Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN HASIL OBSERVASI WAWANCARA GURU BK DI

SMP NEGERI 23 PONTIANAK DAN DI SMK NEGERI 7


PONTIANAK

TUGAS KELOMPOK

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Survey BK Remaja

Dosen Pengampu Dra.Yuline,M.Pd.

DISUSUN OLEH

Miranti : F1141161006 Riska Wulandari: F1141161039

Nurul Fazila : F1141161013 Tri Wahyuni : F1141161043

Yohana Nitami : F1141161018 Yuyun Wijayanti : F1141161042

Maryati : F1141161019 Elisa Fransiska: F1141161044

Ismi Tri Wahyu.Y: F1141161027 Yuliana P : F1141161001

Sri Ambarwati : F1141161036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
Kata Pengantar

Puji syukur kepada Allah Swt. yang telah memberikan kekuatan dan
kemampuan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berisi laporan hasil observasi di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7
Pontianak. Dengan judul “Mencari Tahu Permasalahan Apa Saja Yang Ada di
SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak Serta Peranan dan
Strategi Guru BK Menghadapi Masalah Peserta Didik di SMP Negeri 23
Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak” sebagai tugas dari mata kuliah Survey
BK Remaja. Laporan observasi ini berisi tentang permasalahan apa saja yang ada,
bagaimana peranan dan strategi seorang guru BK dalam menghadapi masalah
peserta didik di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 31 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................1

B. Rumusan masalah.................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................2

D. Manfaat Penulisan.................................................................................2

BAB II TINJAUN PUSTAKA..............................................................................3

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling................................................3


B. Pelaksanaan kempat bidang bimbingan dan konseling.......................4

BAB III PERSIAPAN DAN PROSES OBSERVASI...........................................5

A. Tujuan Wawancara...............................................................................5
B. Persiapan..............................................................................................5

B. Proses Observasi....................................................................................5

BAB IV PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI.................................................7

1. Laporan Hasil Observasi Wawancara Guru Bk Di Smp Negeri 23


Pontianak
A. Tempat dan Waktu Wawancara .........................................................7
B. Hasil Analisis Wawancara .................................................................7
2. Laporan Hasil Observasi Wawancara Guru Bk Di Smk Negeri 7
Pontianak

A. Profil Narasumber dan Sekolah..........................................................10

B. Hasil Analisis Wawancara..................................................................10

BAB V PENUTUP..............................................................................................13

A. Simpulan.............................................................................................13
B. Saran....................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subjek didik
utama. Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses
perkembangan. Dalam proses perkembangannya peserta didik sebagai individu yang
memiliki pribadi unik dan berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya akan
menghadapi masalah yang berbeda-beda pula dalam melaksanakan tugas-tugas
perkembangannya. Masalah yang dihadapi peserta didik selain masalah perkembangan
diri yaitu meliputi masalah perbedaan individu, masalah kebutuhan individu, masalah
penyesesuaian diri maupun masalah belajar.
Pendidikan sebagai salah satu lingkungan yang membentuk peserta didik,
bertanggung jawab dalam memberikan asuhan kepada siswa dalam proses
perkembangan peserta didik. Pendidik merupakan salah satu komponen penting dalm
lingkungan pendidikan dalam hal ini berperan untuk membantu peserta didik dalam
mencapai taraf perkembangan melalui pemenuhan tugas-tugas perkembangan secara
optimal. Tugas guru bukanlah hanya untuk menyampaikan materi dengan teori-teori
konsep saja, tetapi seorang guru juga memiliki tugas dan tanggung jawab untuk
memberikan bimbingan dan konseling kepada para peserta didiknya untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh para peserta didik.
Pendidik khususnya guru Bimbingan Konseling yang mempunyai peran
strategis dalam menghadapi masalah peserta didik karena guru Bimbingan Konseling
berhadapan langsung dengan peserta didik dalam frekuensi pertemuan yang sering.
Oleh karens itu penulis melakukan observasi bagaimana seorang guru Bimbingan
Konseling dalam menghadapi masalah peserta didik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini adalah
1. Bagaimana persepsi dan strategi seorang guru BK dalam menghadapi masalah
pada peserta didik di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak
dalam memberi bimbingan dan konseling.
2. Bagaimana fungsi BK sudah terpenuhi atau belum di SMP Negeri 23 Pontianak
dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
3. Bagaimana mengetahui masalah yang dihadapai dan pemecehan masalah peserta
didik di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak
4. Bagaimana upaya guru BK agar BK tidak ditakuti siswa.

C. Tujuan Penulisan
Tujuan wawancara yang dilakukan di SMK Negeri 7 Pontianak adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi dan strategi seorang guru BK dalam
menghadapi masalah pada peserta didik di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK
Negeri 7 Pontianak dalam memberi bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui fungsi BK sudah terpenuhi atau belum di SMP Negeri 23
Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapai dan pemecehan masalah peserta didik
di SMP Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak
4. Upaya guru BK agar BK tidak ditakuti siswa.

D. Manfaat Penulisan
Selain sebagai tugas mata kuliah Survey BK Remaja, penulis berharap semoga
laporan ini dapat memberi gambaran dan pengetahuan bagi pembaca bagaimana
mencari tahu permasalahan apa saja yang ada di smp negeri 23 pontianak dan di smk
negeri 7 pontianak serta peranan dan strategi guru BK menghadapi masalah peserta
didik di smp negeri 23 pontianak dan di smk negeri 7 pontianak. Terkait dengan
peranan penting seorang guru BK dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


Bimbingan dan konseling yang merupakan pelayanan dari, untuk, dan oleh
manusia memiliki pengertian-pengertian yang khas. Frank Parson (1951) mengartikan
bimbingan yaitu berupa bantuan yang diberikan kepada individu untuk memilih,
mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan, serta mendapat kemajuan dalam
jabatan yang dipilihnya. Chiskolm berpendapat bahwa bimbingan ialah membantu
individu uuntuk lebih mengenal informasi tentang dirinya sendiri. Prayitno dan Erman
Amti (2004) mengungkapkan bahwa bimbingan merupakan proses pemberian bantuan
oleh orang yang ahli kepada beberapa orang atau individu, baik anak anak, remaja,
maupun dewasa. Pengertian yang lebih luas kurang lebih kesimpulannya adalah
bahwa bimbingan merupakan bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli kepada
individu atau beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk
memahami dan mengatasi permalahan yang dialami oleh individu atau seseorang
tersebut, dengan cara terus menerus dan sitematis.
Menurut Prayitno dan Erman Amti(2004) konseling merupakan proses
pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh seorang ahli
kepada individu yang sedang mengalami masalah yang bermuara pada teratsinya
masalah yang dihadapi oleh individu tersebut.
Winkel (2005) berpendapat bahwa konseling merupakan serangkaian kegiatan
paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli secara tatap muka
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai
persoalan atau masalah khusus.
Dari kedua pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian
konseling merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh konselor yang
dilakukan secara khusus dengan cara tatap tatap muka dengan konseli guna mengatasi
masalah yang dihadapi konseli. Setelah menguraikan beberapa definisi tentang
bimbingan dan konseleing, maka sekarang kita bisa menyimpulkan definisi
Bimbingan dan Konseling yaitu serangkaian kegiatan berupa bantuan yang dilakukan
oleh seorang ahli kepada konseli dengan cara tatap muka, baik secara individu atau
beberapa orang dengan memberikan pengetahuan tambahan untuk mengatasi
permalahan yang dialami oleh konseli, dengan cara terus menerus dan sitematis.
B. Pelaksanaan kempat bidang bimbingan dan konseling
1) Bidang pribadi
Bidang pelayanan ini yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
Pelaksanaan bidang pribadi yaitu dengan cara mengetahui satu persatu potensi
siswa apa yang disukainya dan apa saja bakat dan minat yang ada pada siswa.
Pada bidang kehidupan pribadi, yang biasa dikonsultasikan oleh siswa
adalah mengenai pengembangan bakat, konsultasi memilih jurusan, masalah
pribadi yang berkaitan dengan emosi dan masih banyak yang lainnya. Disini
guru BK mencoba untuk menyelesaikan dan memberika arahan kepada siswa
tentang masalah-masalah yang mereka hadapi, ataupun hal-hal yang mereka
tanyakan tanpa adanya paksaan.
Misalnya sudah pernah ada siswa yang sebenarnya dia mempunyai
bakat, akan tetapi dia tidak tau bagaimana untuk mengembangkannya. Dari
pihak BK tidak pernah memaksa anak tersebut harus mengikuti
ekstrakurikuler ini atau itu, tetapi mereka hanya membiarkan anak tersebut
untuk mencoba memilih dan menghubungkan kegiatan apa yang harus dia
pilih sesuai dengan bakat yang dia miliki.
2) Bidang sosial
Bidang pelayanan ini yang membantu peserta didik dalam memahami
dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat
dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan
sosial yang lebih luas dan pelaksanaanya dengan cara bersosialisai antar teman
sebaya dan melakukan gotong royong untuk menyelesaikan suatu pekerjaan.
3) Bidang karir
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan
menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir dengan
melaksanakan sosialisasi tentang karir setelah lulus dari sekolah. Misalnya jika
siswa sudah lulus siswa tersebut ingin melanjutkan perguruan tinggi atau ingin
bekerja, sebagai guru bk yaitu memberikan informasi kepada siswa tentang
perguruan tinggi dan cara agar bisa diterima di perguruan tinggi yang
diinginkan dan siswa tersebut minat ke jurusan apa dan guru memberi nasehat
dan memberi motivasi. Dan juga jikalau sudah lulus siswa ingin bekerja di
arahkan pekerjaan apa yang cocok untuk siswa tersebut.
4) Bidang belajar
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan belajar
secara mandiri. Pelaksanaannya yaitu mengembangkan minat belajar siswa
dan sebagai guru memberikan suatu pelajaran yang tidak membosankan agar
siswa tertarik untuk belajar.
BAB III

PERSIAPAN DAN PROSES OBSERVASI

A. Tujuan Wawancara
Tujuan wawancara yang dilakukan di SMK Negeri 7 Pontianak adalah untuk
mengetahui:
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi dan strategi seorang guru BK dalam
menghadapi masalah pada peserta didik dalam memberi bimbingan dan konseling.
2. Untuk mengetahui fungsi BK sudah terpenuhi atau belum
3. Untuk mengetahui masalah yang dihadapai dan pemecehan masalah peserta didik
4. Upaya guru BK agar BK tidak ditakuti siswa.

B. Persiapan
Kami menggunakan metode wawancara dalam observasi untuk mengetahui
bagaimana guru BK dalam menghadapi masalah peserta didik di SMP Negeri 23
Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
Persiapan awal yang dilakukan adalah menentukan tema wawancara dan
narasumber serta sekolah sasaran yang akan diobservasi. Setelah semua ditentukan,
kami menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada narasumber terkait
bagaimana guru BK menghadapi masalah peserta didik di SMP Negeri 23 Pontianak
dan di SMK Negeri 7 Pontianak.
Kami juga menyiapkan alat dokumentasi dan alat tulis yang digunakan untuk
merekam dan mencatat wawancara. Ketika akan melakukan kegiatan wawancara,
pertama kami meminta izin untuk melakukan wawancara kepada guru BK di SMP
Negeri 23 Pontianak dan di SMK Negeri 7 Pontianak. Setelah diizinkan, penulis
kemudian melakukan wawancara dengan guru BK di suatu ruang BK di SMP Negeri 23
Pontianak dan SMK Negeri 7 Pontianak.

C. Proses Observasi
Kami mengajukan beberapa pertanyaan kepada narasumber dalam wawancara.
Pertanyaan-pertanyaan berkaitan masalah siswa di sekolah dan peran dan strategi guru
dalam meghadapi masalah siswa. Proses wawancara berjalan dengan lancar.
Narasumber dengan ramah dan terbuka menjawab pertanyaan yang diajukan.
Daftar pertanyaan yang diajukan:
1. Apakah pandangan ibu mengenai bimbingan konseling dan bagaimana peranan bk
dalam mengatasi masalah peserta didik?
2. Apakah di SMK Negeri 7 terdapat jam pelajaran khusus yang digunakan untuk
penyuluhan Bimbingan dan Konseling ini?
3. Apa masalah yang sering terjadi pada peserta didik SMK N 7 Pontianak?
4. Bagaimana tindakan guru bk dalam menghadapi masalah-masalah peserta didik di
SMK Negeri 7 Pontianak?
5. Bagaimana cara guru menghadapi masalah siswa yang kita ketahui termasuk remaja
yang membutuhkan penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya?
6. Apakah ada peserta didik yang terjerumus pergaulan bebas dan bagaimana tindakan
guru bk jika menemukan peserta didik yang salah pergaulan tersebut?
7. Apakah tindakan-tindakan yang dilakukan cukup efektif?
8. Apakah ada program khusus untuk peserta didik terkait BK yang ibu ketahui?
9. Apakah dalam menghadapi masalah peserta didik diSMK Negeri 7 Pontianak, guru
BK bekerja sama dengan pihak lain?
10. Upaya apa yang dilakukan guru BK agar tidak ditakuti peserta didik?
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL OBSERVASI

1. LAPORAN HASIL OBSERVASI WAWANCARA GURU BK DI SMP


NEGERI 23 PONTIANAK
A. Tempat dan Waktu Wawancara
SMP Negeri 23 pontianak yang beralamatkan di jalan Letjen Supartaman,
sekolah ini adalah berada di tengah-tengah kota Pontianak, sekolah ini umumnya
seperti sekolah lainnya, sekolah ini memiliki ruangan Bimbingan dan Konseling
terletak dekat Unit kesehatan sekolah ( UKS ) tepatnya bersebelahan dengan kantor
para dewan Guru. Dalam ruangan tersebut terdapat beberapa meja dan kursi, serta
buku-buku penting tengang kebekaan dan data-data yang terpasang di dinding
ruangan BK. Metode yang digunakan dalam hal ini adalah wawancara dengan Guru
BK untuk dapat menggali informasi kepada narasumber yang terkait dengan
Bimbingan dan Konseling di SMP ini. Wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 23
Pontianak ini, Kamis, 20 Februari 2020 dengan Guru Narasumber Guru bimbingan
dan konseling. ASIAH, S.Pd.

B. Hasil Analisis Wawancara


Dari tujuan wawancara diatas hasil yang dianalisis oleh peneliti sebagai
berikut :
1. Apakah Bimbingan dan Konseling sudah memenuhi fungsi sebagaimana mestinya
yang ada pada SMP ini?

Jawab : Bimbingan dan Konseling di SMP ini sudah memenuhi fungsi


sebagaimana mestinya, karena BK di SMP ini sudah menerapkan kelima fungsi
BK. Yaitu, fungsi pemahaman yang mencoba mendekati siswa dan
mengidentifikasi permasalahan pada siswa. Fungsi pencegahan, dengan
memberikan jam khusus untuk mata pelajaran bimbingan dan konseling, juga
memberikan pengertian pada guru mata pelajaran untuk memahami kondisi siswa.
Fungsi pengentasan, dengan memecahkan masalah yang dialami siswa. Fungsi
pemeliharaan, memberikan perhatian kpada semua siswa secara merata. Serta
fungsi pengembangan, dengan menanamkan nilai-nilai yang baik kepada siswa,
dan mengapresiasi siswa yang tidak melanggar aturan sekolah.

Guru BK juga menentukan nilai kepribadian siswa yang berada di rapor. Selain
nilai akademik, nilai kepribadian siswa sangat perpengaruh pada kenaikan kelas
pada siswa. Sehingga guru BK dan wali kelas berpengaruh penting dalam
kenaikan siswa yang ada di SMP Negeri 23 Pontianak.

2. Apakah terdapat jam pelajaran khusus yang digunakan untuk penyuluhan


Bimbingan dan Konseling ini?

Jawab :Khususnya di SMP Negeri 23 Pontiank tiap-tiap tingkatan kelas tidak


memiliki waktu satu jam atau beberapa menit yang dikhususkan untuk mata
pelajaran Bimbingan dan Konseling.

3. Jenis masalah apa yang dihadapi siswa, dan bagaimana cara mengatasinya?

Jawab : enis masalah yang sering dihadapi siswa adalah kenakalan yang dapat
mengakibatkan banyak pelanggaran. Seperti, membolos, terlambat, melakukan
pelanggaran pada aturan sekolah, dan sebagainya. Cara mengatasinya adalah
dengan memberikan penyuluhan dan perhatian kepada siswa tersebut. Karena
sejatinya, anak tersebut berbuat nakal karena ingin diperhatikan orang lain. Di
usianya yang masih labil, mereka mencoba untuk mengungkap jati diri dan
identitas dirinya kepada orang lain. Untuk itu, perlu adanya perhatian lebih untuk
siswa yang seperti itu.

4. Apakah faktor dari permasalahan tersebut?

Jawab : Faktor dari munculnya kenakalan tersebut disebabkan karena


kebanyakan dari orang tua dari siswa-siswa tinggal di luar kota. Hal itu
menyebabkan pergaulan anak tidak diawasi di rumah. Sehingga kebiasaan-
kebiasaan buruk akan dibawa sampai pada sekolah. Cara menanggulanginnya
adalah dengan melakukan home visit (kunjungan ke rumah) untuk meninjau
keadaan rumah. Seperti mencari tahu tentang kebiasaan anak di rumah, latar
belakang keluarga, tingkat pendidikan keluarga, social ekonomi keluarga, dan
sebagainya.
5. Adakah data kesiswaan yang memiliki pelanggaran, kelulusan, data keluar masuk
siswa pada Bimbingan dan Konseling ini?

Jawab : ada data tentang hasil pelanggaran, kelulusan, data input siswa. Akan
tetapi tidak sedang dibawa oleh koordintor BK, sehingga tidak dapat ditunjukkan.
Sebagian data juga terdapat pada data di dinding kantor BK.

6. Upaya apa yang dilakukan BK agar tidak ditakuti siswa?

Jawab : Ruangan BK atau guru BK msih sangat ditakuti siswa. Karena cap
sebagai polisi sekolah masih melekat pada BK. Hal tersebut berakibat kepada
kurangnya minat siswa secara suka rel mendatangi BK untuk menyelesaikan
masalah yang sedang dihadapi siswa. Untuk itu perlu adanya upaya agar siswa
tidak takut untuk mengadukan masalahnya pada BK. Upaya yang dilakukan oleh
BK agar tidak ditakuti oleh siswa adalah dengan memberikan pengertian, seperti
memanfaatkan waktu pada mata pelajaran BK. Memberikan simpatik kepada
siswa, komunikasi, berinteraksi dengan siswa, dan menyapanya disetiap
kesempatan.

Selain hal tersebut, agar BK tidak mendapatkan lagi predikat polisi sekolah, guru
mata pelajaran hendaknya memahami kondisi siswa yang bermasalah. Ada
beberapa upaya yang dilakukan pihak pendidikan untuk memberikan penyuluhan
kepada guru mata pelajaran. Seperti program minor Bimbingan dan Konsling
yang bertujuan agar guru mata pelajaran mampu mengatasi permasalahan siswa.
Sehingga, guru mata pelajaran tidak langsung menyerahkan anak bermasalah
tersebut kepada guru BK. Ini akan membuat dampak pemudaran image BK
sebagai polisi sekolah.
2. LAPORAN HASIL OBSERVASI WAWANCARA GURU BK DI SMK
NEGERI 7 PONTIANAK
A. Profil Narasumber dan Sekolah
Narasumber : Monita, S.pd
Sekolah : SMK Negeri 7 Pontianak
Alamat Sekolah : Jl. Tj. Raya II, Saigon, kec. Pontianak timur.

B. Hasil Analisis Wawancara


Pertanyaan : “Apakah pandangan ibu mengenai bimbingan konseling dan
bagaimana peranan bk dalam mengatasi masalah peserta didik?”
Jawaban : “Bimbingan Konseling dalam sekolah itu sangat diperlukan untuk bisa
membantu dan mengarahkan siswa jika menghadapi kesulitan ataupun
permasalahan sehingga jika masalah bisa teratasi akhirnya siswa dapat
belajar dengan optimal lagi tanpa masalah yang menghambat proses
dirinya belajar dan berkembang.”
Pertanyaan : “Apakah di SMK Negeri 7 terdapat jam pelajaran khusus yang
digunakan untuk penyuluhan Bimbingan dan Konseling ini?”
Jawaban : “Di smk Negeri 7 Pontianak ini dalam satu kelas BK memiliki 40
menit untuk melakukan penyuluhan.
Pertanyaan : “Apa masalah yang sering terjadi pada peserta didik SMK N 7
Pontianak?”
Jawaban : “Masalah pada siswa bermacam-macam seperti masalah penyesuaian
diri, masalah pacarana, masalah menonton video porno, masalah
keluarga, masalah belajar, masalah pertemanan, masalah kebersihan,
masalah disiplin, bahkan masalah mencuri.
Pertanyaan : “Bagaimana tindakan guru bk dalam menghadapi masalah-
masalah peserta didik di SMK Negeri 7 Pontianak?”
Jawaban : “Saya berusaha mendekati dan menanyai siswa yang bertingkah aneh
disekolah dan juga saya memiliki mata mata di setiap Angkatan
sehingga saya tidak ketinggalan info tentang siswa diSMK Negeri 7
Pontianak ini. siswa yang bermasalah anak di panggil ke ruang BK.
dan akan ditindak lanjut mengenai masalahnya masing masing,”
Pertanyaan : “Bagaimana cara guru menghadapi masalah siswa yang kita
ketahui termasuk remaja yang membutuhkan penyesuaian diri
dengan lingkungan sosialnya?”
Jawaban : “iya, ini sering terjadi pada anak kelas X mereka masih remaja
pastinya membutuhkan untuk bersosialisasi dengan orang-orang
disekitarnya seperti teman-temannya, gurunya saat di sekolah dan
orang-orang di lingkungannya. Tentu akan diarahkan ke pertemanan
yang baik dan sehat dan menasehati untuk tidak menuju pergaulan
yang salah seperti pergaulan bebas. Saat jam pelajaran diberi nasihat-
nasihat agar jangan sampai salah pergaulan. Siswa disini juga
mendapat pengetahuan terkait pemahaman mengenai dirinya sendiri,
dunia remaja, dan bagaimana menjadi remaja yang baik dan bisa
bersosialisasi.
Pertanyaan : “Apakah ada peserta didik yang terjerumus pergaulan bebas dan
bagaimana tindakan guru bk jika menemukan peserta didik yang
salah pergaulan tersebut?”
Jawaban : “peserta didik yang terjerumus dalam pergaulan bebas akan kita tindak
lanjut, seperti memberinya sangsi berupa hukuman, memanggil orang
tua, tergantung tingkat kesalahannya, dan diberi kesempatan untuk
dirubah serta tetap kita pantau. Jika masih saja mengulang kesalahan
anak tersebut bisa saja dikeluarkan dari sekolah akatetapi tetap
mengikuti prosedur dari sekolah bukan hanya dikeluarkan begitu saja.
Pertanyaan : “Apakah tindakan-tindakan yang dilakukan cukup efektif?”
Jawaban : “cukup efektif, karena di SMK Negeri 7 Pontianak ini diterapkan tidak
boleh pacarana.”
Pertanyaan : “Apakah ada program khusus untuk peserta didik terkait BK
yang ibu ketahui?”
Jawaban : “Ada yang namanya bimbingan kelompok dan konseling kelompok.
Siswa berkelompok 10 orang dan membahas masalah seputar dunia
remaja, kenakalan remaja, pergaulan yang benar. Ini akan memberikan
pemahaman lebih kepada peserta bagaimana agar mereka tidak
terjerumus masalah-masalah dan mampu mengatasi masalah-masalah
yang dihadapi.”
Pertanyaan : “Apakah dalam menghadapi masalah peserta didik diSMK Negeri
7 Pontianak, guru BK bekerja sama dengan pihak lain?”
Jawaban : “Tentu bekerja-sama dengan pihak lain. Pihak-pihak yang ada
disekolah saling terkait akan saling bekerjasama. Seperti kepala
sekolah, guru bidang studi, ibu kantin, satpam dan lain-lain. Dari
pihak luar sekolah juga bekerja sama misal saat pemberian penyuluhan
bahaya narkoba bekerjasama dengan pihak kepolisian, penyuluhan
bahaya rokok dengan dinas kesehatan.”
Pertanyaan : “Upaya apa yang dilakukan guru BK agar tidak ditakuti peserta
didik?”
Jawaban : Upaya yang dilakukan oleh guru BK agar tidak ditakuti oleh siswa
adalah dengan memberikan pengertian, seperti memanfaatkan waktu
pada mata pelajaran BK. Memberikan simpatik kepada siswa,
komunikasi, berinteraksi dengan siswa, dan bersahabat dengan peserta
didik, sehingga peserta didik nyaman dengan guru bk dan mau
mendatangi ruang BK untuk curhat menceritakan permasalahannya
sendiri tanpa adanya paksaan.
Selain hal tersebut, agar BK tidak mendapatkan lagi predikat polisi
sekolah, guru mata pelajaran hendaknya memahami kondisi siswa
yang bermasalah. Ada beberapa upaya yang dilakukan pihak
pendidikan untuk memberikan penyuluhan kepada guru mata
pelajaran. Seperti program minor Bimbingan dan Konsling yang
bertujuan agar guru mata pelajaran mampu mengatasi permasalahan
siswa. Sehingga, guru mata pelajaran tidak langsung menyerahkan
anak bermasalah tersebut kepada guru BK. Ini akan membuat dampak
pemudaran image BK sebagai polisi sekolah.
BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Guru BK mempunyai peranan yang strategis dalam menghadapi masalah peserta
didik karena guru BK sering berhadapan langsung dengan peserta didik dalam proses
pembelajaran. Guru BK di SMK Negeri 7 ini juga bekerja sama dengan para guru
bidang studi. Sehingga lebih mudah mengetahui mana siswa yang sedang mengalami
masalah. Guru BK di SMK Negeri 7 Pontianak telah melaksanakan perannya terkait
bimbingan konseling kepada peserta didik. Guru BK di SMK Negeri 7 Pontianak
melakukan tindakan preventif untuk mencegah siswa terjerumus dalam masalah-
masalah remaja misalnya pergaulan bebas, narkoba, kenakalan remaja dan lain
sebagainya.
B. Saran

Dari hasil wawancara di atas peneliti menyarankan bahwa,

1. Guru BK harus bisa menjalin kerjasama dangan pihak manapun agar kegiatan
bimbingan konseling bisa terlaksana dan berjalan dengan baik.

2. Bimbingan konseling bagi siswa sangat diperlukan, untuk itu selain guru BK, guru
mata pelajaran juga mampu melaksanakan dan memahami pentingnya kegiatan
bimbingan dan konseling,

3. Peran guru BK juga tidak hanya sekedar memberikan penyuluhan, tetapi juga
mendekati siswa untuk mengungkap masalah yang dihadapinya,

4. BK tidak hanya dijadikan sebagai tempat pemecahan masalah, tetapi juga sebagai
tempat pengembangan potensi yang dimiliki oleh siswa, dan

5. Penggiatan upaya untuk menjadikan BK bukan polisi sekolah diperlukan bagi


perkembagan siswa.

Anda mungkin juga menyukai