Anda di halaman 1dari 9

‫ورﺣﻤﺔ اا‬

‫ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ‬
‫اﻟﺴﻼم ﻋﻠﻴﻜﻢ‬
‫اﻟﺴﻼم‬
‫وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬

Ma'rifatullah
KELOMPOK 6
Fania Esa Septiani (1202050041)
Ghina Qoyyidatus Sakinah (1202050051)
Iis Wasiatul Fitria (1202050059)
Iva Farihah Anwar (1202050063)
01 Pengertian Ma’rifatullah

Ruang 02 Hukum Ma’rifatullah

lingkup
03 Alat Ma’rifatullah dan

Ma'rifatullah Mengetahui Kewajibannya

04 Sumber Ma’rifatullah dan


Cara Memperolehnya
Pengertian Ma’rifatullah
Ma'rifatullah merupakan prase (tarkib
idhâfi) yang terdiri dari dua kata
(bahasa Arab: dua kalimat) yaitu
ma'rifat dan Allah.
Ma'rifat adalah bentuk masdar dari
arafa ya'rifu "ma'rifat" yang berarti
mengetahui atau pengetahuan.
Maka ma'rifatullah artinya mengetahui
Allah atau pengetahuan tentang Allah.
Hukum Ma’rifatullah
Ma'rifatullah( mengetahui Allah )
adalah merupakan kewajiban
manusia yang pertama kali. Tapi
ma'rifaullah yang wajib ini adalah
ma'rifatullah yang berdasarkan dalil
atau argumentasi tertentu berpotensi
menjadi keyakinan atau keimanan
yang kuat.
Alat Ma’rifatullah dan Mengetahui Kewajibannya

Menurut Mu'tazilah mengetahui Tuhan dan kewajiban mengetahui-


Nya dapat diketahui manusia dengan akalnya.
Abu Al-Huzail dengan tegas mengatakan bahwa sebelum datang
wahyu,orang telah berkewajiban mengetahui Tuhan.
Demikian juga pemimpin-pemimpin Mu'tazilah lain di antaranya Al-
Nazzam,Al-Juba'I dan anaknya Abu Hasyim Asy'ariyah berpendapat
sama bahwa mengetahui Tuhan hal mengetahui kewajibannya,
menurutnya wahyu-lah yang dapat dilakukan dengan akal, tetapi ia
berbeda pendapat dalam Adapun Maturidiyah terbagi dua pendapat,
Maturidiyah Samarkand memiliki pendapat yang sama dengan
Mu'tazilah,sedangkan Maturidiyah Bukhara ,muridnya Abu Mansur Al-
Maturidi melalui neneknya,sependapat dengan Asy'ariyah.
Sedangkan konsekuensi dari pendapat Asy'ariyah dan Maturidiyah
Bukhara adalah jika orang telah berakal kemudian ia tidak dapat
mengetahui Tuhannya karena belum datang hukuman.Seperti dikatakan
oleh Al-Bagdadi,jika seseorang wahyu,maka tidak menjadikannya
mendapat sebelum turun wahyu,sekiranya dapat mengetahui Tuhan
serta sifat-sifat-Nya dan kemudian percaya kepada-Nya,maka orang
demikian adalah mukmin,tetapi tidak berhak mendapat upah dari Tuhan.
Jika orang itu dimasukkan ke dalam surga,maka itu atas kemurahan
Tuhan.Dan sebaliknya,jika seseorang sebelum sampai kepadanya wahyu
tidak percaya kepada Tuhan dia adalah kafir dan atheis,tetapi tidak mesti
mendapat hukuman.Kalau sekiranya Tuhan memasukkannya ke dalam
neraka untuk selama-lamanya,itu tidak merupakan hukuman.Dengan
demikian menurutnya kewajiban mengetahui Tuhan hanya dapat
diketahui dengan perantaraan wahyu.
Berdasarkan penjelasan di atas,maka baik Mu'tazilah maupun Asy'ariyah
dan Maturidiyah sama-sama berpendapat bahwa dengan akalnya
manusia dapat mengetahui Tuhan.Tetapi di antara mereka berbeda
pendapat dalam hal mengetahui kewajiban mengetahui Tuhan.
Mu'tazilah sependapat dengan Maturidiyah Samarkand bahwa baik
mengetahui Tuhan maupun kewajiban mengetahui Tuhan dapat
diketahui dengan akal.Sementara Asy'ariyah sependapat dengan
Maturidiyah Bukhara bahwa Tuhan dapat diketahui manusia dengan
akalnya,tetapi kewajiban mengetahui-Nya hanya dapat diketahui melalui
wahyu.Betul bahwa ma'rifatullah itu dapat dilakukan dengan akal,tetapi
ma'rifatullah yang dapat mengantarkan kepada keimanan hanyalah
marifatullah yang dalil-dalilnya atau argumentasinya mengandung
pengetahuan wahyu.
Sumber Ma’rifatullah dan Cara
Memperolehnya
sumber ilmu itu adalah Tuhan, sehingga hanya Tuhan Yang Maha Mengetahui
(alimun), selain Tuhan bukanlah 'alimun, melainkan' alim. Demikian pula ilmu
ketuhanan yang bersumber dari-Nya yaitu dari ayat-ayat-Nya, baik ayat-ayat-Nya
yang bersifat kauniyah (alam semesta) maupun ayat-ayat-Nya yang bersifat
qauliyah (wahyu).

Manusia memperoleh pengetahuannya adalah dengan cara mengindera dengan


panca inderanya, berpikir dengan akalnya, dan merasa dengan hatinya. Mengindera
adalah merespon dunia luar yang konkrit dengan cara melihat, mendengar, meraba,
menjilat dan membau. Berpikir adalah menghubungkan antar ide atau fakta untuk
memperoleh suatu kesimpulan dalam memahami sesuatu. Merasa adalah
merespon dunia abstrak dengan bagian hati yang paling dalam.
‫‪THANKS YOU‬‬
‫وﺑﺮﻛﺎﺗﻪ‬ ‫واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻴﻜﻢ ورﺣﻤﺔ ا‬

Anda mungkin juga menyukai