Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ISU-ISU KONTROVERSIONAL ILMU KALAM KONTEMPORER


(ALIRANWAHABI;SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA)
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kalam

Dosen Pengampu : Noor Hayati, S.Pd, M.Ag

IAIN PEKALONGAN

Disusun Oleh :
1. Mely sazqiya (4220097)
2. Era istiawati (4220105)
3. Putri diah S (4220083)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PEKALONGAN
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah filsafat umum.
Tidak lupa shalawat serta salam kami sampaikan kepada Rasulullah SAW. yang syafa’atnya
kita nantikan kelak.
Kami berharap makalah kami yang berjudul “Aliran-Aliran Dalam Ilmu Kalam Klasik
(Asy’Ariyah dan Maturidiyah)” dapat menjadi referensi bagi pihak yang membutuhkan
informasi tentang hal yang terkait. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan
sudut pandang baru setelah membaca makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat tentunya masih banyak kekurangan. Kami
menerima segala bentuk kritik dan saran demi penyempurnaan makalah yang kami telah kami
susun. Apabila terdapat kesalahan pada makalah ini, kami memohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekalongan, 20 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1. Latar Belakang...........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah.........................................................................................................................4
3. Tujuan............................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Wahabi Dalam Lintasan Sejarah................................................................................................5
B. Lahirnya Ajaran Wahabi.........................................................................................................6
C. Tokoh-tokoh Yang Mendukung Wahabi................................................................................7
D. Perkembangan Wahabi di Indonesia.....................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................11
KESIMPULAN.......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Islam secara historis termasuk agama semitik yang dibawa Nabi Muhammad
SAW, sebagai penutup para nabi. Agama semitik yang lain dan muncul sebelum
Islam adalah agama Yahudi yang dibawa Nabi Musa dan agama Nashrani yang
dipelopori oleh Nabi Isa. Tiga agama semitik ini sama-sama mengimani keesaan
Tuhan (al-tawḥ îd). Namun, ketiganya memiliki syariat dan spirit yang berbeda.
Islam, sebagai agama semitik terakhir, dikenal luas bukan hanya di tanah Arab saja
melainkan di penjuru dunia termasuk di Indonesia sendiri. Tersebarnya Islam di
tengah-tengah masyarakat bahkan diterima secara legowo tanpa unsur paksaan tindak
terlepas dari visi yang diembanya. Islam membawa misi raḥ mah li al-ālamīn (rahmat
bagi semesta alam). Di samping itu, Islam datang untuk menegakkan keadilan dan
membela kaum yang tertindas sehingga hak-hak yang dirampas dapat diraih kembali.
Mulai diturunkannya Islam sampai perkembangannya di era kontemporer, banyak
bermunculan dalam tubuh Islam beberapa kelompok yang mengatasnamakan Islam.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah Wahabi?


2. Kapa lahirnya ajaran wahabi?
3. Siapa saja tokoh-tokoh yang mendukung Wahabi?
4. Bagaimana perkembangan wahabi di Indonesia?

2. Tujuan

1. Memotret perkembangan teologi Wahabi di Indonesia, baik menyangkut ritual-


ritual ibadah maupun menyangkut tindakan ekstrem.
2. Untuk mengetahui sejarah wahabi.
3. Untuk mengetahui siapa saja tokoh-tokoh yang mendukung Wahhabi.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Wahabi Dalam Lintasan Sejarah


Wahabi lebih tepatnya Wahabisme atau Salafi adalah sebuah aliran reformasi
keagamaan dalam Islam. Aliran ini dirintis oleh seorang teolog muslim abad ke-18
yang bernama Muhammad bin ‘Abd al-Wahhâb yang berasal dari Najd, Arab Saudi.
Aliran ini digambarkan sebagai sebuah aliran Islam yang ultrakonservatif, keras, atau
puritan. 0
Pendukung aliran ini percaya bahwa gerakan mereka adalah gerakan reformasi
Islam untuk kembali kepada ajaran monoteisme murni yang berdasarkan kepada al-
Qur’an dan hadis, bersih dari segala ketidakmurnian seperti praktik-praktik yang
dianggap bid’ah, syirik dan khurafat. Sementara penentang ajaran ini menyebut
Wahabi sebagai gerakan sektarian yang menyimpang, sekte keji, dan sebuah distorsi
ajaran Islam. 0
Saat ini Wahabisme merupakan aliran Islam yang dominan di Arab Saudi dan
Qatar. Ia dapat berkembang di dunia Islam melalui pendanaan masjid, sekolah dan
program sosial.0 Dakwah utama Wahabisme adalah Tauhid yaitu Keesaan dan
Kesatuan Allah. Muhammad bin ‘Abd al-Wahhâb dipengaruhi oleh tulisan-tulisan Ibn
Taymîyah dan mempertanyakan interpretasi Islam dengan mengandalkan al-Qur’an
dan hadis. Ia mengincar kemerosotan moral yang dirasakan, kelemahan politik di
0
Zaenal Abidin, Wahabisme, Transnasionalisme dan Gerakan-Gerakan Radikal Islam di
Indonesia, Jurnal Tasâmuh, Vol. 12 No. 2, Juni 2015, h. 130

0
Ahmad Shidqi, Respon Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Wahabisme dan Implikasinya
bagi Deradikalisasi Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. II No. 1, Juni 2013, h. 112-
113
0
Abu Muhammad waskito,Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara (Jakarta: pustaka
alkautsar2012), h. 133

5
Semenanjung Arab, mengutuk penyembahan berhala, pengkultusan orang-orang suci,
pemujaan kuburan orang yang saleh, dan melarang menjadikan kuburan sebagai
tempat beribadah.0

Lahirnya Ajaran Wahabi

Wahabisme atau ajaran Wahabi muncul pada pertengahan abad 18 di


Dir’iyyah sebuah dusun terpencil di Jazirah Arab, Najd. Kata Wahabi sendiri diambil
dari nama pendirinya, Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb (1703-1792).0Ia lahir di Najd,
Uyayna. Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb adalah seorang mubaligh yang fanatik dan
telah menikahi lebih dari 20 wanita (tidak lebih dari 4 pada waktu bersamaan) dan
mempunyai 18 orang anak. Sebelum menjadi seorang mubaligh, Muhammad Ibn
‘Abd al-Wahhâb secara ekstensif mengadakan perjalanan untuk keperluan bisnis,
pelesiran, dan memperdalam agama ke Hijaz, Mesir, Siria, Irak, Iran, dan India. lahir
di Najd, Uyayna.
Walaupun Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb dianggap sebagai Bapak
Wahabisme, namun aktualnya Kerajaan Inggris-lah yang membidani kelahirannya
dengan gagasan-gagasan Wahabisme dan merekayasa Muhammad Ibn ‘Abd al-
Wahhâb sebagai Imam dan Pendiri Wahabisme untuk tujuan menghancurkan Islam
dari dalam dan meruntuhkan Daulah Utsmaniyyah yang berpusat di Turki. Seluk-
beluk dan rincian tentang konspirasi Inggris dengan Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb
ini dapat ditemukan dalam memori Mr. Hempher, Confessions of a British Spy. 10
Selagi di Basra, Iraq, Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb muda jatuh dalam pengaruh
dan kendali seorang mata-mata Inggris yang dipanggil dengan nama Hempher yang
sedang menyamar (undercover). Salah seorang mata-mata yang dikirim London untuk
negeri-negeri Muslim (di Timur Tengah) dengan tujuan menggoyang kekhalifahan
Utsmaniyyah dan menciptakan konflik di antara sesama kaum Muslim. Hempher
pura-pura menjadi seorang Muslim, dan memakai nama Muhammad, dan dengan cara
yang licik, ia melakukan pendekatan dan persahabatan dengan Muhammad Ibn ‘Abd
al-Wahhâb dalam waktu yang relatif lama. 0

0
Sayyid Hasan Al-Saqqaf , Mini Ensiklopedi Wahabi,Penerjemah Ahmad Anis (Beirut: Dar Al Imam Ar Rawwas,
2013), h. 6
0
Khaled Abu El Fadl, Sejarah Wahabi dan Salafi, terj. Helmi Mustofa, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta), cet I,
h.7
0
Ahmad Syafi’i Mufid, Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia, (Jakarta: Badan Litbang
dan Diklat Kementrian Agama RI 2011), h. 6

6
Tokoh-tokoh Yang Mendukung Wahabi

Sekte Wahabi yang telah berkembang di belahan dunia tentunya diajarkan


oleh beberapa tokoh.
1. Muhammad bin Abd al-Wahhâb
Muhammad bin Abd Wahhâb lahir pada tahun 1111H. Dan wafat pada
tahun 1217. Jadi usia hidupnya sekitar 92 tahun. Jabatan penting di Kerajaan
Arab Saudi: Pendiri dan pelopor gerakan Wahabi/Salafi dan Mufti Kerajaan
Arab Saudi.27 Karya-karyanya mencakup Rasâ’il al-‘Aqīdah, Kitâb al-
Kabâ’ir, Mukhtashar al-‘Insâb wa al-Syarh al-Kabīr, Mabhats al-‘Ijtihâd wa
al-Khilâf, Kitâb al-Thahârah, Syurūth al-Shalâh wa ‘Arkânihâ wa wâjibâtihâ,
Kitâb ‘Âdâb al-Masyy ‘ila al-Salâh, ‘Ahkâm Tamannī al-Maut, dan beberapa
kitab yang lain. 0

2. Abd al-‘Azīz bin Abdullâh bin Baz


Abd al-‘Azīz bin Abdullâh bin Baz (1330 H-1420 H / 1910 M-1999
M). Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi: Qadhi (Hakim) di daerah al-
Kharaj semenjak tahun 1357-1371 H, Tahun 1390 H-1395 H Rektor
Universitas Islam Madinah tahun 1414 H Mufti Umum Kerajaan. Kitab atau
buku karya tulis bin Baz: Al-Imâm Muhammad Ibn ‘Abd al-Wahhâb:
Da’watuhu wa Sīratuhu, Bayan Ma’na Kalimah Lâ Ilah Illâ-Llâh, Al-Aqīdah
al-Shahīhah wamâ Yudhadduhâ, Al-Da’wah ila-Llâh, dan beberapa karya
yang lain. 0
3. Muhammad bin Shalih al-utsaimin
Muhammad bin Shâlih al-Utsaimin (1347 H-1421 H). Al-Utsaimin
adalah pakar fiqih-nya kalangan Wahabi Salafi. Banyak persoalan hukum baru
yang difatwakan olehnya. Seperti haramnya mengucapkan selamat natal, dan
lain-lain. Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi: Imam masjid jami’ al Kabir
Unaizaih, Mengajar di perpustakaan nasional Unaizah, Dosen fakultas syariah

0
Mukhamad Syamsul Huda, Pengaruh Pemikiran Teologi Muammad bin Abd al-Wahhab terhadap
Pemerintahan Dinasti Saudi Arabia Ketiga, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2014, h. 27-28
0
Muhammad Faqih bin Abdul Djabbar maskumambang, menolak wahabi, (Depok: Sahifa, 2015), h. 4

7
dan fakultas ushuluddin cabang Universitas Islam Imam Muhammad bin saud
di Qasim. 0
4. Muhammad Nashir al-Dīn al-Albânī
Muhammad Nashir al-Dīn al-Albânī (1333 H-1420 H/1914 M-1999
M). Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi: Tahun 1381-1383 H: Dosen H
adits Universitas Islam Madinah. Kitab atau buku karya tulis Al-Albani, antara
lain, Silsilah al-Ahâdīts al-Shahīhah, Silsilah al-Ahâdīts al-Dha’īfah, Shahīh
al-Targhīb wa al-Tarhīb, Dha’īf al-Targhīb wa al-Tarhīb, Shahīh wa Dha’īf al-
Adab al-Mufrad, Dha’īf Sunan al-Tirmidzī, dan beberapa kitab yang lain.0
5. Shâlih bin Fauzân bin Abdullâh Al-Fauzân
Shâlih bin Fauzân bin Abdullâh Al-Fauzân (1345 H). Jabatan penting
di Kerajaan Arab Saudi: Dosen Institut Pendidikan Riyad, Dosen Fakultas
Syari’ah, Fakultas Ushulud Dien, Mahkamah Syariah, Anggota Lajnah
Daimah lil Buhuts wal Ifta’ (Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa), Anggota
Haiah Kibaril Ulama’ dan Komite Fiqh Rabithah Alam Islamiy di Mekkah,
Anggota Komite Pengawas Du’at Haji, Ketua Lajnah Daimah lil buhuts wal
ifta’, Imam, Khatib dan Pengajar di Masjid Pangeran Mut’ib bin Abdil Aziz di
Al Malzar.0
Kitab atau buku karya tulis Al-Fauzân: Muntaqâ min Fatâwâ al-
Fauzân, Syarh Lum’ah al-I’tiqâd al-Hadī ilâ Sabīl al-Rasyâd, Al-Mulkhish fī
Syarh Kitâb al-Tauhīd, Al-Ta’līq al-Mukhtashar alâ al-Qashīdah al-Nūniyyah,
dan beberapa karya yang lain.

A. Perkembangan Wahabi di Indonesia

Berawal dari abad 18 di Arab Saudi penguasa lokal Dir’iyah, Muhammad al-
Saūd (1745-1965) dan Muhammad Ibn Abd al-Wahab (1703-1987) ialah seorang
pembaharu puritan yang bersemangat mendirikan negara Islam. Akan tetapi tidak
bershasil sehingga kedua tokoh tersebut membentuk aliansi yang menguntungkan
kedua belah pihak. Aliansi ini mendorong Ibn Saud untuk menguasai semenanjung
Arab dan menggalang wahabisme sebagai gerakan reformasi besar dalam sejarah

0
Mukhamad Syamsul Huda, Pengaruh Pemikiran Teologi Muammad bin Abd al-Wahhab terhadap
Pemerintahan Dinasti Saudi Arabia Ketiga, Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2014, h. 27-28
0
Muhammad bin Shâlih al-Utsaimin, Fatâwâ Nūr alâ al-Darb, h. 1
0
2 Muhammad Thâhir al-Qadr, Fatwa tentang Terorisme dan Bom Bunuh Diri, (Jakarta:Lembaga Penelitian dan
Pengkajian Islam LPPI 2014), h. 376

8
muslim modern. Kedua tokoh ini berhasil merebut kota Makkah dan Madinah pada
tahun 1925 yang tidak lepas dari dukungan Inggris. Gerakan ini menyapu bersih
Arabia tengah dengan merebut Mekkah dan Madinah serta mempersatukan kabilah-
kabilah kedalam apa yang diyakini oleh para pengikutnya sebagai pembentukan
kembali masa-masa Islam pada abad ke-7 dibawah pimpinan Nabi Muhammad Saw.0
Ibn Sa’ud memandang gerakan wahabi adalah senjata politik potensial yang
Ampuh dan strategis. Karena bagi siapapun yang tidak terbiasa memperlakukan Teks-
teks ajaran agama secara rasional, dewasa dan penuh perasaan klaim dan Tuduhan
teologis akan sulit ditolak.0
Dalam perkembangannya, Abd al-Wahab mengatakan untuk membuat suatu
perubahan tidak hanya dengan perkataan saja akan tetapi harus dibarengi dengan
perbuatan. Maka dilakukanlah jihad dengan perbuatan bertujuan untuk merealisasikan
ajarannya. Aksi kekerasan pertama wahabi ketika itu menghancurkan makam Zaid
Ibn al-Khaththâb, sahabat Nabi dan saudara Umar Ibn Khaththab. Didukung oleh
Utsmân Ibn Mu’ammar dan menyiapkan 600 orang pasukan serta pengikut wahabi
pada waktu itu demi melancarkan rencana tersebut. Aksi kekerasan wahabi ini tidak
lepas dari ideologi yang ingin menciptarakan negara Islam yang bebas dari TBC.
Dalam penaklukan Jazirah Arab 1920 lebih dari 400 ribu umat Islam dibunuh
diekskusi secara publik atau di amputasi, perlakuan ini tidak lepas dari tindak
kekerasan baik dari doktrinal, kultural, maupun sosial. Dengan tindakan kekerasan,
sultan Utsmani merasa wajib menghentikan gerakan wahabi dan berusaha
menguburnya walapun idasari dengan kepentingan politik, juga pertimbangan agama.
Ketika Muhammad Ali Pasya berhasil menangkap para tokoh wahabi mereka diajak
berdialog untuk mencari kebenaran tetapi ajakan ini ditolak dan menganggap
pahamnya yang paling benar.0
Di Indonesia, interaksi antara pemikiran Wahabi dengan masyarakat Indonesia
mulai terlihat pada abad 18.39 Ide dakwah Ibn Abdul Wahhab dianggap
menginspirasi ulama asal sumatera Barat yang dikenal dengan kaum Paderi yang
dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Namun, fakta sejarah ini menurut Martin Van Di
Indonesia, interaksi antara pemikiran Wahabi dengan masyarakat Indonesia mulai
terlihat pada abad 18.39 Ide dakwah Ibn Abdul Wahhab dianggap menginspirasi
0
Faizah, Pergulatan Teologi Salafi dalam Mainstream Keberagamaan Masyarakat Sasak, h. 375
0
Abu Muhammad waskito, Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara”Mencari Titik Kesepakatan Antara
as’ariyah dan Wahhabiyah, (Jakarta: Pstaka Alkautsar 2012), h. 83
0
Ubaidillah, Global Salafism dan Pengaruhnya di Indonesia, Jurnal ThaqafiyyaT, Vol. 13, No. 1, Juni 2012, h. 39

9
ulama asal sumatera Barat yang dikenal dengan kaum Paderi yang dipimpin oleh
Tuanku Imam Bonjol. Namun, fakta sejarah ini menurut Martin Van 0
Dari LIPIA inilah lahir kader-kader dakwah wahabi di Indonesia serta menjadi
sarana diseminasi pemikiran Wahabi melalui kitab-kitab yang dicetak. Serta
dibagikan gratis oleh lembaga ini.42 Melalui LIPIA pula banyak mahasiswa Yang
setiap tahun dikirim ke Arab Saudi untuk belajar Islam. Beberapa alumni LIPIA yang
saat ini telah menjadi tokoh penting di kalangan wahabi di Indonesia, Seperti: Yazid
Jawwas di Minhaj as-Sunnah Bogor; Farid Okbah, direktur al-Irsyad; Ainul Harits,
Yayasan Nida’’ul Islam Surabaya; Abubakar M. Altway, Yayasan al-Sofwah, Jakarta;
Ja’far PLN Arab Saudi dan Wahabi di Indonesia. Umar Thalib, pendiri Forum
Ahlussunnah Wal Jamaah; dan Yusuf Utsman Ba’isa Direktur Pesantren al-Irsyad,
Tengara n.
Pendirian Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) yang Didanai
oleh Arab Saudi merupakan salah satu kesuksesan diplomasi Wahabi Islam Saudi
melalui jalur pendidikan di Indonesia. 44Para Alumni LIPIA ini, Setelah lulus akan
kembali dan menyebarkan pemikiran-pemikiran Wahabi di Lingkungan
masyarakatnya. Pada tahun 2009, jumlah alumni LIPIA telah Berjumlah sekitar 8.604
orang dan menyebar di berbagai

wilayah di Indonesia Dengan profesi yang berbeda-beda, bahkan banyak


diantaranya yang menjadi Pejabat.

0
Abu Muhammad Waskito, Wajah Salafi Ekstrim di Dunia Interne, (Bandung: AD DIFA press, 2009), h. 59

10
BAB III
KESIMPULAN

Pada praktiknya wahhabisme tumbuh sebagai paham yang demikian keras, kaku, ketat dan
tanpa mengenal kompromi. Sebagian kalangan menilai paham ini telah melampaui batas
dalam menetapkan definisi sempit tentang tauhid. Pendukung wahhabi dianggap terlalu
mudah menyerukan takfir, yakni memvonis sesama Muslim yang mereka tuduh sebagai sesat
dan melanggar hukum Islam,sebagai kafir.

Kesepakatan bin Saud untuk melakukan jihad guna menyebarkan ajaran Ibn Abdul Wahhab
lebih berkaitan dengan praktik penyerbuan tradisional Najd“perjuangan naluriah untuk
bertahan hidup dan nafsu untuk mencari keuntungan” ketimbang motivasi agama

DAFTAR PUSTAKA

Zaenal Abidin, Wahabisme, Transnasionalisme dan Gerakan-Gerakan Radikal Islam di


Indonesia, Jurnal Tasâmuh, Vol. 12 No. 2, Juni 2015, h. 130
Ahmad Shidqi, Respon Nahdlatul Ulama (NU) terhadap Wahabisme dan Implikasinya
bagi Deradikalisasi Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. II No. 1, Juni 2013, h.
112-
113
Abu Muhammad waskito,Mendamaikan Ahlus Sunnah di Nusantara (Jakarta: pustaka
alkautsar2012), h. 133
Sayyid Hasan Al-Saqqaf , Mini Ensiklopedi Wahabi,Penerjemah Ahmad Anis (Beirut: Dar
Al Imam Ar Rawwas, 2013), h. 6
Khaled Abu El Fadl, Sejarah Wahabi dan Salafi, terj. Helmi Mustofa, (Jakarta: PT Serambi
Ilmu Semesta), cet I, h.7
Ahmad Syafi’i Mufid, Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia,
(Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI 2011), h. 6

11
12

Anda mungkin juga menyukai