Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

Public Relations On The Net

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Public Relation

Dosen Pengampu : Muhammad Khoirul Fikri, M.E.I

Oleh :

1. Dhela Ananda Putri (4119172)


2. Restu Aurora G.S. (4119201)
3. M.Bahrurrizqi (4119208)

Kelas A

EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

202I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Public Relations On The Net”
dapat selesai dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas pembelajaran mata kuliah Public Relation di IAIN Pekalongan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah


membantu dalam penyelesaian makalah tersebut. Di samping itu penulis juga
menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan makalah. Untuk itu
penulis mohon kritik dan saran yag membangun guna menjadikan makalah ini
dapat lebih baik nantinya.

Penulis mohon maaf jika terjadi kesalahan dalam penulisan makalah


tersebut. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dijadikan referensi oleh pembaca.

Pekalongan, 16 Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….1
1.1 Latar Belakang..............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Aplikasi Internet dalam Public Relations.....................................3
2.2 Mengelola Website dan Release di Media Online........................6
2.3 Efektivitas Website.......................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................16
3.1 Simpulan.......................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Teknologi komunikasi saat ini semakin berkembang, dapat dilihat dari
segala aspek kehidupan sosial bermasyarakat. Perusahaan atau organisasi tidak
luput dari perkembangan teknologi ini, Marshall McLuhan (1964) dalam bukunya
Understanding Media mengemukakan bahwa teknologi komunikasi memainkan
peran penting dalam tatanan sosial dan budaya baru membawa perubahan dari
media cetak ke media elektronik. Kondisi ini akan membawa perubahan proses
distribusi pesan, bentuk media baru mentransformasi pengalaman individu dan
masyarakat tentang pesan media. Kemudian menjadi perpanjangan tangan
manusia, media telah memperpendek pandangan, pendengaran dan sentuhan
melalui ruang dan waktu.
Berhubungan dengan perkembangan media sebagai saluran komunikasi
saat ini mempengaruhi segala bidang, termasuk semakin terbukanya saluran
informasi dan komunikasi. Pada sektor bisnis, hal ini sangatlah penting sebagai
sarana penyampaian informasi agar masyarakat semakin mudah memperoleh
informasi atas segala kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakasanakan oleh
suatu perusahaan atau instansi tertentu. Masyarakat membutuhkan media yang
cepat dan mudah untuk menyampaikan aspirasi dan pengaduan yang cepat dan
mudah di akses kapanpun dan dimanapun. Masyarakat memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan informasi seperti: pemberitaan, informasi pekerjaan,
pelayanan, pembangunan infrastruktur, pendidikan serta persoalan lingkungan.
Sebelum adanya internet masyarakat mengirim aspirasi dengan mengirim surat,
mengajukan proposal dan respon yang didapat kurang memuaskan,masalah ini
menimbulkan rasa kecewa karena masyarakat tidak mendapatkan feedback secara
langsung. Oleh sebab itu, masyarakat membutukan media dalam menyampaikan
aspirasi dan informasi kepada pihak perusahaan.
Perkembangan Public Relations (PR) baik sebagai ilmu maupun profesi,
tidak dapat terlepas dari perkembangan teknologi komunikasi. Pengaruh teknologi

1
komunikasi terhadap PR dapat berbentuk hanya sebagai media PR atau
menjadikan sebuah kegiatan PR yang memiliki perspektif baru sehingga
memunculkan istilah cyber PR, NET PR, dan nama lain bentuk kegiatan atau
bidang kajian PR dalam dunia cyber.
Teknologi internet telah mengubah pola komunikasi PR sebelumnya yang
masih konvensional seperti komunikasi dari atas ke bawah, bawah ke atas,
horisontal, atau pola komunikasi massa yang dilakukan. Semua itu telah mereka
tinggalkan dengan pola yang lebih aktual setelah lahirnya internet.

1.2 Rumusan Masalah:


1. Apa saja aplikasi internet dalam Public Relations?
2. Bagaimana cara mengelola website dan release di media online?
3. Bagaimana efektivitas website dalam Public Relations?

1.3 Tujuan:
1. Untuk mendeskripsi aplikasi internet dalam Public Relations.
2. Untuk mendeskripsi cara mengelola website dan release di media
online.
3. Untuk mendeskripsi efektivitas website dalam Public Relations.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aplikasi Internet dalam Public Relations


Menurut LaQuey dalam Soemirat dan Ardianto (2008:148) internet dapat
diibaratkan sebagai jalan raya tanpa hambatan atau sebuah perpusatakaan dengan
kelengkapan buku dengan kelengkapan buku dengan sumber informasi yang tidak
terbatas, kiasan ini menggambarkan bagaimana internet dapat berfungsi dengan
cepat dan sangat maksimal dalam penyebaran informasi. Internet merupakan hasil
dari suatu proyek eksperimen yang diberi nama ARPANET yang dilakukan oleh
Kementerian Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, sejak itulah internet
terus dikembangkan melalui ribuan jaringan sampai sekarang. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh penyelenggara jasa internet Indonesia (APJI) pada
tahun 2012 pengguna internet di Indonesia mencapai 63 juta orang.
Dalam praktik public relations yang menuntun seorang PR officer untuk
dapat mengembangkan dan memelihara jaringan komunikasi dengan para stake
1
holder, internet saat ini dijadikan salah satu pilihan utama yang dapat digunakan.
kehadiran internet memberikan pengaruh yang besar terhadap cara-cara baru
dalam mengelola PR. Internet dapat digunakan oleh praktisi PR sebagai media
komunikasi dan informasi dengan public internal maupun eksternal, untuk
membangun citra, Kerjasama, dan membentuk opini positif organisasi. Lahirnya
istilah E-PR, Online-PR atau cyber-PR menunjukkan pentingnya internet untuk
menunjang tugas dan kegiatan PR. Beberapa fasilitas internet yang telah
digunakan dalam E-PR adalah:
1. Situs Web (website) adalah tempat penyimpanan data atau informasi
berdasarkan topik tertentu di internet. Semua situs web dihimpun dalam
WWW (Wordl Wide Web) yaitu bagian dari internet yang menyimpan

1
Novaria Maulina, PR ON THE NET, Dalam Upaya Meningkatkan Komunikasi Dua
Arah Antara Humas Pemerintah Dengan Publik Eksternal, MetaCommunication Journal Of
Communication Studies, Vol 1 No 1, Edisi: 1, Maret 2016, hlm. 5.

3
informasi dalam bentuk multimedia: teks, suara, gambar dan video. WWW
merupakan kumpulan web server dari seluruh dunia yang berfungsi
menyediakan data dan informasi untuk dapat digunakan bersama. WWW
biasa disingkat Web. Contoh situs web organisasi adalah www.uin-
alauddin.ac.id (website Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).
Melalui website tersebut maka organisasi atau PR (instansi pemerintah,
perusahaan swasta, Lembaga Pendidikan, organisasi social, dan lain-lain)
dapat menyampaikan informasi resmi kepada public (masyarakat luas)
berupa profil organisasi, visi misi, layanan, info produk, aktivitas sehari-
hari, atau ruang tanya jawa dengan pengunjung.
2. E-mail (electronic mail) atau surat elektronik adalah aplikasi yang
digunakan untuk berkomunikasi atau bertukar informasi antara organisasi
dan publik. Dengan e-mail maka organisasi dapat menyusun, mengirim,
membaca, menyimpan serta mengelola pesan-pesan secara elektronik. E-
mail merupakan fasilitas utama untuk berbagi pesan elektronik antara
organisasi dan publik. Setiap user (pengguna) dapat bertukar pesan dengan
user lain yang memiliki alamat e-mail. Contoh e-mail individu yaitu:
anshar.akil@gmail.com (penulis) dan email organisasi yaitu:
pmg@prenadamedia.com (penerbit Prenada Media Group).
3. Mailing list (milis) adalah daftar beberapa alamat email yang digabung
menjadi satu alamat email untuk memudahkan proses pengiriman pesan.
Milis berguna sebagai kelompok diskusi bagi para anggotanya atau untuk
bertukar informasi di internet. Ada dua jenis milis yaitu: milis public dan
for member. Penulisan alamat milis hampir sama dengan email pribadi
yaitu: user-name@domainname. User name adalah “nama milis”
sedangkan domain name adalah “nama website” yang menyediakan
fasilitas mailing list (group) seperti www.yahoogroups.com dan
www.groups.or.id.
4. Media social (Social Media) merupakan situs yang menyediakan fasilitas
pertemanan, berbagai, dan menyimpan informasi bagi pengguna (users).
Kata “social” merujuk pada kebutuhan instingtif orang-orang untuk

4
menjalin hubungan tersebut seperti telepon, radio, televisi, e-mail, website,
dan mobile phone. Dengan demikian media social merupakan cara
menggunakan seluruh perangkat teknologi secara efektif untuk menjalin
kontak atau interaksi dengan orang lain untuk membangun ikatan,
kepercayaan, dalam menawarkan produk, penjualan, jenis layanan, atau
info organisasi. Beberapa jenis sosil media dalam implementasi E-PR
adalah: Facebook, Twitter, Youtube, LinkedIn, dan Instagram.
5. Aplikasi Chatting merupakan sarana yang memungkinkan dua orang atau
lebih (group) untuk melakukan percakapan (komunikasi langsung) secara
online dan real time tanpa dibatasi waktu dan tempat. Chatting
(percakapan) dilakukan melalui teks, suara, maupun video. Aplikasi
chatting dalam implementasi E-PR digunakan untuk berkomunikasi
langsung antara berbagai pihak yang berkepentingan dengan organisasi
seperti pelanggan, pemasok, investor dari pihak luar, maupun dengan
pimpinan dan karyawan di dalam organisasi itu sendiri. Beberapa aplikasi
chatting yang popular saat ini antara lain: WhattsApp, Line, Facebook
Messenger, Skype, dan Telegram.
6. Aplikasi Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sistem-sistem
informasi yang diterapkan untuk menjalankan fungsi-fungsi organisasi
sistem informasi akuntansi, keuangan, pemasaran, produksi, dan
sumberdaya manusia. Sistem-sistem informasi ini dikenal sebagai sistem
informasi manajemen (management information system). Dalam
implementasi SIM dalam mendukung kinerja organisasi, komponen-
komponen utama yang digunakan adalah hardware (perangkat keras),
software (perangkat lunak), brainware (sumberdaya manusia), dan
network (jaringan). Contoh-contoh SIM dalam organisasi bisnis
(perusahaan) adalah: Sistem informasi akuntansi (accounting information
system); Sistem informasi pemasaran (marketing information system);
Sistem informasi persediaan (inventory management information system),
dll. SIM dapat dihubungkan dengan jaringan local (intranet), jaringan luar
(ekstranet) maupun dengan jaringan global (internet). Penggunaan SIM

5
yang terhubung dengan jaringan public internal maupun public eksternal
merupakan salah satu implementasi E-PR.2
2.2 Mengelola Website dan Release di Media Online
2.2.1 Mengelola Website
Website adalah fasilitas internet penghubung dokumen dalam lingkup
lokal maupun jarak jauh. Dokumen pada website disebut dengan web page
sementara link dalam website memungkinkan pengguna bisa berpindah dari
satu page ke page lain (hyper text), baik diantara page yang disimpan dalam
server yang sama maupun server diseluruh dunia. Pages diakses dan dibaca
lewat browser seperti Netscape Navigator, Internet Explorer, Mozila Firefox,
Google Chrome dan aplikasi browser lainnya. Untuk membuka sebuah
website maka pengguna harus memiliki perangkat (komputer, smartphone)
yang terkoneksi dengan internet atau intranet. Halaman website atau web
umumnya berbentuk dokumen dalam format Hyper Text Markup Language
(HTML), yang dapat diakses melalui HTTP/ HTTPS, suatu protokol yang
menyampaikan berbagai informasi dari server website untuk ditampilkan
kepada para user atau pemakai melalui web browser.3
Kegiatan perencanaan dalam pengelolaan website harus dilakukan
agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Menurut Syahabudding Qalyubi
apabila dalam sistem dan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
penganggaran dan pengawasan tidak baik. Proses manajemen secara
kesulurahan tidak lancar sehingga proses pencapaian tujuan akan terganggu
atau mengalami kegagalan. Diperlukannya strategi-srategi dalam pengelolaan
sebuah aplikasi salah satunya strategi humas merupakan alternatif optimal
yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan utama humas adalah
kerangka suatu rencana humas.4

2
Muhammad Ansha, Electronic Public Relation (E-PR): Strategi Mengelola Organisasi
di Era Digital, Jurnal Komodifikasi Vol 8, Edisi: 8, Desember 2019, hlm. 207-210.
3
Yessy Afrioza, Strategi Hubungan Masyarakat dalam Pengelolaan Website sebagai
Media Informasi dan Layanan Publik di Kementrian Agama Provinsi Riau, JOM FISIP Vol 6,
Edisi: 2, Desember 2019, hlm. 7.
4
Ibid., hlm. 9.

6
Untuk mewujudkan program yang efektif dalam mengelola website
pada bagian humas dan informasi, penulis menggunakan sebuah model
dikemukakan oleh Cutlip, Center and Broom tentang proses manajemen
Public Relations.

Model proses manajemen Public Relations

Sumber: Cutlip, Center, and Broom, 2007: 3215


Dari gambar diatas dapat di jelaskan sebagai berikut:
1. Defining Public Relations Problem (Mendefinisikan Masalah atau Peluang)
Langkah pertama ini mencakup penyelidikan dan memantau
pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dengan, dan
dipengaruhi, untuk mengetahui situasi yang terjadi saat ini terkait dengan
program yang akan dibuat.
2. Planning and Programming (Perencanaan dan Pemrograman)
Informasi yang dikumpulkan pada langkah pertama digunakan untuk
membuat keputusan tentang program publik, strategi tujuan, tindakan dan
komunikasi, taktik dan sasaran.
3. Taking Action and Communicating (Mengambil Tindakan dan
Berkomunikasi)

5
Scott M. Cutlip, dkk, Effective Public Relations, (Jakarta: Kencana, 2006), Edisi: 9,
Terjemahan, hlm. 320-321.

7
Langkah ini meliputi implementasi program aksi dan komunikasi yang
didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam
rangka mencapai tujuan program. Pada perencanaan ini dikenal pula istilah
perumusan 7 C, yaitu suatu penilaian terhadap hubungan komunikator dengan
komunikan, perumusan itu adalah:
a. credibility, yaitu nilai kepercayaan publik terhadap pihak
komunikator.
b. context, yaitu faktor yang menghubungkan isi dari pesan dengan
kenyataan pada lingkungannya.
c. content, yaitu makna dan arti yang terdapat dalam pesan yang dapat
dipahami oleh komunikan.
d. clarity, yaitu faktor kesederhanaan dan kejelasan tidaknya suatu
perumusan di dalam pesan yang disampaikan.
e. continuity and consistency, yaitu faktor ada tidaknya pertentangan
atau perbedaan dalam pesan.
f. capability, yaitu faktor kemampuan untuk memberikan penjelasan.
4. Evaluating the Program (Mengevaluasi Program)
Langkah terakhir ini meliputi evaluasi terhadap langkah-langkah
sebelumnya yaitu pada langkah perencanaan, implementasi dan hasil dari
program. Penyesuaian akan umpan balik tentang bagaimana program berhasil
atau tidak.6
2.2.2 Release di Media Online
a. Press Release
Sejatinya aktivitas Public Relations (PR) jauh dari gambaran aktivitas
yang hanya sekedar sebagai pemanis agar citra organisasi baik di mata publik.
Jika ditilik lebih jauh lagi dalam fungsi manajemen, aktivitas Public Relations
meliputi berbagai aspek manajemen yang tujuan utamanya adalah
menciptakan mutual understanding antara organisasi dengan publik (investor,
mitra kerja, media atau pers dan khalayak sasaran). Di sini keahlian menulis
6
Mardhatillah Wardah, Pengelolaan Website sebagai Media Informasi Publik pada
Bagian Humas dan Informasi Pemerintah Kota Pekanbaru, JOM FISIP Vol. 4 No. 1, Edisi:
Februari 2017, hlm. 6.

8
dan bicara bagi seorang praktisi PR menjadi sangat penting dalam rangka
menerjemahkan kebijakan pihak manajemen disatu sisi dan di sisi lain adalah
dalam menerjemahkan dan melihat opini publik.
Press release biasanya menjadi suatu cara yang digunakan oleh para
praktisi dalam menyampaikan informasi kepada publik organisasi melalui
media massa (Prayudi, 2007: 21-22). Press release memang menjadi suatu
produk tulisan PR (PR Writing) yang paling banyak dan sering digunakan
untuk menginformasikan perusahaan ke khalayak karena kepraktisan dan
keefektifannya. Press Release bisa menggunakan media cetak (koran,
majalah) atau media elektronik seperti televisi, radio maupun internet.
Penulisan press release yang baik haruslah menggunakan format penulisan
penulisan berita dengan memasukkan komponen 5W+1H. Meskipun telah
memenuhi format 5W+1H seperti telah dirumuskan oleh Lasswell, yaitu
What, Who, When,Where, Why, How, harus diperhitungkan pula hambatan
atau gangguan (noise) yang ada. Seperti diungkapkan oleh Shannon dan
Weaver, suatu konsep penting model komunikasi tersebut adalah gangguan,
yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat
mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Salah satu hambatan
dimuatnya press release pada media adalah faktor uncontrolled media.7
Uncontrolled media dipahami sebagai media dimana praktisi PR tidak
memiliki pengaruh atau wewenang dalam penentuan isi naskah, bagaimana
dan kapan pesan disampaikan, kepada siapa pesan ditujukan, serta efek yang
diharapkan. Meskipun demikian, para praktisi PR mampu menciptakan
suasana demikian rupa sehingga pesan yang disampaikan sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan, misalnya dengan membangun hubungan yang baik
dengan jurnalis, editor, atau institusi media dalam rangka mendapatkan
dukungan publik dan membentuk citra positif atau reputasi organisasi. Oleh
karena itu, press release harus dipersiapkan dengan baik sehingga media

7
Deddy Mulyana, Human Communications: Konteks-konteks Komunikasi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2007)

9
tidak terlalu sulit untuk menyesuaikan dengan karakteristik publik media
yang bersangkutan (Prayudi, 2007: 21-22).
Menurut G.A. Marken, “Press release digunakan sebagai mekanisme
intepretatif dasar agar publik mengetahui apa yang dilakukan organisasi.”
Tidak ada cara menyampaikan informasi tentang organisasi yang lebih baik,
lebih jelas, dan lebih persuasif daripada press release.” Sehingga press
release merupakan cara utama yang penting bagi perusahaan untuk
menginformasikan segala sesuatu tentang perusahaan secara baik, jelas, dan
mempersuasif publik demi lancarnya alur komunikasi yang berperan dalam
tujuan perusahaan.8
Seperti diungkapkan oleh Prayudi (2007:38), “Fenomena yang
berkembang sekarang adalah lebih disukainya press release yang sudah
dalam bentuk ready to publish oleh institusi media, artinya press release yang
dikirim sudah ditulis dalam format berita atau feature sehingga ketika dikirim
ke editor media massa, pihak editor tidak perlu untuk mengeditnya.”
Adanya hambatan penulisan press release yang berupa uncontrolled
media dan lebih disukainya press release yang sudah dalam bentuk ready to
publish oleh institusi media membuat saat ini sudah banyak PR organisasi
yang menggunakan sarana penyebaran press release dalam media internet
yang tidak terbatas ruang dan waktu agar informasi organisasi dalam press
release dapat dengan mudah diakses sampai ke publik. Semakin modernnya
suatu peradaban bangsa dan tingginya mobilitas masyarakat membuat
informasi yang disajikan oleh organisasi harus sampai ke publik dengan
cepat. Perubahan informasi kini tidak lagi dalam jangka minggu atau hari
bahkan jam melainkan sudah berada dalam skala menit dan detik dan ini
dapat diperoleh melalui sumber informasi yang disebut dengan internet.
Perkembangan internet yang begitu pesat dengan pemakai yang terus
bertambah menjadikan aktivitas komunikasi data dan informasi semakin
mudah dan cepat. Adanya teknologi internet dalam dunia khususnya dunia PR

8
Rachmat, Kriyantono, Public Relations Writing: Media Public Relations, Membangun
Citra Korporat, ( Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008)

10
sangat terbantu. Karena teknologi ini dapat membantu seorang PR untuk lebih
cepat menginformasikan berita atau pesan-pesan pada khalayak dengan cepat
dan efisien. Hal ini lebih dikenal dengan sebutan E-PR atau PR Online.
Prayudi (2007:253), mengungkapkan bahwa dengan kemajuan teknologi
komunikasi saat ini, press release dapat ditulis pada media online atau
website perusahaan. Dengan mencantumkan release pada website perusahaan
memiliki kelebihan yaitu media dapat mengakses langsung pada situs tersebut
kapanpun. Para praktisi Public Relations penting untuk selalu melakukan
update informasi yang dimiliki perusahaan masing-masing secara regular.
Update tersebut akan bisa dilakukan jika para pengelolanya memahami
bagaimana menulis berita atau press release macam apa yang menarik
khalayak yang disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik organisasi.
Karenanya, peran Public Relations menjadi penting untuk mengemas
kegiatan perusahaannya menjadi layak berita.9
b. Tujuan Pembuatan Press Release
Tujuan dibuatnya siaran pers (press release) oleh perusahaan adalah:10
a) Memberikan informasi resmi mengenai kegiatan, peristiwa yang
terjadi, perkembangan baru, atau sikap organisasi kepada media massa
dan khalayak yang berkepentingan
b) Memperkenalkan suatu produk, layanan, atau fasilitas baru kepada
orangbanyak
c) Menyampaikan sikap resmi organisasi (bisa dukungan atau tentangan
atau keberatan) terhadap suatu peristiwa, kebijakan dan lain-lain
d) Menyampaikan ajakan (untuk melakukan atau tidak melakukan) suatu
aksi
e) Menyanggah atau membantah atau mengcounter informasi yang
diberikan pihak ketiga mengenai organisasi yang mengirimkan release

9
Yuswantana, Birawa (Protokol Pemprov DIY) saat pertemuan Bakohumas DIY di
Gubung Resto. Dapat Bocoran Menaklukkan Media. Radar Jogja, 26 November 2009, hal 23
10
Andi Mappatoto,. Siaran Pers. Suatu Kiat Penulisan, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1993)

11
f) Membantah atau meluruskan rumor yang mengandung ketidakbenaran
g) Membantah informasi yang tersiar secara resmi tetapi sama sekali
salah
h) Meluruskan informasi yang tersiar secara resmi tetapi mengandung
kekeliruan atau ketidakjelasan.
i) Membuat agar publik tetap tahu akan keberadaan suatu institusi
j) Meningkatkan citra dan kredibilitas organisasi.
2.3. Efektivitas Website
Pengukuran efektivitas setiap kegiatan kehumasan harus didasarkan pada
tujuan yang telah ditetapkan. Penetapan tujuan tersebut dilaksanakan pada tahap
perencanaan kegiatan-kegiatan komunikasi. Karena suatu kegiatan kehumasan
hanya dikatakan berhasil bila tujuan kegiatan tersebut tercapai. Tujuan dari setiap
kegiatan harus bisa diukur. Karena itu, tujuan harus didefinisikan secara kualitatif.
Ukuran yang digunakan untuk mengukur kegiatan-kegiatan tersebut harus
ditetapkan dengan mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu faktor khalayak,
faktor media, dan faktor hasil. Cara pengukuran efektivitas kegiatan kehumasan
tradisional tersebut berlaku juga dalam mengukur efektivitas kegiatan kehumasan
di internet. Tetapi, penggunaan teknologi baru dalam kegiatan PR menimbulkan
tantangan-tantangan yang berat.
Pada umumnya, para CEO bersikap skeptis terhadap penggunaan
teknologi baru dalam kegiatan kehumasan ini. Mereka lebih tertarik pada
pengembalian investasi dan berharap bahwa setiap pengunjung situs akan
melakukan transaksi yang menghasilkan uang. Oleh karena itu, Public Relations
Officer (PRO) harus mampu meyakinkan mereka bahwa penggunaan teknologi
baru dalam kegiatan kehumasan tersebut dapat membantu pencapaian tujuan dan
mampu mengembalikan investasi yang telah ditanamkan. Sayangnya, pada
umumnya pengujian efektivitas kegiatan kampanye komunikasi melalui internet
lebih difokuskan pada alat, bukan pada hasilnya. Contohnya adalah pada
pengujian hits (yaitu alat untuk mengukur jumlah file yang telah didownload dari
server) untuk mengukur efektivitas kegiatan kehumasan. Jumlah hits ini

12
seringkali diasumsikan sebagai suatu keberhasilan, padahal kenyataannya tidaklah
demikian.
Hits tidak bisa menunjukkan berapa halaman yang telah dikunjungi; apa
yang perusahaan inginkan untuk dilihat oleh pengunjung; apakah pengunjung
merupakan khalayak sasaran. Hits juga tidak bisa menentukan apakah situs
berhasil mempengaruhi opini, sikap, dan tingkah laku. Untuk menghindari hal ini,
perusahaan-perusahaan software telah mengembangkan program yang dapat
merekam secara akurat jumlah orang yang telah mengunjungi situs, domain asal
pengunjung, domisili pengunjung, halaman apa yang dikunjungi pengunjung;
waktu yang dihabiskan pengunjung untuk setiap halaman dan apa yang dilakukan
pengunjung pada setiap halaman. Tetapi, ternyata informasi tersebut belum cukup,
harus ada pengujian lanjutan yang didasarkan pada data demografi pengunjung.
a. Metode Mengukur Efektivitas Program PR Online
1) Menghitung jumlah orang yang mengunjungi dan memberikan informasi rinci
mengenai dirinya pada website tersebut.
Dalam suatu kampanye, PRO profesional harus mengintegrasikan berbagai
media sebagai publisitas, misalnya untuk peluncuran website baru, dibuat iklan
secara serial mulai beberapa hari sebelum peluncuran sampai pada hari
peluncuran baik di media cetak maupun elektronik. Iklan ini dimaksudkan untuk
menimbulkan rasa penasaran khalayak, sehingga pada hari peluncuran banyak
sekali orang menungjungi website tersebut. Website dibuat semenarik mungkin,
sehingga orang merasa senang dan kagum dan mau memberikan informasi rinci
mengenai dirinya. Efektivitas kegiatan PR online ini diukur dengan menghitung
jumlah orang yang mengunjungi dan memberikan informasi rinci mengenai
dirinya pada website tersebut.
2) Laporan penjualan bulanan dari pengecer resmi.
Kampanye PR yang diadakan sehubungan dengan kehadiran kegiatan
perusahaan di internet dapat mendatangkan para pelanggan baru walaupun situs
tidak melakukan transaksi atau jual beli. Dalam situs mereka dapat mengetahui
semua yang ingin mereka ketahui mengenai perusahaan tersebut dan produk yang
dihasilkan. Dari situ pula mereka dapat menentukan apa yang ingin mereka beli.

13
Walaupun perusahaan tidak menjual secara langsung, namun dari data yang
mereka berikan. Kita dapat memberikan informasi mengenai tempat-tempat
menjual produk kita. Melalui hubungan yang telah dibina, perusahaan bisa
mendapatkan informasi/laporan dari para pengecer mengenai di mana pembeli
mengetahui pengecer tersebut, dan berapa jumlah nya secara pasti. Dengan begitu,
perusahaan dapat mengetahui jumlah pasar yang pasti.
3) Mengukur tingkah laku khalayak. Mengukur dampak dari kegiatan internet
dapat dilihat dari perilaku khalayak.
Perusahaan harus memfasilitasi situs mereka dengan segala informasi yang
perlu diketahui masyarakat. Dalam situs tersebut juga harus dilengkapi dengan
informasi bagaimana dan saluran apa yang dapat dipakai pengunjung untuk
menyampaikan umpan baliknya kepada perusahaan. Pengkuruan dapat dilihat
pada berapa banyak orang yang memberikan umpan balik melalui saluran-saluran
yang disediakan, berapa banyak yang menggunakan jasa perusahaan (bila
perusahaan itu jasa) dan sebagainya.
4) Memantau liputan media.
Beberapa studi kasus membuktikan bahwa penggunaan website untuk
media relations dapat meningkatkan tingkat liputan di media massa dengan
membuka websitedari perusahaan, wartawan bisa mendapatkan berita hanya
dengan meng-cut dan mem-paste informasi yang ada di website tersebut untuk
kemudian dijadikan berita. Jadi, salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengukur efektivitas kegiatan PR online adalah dengan memantau berapa banyak
informasi dari website yang dijadikan berita di medi massa.
5) Memantau penambahan data base.
Sifat internet yang “one to one”, memungkinkan PRO untuk mendapatkan
informasi rinci tentang khalayak sasaran, yang tidak dapat diperoleh dari tatanan
komunikasi yang lain yang konvensional. Organisasi yang mengunjungi website
akan memberikan informasi yang rinci tentang dirinya untuk keperluan tertentu,
misalnya untuk mencari pekerjaan sehingga informasi mengenai orang tersebut
akan masuk ke dalam data base marketing perusahaan yang sewaktu-waktu akan

14
digunakan oleh perusahaan . Penambahan informasi pada data base inilah yang
bisa dijadikan alat ukur efektivitas kegiatan PR online.11

BAB III
11
Elvinaro Ardianto, “Public Relations on the Net: Sebuah Perspektif Baru Humas”,
Mediator Vol. 2 No.1, Edisi: 2001, hlm. 17-19.

15
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Internet dapat diibaratkan sebagai jalan raya tanpa hambatan atau
sebuah perpusatakaan dengan kelengkapan buku dengan kelengkapan
buku dengan sumber informasi yang tidak terbatas, kiasan ini
menggambarkan bagaimana internet dapat berfungsi dengan cepat dan
sangat maksimal dalam penyebaran informasi. Beberapa fasilitas internet
yang telah digunakan dalam E-PR diantaranya yaitu Situs Web, E-mail,
Mailing list, Media social, Aplikasi Chatting, Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen (SIM).
Kegiatan perencanaan dalam pengelolaan website harus dilakukan
agar tujuan yang diinginkan dapat tercapai. Untuk mewujudkan program
yang efektif dalam mengelola website pada bagian humas dan informasi,
menggunakan sebuah model dikemukakan oleh Cutlip, Center and Broom
tentang proses manajemen Public Relations. Press release biasanya
menjadi suatu cara yang digunakan oleh para praktisi dalam
menyampaikan informasi kepada publik organisasi melalui media massa.
Press Release bisa menggunakan media cetak (koran, majalah) atau media
elektronik seperti televisi, radio maupun internet.
Pengukuran efektivitas setiap kegiatan kehumasan harus
didasarkan pada tujuan yang telah ditetapkan. Adapun Metode Mengukur
Efektivitas Program PR Online yaitu Menghitung jumlah orang yang
mengunjungi dan memberikan informasi rinci mengenai dirinya pada
website tersebut, Laporan penjualan bulanan dari pengecer resmi,
Mengukur tingkah laku khalayak, Mengukur dampak dari kegiatan
internet dapat dilihat dari perilaku khalayak, Memantau liputan media dan
Memantau penambahan data base.

DAFTAR PUSTAKA

16
Buku
Cutlip, Scott M., dkk. 2006. Effective Public Relations. Jakarta: Kencana. Edisi: 9,
Terjemahan.
Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relations Writing: Media Public Relations,
Membangun Citra Korporat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Mappatoto, Andi B. 1993. Siaran Pers. Suatu Kiat Penulisan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Mulyana, Deddy. 2007. Human Communications: Konteks-konteks Komunikasi.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Prayudi. 2007. Penulisan Naskah Public Relations. Jakarta : Rajawali Pers.
Jurnal
Afrioza, Yessy. 2019. “Strategi Hubungan Masyarakat dalam Pengelolaan
Website sebagai Media Informasi dan Layanan Publik di Kementrian
Agama Provinsi Riau”. JOM FISIP (6) 2, 1-15.
Ansha, Muhammad. 2019. “Electronic Public Relation (E-PR): Strategi
Mengelola Organisasi di Era Digital”. Jurnal Komodifikasi. (8) 8, 200-
2013.
Ardianto, Elvinaro. 2001. “Public Relations on the Net: Sebuah Perspektif Baru
Humas”. Mediator. (2)1. 11-19.
Maulina, Novaria. 2016. “PR ON THE NET, Dalam Upaya Meningkatkan
Komunikasi Dua Arah Antara Humas Pemerintah Dengan Publik
Eksternal”. MetaCommunication Journal Of Communication Studies. (1)
1, 1-11.

17

Anda mungkin juga menyukai