Di Susun Oleh:
2020
i
KATA PENGANTAR
Hormat kami
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
A. Rumusan Masalah......................................................................................1
B. Tujuan........................................................................................................1
C. Manfaat......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Haal..........................................................................................2
B. Syarat-syarat Haal......................................................................................4
C. Amil Haal dan Shahibul Haal....................................................................7
D. Macam-Macam Haal..................................................................................7
E. Contoh Haal dalam Al-Qur’an..................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan bahasa internasional yang mana setiap
orang dianjurkan untuk menguasai bahasa tersebut. Sehingga untuk
memahami kandungan Al-qur’an kita harus memahami dan mempelajari
Bahasa Arab dengan baik dan benar karena Al-qur’an ditulis dengan
Bahasa Arab. Selain itu, Bahasa Arab juga digunakan setiap kali ada
pertemuan tingkat internasional, baik dalam musyawarah antar bangsa,
lebih-lebih bagi bangsa Arab sendiri.
Untuk memahami Bahasa Arab denga baik dan benar maka setiap
orang harus memahami kaidah-kaidah Bahasa Arab. Salah satunya adalah
tentang hal-hal, sebuah materi tersendiri dalam pembahasan ilmu nahwu.
Ilmu nahwu merupakan ilmu yang mempelajari tentang kaidah-kaidah
yang digunakan dalam berbahasa Arab untuk mengetahui hukum kalimat
dalam Bahasa Arab. Dalam ilmu nahwu terdapat istilah haal. Oleh karena
itu, penulis akan membahas tentang ilmu nahwu dalam bab Haal.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Haal?
2. Apa sajakah syarat-syarat Haal?
3. Bagaimana macam-macam Haal?
4. Bagaimana kedudukan Amil Haal dan Shohibul Haal?
5. Bagaimana Contoh Haal dalam Al-Qur’an ?
B. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui serta
memahami pengertian haal, syarat-syarat haal, macam-macam haal,
kedudukan amil haal dan shohibul haal serta contoh haal dalam Al-Qur’an.
C. Manfaat
1. Untuk menambah wawasan
2. Sebagai acuan dalam belajar bahasa arab
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Haal
Haal adalah isim sifat yang berlaku sebagai fud-lah yang
disebutkan untuk menjelaskan keadaan isim yang memiliki sifat tersebut.
Seperti contoh: ( رجع الحند ظافراBala tentara telah kembali dalam keadaan
Artinya; “Dan tidaklah kami ciptakan langit dan bumi dan segala yang ada
diantara keduanya dengan bermain-main”.
Artinya: “ Sesungguhnya orang yang mati adalah orang yang hidup dalam
keadaan sedih, bersusah hatinya dan sedikit harapan”.
Terkadang haal itu menyerupai tamyiz dalm contoh semisal هلل دره
2
alim itu, atau seorang pengkhutbah itu). Contoh tersebut semisalnya
adalah bentuk tamyiz karena tidak bertujuan menjelaskan keadaan. Tapi
hanya menerangkan jenis sesuatu atau orang yang ditakjubkan.
seperti ucapan seorang ِ حكيم بن المسي, ُُٔافما رجعت بخا ٕىب ٍة ركاب
penyair: ب
3
4) Maf’ul ma’ahu ً اkkkرواليل داجيkkk( التسjanganlah engkau berjalan
bersama dengan malam hari dalam keadaan gelap)
Dalam bab ini tidak ada bedanya antara maf’ul yang berlaku
sebagai shahibul haal itu sharih artinya nyata sebagaimana telah
diketahui atau dijarkan dengar huruf jar seperti lafazh انهض بالكريم
( عاءراBangkitlah dengan orang mulia dalam keadaan sakit kedua
matamu).
Terkadang bentuk Haal itu dapat terjadi mudhaf ilaih namun
dengan syarat mudhaf ilaih itu dalam segi maknanya merupakan
fa’il atau maf’ul. Demikian ini ada dua macam bentuk yaitu:
Pertama: Mudhaf berupa masdar atau sifat yang keduanya
dimudhafkan kepada fa’ilnya atau naa’ibul fa’ilnya atau
B. Syarat-syarat Haal
Bentuk Haal diisyaratkan memenuhi empat macam syarat, yaitu:
4
1. Haal dalam bentuk isim sifat yang tidak tepat, atau berpindah-
pindah ()صفة منتقلة. Tetapi kadang-kadang berupa isim sifat yang
tetap ()صفة ثابتة.
Contoh:
5
Masuklah kalian dalam keadaan
tertib
6
ketujuh : bentuk itu merupakan asal bagi shohibul halnya.
7
Menurut ketentuan asal atau kaidah pokoknya, bahwa shohibul hal
itu berupa isim ma’rifat معرفةseperti contoh diatas. Namun, kadang-
kadang berupa isim nakiroh نكرةdengan memenuhi salah satu dari empat
macam syarat, yaitu:
Pertama: Hendaknya shohibul haal صاحب الحالdiakhiri dari hal ان يتأ خر عنها
Contoh: د تهkkتنجد فأنجkk( جاء نى مسرعا مسTelah datang padaku dalam keadaan
cepat orang yang minta perlindungan keselamatan, maka aku
selamatkanlah dia)
Contoh yang didahului nafi: والkk كسkدkkة من تلميkkا فى المدرسkk( مTidak ada di
madrasah ini seorang murid dalam keadaan sangat malas)
Contoh yang didahului nahi (larangan): رئkkرؤة على امkkغ امkk( ال يبJanganlah
seseorang menganiaya seseorang yang lain dalam keadaan menganggap
ringan terhadap penganiayaannya)
Contoh yang ditakhsis dengan idhofah: ديدةkkام شkkتة أيkkا سkkردت علينkk( مTelah
melewati kita enam hari dalam keadaan sangat payah)
8
D. Macam-Macam Haal
1. Haal Muassisah ( & )مؤسسهHaal Muakkidah ()مؤكده
Haal Muassisah adalah Haal yang berfungsi menjelaskan keadaan
Shahibul Haal. Haal Muassisah disebut juga haal mubayyinah, karena
berfungsi menambah kejelasan yang tidak dapat dimengerti dengan
ً ضاع
Contoh: كا ( تبسمIa telah tersenyum dalam keadaan tertawa).
b. Bentuk haal yang dimaksudkan untuk mengukuhkan shohibul haal
9
Sedangkan Haal Sababiyah adalah bentuk haal yang menerangkan
keadaan suatu lafadz yang mengandung dhomir yang kembali kepada
ُ
كلمت هندًاحاضرًاأبوها
(Aku berkata kepada Hindun sedangkan ayahnya pun hadir).
3. Hal Jumlah()جمله
Haal Jumlah adalah apabila jumlah fi’liyah atau jumlah ismiyah
terletak pada posisi haal. Haal yang terdiri dari kalimat.
Contoh:
10
Haal Mufrad adalah haal yang bukan terdiri dari jumlah dan bukan
syibhul jumlah walaupun terdiri dari Mutsanna atau jamak. Contoh:
اشبا ً ِج ْئ ُ
ت َم ِ
(Saya datang berjalan kaki).
هُ ْم َجائُ ْو َ
ارا ِكبِي َْن
)(Mereka datang berkendaraan
وجعلنا الّيل والنّهار ءايتين فمحونآ ءاية الّيل وجعلنآ ءاية النّهار مبصرةً
لّقد صدق هّللا رسوله ال ّرءيا بالحق لتدخلنّ المسجد الحرام ان شآء هّللا ءامنين محلّقين
صرين
رءوسكم ومق ّ
كان النّاس ا ّمةً وحدةً فبعث هّللا النّبيّن مبشّرين ومندرين
ت
ومن ءايته ان يرسل ال ّرياح مبشّر ٍ
11
DAFTAR PUSTAKA
12