Anda di halaman 1dari 14

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Bahasa Arab
Dosen Pengampuh : Asmar Yamin Dalimunthe, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 2:


1. Vivi Ramadhani
2. Intan Gemilang
3. Gita Noviyanti

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH


SEKOLAH TINGGI RAUDHATUL AKMAL
BATANGKUIS
SUMATRA UTARA - INDONESIA
Kata Pengantar
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manshubat asma

Manshubat asma adalah kumpulan isim (kata benda) yang berada

dalam kondisi manshub dalam i’rabnya. Penyebab marfu’nya adalah

dikarenakan adanya ‘amil (pemarkah) yang berada di depan isim tersebut.

Manshubat asma termasuk kelompok isim Mu’rab, yaitu kelompok

kata yang berubah-ubah kondisi akhirnya mengikuti kaidah i’rab. Perubahan kata dalam Bahasa Arab
terbagi menjadi empat. Empat macam i’rab ini didasari oleh 4 harakat dalam Bahasa Arab, yaitu

dhammah, fathah, kasrah, dan sukun. Adapun Manshubat asma termasuk

kelompok isim nasab atau fathah.

B. Macam-macam manshubat asma

1. Maf’ul bih

Maf’ul bih adalah termasuk kelompok isim mansub.

Contoh:

‫يقرا محمد الرسالة‬


Letak-letak maf’ul bih dalam struktur kalimat:

1. ‫ مفعول به – فعل – فاعل‬contohnya : ‫ ( كتب محمد الدرس‬Muhammad menulis pelajaran)

2. ‫مفعول به – فاعل‬- ‫ فعل‬contonya :‫ ( الستاذ تلميذ سال ا‬murid itu bertanya kepada guru)
ُ
3. ‫ مفعول به – فعل فاعل‬contohnya: ‫قرأت الكتاب‬ ( saya membaca buku)

َ ‫ ( أمر ُت‬saya memerintahkan kamu)


4. ‫ مفعول به فعل فاعل‬contohnya ‫ك‬
ٌ ُ ‫ ( سألنى ا‬seorang ustad bertanya kepadaku)
5. ‫ فعل مفعول به – فاعل‬contohnya ‫ستاذ‬
َّ ‫اكلت‬
6. ‫ فع ٌل فاعل – مفعول به‬contohnya ‫رز‬ ُ ( saya makan nasi)

Maf’ul bih ada 2 macam: Dhahir dan Mazmar

Dhahir
Maf’ul bih dhahir adalah maf’ul bih pada umumnya, maksudnya baris dan posisinya jelas.

Muzmar

Mafu’l bih muzmar adalah dhomir-dhomir yang posisinya sebagai maf’ul bih. Maf’ul bih
muzmar ada 2 pembagian; Munfashil dan muttashil.

2. mashdar ‫المصدر‬

Mashdar adalah isim manshub yang menunjukkan keadaan atau pekerjaan tanpa mengandung
waktu/masa tertentu.

Menurut bahasa, mashdar adalah tempat untuk menyandarkan sesuatu padanya. Menurut ulama
nahwu mazhab Bashrah, mashdar adalah tempat terbit semua tashrif.

Menurut ahli bahasa, mashdar adalah bentuk isim yang menunjukkan kejadian. Dalam tashrif,
bentuk mashdar terletak pada urutan ketiga‫ز‬

Contohnya: ‫فعال‬- ‫يفعل‬- ‫فعل‬

‫كتب – يكتب – كتبا‬

Mashdar dinakamakan juga sebagai maf’ul muthlaq, karena tidak ada sangkut paut dengan
huruf-huruf lain. Mashdar dibagi menjadi 2 pembagian, lafzi dan ma’nawi.
 

a. Lafzi

Jika sesuai lafaz mashdarnya dengan fi’il, maka disebut mashdar lafzi.

ُ ‫ ( َك َتب‬saya menulis sebuah tulisan)


Contohnya: ‫ْت ِك َتابًا‬

b. Ma’nawi

Jika makna mashdarnya sesuai dengan fi’il, maka disebut mashdar ma’nawi.

Contohmya: ‫ْت وُ قُ ْو ًفا‬


ُ ‫ ( قُم‬saya bangun dari diam )

3. Dhorof(Zaman & Makan)

Maf’ul fih (zhorof) adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau

tempat terjadinya suatu perbuatan.


ُ
‫صمت يوم اإلثنيني‬ ( saya berpuasa pada hari senin)

‫المنبر‬
ِ ُ
‫جالست امام‬ ( saya duduk didepan mimbar)
Catatan:

1. Maf’ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu dikenal sebagai zhorof zaman ‫ظرف‬
‫الزمان‬

Diantaranya zhorful zaman

‫ ( صباحا‬pagi)

‫ليال‬ ( malam)
ً‫( شهرا‬bulan)

‫( تار ًة‬terkadang)

‫( قبل‬sebelum)

‫( أنفا‬baru saja)

‫ (غ ًدا‬besok)

‫ ( األن‬sekarang )

‫ ( أحيانا‬kadang – kadang )

2.Maf’ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat

dikenal sebagai zhorof makan ‫ظرف المكان‬

Diantaranya zhorful makan

‫ ( فوق‬diatas )

‫ ( بيين‬antara )

‫ ( عند‬disisi )

‫ ( على‬diatas )

‫ ( تحت‬dibawah )

‫ ( وراء‬dibelakang )

‫ ( شمال‬disebelah kiri)

‫ ( يمين‬disebelah kanan )

‫ ( حول‬arah )

Macam-Macam Zhorof

A. Zhorof mutashorrif adalah lafazh zhorof yang dapat difungsikan untuk


selain zhorof.
ُ
Contoh: ‫صمت يوم اإلثنيني‬ ( saya berpuasa pada hari senin)

B. Zhorof ghoiru mutashorrif adalah lafazh yang hanya dapat difungsikan

sebagai zhorof dan tidak dapat difungsikan untuk yang lainnya.


Contohnya : ‫جالست على‬ ‫اكورشى‬
ِ ( saya duduk diatas kursi)

8. Maf’ul Min Ajlih

Maf’ul min ajlih adalah isim yang digunakan untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan.
Maf’ul liajlih di bentuk dari amalan-amalan hati.
Lafazh-lafazh yang biasa menjadi maf’ul liajlih:
‫ ( اكراما‬karena hormat )
‫ ( حيا ًء‬karena malu )
‫ ( حزنا‬karena sedih )

‫ ( رحمة‬karena sayang )

‫ ( خوفا‬karena takut )
ً
‫حسدا‬ ( karena iri )
Contohnya:
ُ‫زرت علياحبًّاله‬
ُ ( Aku mengunjungi Ali karena aku cinta padanya )
4. Maf’ul muthlaq
Maf’ul muthlaq adalah isim yang berasal dari lafazh fi’il yang berfungsi untuk penguat makna, penjelas
bilangan atau penjelas sifat.
Contohnya : ً ‫حفظت الدرس حفظا‬
ُ ( Aku telah menghafal pelajaran itu sebenar-benarnya)
Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq:
1. Maf’ul muthlaq harus menggunakan mashdar (kata kerja yang dibendakan).
2. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq berdiri sendiri, maka ia berfungsi sebagai penguat
makna.
Contoh: ً ‫رفست ر ْفسا‬
ُ ( aku menendang dengan benar-benar menendang )
3. Maf’ul muthlaq yang berfungsi untuk menjelaskan bilangan, biasanya mengikuti wajan ً‫فعلة‬
Contohnya : ً‫رفست رفسة‬
ُ ( aku menendang dengan sekali tendanng)
4. Apabila mashdar yang merupakan maf’ul muthlaq disifati atau di idhofahkan, maka ia berfungsi
sebagai penjelas sifat atau jenis.
ُ
Contohnya : ‫رفست رفسا شديدًا‬ ( aku menendang dengan tendangan keras)
9. Maf’ul ma’ah (ُ‫) َم ْف ُع ْو ُل َم َعه‬

Maf’ul ma’ah adalah isim yang terletak setelah huruf (‫( و‬yang mempunyai arti “bersama” untuk
menunjukkan kebersamaan.
Contoh: ‫ (جاء محمد و غروب الشمس‬Muhammad dating bersamaan dengan matahari terbenam )

َ & Tamyiz (‫)التَ ْميِ ْي ُز‬


4. Hal (‫)الحا ُل‬

6. Hal
Hal adalah isim mansub yang digunakan untuk menjelaskan keadaan fa’il atau maf’ul bih saat terjadinya
fi’il (perbuatan).
ُ
Contohnya: ‫رأيت األستاذ راكبًا‬ ( saya melihat ustadz sedang naik kendaraan )
7. Tamyiz
Tamyiz adalah isim nakiroh yang disebutkan dalam suatu kalimat untuk memberi penjelasan sesuatu yang
masih samar.
Sesuatu yang masih samar yang dijelaskan oleh tamyiz dikenal dengan istilah mumayyaz( ‫)ال ُمميِّ ُز‬
ُ
Contohnya:‫إستريت‬ ‫ ( عشرين كتابا‬Aku membeli dua puluh kitab )
‫ = عشرين‬Mumayyaz
‫ = كتابا‬Tamyiz
Macam-Macam Mumayyaz

1. Mumayyaz malfuzh adalah mumayyaz yang disebutkan dalam


pembicaraan atau kalimat.
Mumayyaz malfuzh ada 4, yaitu:
‫ أسماء الكيل‬nama takaran
‫ أسماء الوزنا‬nama timbangan
‫ أسماء المساحة‬nama jarak/ukuran
‫ أسماء العدد‬nama bilangan
2. Mumayyaz malhuzh adalah mumayyaz yang tidak ditampakkan dalam pembicaraan atau kalimat.
Mumayyaz malhuzh biasanya untuk menggantikan mubtada’ atau fa’il.
Contohnya: ً‫ ( المدرِّ س اكث ُر من الطالب خبرة‬seorang guru lebih banyak dari murid pengalamannya )
3. Tamyiz ‘adad adalah tamyiz yang digunakan untuk menjelaskan mumayyaz yang berupa ‘adad
(bilangan).
Tamyiz adad biasa dikenal dengan istilah ma’dud (ُ‫)المعدود‬
Contohnya: ً ‫ ( إستريت ثالثين قلما‬saya membeli taiga puluh pulpen)
‫’= ثالثين‬adad
‫ =قلما‬ma’dud

5. Istisna (‫ستِ ْثنَاء‬


ْ ‫)اإل‬
Mustatsna adalah isim yang disebutkan setelah adatul istitsna (alat pengecualian) untuk menyelisihi
hukum kata sebelum adatul istitsna. Kata yang terletak sebelum adatul istitsna dikenal dengan istilah
mustatsna minhu ُ‫المستثنى منه‬

ُّ َّ‫( حضر الرجال اال‬para lelaki telah hadi)


Contohnya: ‫علي‬
A. Hukum mustatsna dengan ͉ϻِ‫إ‬
1. Wajib nashob, apabila kalimatnya positif dan disebutkan mustatsna minhu.
Contoh: ‫ ( رجع التالميذ إال محمدا‬para siswa telah pulang kecuali Muhammad)
2. Boleh nashob atau mengikuti mustatsna minhu apa bila kalimatnya negatif dan disebutkan mustatsna
minhu.
Contoh: ‫مح ّم ٌد‬/ ‫ ( ما رجع التالميذ إال محمدا‬para siswa tidak pulang kecuali Muhammad)
3. Di’irob sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat, apabila kalimatnya negatif dan tidak disebutkan
mustatsna minhu.
Contoh: ‫ ( ما رجع االّ محمد‬tidak ada yang pulang kecuali Muhammad)

7. Munada (‫)ال ُمنَادَى‬

Munada adalah isim yang disebutkan setelah huruf nida’ (huruf yang digunakan untuk memanggil).
Contoh: ‫ ( يآ نائما‬wahai orang yang tidur )
Huruf-huruf Nida’:
‫= آ‬Untuk memanggil jarak dekat.
‫هيّا‬,‫أيّا‬,‫ = أي‬untuk memanggil jarak jauh
Contohnya: ‫ ( أيّا عبد هللا و هل تسمعو صوتى؟‬wahai Abdullah , apakah kamu mendengar suaraku?)
(Macam-macam Munada)
1. Munada selalu manshub dalam 3 (tiga) keadaan.
Mudhof
Mirip dengan mudhof
Nakirah yang belum tentu orangnya
2. munada’ dimabnikan dengan tanda rafa’ pada 2 (dua) keadaan.
Nama orang tunggal / terdiri dari satu kata
Nakirah yang sudah tertuju pada oaring tertentu
Memanggil kata yang terdapat “‫ال‬:”
Untuk kata yang terdapat “‫“ ال‬nya, ada beberapa ketentuan dalam
pemanggilannya.
1. Kata yang di panggil I’robnya marfu’
2. Menambahkan lafazh berikut setelah huruf nida’:
a.‫ ايّها‬Untuk isim mudzakkar
b. ‫ايّتها‬Untuk isim muannats

ِ ِ‫)اَل النَّافِيَ ِة ل‬
6. Laa (‫لجنس‬

Huruf laa ( ‫ )اَل‬menashab isim-isim nakirah dengan tanpa tanwin jika isim nakirah tersebut dapat
diasumsikan, jika begini huruf laa – nya juga tidak di ulang.

ِ ‫اَل زَ ُج َل فِ ْي ال َّد‬
Contoh; ‫ار‬

Adapun jika tidak dapat diasumsikan, maka wajib rofa’ dan wajib menulang huruf laa.
Contoh; ٌ‫ار َر ُج ٌل َواَل ا ْم َرَأة‬ ِ ‫اَل فِ ْي ال َّد‬
Untuk pengulangan huruf laa-nya boleh di i’malkan atau di ilga’kan. Contoh;
• ٌ‫ار َواَل ِإ ْم َرَأة‬
ِ ‫اَل َر ُج َل فِي ال َّد‬

10. Khobar Kana dkk (‫)خبر كان وَأ َخ َواتُ َها‬

Kana dan kawan-kawannya adalah amil (faktor) yang merofa’kan mubtada’ dan menashabkan khobar.
Maka, semua khobar kana yang dalam pembahaan ini masuk dalam kategori isim semuanya manshub
atau berada pada posisi (mahal) manshub.
Contohnya: ‫ ( كان محمد نائما‬pada saat Muhammad tidur )

11. Isim inna dkk

Inna dkk adalah amil yang menashabkan mubtada’ dan merofa’ khobar. Maka, Isim inna
semuanya manshub atau berada pada posisi manshub. Ism inna masuk kedalam hukum
manshubatul asma’.

Contoh;

12. Na’at (‫)النعت‬


Na’at adalah isim yang mengikut kata di belakangnya pada kondisi rofa’, nashab, khofaz,
ma’rifah dan nakirahnya.

Karena ini pembahasan manshubatul asma’. Maka, kita fokus pada isim yang mengikut man’ut
pada nashabnya saja.

Na’at dan man’ut harus sesuai, jika man’utnya muzakkar maka na’atnya juga muzakkar, jika
man’utnya muannats maka na’atnya juga muannats.

ُ ‫ ( َذ َهب‬aku pergi dengan lelaki yang adil )


Contoh; ‫ْت ِب َرج ٍُل عَدْ ٍل‬

13. Athaf (‫)العطف‬

Athaf ada dua macam, athaf bayan dan athaf nusuq. Athaf bayan adalah ta’bi’ (yang ikut) yang
mirip dengan na’at pada memperjelas kata yang diikutinya.

Yang kedua, athaf nusuq. Athaf nusuq adalah tabi’ (kata yang mengikuti) yang diantaranya
dengan matbu’nya (kata yang diikuti) ditengahi oleh salah satu huruf athaf yang sepuluh.
ّ – ‫)و – ف – ث ّم – َحتَّى – َأ ْم – َأوْ – ِإ َّما – بل – ال‬.
Huruf athaf tersebut adalah; (‫لكن‬
Contoh;

‫( َجا َء َز ْي ٌد َو َع ْم ٌرو‬Telah datang si Zaid dan si Amr)

14. Taukid

Taukid adalah penegasan. Taukid ada dua macam, lafzi dan ma’nawi. Taukid lafzi adalah
pengulangan lafaz seperti sebelumnya.

Adapun taukid ma’nawi adalah taukid dengan menggunakan lafaz-lafaz tetentu. Lafaz-lafaz
tersebut yaitu;

– ُ‫نَ ْفس‬
– ُ‫َعيْن‬
– ُّ‫ُكل‬
– ‫َجميع‬
– ‫عَامة‬
– ‫كال‬
– ‫كلتا‬

Dan lafaz-lafaz ini wajib bersambung dengan dhamir muttashil.

ُ ‫َجا َء اُألسْ َت ُاذ َن ْف‬


Contoh; ‫س ُه‬

15. Badal
Badal artinya ganti. Badal adalah tabi’ yang dimaksudkan dengan hukum tanpa perantara. Jika
kamu badal isim dari isim atau fi’il dari fi’il maka tabi’nya seluruh i’robnya.

Badal ada 4 macam:

– Badal sesuatu dengan sesuatu


– Badal sebagian dengan sebagian
– Badal isytimal
– Badal mubayin
Contoh;

• ‫َجا َء زَي ٌد َأ ُخ ْو َك‬


• ُ‫صفَه‬ ُ ‫َأ َك ْل‬
ْ ‫ت ال َّس َمكَ ِن‬
• ُ‫َأ ْع َجبَنِي زَ ْي ٌد ِعل ُمه‬
ْ
BAB III

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai