Anda di halaman 1dari 14

ISIM INNA DAN SAUDARA-SAUDARA INNA

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Arab
Dosen Pengampu Riyan Nuryadin, S.HI, M.Pd.I

Oleh:
Widiana Lestari
Sani Sariyatul Qolbi
Siti Suryati

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
PERSATUAN ISLAM GARUT
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjat kan kepada Allah Yang Maha kuasa
sehingga dengan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul " ISIM INNA DAN SAUDARA-SAUDARA INNA". Shalawat beserta
salam semoga selalu dilimpah curahkan kepada Nabi kita yakni Nabi muhammad
SAW. Tak lupa pula kepada para Sahabatnya, Tabii'n Atbaut tabiatnya,
keluarganya dan sampaikah kepada kita selaku umat yang paling akhir, semoga
kita digolongkan umat yang selalu menaati ajaranya. Aamiin...
Atas dukungan moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan
makalah ini, maka penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan kepada penulis.
2. Yang terhormat Ketua STAI PERSATUAN ISLAM GARUT.
3. Orang tua yang telah memberikan fasilitas, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini.
4. Dosen pengampu yang telah memberikan ilmu, sehingga penulis
mendapatkan banyak pengetahuan yang sebelumnya penulis tidak
mengetahuinya, dan
5. Untuk semua rekan-rekan, yang telah memberikan arahan pada penulis, tanpa
kalian mungkin penulis tidak akan bisa menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk
penyempurnaan makalah ini.

Garut, November 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3
A. Pengertian Inna wa Akhwatuha (َ ‫ )إِ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬..................................................... 3
B. Fungsi Inna wa Akhwatuha (َ ‫ )إِ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬........................................................... 3
C. Yang Termasuk ke Dalam Inna wa Akhwatuha (َ ‫ ) ِإ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬............................ 4
D. Contoh ‫ ِإ َّن َوا َ ْخ َىات ُ َها‬dalam Al-Qur’an............................................................... 5
E. Qowaid ............................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10
A. Kesimpulan .................................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kita sebagai orang muslim sangatlah perlu akan adanya suatu pendidikan.
Karena manusia diciptakan bukan sekedar hidup. Ada tujuan yang lebih mulia
dari sekedar hidup yang mesti diwujudkan, dan itu memerlukan ilmu yang
diperoleh lewat pendidikan.
Penulisan ini berlangsung karena sang penulis menganggap bahwa
mendalami ilmu nahwu itu sangat penting, terutama dalam masalah kitab. Sebab
apa, banyak para mahasiswa yang hanya mengandalkan keterangan dari dosen,
namun terkadang keterangan hanya sekedar kenal tanpa menggunakan perincian
yang detail. Adapun cara untuk bisa baca kitab harus mengetahui cara membaca,
memberi makna, mengartikan serta menafsirkan itu harus ada kuncinya.
Berdasarkan alasan tersebut saya menulis bab inna dan saudara-saudaranya ini
agar pembaca, khususnya semua hal-hal yang dianggap penting guna membaca
kitab dengan baik. Meskipun kurang sempurna namun saya berharap ini telah
mencukupi dan sesuai dengan harapan yang lebih praktis dan insya Allah mudah
untuk dipahami.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis
memberikan rumusan masalah agar tujuan makalah lebih terfokus dan tidak
terlalu luas, yaitu mengenai :
1. Apa pengertian dari Inna wa Akhwatuha (َ ‫)إِ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬
2. Apa fungsi dari fungsi Inna wa Akhwatuha (َ ‫) ِإ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬
3. Sebutkan apa saja yang masuk dalam fungsi Inna wa Akhwatuha
(َ ‫) ِإ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis merumuskan tujuan
penulisan yang akan di bahas, yaitu :

1
1. Menjelaskan pengertian Inna wa Akhwatuha (َ ‫) ِإ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬
2. Menjelaskan fungsi Inna wa Akhwatuha (َ ‫)إِ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬
3. Menyebutkan apa saja yang masuk dalam Inna wa Akhwatuha
(َ ‫) ِإ َّن َو أ َ ْخ َىتُها‬

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inna wa Akhwatuha (َ ‫) ِإ َّن َو أ َ ْخ َوتُها‬


Inna wa akhwatuha (Inna dan saudara-saudaranya) adalah
sekelompok harf (kata depan) yang mendahului isim. Jika suatu jumlah ismiyah
(susunan mubtada’ dan khabar) didahului oleh Inna atau saudara-
saudaranya, maka akan menyebabkan mubtada’ menjadi manshub dan disebut
isim Inna, dan khabar tetap marfu dan disebut khabar Inna. Seperti:
َ َّ ‫( إ َّن‬innallah samii’un alim)
‫اَّلل َط ِم ٌيع َع ِل ْيم‬ ِ
yang artinya: sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui)

Kata sami’ marfu’ dengan tanda dhommah, isim mufrod sebagai khabar Inna.
َ ْ َّ َ ْ َ ّ َّ
‫اَّلل ِْلا ْطَل ُم‬
ِ ‫الدًن ِعىد‬
ِ ‫ِإن‬
yang artinya : sesungguhnya agama yang diterima disisi Allah adalah Islam.

Kata Islam marfu’ dengan dhommah, isim mufrod, sebagai khabar inna.

B. Fungsi Inna wa Akhwatuha (َ ‫) ِإ َّن َو أ َ ْخ َوتُها‬

Inna wa wakhwatuha memiliki fungsi:


َ ْ َ َ ْ َ
‫ ج ْى ِص ُب ِلا ْط َم َتج ْسـع ُعع ال ععب َ ر‬Menasabkan isim inna merofa’kan khabar inna.
Perhatikan contoh pada tabel berikut ini dan perhatikan pula perubahan
baris pada kalimat berikut sebelum dan sesudah di masuki kata inna.
Sesudah dimasuki Sebelum dimasuki
Keterangan
‫ِإن‬ ‫ِان‬
َ ٌَ ْ ُ َ َ ْ َ َّ ٌ ُ َ
‫ا ْح َم َد‬ : isim inna ‫إن احمد اطت عاذ‬ ‫ا ْح َم ُد ا ْط َتاذ‬
ٌ ُ
‫ا ْط َتععاذ‬ : khabar inna Kata Ahmad barisnya Ahmad seorang guru
berubah asalnya dhamah
menjadi fathah
ٌ ْ ٌْ ْ
‫ ُم َح َّم ًدا‬: Isim Inna ‫ِإ َّن ُم َح َّم ًعدا ِجل ِمير‬ ‫ُم َح َّم ٌد ِجل ِميعر‬
ٌ ْ
‫ ِجل ِم ْير‬: khabar Inna Kata Muhammad Muhammad seorang
barisnya murid

3
berubah, asalnya
dhamah menjadi fathah

C. Yang Termasuk ke Dalam Inna wa Akhwatuha (َ ‫) ِإ َّن َو أ َ ْخ َوتُها‬

َ َ َ َّ َ َّ َ َ َّ َ َّ َ ُ َ َ َ َّ
‫ ل َع َّل‬,‫يت‬‫ ل‬,‫ ل ِكن‬,‫ كأن‬,‫ أن‬,‫ ِإن‬: ‫ِإن ت أخوتها‬
Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita, La’alla.
َّ َ َ َ ّ َّ َ َ َ َ
َّ ‫للت َر ّحى َت‬ َ َّ َ َ َ
َّ ‫للتشبيه َت َلك‬ َ َّ َ َ َ
‫الت َوق ِع‬ ِ ‫اك تليت للت َم ِنى ت لع َّل‬
ِ ‫لإلط ِتدز‬
ِ ‫ن‬ ِ ِ ِ ‫يد تكأن‬ِ ‫وك‬
ِ ‫تمعنى ِإن للت‬
Dan makna Inna dan Anna untuk taukid (mengukuhkan pembicaraan) dan
Kaanna untuk tasybih (menyerupakan) dan Lakinna untuk istidrak (susulan), yaitu
menyusul perkataan yang lalu dengan perkataan yang ada di belakangnya, dan
Laita untuk tamanni, yaitu mengharapkan sesuatu yang mustahil berhasil, dan
Laalla untuk taraji dan tawaqqu’, ialah mengharapkan sesuatu yang baik, yang
mungkin berhasil.

1. ‫ إن‬Inna artinya : Sesungguhnya


Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
َ َ ُ َ َ َّ َّ
‫اَّلل َعلى ك ِ ّل ش ٍيء ق ِد ًٌس‬ ‫ِإن‬
Artinya : Sesungguhnya Allah atas setiap sesuatu Maha Kuasa
Kata qodir marfu’ dengan dhommah, dan kata Allah mansub dengan fathah

َ
2. ‫ أن‬Anna artinya : bahwa
Fungsinya : Untuk penegasan huruf atau mengokohkan pembicaraan
ً ُ ‫َال ُب َّد َأ َّن ُهم ًُس ٍُدت َن م‬
‫ىه َد ِليلَل‬ ِ ِ
Artinya: Sesungguhnya mereka pasti menghendaki dalil dari padanya.
َ ْ َ
‫أش َه ُد أ َّن ُم َح َّم ًدا َز ُط ْو ُل هللا‬
Artinya: Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

4
ََ
3. ‫ كأن‬Kaanna artinya : seakan-akan
Fungsinya : penyerumpamaan
َ
َ ‫كأهك ه ِاء ٌل َم َس‬ َ َ َّ َ َ
Contoh : ‫امك‬

Artinya : Agaknya engkau berhasil mencapai maksudmu


ٌ ‫َك َأ َّن َت ْج َه َك َب‬
‫دز‬
Artinya : seakan-akan wajahmu itu bulan purnama.

َ
4. ‫ ل ِكن‬Lakinna artinya : akan tetapi
Fungsinya : menyangkal
َ َ ُ َّ َ َ َُ
ِ ‫هو ع ِال ٌم ل ِكىه غ ُيرع‬
Contoh : ‫ام ٍل‬

Artinya : dia pandai tetapi tidak mengamalkan ilmunya.

َ
5. ‫ ل َعل‬Laalla artinya: semoga/agar
Fungsinya : pengharapan
ٌ ‫لع َّل ع ِل ٌّي َمس‬
Contoh : ‫ٍض‬
َ ََ
ِ
Artinya : Semoga Ali sakit.

َ َ
6. ‫ ل ْيت‬Laita artinya : seandainya
Fungsinya : berangan-angan
ً َ ُ ُ َ َّ َّ
Contoh : ‫ل ْيت الشبا ٌعود ًوما‬
َ َ

Artinya : seandainya masa muda itu bisa kembali.

ْ َ
D. Contoh ‫ِإ َّن َتاخ َو ُات َها‬ dalam Al-Qur’an
َ ‫إ َّن‬
‫هللا َت ِاط ٌع َع ِل ْي ٌم‬ ِ
َ
(‫ هللا‬: isim inna) (‫اط ٌع‬
َ
ِ ‫ ت‬: khobar inna)

5
َ َ ُ َ َ َّ َ َّ
‫اب‬
ِ ‫تان هللا ش ِدًد العر‬
َ ُ َ
(‫هللا‬: isim inna) (‫ ش ِدًد‬: khobar inna)

َ ُ َ َ ُ َ َ َ َّ َ ‫الىاض َمن ًَّ َّتج ُر من ُدتن هللا َا َهد ًادا ًحب َون ُهم َك ُح ّب‬
َّ ‫َتم َن‬
‫اَّلل َتل َو ًَ َسى‬
ِ ِ ‫هللا تال ِرًن امىوا اشدح َّب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ََ ُ َ َ
َ ) ‫يعا َّتان هللا ش ِدًد العراب‬ َّ َ
ً ‫اب ان الق َّوة َّلل جم‬ َ َ ُ َّ َ
َ ‫وااذً َستن العر‬ ََ َ َ ََ َ َّ
(561 : ‫البق َسة‬ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ال ِرًن ظل ُم‬
Artinya :
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
seperti Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah.
Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika
seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka
melihat siksa (pada hari kiamat) bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya
dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)”.

َ ‫ًن ًُ َب ّد ُل َوه ُه ا َّن‬


ٌ ‫هللا َطم ٌيع َع ِل‬
‫يم‬ َ ‫َـ َمن َب َّد َل ُه َب‬
َ ‫عد َما َطم َع ُه َـإ َّه َم َا ا ُثم ُه َع َلى َّالر‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ) َ
(585 : ‫البق َسة‬

Artinya :
“Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya,
maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”

E. Qowaid

1. Tempat-Tempat Hamzah Inna Dibaca Fathah dan Dibaca Kasroh


Fathah
Apabila inna bila ditakwil sebagai masdar maka hamzahnya harus di fathah,
contoh:
َ َ
‫ٌُ ْع ِج ُب ِني أ َّن َشٍْ ًدا قا ِا ٌم‬

)‫جأتٍَلهيا (أي ٌُ ْع ِج ُب ِني ِق َي ُام َشٍْ ٍد‬

6
Kasroh
َ َْ ُ َ ْ َ ََ َ َ
1. Jatuh di awal al-kalam ( ‫) ِإذا تقعت أ َّتل الكَل ِم‬, misalnya ‫ ِإ َّن َشٍْ ًدا قا ِا ٌم‬.
َّ ُْ َ ْ َ َ َ َ ُ َّ َّ َ َ
2. Jatuh dalam awalan shilah ( ِ ‫)تقعت صدز‬, misalnya ‫جاء ال ِري ِإهه قا ِا ٌم‬
‫الصل ِت‬
َ ً ْ َ َّ َ
3. Sebagai jawaban sumpah, misalnya ‫هللا ِإن شٍدا قا ِا ٌم‬ِ ‫ت‬
َ َ َّ ً ْ َ َ َ
4. Sebagai hikayat suatu ungkapan, misalnya ‫ال شٍدا ِإن ع ْم ًسا قا ِا ٌم‬‫ق‬
َ ْ ُ ّ َ ً َْ ُ ْ ُ
5. Menempati tarkib haal, misalnya ‫شزث شٍدا تِإ ِوي ذت أ َم ٍل‬

ّ
6. Jatuh setelah af’al al-Qulub yang telah tetangguhkan amalannya oleh ‫الَلم‬,
َ ‫ َعل ْم ُت إ َّن َشٍْ ٌد ْا‬.
‫لع ِال ُم‬
misalnya ِ ِ
7. Setelah ‫اح َّي ِت‬
َْ ْ َْ َ َ ً ْ َ َّ َ َ
ِ ‫أال ِلاط ِتفت‬, misalnya ‫أال ِإن شٍدا قا ِا ٌم‬.
ُ َ ٌ ‫س َح ْي ُث إ َّن َشٍْ ًدا َج ِال‬ ْ ‫ ِا ْج ِل‬.
8. Setelah ‫ح ْيث‬, misalnya ‫س‬ ِ
َ ُ َّ ُ ُ ْ َ
9. Bila jumlah inna menjadi sifat, misalnya ‫اض ٌل‬ ِ ‫م َسزث ِب َسج ٍل ِإهه ـ‬.
10. Bila jumlah inna menjadi khobar dan isim dzat, misalnya ‫ازئ‬
ٌ ‫َشٍْ ٌد إ َّه ُه َق‬
ِ ِ
Kasroh/ fathah
ْ َ َ
1. Ia berposisi setelah ‫( ِإذا ا ُلف َجا ِا َّيت‬tiba-tiba atau mendadak), misalnya: ‫خ َس ْج ُت‬
َ ً َ
‫ـ ِإذا ِإ َّن َشٍْ ًدا قا ِا ٌم‬.
ّ
2. Setelah fi’il sumpah, dimana pada khabarnya ‫ ِإ َّن‬tidak terdapat ‫الَلم‬,
َ َ
seperti ‫ َحل ْف ُت ِإ َّن َشٍْ ًدا قا ِا ٌم‬.
ْ َ ْ
3. Setelah ‫ـاء الجصاء‬/ ‫ـاء الجواب‬, seperti ‫ َم ْن ًَأ ِج ِني ـ ِإ َّه ُه ُمك َس ٌم‬.

4. Setelah mubtada’ dengan makna ucapan, sedangkan khabarnya ‫ ِإ َّن‬juga berarti


ucapan sementara subjeknya tunggal. Seperti
َ ّ َ ْ َ
5. ‫خ ْي ُر الق ْو ِل ِإ ِوي أ ْح َم ُد‬.

7
2. Inna dan Saudaranya yang Dibatalkan Pengamalannya

Inna dan saudarnya bila diberi maa (‫ ) َما‬zaidah itu bisa batal amalnya.

َ ٌ َْ
Contoh: ‫ِإه َما شٍد ع ِال ٌم‬
َّ

Tetapi terkadang ada yang tetap amal.


َ ً َْ
Contoh: ‫ل ْيت َما شٍدا ق ِاا ٌم‬
َ َ
َ
Adapun laita ( ‫ )ل ْي َت‬, meskipun dimasuki maa ( ‫) َما‬, maka ia tetap beramal
menashabkan mubtada’ dan merafa’kan khabar atau boleh tidak beramal.
َ َ
Contoh: ‫ل ْي َت َما َشٍْ ًدا ق ِاا ٌم‬.
َ َ
Kata ‫ َشٍْ ًدا‬dibaca nashab menjadi isimnya ‫ل ْي َت َما‬, dan ‫ قا ِا ٌم‬menjadi
َ َ َ َ
kata ‫ ل ْيت َما‬dalam contoh ini masih tetap beramal. Boleh juga ‫ ل ْيت َما‬tidak beramal,
ً َْ
dan kata ‫ شٍدا‬dibaca rafa’, sehingga susunannya menjadi
َ َ
‫ل ْي َت َما َشٍْ ٌد قا ِا ٌم‬
3. Hukum Inna dan Saudara-saudaranya yang Ditakhfif (Nun-Nya
Disukun)

Inna ( ‫) ِإن‬

َّ
Inna ( ‫ ) ِإن‬hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) itu boleh amal boleh

tidak serta apabila tidak beramal maka wajib memberi lam fariqoh ( ‫ـازقت‬ ‫)الم‬
pada lafadz yang sesudahnya.
ََ
Contoh: ‫ ِإ ْن َشٍْ ٌد لقا ِا ٌم‬.
Dan lebih banyak muhmal-nya ( tidak amal ) dari pada amalnya.
ْ َّ
Huruf “ ‫ “ ِإن‬di atas berasal dari “ ‫ “ ِإن‬yang ditakhfif, ia tidak lagi beramal

menashabkan mubtada’. Karena itu, kata sesudahnya tetap dibaca rafa’.

َ
Anna ( ‫)أن‬

8
َّ َ
Anna ( ‫ )أن‬hukumnya bila ditakhfif (nunnya disukun) dan kemudian

isimnya pasti berupa dhomir sya’an ( ‫شأن‬ ‫)ضمير‬ yang disimpan dan khabarnya

pasti berupa jumlah.


َ
Contoh: ‫ َع ِل ْم ُت َشٍْ ٌد قا ِا ٌم‬.

Dan bila ada yang isimnya bukan dlomir sya’an (‫شأن‬ ‫)ضمير‬ maka hukumnya
َْ َ َّ ْ َ َ َّ َ ْ َ َ
langka. Contoh: ‫السخ ِاء َطأل َت ِني‬ ‫ـلو أهك ِفي ًو ِم‬.

ََ َ
‫كأن‬dan ‫ل ِكن‬
َّ َ َ
Kaanna ( ‫ )كأن‬juga bisa ditakhfif dan yang kaprah isimnya berupa dlomir

َ ُ ُ َ ْ َ ْ ََ
sya’an ( ‫ )ضمير شأن‬yang disimpan. Contoh: ‫ان‬ ِ ‫كأن شدًان خق‬.
ٌ َ َ ً َْ ْ ََ
Tetapi ada juga yang ditetapkan walaupun sedikit. Contoh: ‫كأن شٍدا أطد‬

ْ ََ َّ َ َ
Kata ka’an ( ‫ )كأن‬adalah dari kata ( ‫)كأن‬, yang nunnya ditakhfif dan ia

َّ َ
masih tetap beramal. Adapun lakinna ( ‫ )ل ِكن‬apabila nunnya ditakhfif maka tidak

bisa beramal.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian atas penjelasan mengenai inna dan saudara-saudaranya, maka


penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Inna wa akhwatuha (Inna dan saudara-saudaranya) adalah
sekelompok harf (kata depan) yang mendahului isim. Jika suatu jumlah ismiyah
(susunan mubtada’ dan khabar) didahului oleh Inna atau saudara-
saudaranya, maka akan menyebabkan mubtada’ menjadi manshub dan disebut
isim Inna, dan khabar tetap marfu dan disebut khabar Inna.
َ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َّ َّ َ َ
‫ىص ُب ِْلاط َم \ امل َيت َدأ َتجسـ ُع الخ َي ُر‬
ِ ‫تأما ِإن تأخوتهاعملهاج‬
Dan adapun Inna dan saudara-saudaranya fungsinya/pekerjaanya
menasabkan isim atau mubtada’ dan merofa’kan khabar.

َ َ َ َّ َ َّ َ َ َّ َ َّ َ ُ َ َ َ َّ
‫ ل َع َّل‬,‫يت‬‫ ل‬,‫ ل ِكن‬,‫ كأن‬,‫ أن‬,‫ ِإن‬: ‫ِإن ت أخوتها‬
Inna dan saudara-saudaranya yaitu : Inna, Anna, Kaanna, Lakinna, Laita,
Laalla. Setiap kalimat yang diawali dengan kata Inna atau saudara-saudaranya
maka diwajibkan fathah/mubtada’ nya wajib fathah, dan isimnya/khabarnya wajib
marfu’.

B. Saran

Tiada harapan sedikitpun dari penulis kecuali makalah ini dapat


bermanfaat kepada si pembaca dan penulis menyarankan kepada pembaca agar
selalu membaca karena membaca adalah salah satu cara untuk mengetahui tentang
suatu ilmu atau pelajaran yang belum kamu ketahui serta membaca adalah
termasuk jendela dari ilmu.
Dengan demikian, apabila ada kesalahan-kesalahan dalam makalah ini,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Kiranya ada
kesalahan dalam penulisan maupun penjelasan penulis minta maaf yang sebesar-
besarnya serta tidak lupa sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA

Arra’ini, Muhammad Syamsuddin, Mutammimah Ajjurumiyyah, Al-Hidayah,


Surabaya: Wacana Ilmu, 2001.
Ghufron, Aunur Rofiq bin, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, Jawa Timur:
Pustaka Al-Furqon, 2007.
Saifuddin, Ibrahim, Ilmu Nahwu, AL-Hidayah, Surabaya: Wacana Ilmu, 2003.
Wafi, M. Bahauddin Ahmad, Khazanah Andalus, Yogyakarta: Titian Ilahi Press,
2003.

11

Anda mungkin juga menyukai