Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ANAXAGORAS DAN FILSAFATNYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Filsafat Umum

Dosen Pengampu: Muhammad Khoirul Umam, M. S. I.

Disusun Oleh:

1. Dewi Robiatul Ahdawiyah (4119013)


2. Widya Nawang Palupi (4119046)
3. Nurwanti (4119125)

Kelas C

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan petunjuk jalan kebaikan dan kebenaran di dunia
dan di akhirat kepada umat manusia.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan tidak sempurna.
Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.

Pekalongan, 05 April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah...........................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Biografi Anaxagoras.......................................................................2
B. Pemikiran Filsafat Anaxagoras.......................................................3

BAB III PENUTUP

Simpulan...............................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anaxagoras adalah salah seorang filsuf dari mazhab pluralism. Filsuf lain yang
tergolong di dalam mazhab ini Empedokles. Anaxagoras, sebagaimana Empedokles,
mengajarkan bahwa realitas alam semesta berasal dari banyak prinsip. Anaxagoras hidup
sezaman dengan Empedokles dan juga para filsuf atomis awal, seperti Leukippos dan
Demokritos. Anaxagoras diketahui mengarang satu buku dalam bentuk prosa. Akan
tetapi, hanya beberapa fragmen dari bagian pertama yang masih tersimpan.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi Anaxagoras.
2. Bagaimana Sejarah Pemikiran Filsafat Menurut Anaxagoras.

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk Mengetahui Biografi Anaxagoras.
2. Untuk Mengetahui Sejarah Pemikiran Filsafat Menurut Anaxagoras.

1
https://id.m.wikipedia.org, Diakses pada Minggu, 5 April 2020 pukul 15.55

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Anaxagoras

Anaxagoras (+/- 499 - 420 SM) dilahirkan di kota Klazomenai, Ionia,


kemudian menetap di Athena selama 30 tahun. Anaxagoras adalah ahli pikir yang
pertama yang berdomisili di Athena, di mana di kemudian hari Athena inilah menjadi
pusat utama perkembangan filsafat Yunani sampai abad ke-2 SM. Ia pernah diajukan ke
pengadilan dengan mengajarkan bahwa matahari adalah batu yang berpijar dan bulan
adalah tanah, bukan sebagai dewa seperti apa yang menjadi kepercayaan masyarakat
pada saat itu. Atas jasa Pericles, ia dapat dilepaskan dan kemudian melarikan diri ke
Lampsakos. Ia mengarang buah karyanya dalam sebuah prosa. Dari beberapa fragmen
dari bagian pertama buku tersebut masih tersimpan. Menurut kesaksian Aristoteles,
bahwa Anaxagoras lebih tua dari pada Empedocles, akan tetapi buku karyanya muncul
setelah karya Empedocles.2

Pemikirannya, realitas bukanlah satu, akan tetapi terdiri dari banyak unsur dan
tidak dapat dibagi-bagi, yaitu atom. Atom ini sebagai bagian yang terkecil dari materi
sehingga tidak dapat terlihat dan jumlahnya tidak terhingga. Ia tidak sependapat dengan
konsep ruang kosong, alasannya bagaimana dengan gerak atom-atom itu apabila tidak
ada ruang kosong. Dan ruang yang kosong inilah yang menjadi syarat untuk
bergeraknya atom-atom. Tentang terbentuknya dunia (kosmos), atom-atom yang
berbeda bentuknya itu saling terkait, kemudian digerakkan oleh puting beliung.
Semakin banyak atom-atom yang bergerak akan menimbulkan pusat gerak (atom yang
padat). Yang disebut sebagai realitas seluruhnya adalah sebagai suatu campuran yang
mengandung semuah benih. Di dalam tiap benda mengandung semua benih. Indera kita
tidak dapat melihat semua benih yang ada di dalamnya. Hanya bisa dilihat benih yang
paling dominan. Misalnya, kita melihat emas (yang terlihat emas, karena warna kuning
yang paling dominan), walaupun benih-benih yang lain seperti perak, besi, tembaga
terdapat di dalamnya.3

Anaxagoras adalah salah seorang filsuf dari mazhab pluralisme. Filsuf lain yang
tergolong di dalam mazhab ini adalah Empedokles. Anaxagoras, sebagaimana
2
Nus, Serunaihati, Biografi Anaxagoras, http://serunaihati.blogspot.com/2013/03/biografi-anaxagoras-nus-
pembedaan.html, Diakses pada Minggu,5 April 2020 pukul 16.13
3
Ibid.,

2
Empedokles, mengajarkan bahwa realitas alam semesta berasal dari banyak prinsip.
Anaxagoras hidup sezaman dengan Empedokles dan juga para filsuf atomis awal,
seperti Leukippos dan Demokritos. Anaxagoras diketahui mengarang satu buku dalam
bentuk prosa. Akan tetapi, hanya beberapa fragmen dari bagian pertama yang masih
tersimpan.4
Ketika Pericles telah berusia lanjut, musuh-musuhnya berhasil memfitnah
Anaxagoras dengan tuduhan murtad. Kemudian Anaxagoras di ajukan ke pengadilan
dan diancam hukuman mati. Tampaknya Anaxagoras difitnah karena ia menganggap
matahari adalah batu yang berpijar dan bulan adalah tanah, yang hanyalah benda-benda
material semata. Bukan Dewa seperti apa yang menjadi kepercayaan masyarakat pada
saat itu. Atas jasa Paricles, ia dibebaskan dari penjara dan melarikan diri ke kota
Lampsakos. Anaxagoras meninggal di sana pada usia 72 tahun.5

B. Filsafat Anaxagoras
Gaya berfilsafat Anaxagoras, tidak terlalu menekankan aspek religiositas,
dibandingkan filsuf – filsuf Elea, dan kaum pluralis lainnya. Filsafatnya lebih dekat
dengan filsafat – filsafat Milesian. Dua hal yang menjadi penciri filsafatnya, adalah:
o Ia memperkenalkan konsep baru yang sepenuhnya tidak material, sebagai
arkhe, yaitu akal budi.
o Bentuk pluralisme yang ekstrem, di mana semua benda di dunia mengandung
seluruh unsur benda lain, dalam proporsi tertentu. 6

Langkah awal berfilsafatnya sangatlah penting untuk dicatat, dengan


memperkenalkan akal budi sebagai suatu entitas yang terpisah sepenuhnya dari dunia
fisik. Baginya, akal budi merupakan penyebab utama segala hal yang terjadi di dunia,
yang mana akal budi ini tidak ditemukan dalam dunia material, kecuali pada makhluk
hidup. Pada permulaan dunia, akal budi – lah yang memprakarsai penciptaan, dalam
sebentuk massa terdifirensiasi purba, gerakan rotasional vorteks kemudian
memisahkan bagian – bagian massa yang berbeda, sehingga menghasilkan hasil yang
tak serba sama yang kita lihat hari ini. Setiap materi yang kita lihat hari ini,
mengandung seluruh unsur dari materi lain dengan kadar tertentu. Teori yang agak

4
Asmoro Achmadi, 2011, Filsafat umum, (Jakarta: Raja Grafindo) hal. 33.
5
Ibid.,
6
Sandi Hardian Susanto Herho, 2016, Pijar Filsafat, (Bandung: Perkumpulan Studi Ilmu Kemasyakaratan ITB),
hal. 34.

3
aneh ini, nampaknya berasal dari observasi Anaxagoras pada makhluk hidup,
utamanya proses makanan yang dapat berubah menjadi jaringan kehidupan. 7

Anaxagoras nampaknya tidak terimpresi dengan bantahan Zenon terhadap kaum


pluralis, melalui komentarnya, “dari yang terkecil, tidak ada yang terkecil.”, yaitu
bahwa hal – hal (termasuk bilangan), menjadi bagian yang tak terhingga. Sulit untuk
mengetahui penyebab ia diusir dari Athena, mengingat filsafatnya tidak bersifat
subversif. Mungkin, ucapannya yang mengatakan, bahwa matahari hanyalah
sebongkah batu pijar besar yang lebih besar dari Peloponnesos, bukanlah sebentuk
dewa – lah yang menyebabkan pengusirannya. Para pemikir sesudahnya, banyak
menggunakan gagasan akal budinya sebagai penggerak pertama, yang mana
berpengaruh dalam pemikiran skolastik, dan teologi dalam peradaban barat.8

Berikut ini adalah pemikiran filsafat dari Anaxagoras.

1. Tentang Benih-Benih sebagai Prinsip Alam Semesta

Anaxagoras sama seperti Empedokles yang menyatakan bahwa prinsip dasar


yang menyusun alam semesta tidaklah tunggal, namun mereka berbeda di dalam
jumlahnya. Empedokles menyatakan bahwa hanya ada 4 zat yang menjadi prinsip
alam semesta, sedangkan Anaxagoras menyatakan bahwa jumlah prinsip tersebut tak
terhingga. Zat-zat tersebut disebutnya "benih-benih" (spermata). Menurut
Anaxagoras, setiap benda, bahkan seluruh realitas di alam semesta, tersusun dari suatu
campuran yang mengandung semua benih dalam jumlah tertentu. Indera manusia
tidak dapat menyerap semua benih yang ada di dalam satu benda, melainkan hanya
benih yang dominan.9

Contohnya jikalau manusia melihat emas, maka ia dapat langsung


mengenalinya sebagai emas, sebab benih yang dominan pada benda tersebut adalah
benih emas. Akan tetapi, pada kenyataannya selain benih emas, benda itu juga
mempunyai benih tembaga, perak, besi, dan sebagainya. Hanya saja semua benih
tersebut tidak dominan sehingga tidak ditangkap oleh indera manusia. Argumentasi
yang ditunjukkan oleh Anaxagoras adalah melalui tubuh manusia. Di dalam tubuh
manusia terdapat berbagai unsur, seperti daging, kuku, darah, rambut, dan sebagainya.

7
Ibid
8
Ibid
9
Asmoro Achmadi, 2011, Filsafat umum, (Jakarta: Raja Grafindo) hal. 34.

4
Bagaimana mungkin rambut dan kuku tumbuh, padahal manusia tidak memakan
rambut atau kuku? Pemecahan yang diberikan Anaxagoras adalah karena di dalam
makanan telah terdapat benih rambut, kuku, daging, dan semua unsur lainnya.10

2.Tentang Nous

Jikalau Empedokles menyatakan ada dua prinsip yang menyebabkan


perubahan-perubahan dari zat-zat dasar, yakni "cinta" dan "benci", maka Anaxagoras
menyatakan hanya ada satu prinsip yang mendorong perubahan-perubahan dari benih-
benih tersebut, yakni nous. Nous berarti "roh" atau "rasio". Ia tidak tercampur dengan
benih-benih dan terpisah dari semua benda, namun menjadi prinsip yang mengatur
segala sesuatu.11

Masih menjadi perdebatan apakah nous yang dimaksudkannya bersifat materi


atau tidak, sebab Anaxagoras mengatakan bahwa nous merupakan unsur yang paling
halus dan paling murni dari segala yang ada. Akan tetapi, jelas bahwa Anaxagoras
adalah filsuf pertama yang menetapkan kemandirian roh atau rasio terhadap semua zat
atau materi,dan untuk pertama kalinya dalam filsafat dikenal adanya pembedaan
antara jasmani dan rohani.12

3.Tentang Alam Semesta

Ajaran Anaxagoras tentang alam semesta mirip dengan filsuf-filsuf pertama


dari Ionia, khususnya Anaximenes. Anaxagoras berpendapat bahwa badan-badan
jagat raya terdiri dari batu-batu yang berpijar akibat kecepatan tinggi dari pusaran
angin yang menggerakkannya.13

4.Tentang Makhluk Hidup

Anaxagoras adalah filsuf pertama yang membedakan secara jelas antara


makhluk hidup dengan yang tidak hidup. Dikatakan bahwa nous memang menguasai
segala-galanya, namun tidak ada di dalam makhluk yang tidak hidup, termasuk
tumbuh-tumbuhan.14

10
Ibid.,
11
Ibid.,
12
Ibid.,
13
Ibid.,
14
Ibid.,

5
5.Tentang Pengenalan

Berbeda dari Empedokles yang menyatakan bahwa yang sama mengenal yang
sama, menurut Anaxagoras prinsip pengenalan justru yang berlawanan mengenal
yang berlawanan. Argumentasi yang diberikan olehnya adalah pengenalan inderawi
manusia yang disertai rasa nyeri, misalnya bila tangan meraba air panas, atau mata
melihat benda yang terlalu terang.15

BAB III

PENUTUP

Simpulan
15
Ibid.,

6
Anaxagoras adalah salah seorang filsuf dari mazhab pluralisme. Filsuf lain yang
tergolong di dalam mazhab ini adalah Empedokles. Anaxagoras, sebagaimana Empedokles,
mengajarkan bahwa realitas alam semesta berasal dari banyak prinsip. Anaxagoras hidup
sezaman dengan Empedokles dan juga para filsuf atomis awal, seperti Leukippos dan
Demokritos. Gaya berfilsafat Anaxagoras, tidak terlalu menekankan aspek religiositas,
dibandingkan filsuf – filsuf Elea, dan kaum pluralis lainnya. Filsafatnya lebih dekat dengan
filsafat – filsafat Milesian.

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi Asmoro, 2011, Filsafat umum, (Jakarta: Raja Grafindo).


Hardian Susanto Herho Sandi, 2016, Pijar Filsafat, (Bandung: Perkumpulan Studi Ilmu
Kemasyakaratan ITB).

7
https://id.m.wikipedia.org, Diakses pada Minggu, 5 April 2020 pukul 15.55
Serunaihati Nus, Biografi Anaxagoras, http://serunaihati.blogspot.com/2013/03/biografi-
anaxagoras-nus-pembedaan.html, Diakses pada Minggu,5 April 2020 pukul 16.13

Anda mungkin juga menyukai