INNAWAAKHTUHA
Kelompok 9 semester 1
Disusun oleh :
Sri rahayu
Neng hilda
Hani ahsaniah
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT, berkat limpahan
rahmat, karunia, dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
InnawaAkhwatuha ( )اّااٗاح٘اذٖاini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah
Kepada Nabi Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarga-Nya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang telah
banyak membantu serta teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada
kami hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
E. Qowaid ............................................................................................................. 7
F. Hukum Inna dan Saudara-saudaranya yang Ditakhfif (Nun-Nya Disukun)
َُّ ِ إ....................................................................................................................... 9
G. Soal dan Jawaban ........................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................... 11
B. Saran............................................................................................................... 12
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita sebagai orang muslim sangatlah perlu akan adanya suatu pendidikan.
Karena manusia diciptakan bukan sekedar hidup. Ada tujuan yang lebih mulia
dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan, dan itu memerlukan ilmu yang
diperoleh lewat pendidikan.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kata sami’ marfu’ dengan tanda dhommah, isim mufrod sebagai khabar Inna.
َّ َِ ِع ْْ َذٝ إِ َُّ اى ِّذyang artinya : sesungguhnya agama yang diterima disisi
ِ ْ َِّللا
ًُ اْلع ََْل
Allah adalah Islam.
Kata Islam marfu’ dengan dhommah, isim mufrod, sebagai khabar inna.
3
Perhatikan contoh pada tabel berikut ini dan perhatikan pula perubahan
baris pada kalimat berikut sebelum dan sesudah di masuki kata inna.
ىَ َع َّو, َدَٞ ى,َِّ ىَ ِن,َُّ َ َمأ,َُّ َ أ,َُّ ِ إ: َ إِ َُّ َٗ أَخ َ٘ذُٖا
َٗاىرَّ َ٘ق ِعٚ ِّ َٗ ىَ َع َّو ىيرَّ َشحََِّْٚ َّدَ ىيرَٞاك َٗى ِ ِٔ َٗىَ ِن َِّ ىِٞ ِذ َٗ َمأ َ َُّ ىيرَشثٞ إِ َُّ ىيرَ٘ ِمََْٚٗ ٍَع
ِ إلعرِذ َس
Dan makna Inna dan Anna untuk taukid (mengukuhkan pembicaraan) dan
Kaanna untuk tasybih (menyerupakan) dan Lakinna untuk istidrak (susulan), yaitu
menyusul perkataan yang lalu dengan perkataan yang ada di belakangnya, dan
Laita untuk tamanni, yaitu mengharapkan sesuatu yang mustahil berhasil, dan
Laalla untuk taraji dan tawaqqu’, ialah mengharapkan sesuatu yang baik, yang
mungkin berhasil.
4
َّ
ُإ
Kata qodir marfu’ dengan dhommah, dan kata Allah mansub dengan fathah
َُّ َأ
َُّ َ َمأ
Fungsinya : penyerumpamaan
Contoh :
ل َ َََّّمأ
َ ٍَ ل َّا ِء ٌه ٍَ َشا
Fungsinya : menyangkal
Contoh :
5
ُشعَا ٍِ ٍوَُٕٞ َ٘ عَاىِ ٌٌ ىَ ِنَُّْٔ غ
ىَ َع َّو
Fungsinya : pengharapan
Contoh :
َْدَٞى
Fungsinya : berangan-angan
Contoh :
ً ٍَ٘اٝ َعُ٘ ُدٝ َّ ْدَ اى َّشثاَٞى
اع ٌع
ِ َٗ : khobar inna
َِٝ اىَّ ِزَٙ َشٝ َ٘ ََِ اَ ٍَُْ٘ا اَ َشذ ُحث َِّالِلِ َٗىٝ ِحثٌَُّٖ٘ َمحُةِّ َّللاِ َٗاىَّ ِزٝ َّرَّ ِج ُز ٍِِ دُٗ ُِ َّللاِ اَّذَادًاٝ ٍَِ اط
ِ ََّْٗ ٍَِِ اى
561 : ب ( اىثَقَ َشج ِ ُذ اى َع َزاٝعًا َّٗاَ َُّ َّللاَ َش ِذَِٞ اب اَ َُّ اىق ُ َّ٘جَ ِلِلِ َج
َ َ َشَُٗ اى َع َزٝ) ظَيَ َُ٘ااِر
6
Artinya :“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-
tandingan seperti Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat) bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.
ٌٌ ِٞ ٌع َعيَِٞ ُثَ ِّذ ىَُُّ٘ٔ اِ َُّ َّللاَ َعٝ َِٝ اىَّ ِزَٚفَ ََِ تَ َّذ ىَُٔ تَع َذ ٍا َ َع َِ َعُٔ فَإَِّّ ََا َ اِث َُُٔ َعي
E. Qowaid
Fathah
Apabila inna bila ditakwil sebagai masdar maka hamzahnya harus di fathah,
contoh:
2. Jatuh dalam awalan shilah ( ص ْذ ُس اىصِّ يَ ِح ْ ) َٗقَ َع, misalnya ٌٌ ِ إَُِّّٔ قَائَٛجا َء اىَّ ِز
َ د
4. Sebagai hikayat suatu ungkapan, misalnya ٌٌ ِذًا إِ َُّ َع َْشًا قَائْٝ قَا َه َص
7
6. Jatuh setelah af’al al-Qulub yang telah tetangguhkan amalannya oleh ًّ اىَل,
misalnya ٌُ ِ ٌذ ْاى َعاىْٝ د إِ َُّ َص
ُ َْ َِعي
7. Setelah َّ ِحٞ أَْلَ ْا ِْل ْعرِ ْفرَا ِح, misalnya ٌٌ ِذًا قَائْٝ أَْلَ إِ َُّ َص.
ُ ٞ َح, misalnya ٌذًا َجاىِظْٝ ْث إِ َُّ َص
8. Setelah ْث ُ ٞ اِجْ يِظْ َح.
ِ خ تِ َش ُج ٍو إَُِّّٔ فَا
9. Bila jumlah inna menjadi sifat, misalnya ض ٌو ُ ْ ٍَ َشس.
10. Bila jumlah inna menjadi khobar dan isim dzat, misalnya ئ ِ َ ٌذ إَُِّّٔ قْٝ َص
ٌ اس
Kasroh/ fathah
1. Ia berposisi setelah َّحِٞ( إِ َرا ْاىفُ َجائtiba-tiba atau mendadak), misalnya: د
ُ َْخ َشج
ٌٌ ِذًا قَائْٝ فَإِ ًرا إِ َُّ َص.
2. Setelah fi’il sumpah, dimana pada khabarnya َُّ ِ إtidak terdapat ًّ اىَل,
ُ َحيَ ْف.
seperti ٌٌ ِذًا قَائْٝ د إِ َُّ َص
Inna dan saudarnya bila diberi maa ( ) ٍَاzaidah itu bisa batal amalnya.
Adapun laita ( َْدَٞ ) ى,meskipun dimasuki maa () ٍَا, maka ia tetap beramal
menashabkan mubtada’ dan merafa’kan khabar atau boleh tidak beramal.
8
Kata ذًاْٝ َصdibaca nashab menjadi isimnya رَ ََاْٞ َ ى, dan ٌٌ ِ قَائmenjadi
kata رَ ََاْٞ َ ىdalam contoh ini masih tetap beramal. Boleh jugaرَ ََاْٞ َ ىtidak beramal, dan
kata ذًاْٝ َصdibaca rafa’, sehingga susunannya menjadi
َّإِن
Inna (َُّ ِ ) إhukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh
tidak serta apabila tidak beramal maka wajib memberi lam fariqoh ( ) ْلً فاسقحpada
lafadz yang sesudahnya.
Huruf “ُْ ِ “ إdi atas berasal dari “َُّ ِ “ إyang ditakhfif, ia tidak lagi beramal
menashabkan mubtada’. Karena itu, kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.
َّأَن
ُ َْ ِ َعي.
Contoh: ٌٌ ِ ٌذ قَائْٝ د َص
Dan bila ada yang isimnya bukan dlomir sya’an (ُش شأَٞ )ضmaka
hukumnya langka. Contoh: ََِْْٜ٘ ًِ اى َّشخَا ِء َعأ َ ْىرٝ ِٜل ف
َ ََّّ فَيَْ٘ أ.
Kaanna (َُّ َ ) َمأjuga bisa ditakhfif dan yang kaprah isimnya berupa dlomir
ِ ََاُُ ُخقٝ َمأ َ ُْ َش ْذ.
sya’an (ُش شأَٞ ) ضyang disimpan. Contoh: ُا
Tetapi ada juga yang ditetapkan walaupun sedikit. Contoh: ذًا أَ َع ٌذْٝ َمأ َ ُْ َص
9
Kata ka’an (ُْ َ ) َمأadalah dari kata (َُّ َ ) َمأ, yang nunnya ditakhfif dan ia
masih tetap beramal. Adapun lakinna (َِّ ) ىَ ِنapabila nunnya ditakhfif maka tidak
bisa beramal.
Soal
b. أّّا طاىة
c. َِّٝللا ٍع اىصثش
5. ّ
Berilah harakat pada kalimat: ٌاُ امشٍنٌ عْذ َّللا اذقام
6. ّ ٗاعيَ٘ا
Berilah harakat pada kalimat: ذ اىعقابٝاُ َّللا شذ
7. ّ
Berilah harakat pada kalimat: ّاأعذٞمأُ عي
8. ّ ّٜ ٍْح َّذ غ
Berilah harakat pada kalimat: شٞىنِ أخآ فق
Jawaban:
10
3. Menasabkan isim inna merofa’kan khabar inna.
إِ َُّ َٗ أَ ْخ َ٘ذُٖا َ :إِ َُّ ,أَ ََُّ ,مأ َ َُّ ,ىَ ِن َِّ ,ىَٞدَ ,ىَ َع َّو
4. Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita,
La’alla.
a. ٍُ َح ََّ ٌذ َسعُْ٘ ُه َّللاِ إِ َُّ ٍُ َح ََّذًا َسعُْ٘ ُه َّللاِ
c. َّللاُ ٍَ َع اى ّٰ ّ
صثِ ِش َِْٝ إِ َُّ َّللاَ ٍَ َع اى ّٰ ّ
صثِ ِش َِْٝ
6. َٗا ْعيَ َُْ٘ ا أَ َُّ َّللاَ َش ِذ ُْ ٝذ ْاى ِعقَا ِ
ب
8. ٍُ َح ََّ ٌذ َغِْ ٌّ ٜىَ ِن َِّ أَخَآُ فَقِ ٌْ ٞش
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ىَ َع َّو, َدَٞ ى,َِّ ىَ ِن,َُّ َ َمأ,َُّ َ أ,َُّ ِ إ: َ إِ َُّ َٗ أَخ َ٘ذُٖا
B. Saran
Tiada harapan sedikitpun dari penulis kecuali makalah ini dapat bermanfaat
kepada si pembaca dan penulis menyarankan kepada pembaca agar selalu
membaca karena membaca adalah salah satu cara untuk mengetahui tentang suatu
ilmu atau pelajaran yang belum kamu ketahui serta membaca adalah termasuk
jendela dari ilmu.
12
kesalahan dalam penulisan maupun penjelasan penulis minta maaf yang sebesar-
besarnya serta tidak lupa sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terima kasih.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ghufron, Aunur Rofiq bin, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, Jawa Timur:
Pustaka Al-Furqon, 2007.
14