Contoh :
َ ‫ف َوُأَل‬
‫صلِّبَنَّ ُك ْم َأجْ َم ِعين‬ ٍ ‫ُأَلقَطِّ َع َّن َأ ْي ِديَ ُك ْم َوَأرْ ُجلَ ُك ْم ِم ْن ِخاَل‬
َ ‫قَالُوا اَل‬
]6[ َ‫ض ْي َر ۖ ِإنَّا ِإلَ ٰى َربِّنَا ُم ْنقَلِبُون‬
َ ‫ قَالُوا اَل‬: ‫فاألصل‬
َ‫ض ْي َر علينا فيما تصنعه بنا ۖ ِإنَّا ِإلَ ٰى َربِّنَا ُم ْنقَلِبُون‬
Musnadnya adalah ‫علينا فيما تصنعه بنا‬

6. Memiliki dua kemungkinan bisa jadi musnad atau musnad ilaihi yang
dibuang.
Contoh :
ُ‫ص ْب ٌر َج ِمي ٌل ۖ َوهَّللا ُ ْال ُم ْستَ َعان‬
َ َ‫ت لَ ُك ْم َأ ْنفُ ُس ُك ْم َأ ْمرًا ۖ ف‬
ْ َ‫قَا َل بَلْ َس َّول‬
َ َ‫ ف‬: ‫مسند‬
‫ص ْب ٌر َج ِمي ٌل أجمل‬
‫ فصبرى صبرا جميل‬: ‫مسند إليه‬

7. Dibuang musnad dan musnad ilaihnya


Contoh :
‫الحق أهلك وبادرالليل‬
Dibuang karena dalam keadaan terburu-buru atau dalam waktu yang cepat
maka dibuanglah musnad dan musnad ilaihnya,
Maka menjadi ‫أهلك والليل‬
Musnadnya adalah ‫بادر‬

1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Keberadaan munad ilaih pada suatu kalimat tidak terlepas dari keadaan-
keadaan yang terikat dengan penyebutan (ad-zikr), pembuangan ( al-hazf),
penakirahan ( at-tadzlir), pengkhususan (at-ta’rif), didahulukan ( at-taqdim), dan
diakhirkan (at-takhir).
Pada makalah ini membahas dua keadaan-keadaan musnad ilaih yaitu ad-dzikr
(penyebutan) dan al-hadzf (pelepasan). Dalam terminologi ilmu balagah ad-zikr
adalah menyebut musnad ilaih, sedangkan al-hadz ialah membuang musnad.
B. Saran

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita mengenai keadaan-


keadaan yang ada didalam musnad dan musnad ilaih dan kita dapat mengambil
manfaat. Dalam makalah ini penyusun sudah berusaha memaparkan dan
menjelaskan materi sebaik mungkin. Kami memohon maaf apabila ada kesalahan
dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas dan dimengerti, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca.

1
DAFTAR PUSTAKA

Cagito Aan. Menyebut dan Membuang Musnad Ilaih Diakses pada tanggal 22 mei 2022 dari
https://aandesca.blogspot.com/2011/11/menyebut-dan-membuang-musnad-ilaih.html?
m=1
Ovanida. Musnad-musnad Ilaih. Diakses pada tanggal 25 mei 2022 dari
https://mygaliilmu.wordpress.com/2019/06/28/musnad-musnad-ilaih-ilmu-maani/
Lailatussaidah Maya. Musnad Ilaih dan Rahasia Balaghahnya. Diakses pada tanggal 22
mei 2022. Dari https://mayamesaida542.blogspot.com/2018/06/musnad-ilaih-dan-
rahasia-balaghahnya.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai