TUGAS KELOMPOK
DISUSUN OLEH
Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berisi laporan hasil observasi di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7
Pontianak. Dengan judul “Mencari Tahu Permasalahan Apa Saja Yang Ada di
SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak Serta Peranan dan
Strategi Guru BK Menghadapi Masalah Peserta Didik di SMP Negeri 23
Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak” sebagai tugas dari mata kuliah Survey
BK Remaja. Laporan observasi ini berisi tentang permasalahan apa saja yang ada,
bagaimana peranan dan strategi seorang guru BK dalam menghadapi masalah
peserta didik di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................2
D. Manfaat Penulisan.................................................................................2
A. Tujuan Wawancara...............................................................................5
B. Persiapan..............................................................................................5
B. Proses Observasi....................................................................................5
BAB V PENUTUP..............................................................................................13
A. Simpulan.............................................................................................13
B. Saran....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subjek didik
utama. Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan. Dalam proses perkembangannya peserta didik sebagai individu yang
memiliki pribadi unik dan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya akan
menghadapi masalah yang berbeda-beda pula dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya. Masalah yang dihadapi peserta didik selain masalah perkembangan
diri yaitu meliputi masalah perbedaan individu, masalah kebutuhan individu, masalah
penyesesuaian diri maupun masalah belajar.
Pendidikan sebagai salah satu lingkungan yang membentuk peserta didik,
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan kepada siswa dalam proses
perkembangan peserta didik. Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalm
lingkungan pendidikan dalam hal ini berperan untuk membantu peserta didik dalam
mencapai taraf perkembangan melalui pemenuhan tugas-tugas perkembangan secara
optimal. Tugas guru bukanlah hanya untuk menyampaikan materi dengan teori-teori
konsep saja, tetapi seorang guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
memberikan bimbingan dan konseling kepada para peserta didiknya untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para peserta didik.
Pendidik khususnya guru Bimbingan Konseling yang mempunyai peran
strategis dalam menghadapi masalah peserta didik karena guru Bimbingan Konseling
berhadapan langsung dengan peserta didik dalam frekuensi pertemuan yang sering.
Oleh karens itu penulis melakukan observasi bagaimana seorang guru Bimbingan
Konseling dalam menghadapi masalah peserta didik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana persepsi dan strategi seorang guru BK dalam menghadapi masalah
pada peserta didik di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak
dalam memberi bimbingan dan konseling.
2. Bagaimana fungsi BK sudah terpenuhi atau belum di SMP Negeri 23 Pontianak
dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
3. Bagaimana mengetahui masalah yang dihadapai dan pemecehan masalah peserta
didik di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak
4. Bagaimana upaya guru BK agar BK tidak ditakuti siswa.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan wawancara yang dilakukan di SMK Negeri 7 Pontianak adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi dan strategi seorang guru BK dalam
menghadapi masalah pada peserta didik di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK
Negeri 7 Pontianak dalam memberi bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui fungsi BK sudah terpenuhi atau belum di SMP Negeri 23
Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapai dan pemecehan masalah peserta didik
di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak
4. Upaya guru BK agar BK tidak ditakuti siswa.
D. Manfaat Penulisan
Selain sebagai tugas mata kuliah Survey BK Remaja, penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberi gambaran dan pengetahuan bagi pembaca bagaimana
mencari tahu permasalahan apa saja yang ada di smp negeri 23 pontianak dan di smk
negeri 7 pontianak serta peranan dan strategi guru BK menghadapi masalah peserta
didik di smp negeri 23 pontianak dan di smk negeri 7 pontianak. Terkait dengan
peranan penting seorang guru BK dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tujuan Wawancara
Tujuan wawancara yang dilakukan di SMK Negeri 7 Pontianak adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi dan strategi seorang guru BK dalam
menghadapi masalah pada peserta didik dalam memberi bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui fungsi BK sudah terpenuhi atau belum
3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapai dan pemecehan masalah peserta didik
4. Upaya guru BK agar BK tidak ditakuti siswa.
B. Persiapan
Kami menggunakan metode wawancara dalam observasi untuk mengetahui
bagaimana guru BK dalam menghadapi masalah peserta didik di SMP Negeri 23
Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
Persiapan awal yang dilakukan adalah menentukan tema wawancara dan
narasumber serta sekolah sasaran yang akan diobservasi. Setelah semua ditentukan,
kami menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber terkait
bagaimana guru BK menghadapi masalah peserta didik di SMP Negeri 23 Pontianak
dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
Kami juga menyiapkan alat dokumentasi dan alat tulis yang digunakan untuk
merekam dan mencatat wawancara. Ketika akan melakukan kegiatan wawancara,
pertama kami meminta izin untuk melakukan wawancara kepada guru BK di SMP
Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak. Setelah diizinkan, penulis
kemudian melakukan wawancara dengan guru BK di suatu ruang BK di SMP Negeri 23
Pontianak dan SMK Negeri 7 Pontianak.
C. Proses Observasi
Kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber dalam wawancara.
Pertanyaan-pertanyaan berkaitan masalah siswa di sekolah dan peran dan strategi guru
dalam meghadapi masalah siswa. Proses wawancara berjalan dengan lancar.
Narasumber dengan ramah dan terbuka menjawab pertanyaan yang diajukan.
Daftar pertanyaan yang diajukan:
1. Apakah pandangan ibu mengenai bimbingan konseling dan bagaimana peranan bk
dalam mengatasi masalah peserta didik?
2. Apakah di SMK Negeri 7 terdapat jam pelajaran khusus yang digunakan untuk
penyuluhan Bimbingan dan Konseling ini?
3. Apa masalah yang sering terjadi pada peserta didik SMK N 7 Pontianak?
4. Bagaimana tindakan guru bk dalam menghadapi masalah-masalah peserta didik di
SMK Negeri 7 Pontianak?
5. Bagaimana cara guru menghadapi masalah siswa yang kita ketahui termasuk remaja
yang membutuhkan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya?
6. Apakah ada peserta didik yang terjerumus pergaulan bebas dan bagaimana tindakan
guru bk jika menemukan peserta didik yang salah pergaulan tersebut?
7. Apakah tindakan-tindakan yang dilakukan cukup efektif?
8. Apakah ada program khusus untuk peserta didik terkait BK yang ibu ketahui?
9. Apakah dalam menghadapi masalah peserta didik diSMK Negeri 7 Pontianak, guru
BK bekerja sama dengan pihak lain?
10. Upaya apa yang dilakukan guru BK agar tidak ditakuti peserta didik?
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI
Guru BK juga menentukan nilai kepribadian siswa yang berada di rapor. Selain
nilai akademik, nilai kepribadian siswa sangat perpengaruh pada kenaikan kelas
pada siswa. Sehingga guru BK dan wali kelas berpengaruh penting dalam
kenaikan siswa yang ada di SMP Negeri 23 Pontianak.
3. Jenis masalah apa yang dihadapi siswa, dan bagaimana cara mengatasinya?
Jawab : enis masalah yang sering dihadapi siswa adalah kenakalan yang dapat
mengakibatkan banyak pelanggaran. Seperti, membolos, terlambat, melakukan
pelanggaran pada aturan sekolah, dan sebagainya. Cara mengatasinya adalah
dengan memberikan penyuluhan dan perhatian kepada siswa tersebut. Karena
sejatinya, anak tersebut berbuat nakal karena ingin diperhatikan orang lain. Di
usianya yang masih labil, mereka mencoba untuk mengungkap jati diri dan
identitas dirinya kepada orang lain. Untuk itu, perlu adanya perhatian lebih untuk
siswa yang seperti itu.
Jawab : ada data tentang hasil pelanggaran, kelulusan, data input siswa. Akan
tetapi tidak sedang dibawa oleh koordintor BK, sehingga tidak dapat ditunjukkan.
Sebagian data juga terdapat pada data di dinding kantor BK.
Jawab : Ruangan BK atau guru BK msih sangat ditakuti siswa. Karena cap
sebagai polisi sekolah masih melekat pada BK. Hal tersebut berakibat kepada
kurangnya minat siswa secara suka rel mendatangi BK untuk menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi siswa. Untuk itu perlu adanya upaya agar siswa
tidak takut untuk mengadukan masalahnya pada BK. Upaya yang dilakukan oleh
BK agar tidak ditakuti oleh siswa adalah dengan memberikan pengertian, seperti
memanfaatkan waktu pada mata pelajaran BK. Memberikan simpatik kepada
siswa, komunikasi, berinteraksi dengan siswa, dan menyapanya disetiap
kesempatan.
Selain hal tersebut, agar BK tidak mendapatkan lagi predikat polisi sekolah, guru
mata pelajaran hendaknya memahami kondisi siswa yang bermasalah. Ada
beberapa upaya yang dilakukan pihak pendidikan untuk memberikan penyuluhan
kepada guru mata pelajaran. Seperti program minor Bimbingan dan Konsling
yang bertujuan agar guru mata pelajaran mampu mengatasi permasalahan siswa.
Sehingga, guru mata pelajaran tidak langsung menyerahkan anak bermasalah
tersebut kepada guru BK. Ini akan membuat dampak pemudaran image BK
sebagai polisi sekolah.
2. LAPORAN HASIL OBSERVASI WAWANCARA GURU BK DI SMK
NEGERI 7 PONTIANAK
A. Profil Narasumber dan Sekolah
Narasumber : Monita, S.pd
Sekolah : SMK Negeri 7 Pontianak
Alamat Sekolah : Jl. Tj. Raya II, Saigon, kec. Pontianak timur.
A. Simpulan
Guru BK mempunyai peranan yang strategis dalam menghadapi masalah peserta
didik karena guru BK sering berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Guru BK di SMK Negeri 7 ini juga bekerja sama dengan para guru
bidang studi. Sehingga lebih mudah mengetahui mana siswa yang sedang mengalami
masalah. Guru BK di SMK Negeri 7 Pontianak telah melaksanakan perannya terkait
bimbingan konseling kepada peserta didik. Guru BK di SMK Negeri 7 Pontianak
melakukan tindakan preventif untuk mencegah siswa terjerumus dalam masalah-
masalah remaja misalnya pergaulan bebas, narkoba, kenakalan remaja dan lain
sebagainya.
B. Saran
1. Guru BK harus bisa menjalin kerjasama dangan pihak manapun agar kegiatan
bimbingan konseling bisa terlaksana dan berjalan dengan baik.
2. Bimbingan konseling bagi siswa sangat diperlukan, untuk itu selain guru BK, guru
mata pelajaran juga mampu melaksanakan dan memahami pentingnya kegiatan
bimbingan dan konseling,
3. Peran guru BK juga tidak hanya sekedar memberikan penyuluhan, tetapi juga
mendekati siswa untuk mengungkap masalah yang dihadapinya,
4. BK tidak hanya dijadikan sebagai tempat pemecahan masalah, tetapi juga sebagai
tempat pengembangan potensi yang dimiliki oleh siswa, dan