IAIN PEKALONGAN
Disusun Oleh :
1. Mely sazqiya (4220097)
2. Era istiawati (4220105)
3. Putri diah S (4220083)
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1. Latar Belakang...........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
3. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Wahabi Dalam Lintasan Sejarah................................................................................................5
B. Lahirnya Ajaran Wahabi.........................................................................................................6
C. Tokoh-tokoh Yang Mendukung Wahabi................................................................................7
D. Perkembangan Wahabi di Indonesia.....................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................11
KESIMPULAN.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Islam secara historis termasuk agama semitik yang dibawa Nabi Muhammad
SAW, sebagai penutup para nabi. Agama semitik yang lain dan muncul sebelum
Islam adalah agama Yahudi yang dibawa Nabi Musa dan agama Nashrani yang
dipelopori oleh Nabi Isa. Tiga agama semitik ini sama-sama mengimani keesaan
Tuhan (al-tawḥ îd). Namun, ketiganya memiliki syariat dan spirit yang berbeda.
Islam, sebagai agama semitik terakhir, dikenal luas bukan hanya di tanah Arab saja
melainkan di penjuru dunia termasuk di Indonesia sendiri. Tersebarnya Islam di
tengah-tengah masyarakat bahkan diterima secara legowo tanpa unsur paksaan tindak
terlepas dari visi yang diembanya. Islam membawa misi raḥ mah li al-ālamīn (rahmat
bagi semesta alam). Di samping itu, Islam datang untuk menegakkan keadilan dan
membela kaum yang tertindas sehingga hak-hak yang dirampas dapat diraih kembali.
Mulai diturunkannya Islam sampai perkembangannya di era kontemporer, banyak
bermunculan dalam tubuh Islam beberapa kelompok yang mengatasnamakan Islam.
Rumusan Masalah
2. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
0
Ahmad Shidqi, Respon Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Wahabisme dan Implikasinya
bagi Deradikalisasi Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. II No. 1, Juni 2013, h. 112-
113
0
Abu Muhammad waskito,Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara (Jakarta: pustaka
alkautsar2012), h. 133
5
Semenanjung Arab, mengutuk penyembahan berhala, pengkultusan orang-orang suci,
pemujaan kuburan orang yang saleh, dan melarang menjadikan kuburan sebagai
tempat beribadah.0
0
Sayyid Hasan Al-Saqqaf , Mini Ensiklopedi Wahabi,Penerjemah Ahmad Anis (Beirut: Dar Al Imam Ar Rawwas,
2013), h. 6
0
Khaled Abu El Fadl, Sejarah Wahabi dan Salafi, terj. Helmi Mustofa, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta), cet I,
h.7
0
Ahmad Syafi’i Mufid, Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia, (Jakarta: Badan Litbang
dan Diklat Kementrian Agama RI 2011), h. 6
6
Tokoh-tokoh Yang Mendukung Wahabi
0
Mukhamad Syamsul Huda, Pengaruh Pemikiran Teologi Muammad bin Abd al-Wahhab terhadap
Pemerintahan Dinasti Saudi Arabia Ketiga, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2014, h. 27-28
0
Muhammad Faqih bin Abdul Djabbar maskumambang, menolak wahabi, (Depok: Sahifa, 2015), h. 4
7
dan fakultas ushuluddin cabang Universitas Islam Imam Muhammad bin saud
di Qasim. 0
4. Muhammad Nashir al-Dīn al-Albânī
Muhammad Nashir al-Dīn al-Albânī (1333 H-1420 H/1914 M-1999
M). Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi: Tahun 1381-1383 H: Dosen H
adits Universitas Islam Madinah. Kitab atau buku karya tulis Al-Albani, antara
lain, Silsilah al-Ahâdīts al-Shahīhah, Silsilah al-Ahâdīts al-Dha’īfah, Shahīh
al-Targhīb wa al-Tarhīb, Dha’īf al-Targhīb wa al-Tarhīb, Shahīh wa Dha’īf al-
Adab al-Mufrad, Dha’īf Sunan al-Tirmidzī, dan beberapa kitab yang lain.0
5. Shâlih bin Fauzân bin Abdullâh Al-Fauzân
Shâlih bin Fauzân bin Abdullâh Al-Fauzân (1345 H). Jabatan penting
di Kerajaan Arab Saudi: Dosen Institut Pendidikan Riyad, Dosen Fakultas
Syari’ah, Fakultas Ushulud Dien, Mahkamah Syariah, Anggota Lajnah
Daimah lil Buhuts wal Ifta’ (Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa), Anggota
Haiah Kibaril Ulama’ dan Komite Fiqh Rabithah Alam Islamiy di Mekkah,
Anggota Komite Pengawas Du’at Haji, Ketua Lajnah Daimah lil buhuts wal
ifta’, Imam, Khatib dan Pengajar di Masjid Pangeran Mut’ib bin Abdil Aziz di
Al Malzar.0
Kitab atau buku karya tulis Al-Fauzân: Muntaqâ min Fatâwâ al-
Fauzân, Syarh Lum’ah al-I’tiqâd al-Hadī ilâ Sabīl al-Rasyâd, Al-Mulkhish fī
Syarh Kitâb al-Tauhīd, Al-Ta’līq al-Mukhtashar alâ al-Qashīdah al-Nūniyyah,
dan beberapa karya yang lain.
Berawal dari abad 18 di Arab Saudi penguasa lokal Dir’iyah, Muhammad al-
Saūd (1745-1965) dan Muhammad Ibn Abd al-Wahab (1703-1987) ialah seorang
pembaharu puritan yang bersemangat mendirikan negara Islam. Akan tetapi tidak
bershasil sehingga kedua tokoh tersebut membentuk aliansi yang menguntungkan
kedua belah pihak. Aliansi ini mendorong Ibn Saud untuk menguasai semenanjung
Arab dan menggalang wahabisme sebagai gerakan reformasi besar dalam sejarah
0
Mukhamad Syamsul Huda, Pengaruh Pemikiran Teologi Muammad bin Abd al-Wahhab terhadap
Pemerintahan Dinasti Saudi Arabia Ketiga, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2014, h. 27-28
0
Muhammad bin Shâlih al-Utsaimin, Fatâwâ Nūr alâ al-Darb, h. 1
0
2 Muhammad Thâhir al-Qadr, Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri, (Jakarta:Lembaga Penelitian dan
Pengkajian Islam LPPI 2014), h. 376
8
muslim modern. Kedua tokoh ini berhasil merebut kota Makkah dan Madinah pada
tahun 1925 yang tidak lepas dari dukungan Inggris. Gerakan ini menyapu bersih
Arabia tengah dengan merebut Mekkah dan Madinah serta mempersatukan kabilah-
kabilah kedalam apa yang diyakini oleh para pengikutnya sebagai pembentukan
kembali masa-masa Islam pada abad ke-7 dibawah pimpinan Nabi Muhammad Saw.0
Ibn Sa’ud memandang gerakan wahabi adalah senjata politik potensial yang
Ampuh dan strategis. Karena bagi siapapun yang tidak terbiasa memperlakukan Teks-
teks ajaran agama secara rasional, dewasa dan penuh perasaan klaim dan Tuduhan
teologis akan sulit ditolak.0
Dalam perkembangannya, Abd al-Wahab mengatakan untuk membuat suatu
perubahan tidak hanya dengan perkataan saja akan tetapi harus dibarengi dengan
perbuatan. Maka dilakukanlah jihad dengan perbuatan bertujuan untuk merealisasikan
ajarannya. Aksi kekerasan pertama wahabi ketika itu menghancurkan makam Zaid
Ibn al-Khaththâb, sahabat Nabi dan saudara Umar Ibn Khaththab. Didukung oleh
Utsmân Ibn Mu’ammar dan menyiapkan 600 orang pasukan serta pengikut wahabi
pada waktu itu demi melancarkan rencana tersebut. Aksi kekerasan wahabi ini tidak
lepas dari ideologi yang ingin menciptarakan negara Islam yang bebas dari TBC.
Dalam penaklukan Jazirah Arab 1920 lebih dari 400 ribu umat Islam dibunuh
diekskusi secara publik atau di amputasi, perlakuan ini tidak lepas dari tindak
kekerasan baik dari doktrinal, kultural, maupun sosial. Dengan tindakan kekerasan,
sultan Utsmani merasa wajib menghentikan gerakan wahabi dan berusaha
menguburnya walapun idasari dengan kepentingan politik, juga pertimbangan agama.
Ketika Muhammad Ali Pasya berhasil menangkap para tokoh wahabi mereka diajak
berdialog untuk mencari kebenaran tetapi ajakan ini ditolak dan menganggap
pahamnya yang paling benar.0
Di Indonesia, interaksi antara pemikiran Wahabi dengan masyarakat Indonesia
mulai terlihat pada abad 18.39 Ide dakwah Ibn Abdul Wahhab dianggap
menginspirasi ulama asal sumatera Barat yang dikenal dengan kaum Paderi yang
dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Namun, fakta sejarah ini menurut Martin Van Di
Indonesia, interaksi antara pemikiran Wahabi dengan masyarakat Indonesia mulai
terlihat pada abad 18.39 Ide dakwah Ibn Abdul Wahhab dianggap menginspirasi
0
Faizah, Pergulatan Teologi Salafi dalam Mainstream Keberagamaan Masyarakat Sasak, h. 375
0
Abu Muhammad waskito, Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara”Mencari Titik Kesepakatan Antara
as’ariyah dan Wahhabiyah, (Jakarta: Pstaka Alkautsar 2012), h. 83
0
Ubaidillah, Global Salafism dan Pengaruhnya di Indonesia, Jurnal ThaqafiyyaT, Vol. 13, No. 1, Juni 2012, h. 39
9
ulama asal sumatera Barat yang dikenal dengan kaum Paderi yang dipimpin oleh
Tuanku Imam Bonjol. Namun, fakta sejarah ini menurut Martin Van 0
Dari LIPIA inilah lahir kader-kader dakwah wahabi di Indonesia serta menjadi
sarana diseminasi pemikiran Wahabi melalui kitab-kitab yang dicetak. Serta
dibagikan gratis oleh lembaga ini.42 Melalui LIPIA pula banyak mahasiswa Yang
setiap tahun dikirim ke Arab Saudi untuk belajar Islam. Beberapa alumni LIPIA yang
saat ini telah menjadi tokoh penting di kalangan wahabi di Indonesia, Seperti: Yazid
Jawwas di Minhaj as-Sunnah Bogor; Farid Okbah, direktur al-Irsyad; Ainul Harits,
Yayasan Nida’’ul Islam Surabaya; Abubakar M. Altway, Yayasan al-Sofwah, Jakarta;
Ja’far PLN Arab Saudi dan Wahabi di Indonesia. Umar Thalib, pendiri Forum
Ahlussunnah Wal Jamaah; dan Yusuf Utsman Ba’isa Direktur Pesantren al-Irsyad,
Tengara n.
Pendirian Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) yang Didanai
oleh Arab Saudi merupakan salah satu kesuksesan diplomasi Wahabi Islam Saudi
melalui jalur pendidikan di Indonesia. 44Para Alumni LIPIA ini, Setelah lulus akan
kembali dan menyebarkan pemikiran-pemikiran Wahabi di Lingkungan
masyarakatnya. Pada tahun 2009, jumlah alumni LIPIA telah Berjumlah sekitar 8.604
orang dan menyebar di berbagai
0
Abu Muhammad Waskito, Wajah Salafi Ekstrim di Dunia Interne, (Bandung: AD DIFA press, 2009), h. 59
10
BAB III
KESIMPULAN
Pada praktiknya wahhabisme tumbuh sebagai paham yang demikian keras, kaku, ketat dan
tanpa mengenal kompromi. Sebagian kalangan menilai paham ini telah melampaui batas
dalam menetapkan definisi sempit tentang tauhid. Pendukung wahhabi dianggap terlalu
mudah menyerukan takfir, yakni memvonis sesama Muslim yang mereka tuduh sebagai sesat
dan melanggar hukum Islam,sebagai kafir.
Kesepakatan bin Saud untuk melakukan jihad guna menyebarkan ajaran Ibn Abdul Wahhab
lebih berkaitan dengan praktik penyerbuan tradisional Najd“perjuangan naluriah untuk
bertahan hidup dan nafsu untuk mencari keuntungan” ketimbang motivasi agama
DAFTAR PUSTAKA
11
12