Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

INNA DAN AMALNYA

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Qiroatul Kutub

Dosen Pengampu: Kholid Masyhari, S.Ag., M.S.I.

Disusun oleh:

1. Hishnuddin 21106051077
2. Widiya Dewi Putri 21106051081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVESITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya milik Allah SWT, Sang Raja manusia yang telah
menganugerahkan hidayah, taufiq, dan inayah-Nya sehingga proses penulisan
makalah dengan judul “Inna dan Amalnya” dapat diselesaikan dengan baik dan
sesuai waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga tercurah
keharibaan Rasulullah SAW., Sang Nabi Pemberi syafa’at. Amin.
Penyelesaian tugas ini tentunya telah banyak mendapat bantuan dan
motivasi dari berbagai pihak. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu, Bapak Kholid
Masyhari, S.Ag., M.S.I. dan seluruh rekan yang telah membantu penulis dalam
penyelesaian tugas ini.
Kami menyadari penulisan ini masih banyak kesalahan dan kekeliruan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun untuk perbaikan tugas kedepannya.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca umumnya dan bagi kami sendiri khususnya. Amin.

Kota Semarang, Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………i


KATA PENGANTAR ………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………… 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Inna dan Amalnya ………….………………….................................... 3
B. Khobar Inna ……………………….……………………..................... 4

BAB III PENUTUP


Simpulan…………………………………………………………………. 6

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam disiplin Nahwu terdapat dua macam jumlah/kalimat, yakni jumlah


ismiyah dan jumlah fi’liyah. Jumlah fi’liyah terdiri dari susunan fi’il dan
fa’il/naibul fa’il sedangkan susunan mubtada’ khobar termasuk kedalam
jumlah ismiyah.
Mubtada’ khobar merupakan dua isim yang dibaca rofa’. Adapun amil
yang merafa’kan mubtada’ adalah amil maknawi ibtida’ (amil yang tidak
tampak) sedangkan khobar dirofa’kan oleh mubtada’.
Selanjutnya, dalam ilmu nahwu dikenal an-nawasikh atau amil-amil
yang merusak status mubtada’ khobar yang semula keduanya wajib dibaca
rafa’ (marfu’). Amil-amil tersebut diantaranya: Kana dan saudara-saudaranya,
Inna dan saudara-saudaranya, dan Zonna dan saudara-saudaranya.
Inna dan saudara-saudaranya bertugas menashobkan mubtada’ dan
merafa’kan khobarnya. Adapun saudara-saudaranya yaitu: lakinna, laalla, laita,
dan kaanna.
Sebagaimana khobarnya mubtada’, khobarnya Inna dan saudara-
saudaranya pun ada yang boleh didahulukan dan ada yang wajib didahulukan
atas isimnya.
Dengan demikian, melalui makalah ini, penulis ingin sedikit mengulas
kembali tentang Inna dan amalnya untuk menyegarkan kembali ingatan kita
maupun sebagai tambahan pengetahuan.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian yang dikemukakan di latar belakang, dapat dikemukakan


permasalahan sebagai berikut.
1. Apa amal dari Inna dan Saudara-saudaranya?
2. Bagaimana posisi khobar Inna dan Saudara-saudaranya?

1
C. TUJUAN PENULISAN

Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut.


1. Mengetahui amal dari Inna dan Saudara-saudaranya
2. Mengetahui posisi khobar Inna dan Saudara-saudaranya

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Amalnya Inna (ِ‫ )إِن‬dan Saudara-saudaranya

َّ (Inna dan saudara-saudaranya) memiliki amal (pekerjaan):


‫إن وأخواتها‬
‫اإلسم وت ْرفع ْالخبر‬
ِ ‫صب‬ِ ‫ ت ْن‬yaitu menashobkan isim yang asalnya Mubtada’
dan merafa’kan khobar yang asalnya khobarnya Mubtada’.
Adapun Inna dan saudara-saudaranya yaitu sebagai berikut.

1. Inna dan Anna ( ‫ أ َّن‬, ‫) ِإ َّن‬, bermakna: taukid, yaitu: menguatkan isi
perkataan.
Contoh:

‫إِنِ ز ْيدًا قا ِئم‬


Sesungguhnya Zaid sedang berdiri.

)‫ ز ْيدًا‬: isim nya inna manshub dengan fathah karena isim mufrod.
‫ قا ِئم‬: khobar nya inna marfu’ dengan dlommah karena isim mufrod).
َّ ‫)ل ِك‬, bermakna: istidrok, yaitu: mendatangkan kalam untuk
2. Lakinna (‫ن‬
menghilangkan kesalahpahaman yang ditimbulkan dari lafadz sebelumnya.
Contoh:

‫زيْد عا ِلم لَكنِ أباه جا ِهل‬


Zaid itu orang yang pandai tetapi Ayahnya seorang yang bodoh.

(‫ أباه‬: isim nya lakinna manshub dengan fathah karena asmaul khomsah,

‫ جا ِهل‬: khobar nya lakinna marfu’ dengan dlommah karena isim mufrod).
3. Laita (‫)ليْت‬, bermakna: tamanni, yaitu: mengharapkan sesuatu yang tidak
mungkin terjadi atau sulit terjadi.
Contoh:
َّ ‫لَيِتَ ِال‬
‫شباب يع ْود‬
Andaikan masa muda dapat kembali.

3
َّ ‫ ال‬: isim nya laita manshub dengan fathah karena isim mufrod,
( ‫شباب‬

‫ يع ْود‬: khobar nya laita marfu’ dengan dlommah karena fi’il mudlori’).
َّ ‫)لع‬, bermakna: tarojji dan tawaqqu’.
4. La’alla (‫ل‬
a. Tarojji yaitu: mengharapkan sesuatu yang mudah terjadi.
Contoh:

‫لَعَلِ ز ْيدًا قا ِئم‬


Mungkin Zaid akan berdiri.

(‫ ز ْيدًا‬: isim nya la’alla manshub dengan fathah karena isim mufrod,

‫ قا ِئم‬: khobar nya la’alla marfu’ dengan dlommah karena isim mufrod).
b. Tawaqqu’ yaitu: mengkhawatirkan terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan.
Contoh:

‫لَعَلِ ز ْيدًا ها ِلك‬


Mungkin Zaid binasa.

(‫ ز ْيدًا‬: isim nya la’alla manshub dengan fathah karena isim mufrod,

‫ ها ِلك‬: khobar nya la’alla marfu’ dengan dlommah karena isim mufrod).
َّ ‫)كأ‬, bermakna: tasybih (menyerupakan).
5. Kaanna (‫ن‬
Contoh:

‫َكِأ َنِ ز ْيدًا أسد‬


Seakan-akan Zaid adalah Singa.

(‫ ز ْيدًا‬: isim nya kaanna manshub dengan fathah karena isim mufrod,

‫ أسد‬: khobar nya kaanna marfu’ dengan dlommah karena isim mufrod).
B. Mengedepankan Khobar Inna

1. Khobar Inna Yang Boleh Dikedepankan

Khobar inna boleh dikedepankan apabila khabar inna berupa syibhu


jumlah dan isimnya ma’rifah.
Contoh:

4
َّ ‫ِإ َّن ِفي التَّع ِن ْي ال‬
‫سالمة‬
Dalam kehati-hatian ada keselamatan.

ْ ‫التَّع ِن‬
(‫ي‬ ‫فِي‬: Khabar inna muqaddam – ‫سالمة‬
َّ ‫ ال‬: Isim inna muakhkhar)
2. Khobar Inna Yang Wajib Dikedepankan
Wajib mengedepankan khabar inna apabila:
a. Khobar inna berupa syibhu jumlah dan isimnya nakirah.
Contoh:

{‫ْرا‬
ً ‫يس‬ ‫} ِإ َّن مع ْالع ْس ِر‬
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”.
ْ
(‫العس ِْر‬ ‫ مع‬: Khabar inna muqaddam – ‫ يس ًْرا‬: Isim inna muakhkhar)
b. Pada isim inna ada dhamir yang kembali kepada khabar.
Contoh:

ِ ‫إِ َّن فِي الد َِّار ص‬


‫احبها‬
Sesungguhnya di rumah itu ada pemiliknya.

(‫َّار‬
ِ ‫الد‬ ‫فِي‬ : Khobar inna muqaddam – ‫احبها‬
ِ ‫ ص‬: Isim inna muakhkhar
bersambung dengan dhamir (‫( (ها‬yang kembali ke khobar).

5
BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Termasuk nawasikh (‘amil yang merusak susunan mubtada’ dan khobar)
adalah inna dan saudara-saudaranya.
Inna dan saudara-saudaranya beramal menashobkan isim (yang asalnya
mubtada’) dan merofa’kan khobar (yang asalnya khobarnya mubtada’).
Adapun saudara-saudara inna/anna yaitu: lakinna, kaanna, laita, dan laita,

seperti contoh: ‫اخص‬


ِ ‫ش‬ ‫ ليْت ع ْم ًرا‬,‫ إِ َّن ز ْيدًا قا ِئم‬dan lain sebagainya.
Khobarnya Inna dan saudara-saudarnya ada yang boleh didahulukan dan
ada yang wajib didahulukan atas isimnya dengan syarat-syarat tertentu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Abu. 2015. Terjemah Mulakhos. Jakarta.


Aqil, Ibnu. Syarh Al-Allamah Ibu Aqil.
Terjemah Matan Jurumiyah.

Anda mungkin juga menyukai