Anda di halaman 1dari 214

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.

SHALAT

SHALAT DALAM PENINGKATAN AKHLAKUL KARIMAH


DALAM PENINGKATAN
Akhlakul Karimah

ISBN: 978-602-1326-76-3

SUKA PRESS 9 786021 326763


SHALAT
DALAM PENINGKATAN
AKHLAKUL KARIMAH
SHALAT
DALAM PENINGKATAN
AKHLAKUL KARIMAH
Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.
Pengasuh Majelis Ngaji Nusantara
SHALAT DALAM PENINGKATAN AKHLAKUL KARIMAH

Penulis: Drs. Edy Yusuf Nur S.S., M.M., M.Si,


Proof Reader: el-Kaehi
Setting layout: Khairul Anam
Cetakan pertama, Januari 2019
x + 203 hlm: 16 cm x 23 cm
ISBN: 978-602-1326-76-3

Penerbit:
SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga
Jl. Marsda Adisucipto Yogyakarta
Phone. 081931711065/087738221135
Email: avans4u@yahoo.com
All Rights reserved. Hak cipta dilindungi undang-undang.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam
bentuk apa pun tanpa ijin tertulis dari penerbit.
Pengantar Penulis

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT.


Yang telah memberikan kekuatan kepada kami sehingga mampu
menyelesaikan penulisan buku ini dengan lancar. Shalawat serta
salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Kehadiran buku di hadapan pembaca ini tidak lepas dari peran
para guru, sahabat dan keluarga penulis. Oleh sebab itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sahabat-
sahabat dosen di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Sunan
Kalijaga Yogyakarta, atas semua dorongan yang diberikan kepada
penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada istri tercinta Dra.
Ulfah Faridah dan anak-anak kami, Ilma Fatimah Yusuf, S.Pi, M.M
M.Sc, Layla Rahmadiana Yusuf S.E.I, M.M, Safitri Maharani, S.E.I,

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| v


M.M, Arifah Fatmalina Yusuf dan M. Khalid Fathurrahman Yusuf,
penulis persembahan buku ini, karena mereka telah memberikan
inspirasi bagi penulis, sehingga hadir karya ini. Tak lupa kami
haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak dan
ibu kami Dr. Bambang Dwidjo, MsPh. Dan Dra. Hj. Siti Asiyah.

Yogyakarta, Januari 2019


Penulis

vi |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


DAFTAR ISI

Pengantar Penulis...................................................................................... v
BAB I: Makna Sholat..............................................................................1
A. Konsep Dasar Sholat.................................................................2
B. Waktu-waktu Sholat Wajib.....................................................4
C. Hal-hal yang Membatalkan Shalat.......................................8
D. Etika dalam Shalat....................................................................10
E. Tata Cara Shalat..........................................................................14

BAB II: Keutamaan Shalat Berjama’ah.......................................18


A. Perintah Sholat berjama’ah...................................................18
B. Ketentuan Sah atau Tidaknya Berjama’ah......................27
C. Dalil tentang Shalat Berjama’ah..........................................28
D. Hukum Shalat Berjama’ah.....................................................29

BAB III: Sholat Khusyu’ Sebagai Peningkatan Akhlak.......31


A. Pengetian Khusyuk...................................................................31
B. Khusyuk Mengatur Seluruh Anggota Tubuh
Manusia.........................................................................................37
C. Keutamaan Khusyuk................................................................39

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| vii


D. Sifat-Sifat Orang-Orang Khusyuk........................................46
E. Khusyu’ Dalam Kacamata Psykologi dan Tasawuf......48
F. Mempraktikkan Khusyu’ dalam Kehidupan
Sehari-hari...................................................................................52
G. Hikmah Trilogi Shalat Sempurna.......................................53

BAB IV: Masjid Sebagai Pendidikan Akhlak............................62


A. Pengertian Masjid.....................................................................62
B. Sejarah Masjid dalam Pendidikan Moral dan
Akhlak............................................................................................64
C. Fungsi Masjid pada Akhlak dan Budaya..........................68
D. Fungsi Masjid pada Zaman Rasulullah SAW..................70
E. Pengaruh Masjid dalam Akhlak dan Budaya..................76
F. Pengaruh Masjid dalam Pembentukan Moral
dalam Lingkungan Budaya....................................................77
G. Keterkaitan Antara Masjid sebagai Pusat Ilmu
Pendidikan Islam dalam Lingkungan Akhlak,
dan Budaya..................................................................................78

BAB V: Nilai Pendidikan Akhlak dalam Sholat......................90


A. Pengertian Akhlaq...............................................................................91
B. Pengaruh Akhlaq terhadap Pergaulan........................................95
C. Peran Shalat dalam Kehidupan Manusia...................................96
D. Hakikat Khusyuk dalam Shalat......................................................98

viii |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


BAB VI: Manfaat Sholat Tahajud.................................................. 100
A. Pengertian Sholat Malam..................................................... 102
B. Tips Agar Bisa Membudayakan/Membiasakan
Sholat Malam............................................................................ 103
C. Shalat Tahajud sebagai Peningkatan Kepribadian.... 107
D. Keistimewaan Shalat Tahajud............................................ 109
E. Niat Shalat Tahajud................................................................. 114
F. Pengaruh Sholat Malam terhadap Akhlak
Seseorang dalam Kehidupan ............................................ 119
G. Keutamaan dari Sholat Malam........................................... 122
H. Hikmah dan Manfaat Membiasakan Sholat Malam.. 123

Bab VII: Trilogi Sholat dan Pengaruhnya pada Akhlak.. 136


A. Definisi Sholat........................................................................... 136
B. Beberapa Pelajaran dari Kewajiban Shalat.................. 137
C. Rukun Shalat ............................................................................. 142
D. Macam-Macam Sholat........................................................... 145
E. Macam-macam sholat sunnah:.......................................... 151
F. Syarat-Syarat Sholat Dan Hal-Hal Yang
Membatalkan Sholat.............................................................. 157
G. Trilogi Sholat yang Sempurna............................................ 158
1. Sholat Tepat Waktu.......................................................... 158
2. Sholat Berjamaah ............................................................. 162
3. Sholat di masjid................................................................. 185

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| ix


BAB VIII: Manfaat Sholat Bagi Kesehatan Tubuh............... 188
A. Manfaat Gerakan Sholat Bagi Kesehatan....................... 188
B. Kontribusi Gerakan Sholat bagi Kesehatan
Tubuh........................................................................................... 193
C. Aplikasi Gerakan Sholat Dalam Medis
(Persalinan)............................................................................... 197

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 201

x |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


BAB I
Makna Sholat

Dalam kehidupan umat Islam masyarakat meyakini dan


mengetahui bahwa shalat merupakan perintah yang harus di
lakukan atau di anjurkan oleh ummat Islam itu sendiri.Sebagai
seorang muslim tentunya ada kewajiban-kewajiban yang harus
kita lakukan. salah satu kewajiban tersebut berupa kewajiban
kita akan solat.sholat merupakan salah rukun islam yang lima.
dan barang siapa yang melaksanakannya maka ia mendapatkan
pahala.begitupun sebaliknya barang siapa yang meninggalkannya
maka ia mendapatkan dosa.
Namun pada kenyataannya,di sekitar lingkungan kita banyak
dari orang-orang muslim yang meninggalkan suatu kewajiban,yaitu
kewajiban akan shalat mereka lebih mementingkan urusan dunia
dari pada urusan akhirat.mereka lupa akan firman Allah SWT

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 1


yang berarti:

ۡ ُ َۡ َ ََ
َ ‫ٱل َّن َو ۡٱل‬
ُ ‫نس إ َّل ِلَ ۡع ُب‬
٥٦ ‫ون‬
ِ ‫د‬ ِ ِ ِ ‫وما خلقت‬
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku”
Dunia telah membuat mereka lalai sehingga mereka tidak
memperhatikan kewajiban-kewajiban mereka menjadi seorang
muslim. Berangkat dari kejadian nyata inilah ,maka penulis
tertarik untuk menjabarkan definisi shalat wajib beserta hal-hal
yang berhubungan dengannya dan juga balasan-balasan bagi
orang yang lalai akan kewajiban shalat.

A. Konsep Dasar Sholat


Secara bahasa shalat mempunyai arti doa atau berdoa.
Memang dalam setiap gerakan shalat pasti ada doanya. Sedangkan
menurut istilah atau menurut syariat shalat adalah ibadah wajib
umat Islam yang termasuk dalam rukun Islam yang kedua yang
diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Sholat berasal dari Bahasa Arab As-Sholah. Sholat secara bahasa
berarti do’a dan secara istilah, para ahli mengartikan secara lahir
dan hakiki. Secara lahiriah sholat berarti ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbir dan yang telah ditentukan (Sidi
Gazalba:88). Sedangkan sholat secara hakiki ialah berhadapan
hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut
kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa kebesarannya
dan kesempurnaan kekuasaan-Nya atau mendhahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan
dan pekerjaan atau kedua-duanya. (Hasbi Asy-Syidiqi)

2 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Dalam pengertian lain shalat ialah salah satu sarana
komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk
ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun
dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, seta sesuai dengan
syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’. (Imam Basyari
Asyuyuti)1
Shalat merupakan rukun Islam yang paling utama setelah
kalimat syahadat. Shalat juga merupakan ibadah yang paling baik
dan sempurna. Shalat tersusun dari berbagai jenis ibadah, seperti
zikir kepada Allah, membaca Alquran, berdiri menghadap Allah,
ruku, sujud, berdoa, bertasbih, dan takbir.
Shalat dalam Islam memiliki kedudukan yang teramat penting,
selain karena shalat adalah perintah Allah SWT dan amalan
yang pertama kali akan ditanyakan di hari kiamat, shalat juga
merupakan tolak ukur atau barometer baik dan tidaknya amal
dan perbuatan seseorang. Artinya, jika shalat seseorang baik
maka ia termasuk golongan orang yang baik amal perbuatannya,
yang akan mendapatkan keberuntungan. Sebaliknya, jika shalat
seseorang jelek maka ia termasuk dalam golongan orang yang
jelek amal perbuatannya, ia tergolong orang merugi dan akan
mendapat celaka di dunia dan juga akhirat.
Rasulullah SAW bersabda:

ُ‫ت َصلُ َح َل‬ َ ًّ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ ْ ُ َ ُ َ ُ َّ َ


َ ُ‫الةُ فَإ ْن َصل‬
ْ ‫ح‬
ِ ‫أول ما يا ِسب بِهِ العبد يوم القِيامةِ الص‬
“Amal seorang hanba yang pertama kali dihisab (ditimbnang)
1 Husen Ibn Audah, Meraih Kenikmatan Shalat, (Jakarta:Hikmah Populer,2007), hlm.
2

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 3


pada hari kiamat adalah shalat, jika shalatya baik maka
baiklah seuruh amal perbuatannya, dan jika buruk shalatnya,
maka buruklah seluruh amal perbuatannya”. (HR. Tabrani)
Allah berfirman dalam surat Al-Mu’minun ayat 1-2 yang
artinya: “Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, yaitu
orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya.”
Lalu apa maksud dari khusyuk yang sesungguhnya? Kita
sering menyamakan khusyu’ dengan kontemplasi, semedi, atau
meditasi yang biasa dilakukan dalam praktek ritual agama lain.
Pembahasan Sholat khusyu’ akan dijelaskan pada bab berikutnya.

B. Waktu-waktu Sholat Wajib


Ketika datang waktu shalat, orang yang telah mencapai usia
baligh dan berakal wajib melaksanakannya, kecuali wanita yang
sedang haidh dan nifas. Waktu-waktu shalat adalah sebagai
berikut:2
1. Shalat Dzuhur
Waktunya dimulai sejak tergelincirnya matahari, yaitu
ketika matahari condong ke arah barat dari garis tegak
lurusnya. Itulah yang disebut duluuk atau condong.
Tergelincirnya matahari dapat diketahui dengan
munculnya bayangan di bagian timur. Dan waktu Dzuhur
berlangsung hingga bayangan suatu benda sama panjang
dengan benda tersebut. Disunnahkan melaksanakan
shalat di awal waktunya. Kecuali ketika cuaca panas, maka
disunnahkan untuk mengakhirkannya sampai berkurang
hawa panas tersebut.

2 Saleh al-Fauzan, Fiqih Sehari-Hari, (Jakarta:Gema Insani Press,2005), hlm. 67

4 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


2. Shalat Ashar
Waktunya dimulai sejak berakhirnya waktu Dzuhur, yaitu
sejak bayangan suatu benda sepanjang benda tersebut dan
berlangsung sampai matahari menguning. Disunnahkan
untuk menyegerakan pelaksanaannya di awal waktu.
Shalat Ashar ini dinamakan juga shalatul wustha yang
disebutkan dalam firman Allah karena keutamaannya.
3. Shalat Maghrib
Waktunya dimulai sejak terbenamnya matahari, yaitu
ketika sedikitpun dari bulatannya tidak tampak lagi baik
dari tanah datar maupun dari gunung. Terbenamnya
matahari juga dapat diketahui dengan munculnya
kegelapan malam dari arah timur. Waktu Maghrib
berlanjut sampai lenyapnya mega merah. Yang dimaksud
dengan mega merah adalah warna putih kemerah-
merahan yang tampak di ufuk barat. Kemudian warna
merah tersebut sirna dan meninggalkan warna putih
bersih, lalu menghilang. Maka, hilanglah warna merah
ditandai dengan hilangnya warna putih. Disunnahkan
menyegerakan pelaksanaan shalat Maghrib di awal
waktunya.
4. Shalat Isya
Waktunya dimulai dengan berakhirnya waktu Maghrib,
yaitu dengan lenyapnya mega merah dan berlanjut sampai
terbit fajar yang kedua. Waktu shalat Isya dibagi menjadi
dua: waktu utama yang berlanjut sampai sepertiga malam,
dan waktu darurat yang dimulai dari sepertiga malam
hingga terbit fajar kedua. Mengakhirkan shalat Isya sampai

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 5


akhir waktu utama lebih afdhal jika memungkinkan.
Namun, jika hal tersebut sulit dilakukan oleh para jamaah,
maka dianjurkan untuk melaksanakannya di awal waktu
untuk menghindari kesulitan.
5. Shalat Subuh
Waktunya dimulai sejak terbitnya fajar yang kedua dan
berlanjut sampai terbit matahari. Disunnahkan untuk
mengerjakan di awal wkatu, jika benar-benar mengetahui
bahwa waktunya telah tiba.
Telah dicontohkan bahwasanya sholat yang khusyu’ dan
ikhlas selalu dilaksanakan oleh setiap muslim pada waktunya
tentulah berbeda dengan ibadah selain kepada Allah seperti
syirik, menyembah berhala, dan khufarat. Orang yang mengabdi
atau beribadah kepada selain Allah, mereka takut kepada orang
yang mempunyai kekuatan untuk memerintah dan mencegah.
Demikian pula orang yang berkeyakinann dapat memberi manfaat
dan memudaratkan mereka dari semua yang berhubungan dan
melunakkan mereka serta hal-hal yang memudahkan mereka
untuk berbuat dzalim dan kerusakan, seperti apa yang dapat kita
saksikan pada masa sekarang, mereka memberangus kebebasan
kehidupan dan juga hak-hak berdemokrasi.3
Kriteria shalat yang benar yaitu shalat yang sesuai dengan
ajaran nabi Muhammad SAW. Syarat wajib shalat juga menjadi
salah satu yang harus dipenuhi. Untuk wajib shalat disyaratkan;
Islam, baligh, berakal dan suci dari haid dan nifas. Perlu diketahui
bahwa shalat itu mempunyai beberapa syarat, rukun, bagian serta
keadaan. Mengenai syarat dan rukun adalah keharusan untuk
3 Syaikh. M. Ahmad Ismail Al-Muqaddam, Mengapa Harus Shalat, (Jakarta: Amzah,
2007), hlm.73

6 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


sahnya shalat. Syarat sah shalat itu ada lima, antara lain:4
1. Bersuci dari hadats besar dan kecil.
2. Suci dari najis di badan, pakaian dan tempatnya.
3. Menutup aurat dengan pakaian suci.
4. Mengetahui masuknya waktu shalat.
5. Menghadap kiblat.
Rukun-rukun shalat adalah hal-hal yang jika sebagian darinya
ditinggalkan, baik sengaja maupun lupa, maka shalatnya tidak
sah. Atau rakaat yang di dalamnya ada rukun yang ditinggalkan
menjadi batal, sehingga rakaat setelahnya menggantikannya.
Telah diketahui bahwa shalat menurut syara’ adalah mengandung
rukun-rukun, bagian-bagian dan gerakan-gerakan, maka sebagian
dari rukun-rukun shalat itu antara lain:
1. Niat, menurut bahasa berarti menyengaja, sedang menurut
syara’ adalah menyengaja sesuatu perbuatan bersamaan
dengan mengerjakannya, dan tempatnya ada di dalam
hati dan melafadzhkannya bukan merupakan (perbuatan)
yang disyariatkan.
2. Berdiri bagi yang mampu atau melaksanakan pada
tempatnya ketika dalam kondisi tidak mampu.
3. Takbiratul ikhram.
4. Membaca surat Al-Fatihah.
5. Ruku’
6. Tuma’ninah dalam ruku’
7. I’tidal

4 Ahmad Isa Asyur, Fiqih Islam Praktis Bab Ibadah, (Jakarta:CV Pustaka Mantiq,1995),
hlm. 123

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 7


8. Tuma’ninah dalam i’tidal.
9. Sujud.
10. Tuma’ninah dalam sujud.
11. Duduk diantara dua sujud.
12. Tuma’ninah dalam duduk diantara dua sujud.
13. 14 dan 15 duduk tahiyat akhir dan membaca tasyahud
dan shalawat atas nabi Muhammad di dalamnya.
14. Mengucapkan salam yang pertama.
15. Menertibkan rukun-rukun.

C. Hal-hal yang Membatalkan Shalat


Shalat seseorang akan batal apabila ia melakukan salah satu
di antara hal-hal berikut ini:
1. Makan dan minum dengan sengaja. Hal ini berdasar­­­
kan sabda Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasal­
lam:”Sesungguhnya di dalam shalat itu ada kesibukkan
tertentu.” (Muttafaq ‘alaih) Dan ijma’ ulama juga
mengatakan demikian.
2. Berbicara dengan sengaja, bukan untuk kepentingan
pelaksanaan shalat.
“Dari Zaid bin Arqam radhiallaahu anhu, ia berkata,
‘Dahulu kami berbicara di waktu shalat, salah seorang
dari kami berbicara kepada temannya yang berada di
sampingnya sampai turun ayat: ‘Dan hendaklah kamu
berdiri karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’(1),
maka kami pun diperintahkan untuk diam dan dilarang
berbicara.” (Muttafaq ‘alaih),Dan juga sabda Rasulullah
Shallallaahu ‘alaihi wasallam.

8 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


“Sesungguhnya shalat ini tidak pantas ada di dalamnya
percakapan manusia sedikit pun.” (HR. Muslim).
Hal ini pernah terjadi terhadap Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wasallam, kemudian Dzul Yadain ber-tanya kepada
beliau, ‘Apakah Anda lupa ataukah sengaja meng-qashar
shalat, wahai Rasulullah?’ Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi
wasallam menjawab, ‘Aku tidak lupa dan aku pun tidak
bermaksud meng-qashar shalat.’ Dzul Yadain berkata,
‘Kalau begitu Anda telah lupa wahai Rasulullah.’ Beliau
bersabda, ‘Apa-kah yang dikatakan Dzul Yadain itu
betul?’ Para sahabat menjawab, ‘Benar.’ Maka beliau
pun menambah shalatnya dua rakaat lagi, kemudian
melakukan sujud sahwi dua kali. (Muttafaq ‘alaih).
3. Meninggalkan salah satu rukun shalat atau syarat shalat
yang telah disebutkan di muka, apabila hal itu tidak ia
ganti/sempurnakan di tengah pelaksanaan shalat atau
sesudah selesai shalat beberapa saat. Hal ini berdasarkan
hadits Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam terhadap
orang yang shalatnya tidak tepat.
4. Banyak melakukan gerakan, karena hal itu bertentangan
dengan pelaksanaan ibadah dan membuat hati dan
anggota tubuh sibuk dengan urusan selain ibadah.
Adapun gerakan yang sekadarnya saja, seperti memberi
isyarat untuk menjawab salam, membetulkan pakaian,
menggaruk badan dengan tangan, dan yang semisalnya,
maka hal itu tidaklah membatalkan shalat.
5. Tertawa sampai terbahak-bahak. Para ulama se-pakat
mengenai batalnya shalat yang disebabkan tertawa

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 9


seperti itu. Adapun tersenyum, maka kebanyakan ulama
menganggap bahwa hal itu tidaklah merusak shalat
seseorang.
6. Tidak berurutan dalam pelaksanaan shalat, seperti
mengerjakan shalat Isya sebelum mengerjakan shalat
Maghrib, maka shalat Isya itu batal sehingga dia shalat
Maghrib dulu, karena berurutan dalam melaksanakan
shalat-shalat itu adalah wajib, dan begitulah perintah
pelaksanaan shalat itu.
7. Kelupaan yang fatal, seperti menambah shalat menjadi
dua kali lipat, umpamanya shalat Isya’ delapan rakaat,
karena perbuatan tersebut merupakan indikasi yang jelas,
bahwa ia tidak khusyu’ yang mana hal ini merupakan
ruhnya shalat.

Keterangan:
Orang yang meninggalkan rukun atau syarat karena tidak tahu,
jika masih dalam waktu shalat, ia wajib mengulangi shalat, dan
jika sudah keluar waktu shalat, maka tidak wajib mengulanginya.5

D. Etika dalam Shalat


Baik shalat wajib (fardhu) maupun shalat yang sunnah, pada
hakikatnya merupakan pertemuan dan dialog antara seorang
hamba dengan Sang Pencipta yaitu Allah SWT, karena shalat
haruslah dilakukan dengan sebaik mungkin, memenuhi syarat
dan rukunnya serta mengikuti tuntunan dan petunjuk Rasulullah
SAW berkenaan dengan tata cara, adab, dan sopan santun dalam
5 Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri, Kitab Mukhtasor Fiqih Islami,
(Jakarta:Pusat Al-Kautsar,2013), hlm.57

10 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


mengerjakannya. Demikian ini agar shalat yang kita kejakan benar-
benar bernilai ibadah dihadapan Allah SWT, terdapat beberapa
etika yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umatnya dalam
mengerjakan shakat. Diantara etika yang harus diperhatikan
dalam penyelenggaraan shalat adalah sebagai berikut:6
1. Bersiwak ketika hendak shalat
2. Mengenakan pakaian yang bersih dan rapi ketika hendak
mengerjakan shalat
Berkenaan dengan berpakaian yang seharusnya kita
kenakan ketika hendak mendirikan shalat ialahsebagai
berikut:
a. Mengenakan pakaian yang dapat menutup aurat
secara smpurna
b. Mengenakan pakaian polos atau tidak bermotif
c. Hindari mengenakan pakaian yang terlalu sempit atau
terlalu longgar dalam shalat
d. Janganlah mengenakan pakaian yang transparan
(tembus pandang)
3. Shalat hendaklah dikerjakan di tempat yang bersih dan
suci
Mengingat betapa penting dan tingginya nilai shalat,
hendaklah kita memilih tempat yang paling baik, paling
layak, dan tempat yang paling sesuai untuk mendirikan
shlat di dalamnya, seperti di masjid, mushallah, rumah
dan lain sebagainya.

6 Samsul Munir Amin, Haryanto Al-Fandi, Etika Beribadah, (Jakarta:Amzah,2011),


hlm. 26

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 11


4. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan shalat
Agar kita dapat lebih khusyuk dan berkonsentrasi dalam
mendi­rikan shalat, hendaklah kita mengingat beberapa
hal berikut:
a. Berusaha untuk memahami makna dari kandungan
bacaan-bacaan shalat
b. Menyakini dengan sepenuh hati bahwasanya Allah
SWT melihat dan sedang memperhatikan shalat kita
c. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghadirkan
Allah SWT ke dalam hati dan ingatan kita
d. Menyadari bahwa pada saat itu kita sedang menemui,
berdialog, dan sedang berhadapan dengan Allah SWT
e. Mengerjakan shalat dengan jiwa yang ikhlas dan
semangat yang tinggi
5. Shalat hendaklah dikerjakan dengan tenang dan tidak
tergesa-gesa
6. Mengerjakan shalat dengan tulus dan iklas karena Allah
SWT
7. Bersemangat dalam mengerjakan shalat
8. Hindari perkara yang menyibukan dan mengganggu
konsentrasi
Diantara perkara yang harus dihindari karena dapat
mengganggu konsentrasi dan kekhusyukan shalat adalah
sebagai berikut:
a. Shalat dengan menahan lapar dan dahaga
b. Shalat dengan menahan buang air besar atau kecil
c. Shalat di saat cuaca sangat panas

12 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


d. Shalat di tempat yang penuh dengan gambar atau
lukisan
e. Shalat dalam keadaan mengantuk berat
9. Jang melintas di hadapan orang yang sedang shalat
10. Hindari bercakap-cakap saat sedang mengerjakan shalat
11. Hindari melakukan gerakan di luar gerakan shalat
12. Janganlah meludah atau membuang ingus saat shalat
13. Berdzikir dan bedoa setelah shalat
Anjuran untuk mengiringi shalat dengan berdzikir kepada
Allah SWT dikemukakan dalam Alquran. Allah SWT berfirman:

ُ ٰ َ َ ‫ودا َو‬
١٠٣ ‫ع ُج ُنوبِك ۡ ۚم‬
ٗ ُ ُ َ ٗ ٰ َ َ َّ ْ ُ ُ ۡ َ َ ٰ َ َّ ُ ُ ۡ َ َ َ َ
‫فإِذا قضيتم ٱلصلوة فٱذكروا ٱلل ق ِيما وقع‬
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah
Allah di waktu berdiri, di waktu duduk, dan di waktu berbaring”.
(QS. An-Nisa’ (4): 103)
14. Berjabat tangan setelah berdzikir dan berdoa
Islam menganjurkan kita untuk berjabat tangan setiap
kali bertemu dengan sesama muslim di mana pun, baik di
tempat umum, di jalan, atau pun di masjid ketika hendak
mendirikan shalat. Karena pada saat yang bersamaan
Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa kita.
15. Mengiringi shalat fardhu dengan shalat sunnah
Rasulullah SAW bersabda: “Sesuatu yang pertama kali
diperhitungkan pada hamba adalah shalatnya, jika ia
menyem­pur­nakannya. Jika tidak (sempurna) maka Allah
Yang Mulia dan Maha Besar berfirman: ‘Lihatlah apakah

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 13


hamba-Ku mempunyai (shalat) sunnah?’. Jika kedapatan
padanya (shalat) sunnah, maka Allah berfirman:
‘Sempurnakanla fardhu itu dengannya (sunnah)’”.(HR.
Ibnu Majjah)

E. Tata Cara Shalat


1. Ketika Rasulullah berdiri untuk memulai shalat, beliau
mengha­dap kiblat. Kemudian beliau mengangkat tangan
dengan meng­h a­d ap­kannya ke arah kiblat sembari
membaca: “Allahu Akbar”
2. Kemudian beliau memegang tangan kiri dengan tangan
kanan beliau meletakkannya di depan dada.
3. Lalu beliau membaca doa iftitah.Beliau tidak selalu
membaca satu doa iftitah saja.
4. Lalu beliau membaca surat Al-Fatihah.
5. Setelah itu terkadang beliau membaca surah panjang,
terkadang surah pendek, terkadang surah yang sedang.
6. Kemudian beliau mengangkat tangan sebagaimana ketika
memulai shalat dan membaca Allahu Akbar. Kemudian
ruku dan meletakkan kedua telapak tangannya diatas lutut
dengan jari-jari terbuka. Ketika ruku, beliau meluruskan
tangan dan punggung, serta meletakkan kepala sejajar
dengan punggung, tidak lebih rendah dan tidak lebih
tinggi.
7. Kemudian beliau kembali tegak.
8. Setelah berdiri tegak, beliau memanjangkan i’tidal.
9. Kemudian beliau bertakbir lalu bersujud tanpa
mengangkat kedua tangan. Ketika sujud beliau bertakbir

14 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


lalu bersujud tanpa mengangkat kedua tangan. Ketika
sujud beliau menempelkan kening, hidung, kedua tangan,
kedua lutut, dan ujung-ujung jari kaki di lantai. Beliau
menghadapkan jari-jari tangan dan kedua kaki ke arah
kiblat, meluruskan punggung dan menempelkan kening
serta hidung pada lantai, dengan bertumpu pada tangan.
Beliau mengangkat kedua siku, menjauhkan kedua lengan
atas dari badan, menjauhkan perut dari kedua paha, serta
mengangkat kedua paha dari kedua betis beliau.
10. Lalu beliau mengangkat kepala beliau. Kemudian duduk
iftiraasy yaitu meletakkan kaki kiri di lantai dan duduk
di atas telapakannya, dengan posisi telapak kaki kanan
tegak di atas jari-jari kaki yang menghadap kiblat, serta
meletakkan kedua tangan di atas ujung kedua paha.
11. Kemudian bertakbir dan bersujud sebagaimana sujud
pertama.
12. Lalu bertakbir dan bangkit berdiri.
13. Setelah berdiri dengan posisi sempurna, beliau membaca
surah Al-Fatihah dan surah lain, kemudian menyelesaikan
rakaat kedua.
14. Kemudian duduk untuk tasyahud awal dengan posisi
seperti dalam duduk diantara dua sujud, dan meletakkan
tangan kanannya diatas paha kanan dan tangan kiri diatas
paha kiri. Juga meletakkan ibu jari diatas jari tengah
seperti bentuk lingkaran. Kemudian menunjuk dengan
jari telunjuk dan melihat kearahnya.
15. Kemudian beliau bangkit lalu melaksanakan rakaat ketiga
dan rakaat keempat. Beliau lebih memendekkan rakaat

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 15


ketiga dan keempat ini dari dua rakaat yang pertama.
Ketika berdiri pada kedua rakaat tersebut beliau membaca
surah Al-Fatihah.
16. Kemudian beliau duduk tasyahud akhir dengan duduk
tawarruk, yaitu menegakkan telapak kaki kanan dengan
bertumpu pada jari-jarinya yang menghadap ke kiblat,
lalu memasukkan telapak kaki kiri ke bawah kaki kanan
serta meletakkan pantatnta di lantai.
17. Kemudian beliau membaca tasyahud akhir.
18. Beliau berdoa kepada Allah dengan memohon
perlindungan dari siksa api neraka jahanam dan dari
siksa kubur. Juga berlindung dari fitnah kehidupan, fitnah
kematian, dan fitnah al-Masih Dajjal. Kemudian membaca
doa-doa yang ada dalam Alquran dan Sunnah.
19. Kemudian mengucapkan salam dan menghadap ke kanan.
20. Setelah membaca salam, kemudian beliau membaca
“Astaghfirullah”7
Sujud sahwi disyariatkan atas seseorang karena salah satu
dari tiga hal berikut:
1. Jika melakukan suatu tambahan dalam shalat disebabkan
lupa.
2. Jika ada yang kurang dari shalatnya karena lupa.
3. Jika ragu apakah ia melakukan tambahan atau kekurangan.
Jika salah satu dari ketiga hal diatas dialami oleh orang yang
sedang shalat, maka hendaknya ia melakukan sujud sahwi. Namun
tidak semua tambahaan, kekurangan, atau keragu-raguan yang

7 Ibid, hlm. 94

16 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


dialami membuatnya boleh melakukan sujud sahwi. Melainkan hal
itu harus sesuai dengan yang diterangkan oleh dalil-dalil yang ada.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 17


BAB II
Keutamaan Shalat Berjama’ah

A. Perintah Sholat berjama’ah


Rasulullah SAW menegaskan keutamaan shalat berjama’ah,
sebagaimana dikutip para periwayat hadits sebagai berikut:8
Al-Bukhari, dalam kitab Al-Adzan bab Fadhl Shalat Al-Jama’ah,
meriwayatkan hadits: “Shalat berjama’ah mengungguli shalat
sendirian sejauh dua puluh tujuh tingkatan” (HR. Bukhari, Fath
Al-Bari, Juz II hlm. 131)
Tentang angka 27 tingkatan, sebenarnya ada beberapa
pendapat, ada yang mengatakan 24, 25 dan 27. Dari perbedaan

8 Myr Raswad, 27 Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid, (Jakarta:Pusat Al-


Kautsar,2011), hlm.151

18 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


tersebut menghasilkan sebelas kemungkinan:9
2. Berkenaan dengan konteks bilangan semata, penyebutan
25 dan 27 sifatnya relatif. Bilangan 7 dalam tradisi arab
adalah bilangan klimaks; artinya paling banyak.
3. Boleh jadi, setelah Rasulullah SAW menetapkan bilangan
25, Allah SWT kemudian menyuruh beliau menambah
jadi 27.
4. Perbedaan bilangan, berkenaan variasi lafazh tingkatan
(Ad-Darajah) dan bagian (Al-Juz’u), tingkatan bernilai
lebih kecil daripada bagian.
5. Perbedaan itu ditentukan oleh dekat dan jauhnya jarak
masjid dari rumah.
6. Perbedaan itu sesuai dengan ilmu makmum tentang shalat
ataupun perbedaan tingkatan khusyu’.
7. Perbedaan itu sesuai dengan kehadiran makmum ke
masjid, ada yang lebih dahulu dan ada yang belakangan.
8. Perbedaan itu ditentukan lama atau singkatnya waktu
menanti shalat dimulai.
9. Perbedaan itu ditentukan oleh apakah makmum
mendapati jamaah sejak awal secara keseluruhan ataukah
masbuq.
10. Perbedaan itu lantar banyak atau sedikitnya jumlah
jama’ah.
11. Perbedaan itu ditentukan oleh keistimewaan suatu shalat,
27 untuk shalat subuh dan isya, 25 untuk dzuhur dan
ashar.

9 Ibid, hlm.165

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 19


12. Perbedaan itu disebabkan shalat-shalat malam memakai
bacaan nyaring (jahar) sementara shalat-shalat siang
memakai bacaan lirih (sirr).
Merujuk hasil analisis Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam
Fath Al-Bari Syarah Al-Bukhari, kedua puluh tujuh keutamaan
shalat berjamaah di masjid itu adalah sebagai berikut:10
1. Menyambut adzan disertai niat shalat berjamaah
Adzan bukan saja sebagai panggilan untuk shalat,
melainkan sekaligus syiar islam. Umat lain, untuk
berkumpul, ada yang dipanggil dengan genta, lonceng,
kobaran api, kentongan, beduk, genderang, dan sebagainya.
2. Bersegera hadir shalat di awal waktu
Shalat bagi orang beriman merupakan tali cinta kasih dari
Allah. Di samping itu, ia adalah momentum perjumpaan
antar hamba dan Tuhannya. Itulah kenapa seorang
mukmin tidak akan mengabaikan kehadiran di awal waktu
shalat. Sebab, dengan demikian, ia bisa mengawali prosesi
dialog dengan Allah SWT itu dengan dzikir.
3. Melangkahkan kaki dengan tenang ke masjid
Langkah demi langkah untuk menghadiri perhelatan
dengan Sang Kekasih sangatlah menggugah perasaan rindu
orang beriman; apa lagi kerinduan itu diwarnai aneka
anugerah dari-Nya berupa pahala tiada tara. Rasulullah
SAW, seperti yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dari Abu
Musa Al-Asy’ari menjelaskan pahala orang melangkahkan
kaki dengan tenang ke masjid;
“Orang yang paling besar pahalanya adalah yang paling jauh

10 Ibid, hlm.177

20 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


jarak jalannya menuju masjid. Dan orang yang menantikan
shalat sampai shalat bersama imam, pahalanya lebih besar
daripada orang yang shalat-sendirian-kemudian tidur.”
4. Berdo’a tatkala masuk ke masjid
Do’a bagi mukmin merupakan ikatan tersendiri
dengan Allah SWT. Dengan do’a, seorang mukmin akan
mendapatkan energi baru untuk melangkah ke depan.
Rasulullah SAW, seperti diriwayatkan oleh Muslim,
Abu Daud, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah dari Abu Usaid Al
Anshari, mengajarkan do’a sebagai berikut;
“Apabila kalian masuk ke masjid, ucapkanlah; “ Ya Allah
bukakanlah bagiku pintu-pintu rahmat-Mu.” Dan apabila
keluar, ucapkanlah; Ya Allah, aku bermohon kepada-Mu
sebagian karunia-Mu.” Maksudnya rezeki.
5. Shalat tahiyatul masjid sebelum duduk di masjid
Orang yang memasuki masjid berarti menjadi tamu Allah
SWT. Maka, ia harus menjaga kehormatan tempat yang
ia kunjungi; antara lain dengan cara mendirikan shalat
tahiyatul masjid.
“Bahwa Rasulullah bersabda, “ Apabila seseorang masuk
masjid hendaklah ia mendirikan shalat dua rakaat sebelum
duduk.”
6. Menanti kehadiran jamaah yang lain
Shalat adalah ibadah yang diatur dengan waktu. Allah
berfirman;
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat
(mu),ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk
dan di waktu berbaring. Kemudian, apabila kamu telah

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 21


merasa aman, dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yang beriman.”
7. Dido’akan malaikat
Al-Bukhari, Muslim, dan Abu Daud meriwayatkan hadits
tentang do’a malaikat bagi orang yang shalat berjamaah,
dari Abu Hurairah r.a: Rasulullah SAW bersabda, “Malaikat
mendo’akan setiap orang selama ia amsih berada di tempat
shalatnya (di masjid), sepanjang tidak berhadits; ‘Yaa Allah,
ampunilah ia; ya Allah, sayangilah ia”.
8. Disaksikan malaikat
Pergantian tugas antara Malaikat Siang dan Malaikat
Malam terjadi pada waktu subuh. Allah berfirman dalam
surat Al-Isra’: 78; Dirikanlah shalat dari sesudah matahari
tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula
shalat) subuh; sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan
(oleh malaikat). (Al-Isra’: 78)
9. Menyambut iqamah dengan do’a
Abu Daud meriwayatkan hadits sebagai berikut; Sewaktu
Bilal mengumandangkan iuqamat dan sampai pada lafazh
Qad Qamatish Shalah, Nabi SAW berucap,”Semoga Allah
meneguhkan dan melestarikannya.”
10. Diselamatkan dari gangguan setan
Al-Bukhari dan Muslim meriwayat hadits dari Abu Hurairah
r.a sebagai berikut; Apabila adzan dikumandangkan,
setan pun mundur terkentut-kentut sampai ia tidak bisa
mendengar adzan; apabila adzan usai, ia datang kembali.
Apabila kemudian dikumandangkan iqamat, ia pun

22 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


mundur lagi. Seusai iqamat, ia datang lagi dan berbisik
kepada orang (yang sedang shalat),”Ingatlah ini, ingatlah
itu”, padahal semua itu tidak ia ingat sebelumnya, sampai-
sampai ia tidak tahu lagi sudah berapa rakaat shalatnya.
11. Berdiri tegak dan bersiap mengikuti imam
Al-Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah meriwayatkan
hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik r.a; Setelah
salam, usai shalat, beliau bersabda,”Imam itu dijadikan
hanya untuk diikuti. Maka, apabila ia shalat sambil
berdiri hendaknya kalian shalat sambil berdiri; apabila
ia melakukan ruku’, lakukanlah ruku’’apabila ia bangkit,
bangkitlah; apabila ia bersujud, bersujudlah; dan apabila
ia mengucapkan ‘Sami’allahu li Man Hamida’, ucapkanlah,
‘Rabbana wa lakal hamdu.”
12. Menyaksikan dan mengikuti takbir ihram imam
At-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Anas bin Malik r.a
sebagai berikut; Barangsiapa shalat berjamaah selama
empat puluh hari karena Allah dengan mendapati takbir
ihram imam, ia dipastikan memperoleh dua kebebasan
dari kemunafikan.
13. Merapatkan dan meluruskan shaff
Lurus dan rapatnya shaf melenyapkan peluang setan
untuk mengisi barisan yang kosong, sebagai celah
melancarkan waswasah. Sebab itulah Rasulullah sangat
memperhatikan hal ini, sebagaimana terungkap dalam
sabdanya; Rasulullah SAW bersabda,”Hendaknya kalian
benar-benar meluruskan shaf atau Allah membuat wajah-
wajah kalian saling berapaling.”

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 23


14. Menjawab ucapan imam
Muslim, Abu Daud, dan Ibnu Majah meriwayatkan hadits
tentang bacaan i’tidal dari Ibnu Abi Afwa; Adalah Rasulullah
SAW apabila bangkit dari ruku’, beliau berucap,”Allah selalu
mendengar orang yang memujanya. Ya Allah, Tuhan kami,
bagi-Mu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi, juga
sepenuh apa saja yang Kau kehendaki selain itu.”
15. Lebih aman dari kelalaian
Salah satu sifat manusia adalah pelupa, lengah, atupun
lalai. Shalat berjamaah yang menuntut keseragaman
bilangan rakaat dan gerak akan mudah mengingatkan
makmum atau imam yang lalai.
16. Lebih khusyu’
Allah SWT mengingatkan melalui firman-Nya dalam surat
Al-Mu’minun ayat 1-2;
Sesungguhnya beruntunglah orang-oranmg yang beriman,
(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya. (Al-
Mu’minun:1-2)
17. Lebih bagus dalam tata cara shalat
Allah berfirman: Tuhan (yang menguasai) langit dan
bumi dan apa-apa yang ada diantara keduanya. Maka,
sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat
kepada-Nya. Apakah kamu menegetahui ada seorang yang
sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (Maryam: 65)
18. Dilindungi malaikat
Setiap orang yang memiliki iman mantap pasti memperoleh
penghargaan dari Allah SWT berupa perlindungan para

24 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


malaikat; Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan:
“Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka meneguhkan
pendirian mereka, malaikat akan turun kepada mereka
dengan mengatakan,”Janganlah takut dan janganlah
merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan surga
yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” Kamilah pelindung-
pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di
dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan
dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu
minta, sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (Fushilat: 30-32)
19. Menyimak dan merenungkan bacaan imam
Secara umum, dalam hal ini Allah SWT mengajarkan;
Dan apabila dibacakan Al-Qur’an maka dengarkanlah baik-
baik, dan perhatikan dengan tenang agar kamu mendapat
rahmat. (Al-A’raf: 204)
20. Menghidupkan syiar islam
Allah berfirman; Siapakah yang lebih baik perkataannya
daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh, dan berkata, “Sesungguhnya Aku termasuk
orang-orang yang menyerah diri”. (Fushilat: 33)
21. Membuat marah setan yang menyaksikan kekokohan,
kekom­pakan, dan saling tolong menolong jamaah dalam
ketaatan
Muslim dan At-Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Jabir
r.a; Nabi SAW bersabda, “Sungguh, setan telah putus
asa membuat orang-orang yang shalat menyembahnya
di seantero Jazirah Arab, namun ia terus berupaya

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 25


menghasut antara mereka.”
22. Dijaga dari sifat munafik dan buruk sangka
Allah berfirman; Sesungguhnya orang-orang munafik itu
menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka.
Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri
dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di
hadapan manusia. Dan, tidaklah mereka menyebut Allah
kecuali sedikit sekali. (An-Nisaa’: 142)
23. Menjawab salam imam
Salam merupakan doa yang tulus dari setiap pribadi
muslim kepada pribadi muslim lainnya. Karena itulah
Rasulullah SAW menganjurkannya dalam berbagai
kesempatan; Kami shalat bersama Nabi SAW; kami
mengucapkan salam jika beliau mengucapkan salam.
24. Mengambil keberkahan berjamaah, shalat, dzikir, dan do’a
Muslim, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah meriwayatkan
hadits dari Abu Hurairah dan Abu Said Al-Khudri r.a;
Ia menyaksikan bahwa Nabi SAW bersabda,”Setiap kali
sekelompok orang berdzikir mengingat dan meyebut nama
Allah SWT, pastilah para malaikat mengelilingi mereka,
rahmat meliputi mereka, dan ketenangan turun kepad
mereka. Juga, Allah menyebut-nyebut mereka kepada yang
berada di sisi-Nya.
25. Membangunn kesatuan hati antara jamaah dan komunitas
masjid
Allah berfirman; Dan berpeganglah kamu semuanya
kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-

26 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika
kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, lantas
Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu
karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara;
dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk”. (Ali Imran: 103)
26. Menyimak bacaan imam
Allah SWT berfirman; Dan apabila dibacakan Al-Qur’an
maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikan dengan
tenang agar kamu mendapat rahmat. (Al-A’raf: 204).
27. Mengucapkan amin bertepatan dengan ucapan amin
malaikat
Al-Bukhari meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah r.a;
Nabi SAW bersabda,”Apabila imam mengucapkan amin
maka ucapkanlah amin. Karena, barangsiapa ucapan
aminnya berbarengan dengan ucapan amin para malaikat,
dosa-dosany.

B. Ketentuan Sah atau Tidaknya Berjama’ah


Orang merdeka tidak boleh menjadi makmum (mengikuti)
seorang imam (dari seorang budak). Dan anak yang telah baligh
boleh menjadi makmum dari imam (yang masih murahik/anak
di bawah umur), berbeda dengan anak balita (yang belum tamyiz
tidak sah menjadi imam dalam shalat.
Seorang pria bermakmum kepada wanita tidak sah, demikian
juga banci muskil (menjadi masalah) bermakmum kepada sesama,

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 27


atau banci bermakmum kepada wanita, maka hukumnya tidak sah.
Hukumnya tidak sah, seorang qari’ (yang fasih bacaan
al-qurannya) bermakmum kepada yang ummi (tidak pandai
membaca fatihah dengan fasih, baik huruf maupun tasydidnya).

C. Dalil tentang Shalat Berjama’ah


1.      Q.S An- Nisa ayat 102

2.      Q.S Al-Baqarah ayat 4

Hadits Rasulullah SAW.

َّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َُّ ْ َ َ
‫ قال رسول اللِ صىل‬:‫ب ريض اهلل عنه قال‬ ٍ ‫ب ب ِن كع‬ِ ‫وعن أ‬
ْ َ َْ َ َ َ َ
,ُ‫اهلل عليه وسلم ( َصلةُ ا َّلر ُج ِل َم َع ا َّلر ُج ِل أزك م ِْن َصلت ِ َ ِهح َده‬
َ‫ك َث‬ْ َ َ َ َ َ ُ َّ َ َ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ُ ُ َ َ َ
‫ وما كن أ‬,‫ي أزك مِن صلتِهِ مع الرج ِل‬ ِ ‫وصلته مع الرجل‬
ُ‫حه‬ َّ َ َ ُ َ ُ ُ َ َ
َ ‫ َو َص َّح‬,‫الن َسائ ُّي‬ َ َّ َ َ ُّ َ َ َ ُ َ
ِ ‫ و‬,‫ رواه أبو داود‬ ) ‫فهو أحب إِل اللِ ت ِعاىل‬
‫ح َّبان‬ ْ
ِ ‫ا ِب ُن‬
Artinya: Dari Ubay Ibnu Ka’ab Radliyallaahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sholat
seorang bersama seorang lebih baik daripada sholatnya
sendirian, sholat seorang bersama dua orang lebih baik
daripada sholatnya bersama seorang, dan jika lebih banyak
lebih disukai oleh Allah ‘Azza wa Jalla.” Riwayat Abu Dawud
dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.11

11 Bulughul maram, hadits no. 447

28 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Hadits Rasulullah SAW.

َّ َ َ ُ َ َّ َ َ ُ ْ َ ُ َّ َ َ ِ َ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ ْ َ
‫ أن رسول اللِ صىل اهلل‬,‫عن عب ِد اللِ ب ِن عمر رض الل عنهما‬
ْ‫اعةِ أَفْ َض ُل م ِْن َص َلة ِ اَلْ َف ّذ ب َسبع‬
َ َ‫ل‬ َ ْ َ ُ َ َ َ َ
‫ " صلة ا م‬:‫عليه وسلم قال‬
ٍ ِ ِ
َ َ ُ ً َ ََ َ ْ َ
) ِ‫(م َّتف ٌق َعليْه‬   ‫ِشين درجة‬
ِ ‫وع‬
Artinya: Dari Abdullah Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Sholat
berjama’ah itu lebih utama dua puluh tujuh derajat daripada
sholat sendirian.” Muttafaq Alaihi.

D. Hukum Shalat Berjama’ah


Penyusun kitab Matan al-Ghayat wa al-Taqrib, Syaih Abu Syuja’
dan Imam Rafi’ berpendapat bahwa hukum shalat berjama’ah
adalah sunnah muakkadah. Sedangkan Imam Nawawi berpendapat
fardlu kifayah. Perkataan Abu Syuja dan Rafi’I termasuk lemah
(dhaif), sedang perkataan Imam Nawawi termasuk lebih sah dan
kuat, sehingga menjadi qaul mu’tamad.
Dalam kitab Fath al-Qarib disebutkan“Shalat berjama’ah bagi
orang-orang lelaki merdeka dalam setiap shalat fardlu selain shalat
Jum’at adalah Sunnah Muakkadah menurut mushannif Syaih Abi
Syuja’ dan Imam Rafi’I. (Adapun) yang lebih syah (mu’tamad)
menurut Imam Nawawi, bahwasannya shalat berjama’ah itu fardlu
kifayah”.
Mengingat shalat berjama’ah termasuk bagian dari syiar
Islam dalam meramaikan tempat-tempat ibadah dan merupakan
unjuk kerukunan terhadap orang-orang yang kurang sefaham

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 29


dengan ukhuwah islamiyah, sekalipun tidak sekeras Ahmad
Hambali, tetapi pendapat Imam Nawawi tersebut cukup
menggugah umat bahwa shalat jamaah itu fardlu yang harus
ditunaikan oleh sebagian anggota masyarakat. Sebab bila tidak
demikian, seluruh mukallaf satu kampung berdosa semuanya.

30 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


BAB III
Sholat Khusyu’ Sebagai
Peningkatan Akhlak

A. Pengetian Khusyuk
Khusyuk menurut bahasa arab yang nyata ialah inkhifaadh
(merendah), dzull (merasa hina) dan sukuun (tenang). Misalnya
Allah berfirman:

ً ْ َ َّ ُ َ ْ َ َ َ َ ْ َّ ُ َ ْ َ ْ َ َ َ َ
108 ‫ت الصوات ل ِلرح ِن فل تسمع إِل همسا‬ ِ ‫وخشع‬
Dan (kedengaran) suara yang syup-sayup sampai (karena
takut) kepada Allah. Dan tidak engkau dengar selain dari
bisikan (belaka). (Thaha: 108)
Jadi, yang di maksud dengan suara yang khusyuk ialah suara

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 31


yang tenang dan sangat pelan hingga hampi tidak terdengar sama
sekali setelah sebelumnya keras. Allah Maha pencipta lagi Maha
Mengetahui mensifati bumi-Nya dengan khusyuk. Dia berfirman:
َ َ َ َّ َ َ ْ َ
َ‫ك تَ َرى ْال ْر َض َخا ِش َع ًة فَإ َذا أن ْ َز ْلَا َعلَيْ َها ال ْ َماء‬ ‫ومِن آ َياتِهِ أن‬
ِ
ْ َّ َ ْ
ْ ‫ت َو َر َب‬
‫ت‬ ‫اهت‬
Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya, kamu melihat
bumi itu kering tandus. Maka apabila kami turunkan hujan
pada permukaannya ia berubah menjadi subur. (Fushshilat: 39)
Yaitu bumi tersebut tidak bisa diolah dan tidak bisa
ditanami tumbuhan. Maka jelas tampak bahwa yang dimaksud
sifat khusyuk pada bumi ialah bumi yang kering tandus yang sama
sekali tidak bisa ditanami.
Khusyuk hampir sama dengan khudhu’. Hanya saja khudhu’
berkenaan dengan badan saja. Sedangkan khusyuk mencakup
tenangnya seluruh anggota tubuh manusia. Orang yang khusyuk
ialah orang yang dilihat sangat tenang, seperti tenangnya gedung
yang dibangun diatas ponadasi yang kokoh.
Adapun dari segi terminologi (istilah), Ibnul Qayyim
rahimahullaah mengungkapkan; bahwa khusyu’ sejatinya
merupakan makna yang terangkai dari rasa pengagungan,
rasa cinta, hina, dan remuk redam (di hadapan Allah). Khusyu’
terkadang dimaknai sebagai amalan hati, contohnya rasa takut
pada Allah. Namun terkadang juga sebagai bagian dari amalan
lahiriyah semisal tenang dan diamnya anggota badan.
Khusyu’ artinya: kelembutan hati, ketenangan sanubari yang

32 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


berfungsi menghindari keinginan keji yang berpangkal dari
memperturutkan hawa nafsu hewani, serta kepasrahan di hadapan
ilahi yang dapat melenyapkan keangkuhan, kesombongan dan
sikap tinggi hati.
Dengan itu, seorang hamba akan menghadap Allah dengan
sepenuh hati. Ia hanya bergerak sesuai petunjuk-Nya, dan hanya
diam juga sesuai dengan kehendak-Nya. (Lihat “A1-Khusyu’ fi
Ash-Shalah” oleh Ibnu Rajab Al-Hambali).
Adapun pengertian khusyu’ di dalam shalat:

“Kondisi hati yang penuh dengan ketakutan, mawas diri dan


tunduk pasrah di hadapan keagungan Allah. Kemudian semua,
itu membekas dalam gerak-gerik anggota badan yang penuh
khidmat dan konsentrasi dalam shalat, bila perlu menangis
dan memelas kepada Allah; sehingga tak memperdulikan hal
lain.” (‘Lihat Al-Khusyu’ karya Al-Hilali).
Pengertian khusyu’ tersebut diambil dari firman Allah:

“..yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya..” (QS. Al-


Mukminun: 1-2)
Mengenai makna kekhusyu’an itu, Ibnu Abbas menandaskan:
“Artinya penuh takut dan khidmat.” A1-Mujahid menyatakan:
“Tenang dan tunduk.” Sementara Ali bin Abi Thalib pernah
menyatakan:

“Yang dimaksud dengan kekhusyu’an di situ adalah kekhusyu’an


hati.“
Lain lagi dengan Hasan al-Bashri, beliau berkata:

“Kekhusyu’an mereka itu berawal dari dalam sanubari, lalu

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 33


terkilas balik ke pandangan mata mereka sehingga mereka
menundukkan pandangan mereka dalam shalat.”
Imam Atha’ pernah berkata:

“Khusyu’ artinya, tak sedikitpun kita mempermainkan salah


satu anggota tubuh kita.“
Jadi artinya, kekhusyu’an dalam shalat bukanlah sekedar
kemampuan memaksimalkan konsentrasi sehingga fikiran hanya
terfokus dalam shalat. Namun kekhusyu’an lebih merupakan
kondisi hati yang penuh rasa takut, pasrah, tunduk dan sejenisnya;
yang membias dalam setiap gerakan shalat sehingga menjadi
nampak anggun, khidmat dan tidak serampangan.
Singkat kata, khusyu’ adalah: Amalan hati berupa rasa takut,
hina, dan tawadhu’, yang diiringi rasa cinta dan pengagungan
terhadap Rabb yang tampak pengaruhnya secara lahiriyah dalam
wujud tenang dan diamnya anggota badan.
Menurut para ulama khusyuk ialah lunaknya dan kosongnya
hati dari keinginan-keinginan jalek yang bersumber dari hawa
nafsu, sehingg hati bersih dari perasaan besar, tinggi, dan sombong.
Pada saat itu seorang hamba berdiri tegak dihadapan Allah Ta’ala,
tidak bergerak sedikit pun kecuali diperintah dan tidak diam. Oleh
karena itu, khusyuk ialah:
• Usaha yang terus menerus untuk taat kepada Allah
dan untuk menjauhi segala laranganNya.
• Ketenangan jiwa yang diekspresikan dengan anggota
tubuh yanh diam dan tenang.
• Terpengaruhnya hati oleh keagungan Allah dan selalu
merengungkan akan keagungan dan kehebatanNya.

34 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


• Terpancarnya cahaya semangat mengagugkan Allah
dalam hati dan padamnya api syahwat dan syubhat.
• Hati menerima dan tunduk kepada kebenaran,
walaupun bertentangan dengan kehendak dan keingi­
nannya.
Begitulah pengertian khusyuk menurut syar’i yang terwujud
dalam tingkah laku, yang menyebabkan orang yang bersangkutan
senantiasa merendah, petuh kepada Rabb alam semesta, ta’dhim,
cinta dan rindu kepada kebenaran yang nyata.
Akhlakul  karimah  merupakan  keadaan  jiwa  yang  kokoh, 
dari  mana timbul  berbagai  perbuatan  dengan  mudah  tanpa 
menggunakan  pikiran  dan perencanaan. Bilamana perbuatan-
perbuatan yang timbul dari jiwa yang baik,maka keadaannya
disebut akhlak yang baik. Jika yang ditimbulkan kebalikan dari  itu,
maka  keadaannya  disebut  akhlak  yang  buruk. Apabila  keadaan 
itu tidak  mantap  dalam  jiwa,  maka  ia  tidak  disebut  dengan 
akhlak.  Untuk  itu akhlak  bisa  dihasilkan  dengan  latihan  dan 
perjuangan  pada  awal  hingga akhirnya menjadi watak. Maka
dari  itu penulis akan memberikan pengertian tentang akhlakul
karimah.
Dengan  pengertian  akhlak  secara  etimologis  berasal  dari 
bahasa Arab yang  berarti  Budi Pekerti. Sinonimnya etika dan
moral. Etika dari bahasa latin etos yang berarti    Dalam  kamus 
ilmiah,  akhlak  diartikan  budi  pekerti,  tingkah  laku  atau perangai 
seseorang.
Ismail  Thaib  mengatakan  bahwa  dalam  pengertian sehari-
hari  perkataan  akhlak  umumnya  disamakan  dengan  sopan 
santun atau kesusilaan.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 35


Adapun  pengertian  akhlak  menurut  terminology  (istilah) 
dapat disebutkan berikut beberapa pengertian dari pada ahli ilmu.
1. Menurut Imam Ghazali
akhlak merupakan  Sifat  yang  tertanam  dalam  jiwa 
yang  menimbulkan  macam-macam  perbuatan  dengan 
gampang  dan  mudah  tanpa  memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
2. Menurut Ibrahim Anis
akhlak ialah Sifat  yang  tertanam  dalam  jiwa  yang 
dengannya  lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau
buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
3. Ibnu  Maskawaih  merumuskan  akhlak  adalah  keadaan 
jiwa  yang mendorong untuk melakukan suatu perbuatan
tanpa dipikir dan diteliti.
4. Ahmad Amin menyebutkan bahwa : Setengah dari mereka
mengar­tikan akhlak  ialah  kebiasaan  kehendak.  Berarti 
kehendak  itu  apabila membiasakan sesuatu maka disebut
akhlak.
Dari  beberapa  pendapat  di  atas  dapat  diambil  kesimpulan 
sebagai berikut  bahwa  akhlak  adalah  suatu  keadaan  atau 
kebiasan  atau  kehendak seseorang  yang  dapat mendorong
melakukan  perbuatan  baik  atau  perbuatan buruk  tanpa  berpikir 
terlebih  dahulu.  Jadi  kalau  pengertian  akhlak digabungkan 
dengan  pengertian  karimah  yang  artinya  mulia,  maka  arti
akhlakul  karimah  adalah  perilaku    manusia  yang  mulia  atau 
perbuatan- perbuatan  yang  dipandang  baik  atau  mulia  yang 
dibiasakan  dan  perbuatan yang  dipandang  baik  atau mulia  oleh 
akal  serta  sesuai  dengan  ajaran  Islam (syaraí)  yang bersumber

36 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


dari Al-Qurían dan Sunnah Nabi Muhammad  saw. Akhlak ini
disebut akhlak mahmudah atau hasanah, yakni akhlak yang bagus
atau baik.

B. Khusyuk Mengatur Seluruh Anggota Tubuh Manusia


Khusyuk mengatur seluruh anggota tubuh manusia, karena
khusyuk menancap dalam hati. Oleh karena itu, bila hati suadah
khusyuk, maka seluruh anggota tubuh manusia menjadi khusyuk,
karena mereka semua ikut hati. Rasulullah SAW bersabda:
“yang halal sudah jelas, yang haram sudah jelas dan diantara
keduanya (banyak) hal-hal yang syubhat yang tidak diketahui
oleh kebanyakan manusia. Oleh karena itu, barang siapa menjauhi
perkara-perkara yang syubhat, berarti dia sudah membersihkan
agama dan kehormatannya. Barang siapa yang jatuh kedalam
perkara-perkara yang syubhat, seperti penggembala yang sedang
mengengbala (ternaknya) di daerah sekitar larangan sehingga
hampir saja dia masuk kedalam larangan itu. Ketahuilah bahwa
tiap-tiap penguasa punya daerah larangan. Ketahuilah bahwa
daerah larangan adalah perkara-perkara yang haram. Ketahuilah,
dalam jasad manusia ada segumpal darah, apabila dia baik, niscaya
sekujur tubuhnya baik ; apabila ia rusak,niscaya sekujur tubuhnya
rusak. Ketahuilah, ia adalah hati.
Dalam hadist di atas, secara khusus Nabi SAW menyebabkan
hati karena ia adalah komandan badan. Bila komandannya baik,
niscaya anak buahnya baik, bila komandannya bejat, niscaya anak
buahnya bejat.
Apabila hati khusyuk, niscaya pendengara, penglihatan,
kepala, wajah dan seluruh anggota tubuh khusyuk juga, bahkan
apa saja yang bersumber dari hati menjadi khusyuk juga. Oleh

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 37


karena itu, ketika rukuk dalam solat, beliau SAW berdoa: “ya Allah,
hanya kepadaMu aku rukuk, hanya kepadaMu aku beriman, hanya
kepadaMu aku berserah diri, hanya kepadaMu pendengaranku,
penglihatanku, otakku, tulangku, dan urat syarafku khusyuk”.
Begitu juga Allah mensifati wajah orang-orang kafir pada hari
kiamat dengan kata khusyuk. Allah berfirman:

ٌ َ
2‫ُو ُجوهٌ يَ ْو َمئ ِ ٍذ خا ِش َعة‬
“muka-muka (orang-orang kafir) pada hari itu muram
(tunduk).(Al-Ghasyiah: 2)
Allah mensifati penglihatan mereka dengan kata khusyuk.
FirmanNya:

ٌ َّ ْ ُ ُ َ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ً َ َ
43 ‫خا ِشعة أبصارهم ترهقهم ذِلة‬
Artinya: pandangan mereka menekur. Kehinaan menimpa
mereka. (Al Qalam: 43)
Allah berfirman:

ٌ ‫ج َداث َك َأ َّن ُه ْم َج َر‬


ٌ‫اد ُمنْتَ ِش‬ َ ُ ُ ْ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ً َّ ُ
ْ َ‫ون م َِن ْال‬
ِ ‫خشعا أبصارهم يرج‬
Artinya: orang-orang kafir itu keluar dari kuburnya dengan
menundukkan kepala, seakan-akan mereka belalang yang
berterbangan (Al Qamar: 7)
Dan Allah menerangkn bahwa yang demilian itu karena hati
mereka merasa ketakukan. Mereka takut akan dilempar ke jurang
azab.

38 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Allah berfirman:

َ ُ ُ ْ َ َ َّ َ َ ُ ُ َ ٌ َ َ َ ُ َ ْ َ ٌ َ َ َ ْ َ ٌ ُ ُ
‫ يقولون أئِنا لمردودون‬9 ‫ أبصارها خا ِشعة‬8 ‫جفة‬
ِ ‫قلوب يومئ ِ ٍذ وا‬
َ َ ْ
10 ِ ‫ِف الاف ِرة‬
Artinya: hati manusia wktu itu berdebar-debar,pandangannya
menunduk. Mereka (orang-orang kafir) berkata, “apakah kami
akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula.”. (An Naziat:
8-10)
Allah sudah menetapkan bahwa yang demikian itu
kehinaan yang bakal menimpa mereka pada hari yang mana harta
dan anak cucu tidak berguna lagi ketika mereka akan dicampakkan
ke jurang neraka.

Dalam kesempatan yang lain Allah berfirman:

ّ ُّ َ ‫ون َعلَيْ َها َخا ِشع‬


َ ُ َْ ُ ْ ُ َََ
..‫ني م َِن اذل ِل‬ ِ ‫وتراهم يعرض‬
Artinya: dan engkau akan melihat mereka menundukkan diri
ketika digiring ke neraka (kerena merasa) hina dan memandang
dengan mata yang sayu (As Syura: 45)

C. Keutamaan Khusyuk
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu
orang-orang yang khusyu dalam sholatnya dan orang-orang yang
menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna  
(Al-Quran: Surat Al-Mu`minun) Rasulullah SAW bersabda: Ilmu
yang pertama kali di angkat dari muka bumi ialah kekhusyuan.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 39


(HR. At-Tabrani ) Nabi Muhammad SAW dalam sholatnya
benar-benar dijadikan keindahan dan terjadi komunikasi yang
penuh kerinduan dan keakraban dengan Allah. Ruku, sujudnya
panjang, terutama ketika sholat sendiri dimalam hari, terkadang
sampai kakinya bengkak tapi bukannya berlebihan, karena ingin
memberikan yang terbaik sebagai rasa syukur terhadap Tuhannya.
Sholatnya tepat pada waktunya dan yang paling penting, sholatnya
itu teraflikasi dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri orang-orang
yang sholatnya khusyu:
1. Sangat menjaga waktunya, dia terpelihara dari perbuatan
dan perkataan sia-sia apa lagi maksiat. Jadi orang-orang
yang menyia-nyiakan waktu suka berbuat maksiat berarti
sholatnya belum berkualitas atau belum khusyu.
2. Niatnya ikhlas, jarang kecewa terhadap pujian atau
penghargaan, dipuji atau tidak dipuji, dicaci atau tidak
dicaci sama saja.
3. Cinta kebersihan karena sebelum sholat, orang harus
wudhu terlebih dahulu untuk mensucikan diri dari
kotoran atau hadast.
4. Tertib dan disiplin, karena sholat sudah diatur waktunya.
5. Selalu tenang dan tuma`ninah, tuma`ninah merupakan
kombinasi antara tenang dan konsentrasi.
6. Tawadhu dan rendah hati, tawadhu merupakan akhlaknya
Rasulullah.
7. Tercegah dari perbuatan keji dan munkar, orang lain
aman dari keburukan dan kejelekannya.
Orang yang sholatnya khusyu dan suka beramal baik tapi
masih suka melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah,

40 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


mudah-mudahan orang tersebut tidak hanya ritualnya saja yang
dikerjakan tetapi ilmunya bertambah sehingga membangkitkan
kesadaran dalam dirinya. Jika kita merasa sholat kita sudah khusyu
dan kita ingin menjaga dari keriaan yaitu dengan menambah
pemahaman dan mengerti bacaan yang ada didalam sholat dan
dalam beribadah jangan terhalang karena takut ria.
Inti dalam sholat yang khusyu yaitu akhlak menjadi baik,
sebagaimana Rosulullah menerima perintah sholat dari Allah,
agar menjadikan akhlak yang baik. Itulah ciri ibadah yang disukai
Allah. Semoga dibulan ramadhan ini kita meningkatkan kualitas
sholat kita.
Jika khusyu adalah hadiah, mengapa ada sebagian orang yang
menggenjot konsentrasi dengan cara-cara shalat panjang ataupun
dengan berdzikir panjang ternyata dapat juga mencapai khusyu,
walaupun dengan pengorbanan yang besar baik itu dari segi
waktu maupun tenaga, sekiranya untuk mendapatkan khusyu
haruslah sedemikian besar pengorbanannya, tentu akan sulitlah
bagi orang-orang biasa yang mempunyai kesibukan keseharian
yang cukup banyak, sedangkan khusyu itu sendiri adalah hak bagi
semua orang.
Bagi mereka yang berkeluangan waktu dan tenaga, mereka
dapat melakukan pengkonsentrasian dengan melakukan shalat
taupun dzikir panjang, sehingga dengan terkurasnya tenaga
hingga habis maka tanpa terasa mereka telah bersih diri, sabar
serta berserah diri, sehingga khusyu bisa didapatkan walaupun
mereka hanya mendapatkan khusyu ibadah dan bukan khusyu
kehidupan.
Sedangkan mereka yang berusaha menyatu dengan alam,

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 41


mereka merasakan mendapatkan ketenangan jiwa yang mereka
anggap kekhusyuan walaupun sebenarnya adalah bukan, semua
itu dikarenakan menyatu dengan alam adalah menyatukan jiwa
dengan bumi, ataupun sejauh-jauhnya menyatukan jiwa dengan
alam semesta, yang kedua-duanya masih termasuk hitungan dunia,
sedangkan khusyu kaitannya adalah dengan akhirat, kesalahan-
kesalahan tersebut memang umum terjadi, tentu saja penyebabnya
adalah kesulitan dalam membedakan yang mana mata bathin
dengan yang mana mata terbuka hijab ghaib, mata terbuka hijab
ghaib adalah mata yang dapat melihat mahluk ghaib, tentu saja
yang terlihat bukanlah yang Maha Ghaib, ataupun akhirat yang
jauh diluar alam semesta, sedangkan mata bathin tentu saja tidak
melihat melalui kedua matanya itu, karena pada saat mata bathin
terbuka, semua panca indera tetap berfungsi seperti biasanya dan
tidaklah seperti orang yang kehilangan kesadarannya.
Sekarang pertanyaannya adalah, jadi dapatkah dan
atau  bagaimanakah kita sebagai orang-orang biasa saja dapat
mencapai apa yang dinamakan khusyu beribadah, bahkan khusyu
dalam kehidupan, jawabannya tentu saja dapat, sedangkan masalah
bagaimananya, kita harus menelaah lebih dahulu dasar-dasar
pendukung pemberian hadiah khusyu itu sendiri, pada dasarnya
islam adalah pola hidup yang harus di dukung oleh kesadaran yang
setinggi-tingginya.
Oleh karena itulah maka umat islam diwajibkan melaksanakan
shalat lima waktu sebagai pembentukan pola beribadah, yang
harus dilakukan dengan kesadaran sepenuhnya, sehingga sangat
tidak disarankan kita shalat sambil menutup mata, bahkan
pergerakannya pun haruslah dilakukan dengan setertib-tertibnya
agar lisan maupun pergerakan shalat itu senantiasa tetap terjaga

42 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


niat, arti serta tujuannya, tidak menjadi susut dimakan lalai
karena sudah terbiasa atau begitu rutinnya, karena segala sesuatu
perbuatan manusia itu
Pertama-tama di lihat adalah niatnya, seperti yang sudah
umum kita lihat dalam keseharian, bagaimana salam yang begitu
sering di ucapkan menjadi berubah fungsi dan artinya menjadi say
halo saja, padahal saling memberi salam itu sebenarnya adalah
saling mendo’a kan, sehingga niat bersalam itu niat mendo’akan
orang, tujuannya adalah agar orang yang dido’akan tersebut
selamat dunia akherat, mendapat rahmat serta berkah dari Allah,
hukumnya bagi orang yang mendo’akan akan mendapat yang
sama, tanpa mengurangi sedikitpun dari orang yang dido’akannya,
adapun dalam kehidupan keseharian kita di ajarkan untuk
membaca Basmallah setiap kali hendak melakukan sesuatu, serta
do’a-do’a harian yang dapat menjadi pagar kehidupan kita, asalkan
semuanya itu dilakukan dengan selalu menyadari sepenuhnya
akan niat, maksud serta tujuan setiap segala sesuatu yang kita
lakukan.
Oleh karena itu, dalam melaksanakan shalat usahakanlah
senantiasa melaksanakannya penuh dengan kesadaran serta
ketertiban, tertib dalam setiap gerakan serta lisan, tidak
kehilangan niat, maksud, tujuan serta melakukannya hanya
karena Allah, demikian pula dalam melaksanakan kehidupan
keseharian kita, lakukanlah semua karena Allah serta jelas niat,
maksud, tujuannya, jadikanlah segala sesuatu dalam kehidupan
kita menjadikan kita mengingat Allah, mengejar pahala karena di
suruh Allah melalui rosulnya, menghindari dosa karena dilarang
Allah melalui rosulnya, berdo’a meminta kepada Allah yang maha
kaya serta maha pengasih lagi penyayang kata rosulnya, Basmallah

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 43


menempatkan Allah menemani serta mengawasi kita begitulah
yang disampaikan rosul Allah tentang keseharian, ingatlah bahwa
mengingat Allah dan rosulnya akan senantiasa memperkuat
Syahadat kita, sedangkan pola hidup islami akan membuat kita
otomatis berdzikir mengingat Allah pada saat berdiri, duduk dan
tidur.
Keutamaan khusyuk banyak sekali, yaitu:
1. Orang khusyuk berbahagia
Orang-orang khusyuk benar-benar telah menyebut baik
seruan Allah untuk menempuh hidup bahagia, sehingga
mereka berhak mendapatkan kabar gembira. Seperti
firman Allah:

َ.‫خبتني‬ْ ُْ ّ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ ٌ َ ٌَ ْ ُ َُ َ
ِ ِ ‫ش الم‬ ِ ‫فإِلهكم إِل وا‬
ِ ِ ‫حد فله أسلِموا وب‬
Artinya: “Maka Illahmu adalah Illah Yang Maha Esa, karena
itu berserah dirilah kamu kepadaNya. Dan berilah kabar
gembira pada orang-orang yang tunduk patuh (kepada
Allah). (Al-Hajj: 34)
2. Maghfirah
Orang-orang yang sampai pada derajat orang-orang
khusyuk akan selalu mendapat maghfirah (ampunan) dari
Allah SWT, yang mampu menghapus segala kesalahannya
dan mengembangkan kebaikannya, agar pahala mareka
berlipat ganda dan bertanbah umurnya.
3. Pahala yang besar
Apabila mereka sudah menghadap Rabb mereka, mereka
akan mendapat pahala yang demikian besar dan keridhoan

44 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


yang mendalam. Dia selalu menunggu kehadiran mereka
untuk membahas jerih payah mereka. Dia berfirman:

ْ‫كم‬ ُ ْ َ َ ْ ُ َ َ َّ ُ ْ ُ ْ َ َ َ ْ ْ َ ْ َّ
‫اب لمن يؤمِن بِاللِ وما أن ِزل إِل‬ ِ ‫ِإَون مِن أه ِل الكِت‬
َّ َ َ ُ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َْ َ ُْ َ َ
ِ‫ات الل‬ ِ ‫وما أن ِزل إِل ِهم خا ِشعِني ِلِ ل يشتون بِآ َي‬
ُ‫الل َسيع‬ ْ َ‫ك ل َ ُه ْم أ‬
َ َّ ‫ج ُر ُه ْم عِنْ َد َر ّبه ْم إ َّن‬ َ َ ُ ً َ ًََ
ِ ِ ِِ ِ ‫ثمنا قلِيل أولئ‬
َ ْ
ِ ‫ال ِس‬
‫اب‬
Artinya: “Dan sesungguhnya diantara ahli kitab ada
orang yang beriman kepada Allah dan kepada apa yang
di turunkan kepada kamu dan yang diturunkan kepada
mereka sedang mereka berendah hati kepada Allah dan
mereka tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga
yang sedikit. Mereka memperoleh pahala disisi Rabb
mereka. Sesungguhnya Allah sangat cepat perhitunganNya.
(Ali Imran: 199)
4. Khusyuk mendatangkan keberuntungan
Keutamaan khusyuk berikutnya adalah keberuntungan
bagi orang-orang yang khusyuk. Sesungguhnya itu adalah
janji Allah yang benar. Bahkan sudah menjadi ketetapan
bahwa orang-orang yang khusyuk pasti beruntung.
Beruntung didunia dan akhirat. firmanNya:

َ ُ َ ْ َ َ ْ ُ َ َّ َ ُ ْ ُْ َ ََْ ْ َ
2 ‫ الِين هم ِف صلت ِ ِهم خا ِشعون‬1 ‫قد أفلح المؤمِنون‬
Artinya: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 45


beriman, yaitu orang-orang khusyuk dalam sholatnya (Al
Mu’minun: 1-2)
5. Khusyuk Jalan menuju surga

ْ ََ
ْ‫خ َب ُتوا إ َل َر ّبهم‬ َ َ ‫إ َّن َّال‬
َّ ‫ِين آ ََم ُنوا َو َعملُوا‬
ِِ ِ ‫أ‬‫و‬ ‫ات‬
ِ ‫ال‬ِ ‫الص‬ ِ ِ
َ ُ َ َ ْ ُ َّ َ ُ َ ْ َ ُ
ْ َ َ
23 ‫الون‬ ِ ‫أولئِك أصحاب النةِ هم فِيها خ‬
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal-amal saleh dan merendahkan
diri kepada Rabb mereka, mereka itu adalah penghuni-
penghuni surga, mereka kekal didalamnya (Huud: 23)

D. Sifat-Sifat Orang-Orang Khusyuk


Ciri-ciri khusyu, bila kita mendapatkannya adalah terbukanya
mata bathin kita, yang dapat dirasakan sebagai rasa haru yang
sangat, apabila kita sedang mengingat Allah, akhirat, surga,
Rasulullah, dosa-dosa yang telah lalu serta lain-lain hal yang
berkaitan dengan ruhani kita, rasa haru tersebut membuat
kita merasa hati tergores rindu, menetes airmata, banjir
airmata bahkan bisa sampai menangis tersedu-sedu.   Sebagai
catatan tambahan, dalam keseharian kita di jalanan baik dalam
berkendaraan maupun berjalan kaki, seringkali tanpa disadari
kita menghancurkan pola hidup islami kita dengan menghinakan
diri menjadi preman bahkan menjadi perampok, yang merampas
atau merampok hak orang lain dengan memotong, memepet,
mengambil jalan orang lain, menghalangi, menyebrang dengan
berlambat-lambat, saling memaki atau mengumpat serta lain-lain
perangai tidak terpuji yang kita lakukan, perlu kita sadari bahwa

46 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


semua orang ingin cepat sampai ke tujuan dengan tenang, tentram
dan aman di jalan, menjalin dan menjaga silaturahmi sangatlah
di sarankan bagi orang islam.
1. Takut kepada Allah
Allah SWT meletakkan sifat takut kepadaNya kepada
orang-orang yang khusyuk. Hanya lantaran disebut asma
Allah, bergetarlah hati mereka dan merindinglah kulit
mereka. Yang demikian itu disebabkan demikian kuatnya
keimanan mereka dan kedekatan mereka kepada Rabbnya,
sehingga seolah-olah mereka berada dihadapanNya. Allah
berfirman:

ْ َ‫الل َوجل‬
ُ ُ‫ت قُل‬
‫وب ُه ْم‬ َ ‫ون َّال‬
ُ َّ ‫ِين إ َذا ُذك َِر‬ َ ُ ْ ُ ْ َ َّ
‫إِنما المؤمِن‬
ِ ِ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah
hati mereka. (Al Anfal: 2)
2. Sabar menghadapi musibah
Orang-orang yang khusyuk sama sekali tidak pernah
memprotes terhadap ketentuan Allah Taala.
3. Menegakkan salat
Mereka menegakkan salat dengan tekun dan ikhlas
karenaNya.
4. Mengagungkan Syi’ar dan ayat-ayat Allah
Sesungguhnya mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah dan
dibarengi dengan upaya meninggalkan hal-hal yang
dilarang Allah merupakan ketakwaan Allah. Sebab, takwa
merupakan tujuan ibadah seluruhnya. Allah Yang Maha

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 47


Mengetahui perkara ghaib dan Yang Maha Membolak-
balikkan hati, dan berfirman:

ُ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َّ َ َّ َ َ َ ْ ّ َ ُ ْ َ َ َ َ
32 ‫وب‬
ِ ‫ذل ِك ومن يع ِظم شعائِر اللِ فإِنها مِن تقوى القل‬
Artinya: “Demikianlah perintah Allah. Dan barang siapa
mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka itu sesungguhnya
timbul dari ketakwaan hati. (Al Hajj: 32)

E. Khusyu’ Dalam Kacamata Psykologi dan Tasawuf


Khusyu’ termasuk ibadah yang paling penting dan—beberapa
orang menilai—sulit untuk dilakukan. Untuk menuju khusyu’ kita
harus fokus pada tujuan, meninggalkan segala macam bentuk
beban, dan kosentrasi penuh demi bertemu dengan apa yang
ingin kita tuju. Namun demikian, khusyu’ ini bukan hanya sekadar
ibadah saja rupanya. Ia juga memiliki beberapa manfaat lain dalam
kacamata ilmu psikologi.
Terkadang orang mukmin menyangka bahwa Allah SWT
memerintahkan kita khusyu’ hanya untuk ber-taqarrub
(mendekatkan diri.red) kepada-Nya. Entah itu dalam hal ibadah
sholat, membaca kitab Al Qur’an ataupun hal-hal lain seperti
membaca sholawat dan berdzikir. Namun tahukah kita bahwa
sejatinya tidak demikian. Ada semacam syaitun ‘adzim (sesuatu
yang agung. red) yang terkandung di dalam perintah khusyu’
tersebut.
Abdud Daim Al Kahil dalam bukunya “Metode Qur’ani Lejitkan
Potensi” pernah menyebutkan bahwa ada sebuah penelitian yang
menunjukkan hal baru seputar di balik perintah khusyu’ dan
bagaimana manfaatnya. Dalam penelitian tersebut, istilah khusyu’

48 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


lebih sering disebut sebagai “meditasi”. Meski meditasi ini hanya
sebatas dalam bentuk duduknya seseorang dengan memandang
untuk memusatkan pikiran ke sebuah gunung, lilin, atau pohon
tanpa bergerak dan tanpa berpikir. Hasil kesimpulan singkat
dari para peneliti tersebut menyebutkan bahwa meditasi—yang
dalam konteks Islam sering disebut khusyu’—memiliki manfaat
yang sangat besar, antara lain meringankan rasa sakit fisik dan
psikologis, serta menyelamatkan remaja dari narkoba.
1. Meringankan Rasa Sakit Fisik dan Psikologis
Tentu kita pernah mengalami rasa sakit. Kita juga tahu
bahwa ketika seseorang mengalami rasa sakit, mereka
akan langsung mengambil obat untuk menyembuhkannya.
Namun apa jadinya ketika obat kimia pun gagal dalam
mengobati beberapa penyakit?
Ini mungkin semacam alternatif bagi yang belum pernah
mengalami atau tahu, namun sebenarnya, ini bukanlah
alternatif—yang biasanya diidentikkan dengan jalan
kedua setelah jalan pertama menemui titik buntuk pasca
ditempuh.
Al Qur’an, lagi-lagi telah menyebutkan bahwa ia berfungsi
sebagai penyembuh (syifa’). Ia punya segudang syifa untuk
menjawab semua penyakit yang kadang timbul karena
kecerobohan manusia itu sendiri. Syifa lebih dari sekedar
obat. Syifa adalah penyembuh. Dan jika obat hanya dapat
menyembuhkan satu bagian tertentu dari tubuh atau
jiwa manusia yang sakit, maka syifa memiliki sifat yang
menyeluruh untuk menyembuhkannya.
“Dan kami turunkan dari Al quran suatu yang menjadi

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 49


penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan
Al quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang
dzalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra`: 82)
Sebuah penelitian baru menjelaskan bahwa, meditasi
dapat mengobati penyakit kronis juga (Daim, 2011).
Beberapa peniliti melakukan serangkaian eksperimen
atas otak orang-orang yang diminta untuk mencelupkan
tangan mereka ke dalam air mendidih. Aktivitas otak
akibat dari sakit yang mereka rasakan berhasil diamati.
Setelah itu eksperimen kembali diulang terhadap orang-
orang yang biasa melakukan meditasi secara teratur
(istiqomah.red). Ternyata, otak tidak menanggapi rasa
sakit. Artinya, meditasi dapat memberikan pengaruh
terhadap saraf sehingga mencegah rasa sakit karena
rangsangan otak.
Lagi. Kali ini sebuah penelitian mengenai kanker, dimana
penderita dengan kondisi bermeditasi yang tenang  dan
khusyu selalu dibacakan ayat-ayat suci Al qur’an tiap
pagi dan sore. Yang terjadi kemudian adalah sel DNA-
nya “meledak” dan penderita itu sembuh (Daim, 2011).
Sebetulnya jika kita faham, hal tersebut sudah ada di
dalam Al-Qur’an. Bahwa Allah SWT menciptakan sel-
sel manusia sesuai dengan ayat-ayat Al Qur’an. Jika kita
salah memberi “asupan gizi” pada tubuh kita, maka sel-sel
yang ada pada tubuh kita pun akan menolak. Sementara
jika sel-sel manusia terlalu banyak menolak, ia akan
menciptakan penyakitnya sendiri. Begitu pula jika kita
kurang memberikan ”asupan” Al Qur’an bagi sel-sel dalam
tubuh kita, dengan sendirinya maka jiwa dan raga kita

50 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


pun akan lemah. Dengan begitu, kita mudah mendapatkan
berbagai macam penyakit, baik fisik maupun psikologis.
2. Menyelamatkan Remaja dari Narkoba
Ada seorang terapis bernama Dr. Cucu Maesyaroh. Ia
pernah mengikuti pelatihan shalat khusyu’ dan merasakan
nikmat bermeditasi dalam kekhusyu’an. Dari pelatihan
itu, ia jadi tergerak untuk meneliti lebih jauh pengaruh
shalat khusyu’ kepada para pecandu narkoba yang dialami
remaja. Terapis itu kemudian menangani anak-anak usia
16-24 tahun yang terjerat candu narkoba. Setelah diajari
shalat khusyu’, para remaja itu mengatakan “Ini lho bu
yang saya cari”. Ketika diamati lebih lanjut lagi, ternyata
diketahui bahwa mereka semakin menikmati kekhusyu’an
shalat mereka. Apa pasal?
Remaja yang mengkonsumi narkoba, bila ditanya alasan
mengapa mengkonsumsi narkoba, maka jawaban yang
muncul bisa karena ingin menghindari dan mengatasi
stress. Tetapi sebenarnya tidak demikian. Mereka
mengkomsumi narkoba yang dicari adalah sensasi
otaknya. Sensasi otak ini juga ada saat seseorang merokok,
berdzikir, bahwan memancing. Sensasi berupa meditasi
dalam bentuk ketenangan dan kenyamanan yang luar
biasa itulah yang kemudian disebut dengan rasa nikmat.
Ketika seorang pecandu narkoba mulai berlatih shalat
khusyu’, maka saat Itulah otak dipaksa tenang dari dalam.
Semakin dilatih maka autoproduksi zat penenang endogen
(seperti dopamine, serotonin, dan ekapamin) bisa pulih.
Produksi zat endogen inilah yang digerakkan dan diatur

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 51


Allah SWT untuk tidak berbahaya bagi tubuh, sehingga
mereka berhenti dari konsumsi narkoba.

F. Mempraktikkan Khusyu’ dalam Kehidupan Sehari-hari


Jika kita sudah tahu manfaat dari khusyu’, maka yang
kemu­dian jadi pertanyaan kita bersama adalah bagaimana
mempraktikkannya?
Al Qur’an selain berfungsi sebagai pedoman umat muslim,
ia juga merupakan sarana yang tepat untuk mempraktikkan
khusyu’ kepada Allah SWT. Dalam konteks ini, hendaknya kita
membenarkan pandangan yang kurang tepat bahwa khusyu’
hanya bisa dilakukan dalam hal sholat dan membaca Al Qur’an
sehari semalam saja. Pandangan yang benar adalah khusyu’ adalah
manhaj hidup orang mukmin yang bisa dilakukan oleh siapa saja.
Tidak hanya ketika sholat, tapi juga perbuatan yang lain.
Orang mukmin sejati akan selalu khusyu’ dalam ibadahnya.
Ketika sholat misalnya, maka ia akan menghayati tiap bacaannya.
Ketika membaca Al Qur’an, maka ia akan menghayati pula
cerita-cerita di dalamnya. Ketika bersedekah, maka ia juga akan
memikirkan uang yang disedekahnya. Ketika mengunjungi orang
sakit, maka ia pun akan memikirkan betapa pentingnnya sebuah
kesehatan. Bahkan ketika bertransaksi bisnis pun, ia tak akan
berhenti dari perasaan bahwa Allah SWT selalu mengawasi dan
melihat dirinya, sehingga ia tidak menipu, melainkan selalu
berlaku jujur agar di hari kiamat kelak dikumpulkan bersama
orang-orang yang jujur.
Jika kita memperhatikan kehidupan para Nabi AS terdahulu,
kita akan menemukan bahwa kehidupan mereka pun penuh
dengan kekhusyu’an. Bahkan mereka selalu dalam keadaan

52 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


khusyu’ tiap kali ada persoalan yang menimpa. Ini yang membantu
mereka untuk mampu bertahan dan sabar menerima tiap kali ada
cobaan. Mungkin, kita juga mengerti kenapa kemudian, para Nabi
AS adalah orang yang paling sabar. Karena mereka mempraktikkan
ibadah khusyu’ dalam segala hal.
Oleh karena itu, sebagai seorang mukmin, mari berusaha
untuk selalu khusyu’ dalam setiap ibadah kita. Ketika kita
mendapati persoalan, sudah sepatutnya kita kembali bermeditasi,
kita kembalikan semuanya kepada Dzat pemberi persoalan
tersebut. Kita berdoa dan memohon perlindungan dari-Nya.
Dialah yang memegang segala macam persoalan. Dialah juga yang
menyembuhkan. Dan Dialah Yang Maha Pemberi ketenangan dan
Dialah Yang Maha Pencabut segalanya. Semoga! Allaahummanfa’naa
bi barkatiHhii. Wahdinal-Husnaa bi Hurmatihii. Wa Amitnaa fii
ThoriqotiHhii. Wa Mu’aafaatin Minal-Fitani. Aamiiin.

G. Hikmah Trilogi Shalat Sempurna


Melaksanakan sholat sebagai salah satu rukun islam bukan
saja menjaga tegaknya agama tetapi secara medis sholat adalah
gerakan paling proposional bagi anatomi tubuh manusia.gerakan
sholat memberi dampak yang sangat positif bagi kesehatan dan
obat terhadap berbagi macam penyakit . ibadah sholat merupakan
ibadah yang paling tepat untuk metabolisme didalam sholat
mempunyai manfaat masing-masing.
Setiap gerakan sholat merupakanbagian drai olahraga otot-
otot dan persendian tubuh tetapi dengan syarat semua gerakan
sholat yang dilakukan dengan benar, perlahan dan tidak terburu-
buru serta istiqomah atau konsisten. Begitu banyak manfaat
gerakan sholat bagi kesehatan tubuh manusia. Semakin sering kita

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 53


sholat dengan benar, semakin banyak manfaat yang kita peroleh
untuk kesehatan diri kita.
Beberapa manfaat gerakan sholat bagi tubuh:
1. Berdiri tegak dalam sholat
Wajibnya sholat adalah berdiri bagi yang mampu, ternyata
berdiri pada waktu sholat mengandung hikmah yang
luar biasa yaitu dapat melatih keseimbangan tubuh dan
konsentrasi pikiran.
Berdiri tegak pada waktu sholat membuat seluruh
saraf menjadi stu titik pusat pada otak, jantung, paru-
paru, pinggang, dan tulang punggung lurus dan bekerja
secara normal, kedua kaki yang tegak lurus pada posisi
akupuntur, sangat bermanfaat bagi kesehatan seluruh
tubuh.
2. Takbiratul Ilham
Takbir dilakukan dengan mengangkat kedua tangan
sejajar dengan bahu dan dilakukan ketika hendak rukuk
dan bangkit dari rukuk. Pada saat kita mengangkat tangan
sejajar bahu, otomatis kita membuka dad, dan otot bahu
meregang sehingga membuat aliran darah menjadi lancar
dan kaya oksigen. Darah yang kaya akan oksigen ini
dialirkan ke bagian otak pengatur keseimbangan tubuh,
membuka mata dan telinga kita sehingga keseimbangan
tbuh terjaga.
Kedua tangan yang dikekapkan di depan perut atau dada
bagian bawah adalah sikap untuk menghindarkan diri dari
berbagai gangguan persendian, khususnya pada tubuh
bagian atas.

54 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


3. Rukuk
Rukuk yang sempurna ditandai dengan tulang belakang
yang lurus sehingga bila diletakkan segelas air di atas
punggung, air tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala
lurus dengan tulang belakang.
Rukuk yang dilakukan dengan tenang dan optimal
bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta
fungsi tulang belakang sebagai penyangga tubuh pusat
saraf. Posisi jantung yang sejajar dengan otak saat
membungkuk tersebut aliran darah maksimal pada tubuh
bagian tengan. Rukuk pun dapat memelihara kelenturan
tuas sistem keringat yang terdapat dipunggung, pinggang,
paha dan betis belakang. Demikian pula tulang leher,
tengkung dan saluran saraf, memori dapat terjaga
kelenturannya dengan rukuk.
Tangan yang bertumpu di lutu berfungsi untuk
merelesasikan otot-otot tubuh hingga ke bawah. Selain itu,
rukuk adalah sarana latihan bagi kami sehingga gangguan
prostate dapat dicegah.
4. I’tidal ( Bangun dari Rukuk )
Saat berdiri dari rukuk dengan mengangkat tangan,
darah dari kepala akan turun ke bawah sehingga bagian
pangkal otak yang mengatur keseimbangan berkurang
tekanan darahnya. Hal ini dapat menjaga sistem saraf
keseimbangan tubuh dan berguna mencegah terjadinya
pingsan secara tiba-tiba.
Gerakan ini juga bermanfaat sebagai latihan yang baik
bagi orang-orang pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan,

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 55


organ-organ pencernaan di dalam perut mengalami
pemijatan dan pelonggaran secara bergantian.
Imam Ali bin Abi Thalib ra. Pernah berkata:”Sungguh aku
sangat tercengang. Tidak pernah aku melihat sesuatu yang serius
lagi pasti, tetapi dianggap hal yang sepele sepertinya dia tidak
akan terjadi, itulah maut. Aku juga tidak melihat sesuatu yang
akan ditinggalkan lagi kecil, namun banyak diperebutkan dan
seolah-olah merupakan sesuatu yang besar dan kekal, itulah
dunia”
Ungkapan Imam Ali ra. Tersebut di atas, kalau kemudian ditarik
ke ranah ibadah, khususnya shalat, terdapat pertanyaan besar yang
perlu dijawab oleh kita selaku ummat Islam. Pertanyaan tersebut
adalah: mengapa uraian dan perintah mengenai shalat di dalam
al-Qur’an terjadi berulang-ulang? apakah ia merupakan ulangan
yang tidak dibutuhkan lagi, mengingat telah lamanya kewajiban
ini dikenal umat? Atau apakah ia merupakan uraian yang sangat
dibutuhkan, mengingat banyaknya umat yang enggan atau malas
dalam mendirikan shalat atau umat ingin shalat tapi tidak tahu
ilmunya, atau mengerjakan namun keliru, atau mendirikan dan
melaksanakan shalat namun tidak menghayati kandungan dan
makna dalam shalat tersebut ?
Pertanyaan-pertanyaan itu layak untuk dikemukakan,
mengingat masih banyaknya umat Islam saat ini yang melaksanakan
shalat, namun seolah shalatnya tidak memberikan dampak apapun
dalam perilaku keseharian, baik perilaku individual maupun
perilaku sosial.
Allah SWT, telah berfirman di dalam QS. Al-Ankabut (29): 45:
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al

56 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya
mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari
ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
Surat al-Ankabut ayat 45 tersebut di atas, diawali dengan
kata ‘utlu’ terambil dari kata ’tilawah’ yang pada mulanya berarti
mengikuti. Al-Qur’an membedakan penggunaan kata tilawah
dengan kata qiraah yang juga mengandung pengertian yang
sama. Kata tilawah dalam arti membaca, menunjukan bahwa
yang menjadi objek bacaannya adalah sesuatu yang agung dan
suci, atau benar, sedangkan qiraah, maka objeknya lebih umum,
mencakup yang suci atau tidak suci, kandungannya bisa jadi
positif namun bisa juga negatif.
Dalam QS. Al-Ankabut ayat 45 di atas, yang menjadi objek
perintahnya adalah wahyu, sehingga perintahnya menggunakan
kata utlu yang artinya ikuti ! Secara harfiah perintah tersebut
mengisyaratkan bahwa apa yang dibaca itu yang dalam hal ini
adalah wahyu Allah, maka diikuti dengan pengamalan.
Setelahnya Allah SWT. memerintahkan untuk membaca
wahyu-Nya yaitu al-Qur’an dan mengamalkan isi al-Qur’an
tersebut, kemudian Allah memberikan bayan atau penjelasan
mengenai hal yang harus diikuti dan dilaksanakan tersebut, yaitu
dengan perintah untuk mendirikan shalat.
Di dalam al-Qur’an, perintah melaksanakan shalat senantiasa
dengan kata aqimu atau yang seakar dengannya. Kata aqimu dan
yang seakar dengan kata tersebut, mengandung makna
berkesinambungan dan sempurna. Hal ini memiliki pengertian

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 57


bahwa shalat harus dilaksanakan secara berkesinambungan,
mentaati syarat-syarat dan rukun-rukunnya, sehingga menjadi
sempurna.
Perintah untuk mendirikan shalat dengan sempurna tersebut,
bukan hanya perintah yang tidak memiliki akibat dan hikmah,
namun bahkan sebaliknya banyak akibat dan hikmah yang
dapat diperoleh pelakunya. Akibat dan hikmah tersebut adalah
tercegahnya pelaku shalat yang berkesinambungan dan sempurna
dari perbuatan yang keji dan munkar.
Menurut Ibn ‘Asyur, kata tanha/melarang lebih tepat dipahami
dalam arti majazi, sehingga ayat ini mempersamakan segala
sesuatu yang dikandung oleh shalat sebagai “larangan”. Selain
itu, dengan kata tanha yang digunakan pada ayat di atas terdapat
makna yang mempersamakan shalat dengan segala hal yang
dikandung dalam shalat tersebut bagaikan seorang yang melarang.
Shalat mengandung sekian banyak hal yang mengingatkan kepada
Allah, sehingga shalat merupakan pemberi ingat kepada yang
shalat. Shalat itulah yang nantinya akan melarang atau mencegah
melakukan pelanggaran yang tidak diridhoi Allah.
Dengan demikian, maka hikmah pengaturan Allah SWT
terhadap waktu-waktu shalat sehingga berbeda-beda, agar secara
berulang-ulang shalat itu sendiri melarang, mecegah, menasihati
dan mengingatkan para pelaksana sholat yang akan berefek pada
bertambahnya kesan ketakwaan dalam hati pelakunya serta
terjauhkan jiwanya dari kedurhakaan.
Kedurhakaan di dalam ayat tersebut di atas, dikemukakan
dengan dua kata, yaitu fashya dan munkar. Kata ‘al-fashya ‘a’ pada
mulanya berarti sesuatu yang melampaui batas dalam keburukan

58 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


dan kekejian, baik ucapan maupun perbuatan. Sedangkan kata
‘al-munkar’ pada mulanya berarti sesuatu yang tidak dikenal
sehingga diingkari dalam arti tidak disetujui. Lawan kata dari al-
munkar adalah al-ma’ruf, yang artinya dikenal. Sebagian ulama
mendefinisikan kata munkar dari segi pandangan syariat sebagai
segala sesuatu yang melanggar norma-norma agama dan adat
istiadat suatu masyarakat. Dengan demikian, maka kata munkar
memiliki pengertian yang lebih luas dari kata ma’shiyat/maksiat.
Ayat tersebut di atas, menggandengkan kata al-fashya’ dan
al-munkar, sehingga dapat disimpulkan bahwa Allah melarang
manusia melakukan segala macam kekejian dan pelanggaran
terhadap norma-norma masyarakat. Dalam hal ini shalat
mempunyai peranan yang sangan besar untuk mencegah
kedua bentuk keburukan tersebut, apabila shalatnya itu sendiri
dikerjakan penuh kesempurnaan dan berkesinambungan.
Abul Aliyah telah mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya: QS al-ankabut 45: Sesungguhnya di dalam
shalat itu terkandung tiga perilaku, setiap shalat yang tidak
mengandung salah satu dari ketiga perilaku tersebut bukan
shalat namanya. Ketiga perilaku itu adalah: ikhlas, khusyuk, dan
zikrullah (mengingat Allah). Ikhlas akan mendorongnya untuk
mengerjakan perbuatan, dan zikrullah yakni membaca Al-Qur’an
menggerakkannya untuk amar makruf dan nahi munkar.
Selanjutnya Allah SWT. menyebutkan dalam firman-Nya
tersebut:
Yang berarti: “Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu
lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lainnya).
Kata dzikr digunakan dalam arti potensi dalam diri manusia

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 59


yang menjadikannya mampu memelihara pengetahuan yang
dimilikinya. Shalat dinamai dzikr karena di dalam shalat
itu terdapat ucapan-ucapan serta ayat-ayat al-Qur’an yang
harus diucapkan, dengan tujuan untuk mengingat Allah.
Ibnu Abbas berkata: “Sesungguhnya makna yang dimaksud ialah
ingatan Allah kepada kalian di saat kalian mengingatnya adalah
lebih besar daripada ingatan kalian kepada-Nya”.
Said Hawwa berkata: inilah esensi shalat dan menegakkannya.
Siapa saja yang berhasil mewujudkannya akan menjadi manusia
yang terbebas dari segala bentuk kelemahan, dan meningkat
menjadi makhluk terbaik. Ibnu Abid-Dunya menyebutkan dari
Fudhail bin Marzuq, dari Athiyah, bahwa yang dimaksudkan wa
ladzikrullah akbar dalam firman Allah SWT tersebut adalah:
“Ingatlah Aku, niscaya Aku mengingat kalian”. Pengingatan Allah
terhadap kalian jauh lebih besar daripada pengingatan kalian
terhadap-Nya.
Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Yang benar tentang
makna ayat ini, bahwa di dalam shalat itu ada dua makna yang
besar, dimana yang satu lebih besar dari yang lainnya. Ia mencegah
dari kekejian dan kemungkaran dan Ia juga mencakup mengingat
Allah. Namun cakupan mengingat Allah ini lebih besar dari pada
kemampuannya mencegah kekejian dan kemungkaran”.
Kata tashna’un digunakan untuk menunjuk perbuatan yang
dilakukan oleh seseorang yang telah mahir dan terampil. Al-
Biqa’i mengatakan bahwa shalat dan amal shaleh memerlukan
latihan kewajiban dan pengulangan pengalaman agar ia menjadi
kebiasaan yang melekat.
Sesungguhnya shalat yang khusyu, disertai hati yang tunduk,

60 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


pengerjaan rukun, dan penghayatan bacaan dengan benar dan
ikhlas memiliki dampak efektif dalam mencegah perbuatan keji
dan mungkar. Shalat yang dilakukan dengan kehadiran hati pada
setiap apa yang dilakukan, merupakan dzikir yang murni karena
Allah Ta’ala yaitu shalat yang menyatukan gerak hati, lisan, dan
anggota badan secara integral.
Dengan memahami terhadap makna kata-kata yang terdapat
dalam QS. Al-ankabut (29): 45, maka minimal ada 4 hal pokok
yang harus tertanam pada diri seseorang dalam mengerjakan
sholat. Ke 4 hal tersebut adalah:
1. Shalat itu harus dikerjakan secara berkesinambungan
dengan mentaati syarat-syarat dan rukun-rukunnya;
2. Shalat merupakan pemberi ingat kepada yang
melaksanaknnya, dan shalat itu sendiri yang nantinya
akan melarang melakukan pelanggaran yang tidak
diridhoi Allah SWT;
3. Shalat hanya akan mempunyai peranan yang sangat besar
dalam mencegah dari perbuatan yang keji dan munkar,
apabila shalat dilaksanakan dengan kesempurnaan dan
berkesinambungan.
4. Mengingat Allah memerlukan latihan kejiwaan dan
pengulangan pengalaman agar ia menjadi kebiasaan yang
melekat.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 61


BAB IV
Masjid Sebagai Pendidikan Akhlak

A. Pengertian Masjid
Masjid berarti tempat bersujud. Akar kata dari masjid
adalah sajada dimana sajada berarti sujud atau tunduk. Kata
masjid sendiri berakar dari bahasa Arab(bahasa semitik). Kata
masgid (m-s-g-d) ditemukan dalam sebuah inskripsi dari abad
ke 5 Sebelum Masehi. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti “tiang
suci” atau “tempat sembahan”. Kata masjid dalam bahasa Inggris
disebut mosque. Kata mosque ini berasal dari kata mezquita dalam
bahasa Spanyol. Dan kata mosque kemudian menjadi populer dan
dipakai dalam bahasa Inggris secara luas.
Kata masjid berasal dari bahasa arab yakni sajudan, fi’il
madhinya sajada (ia sudah sujud). Fi’il sajada diberi awalan ma,
sehingga terjadilah isim makan. Isim makan ini menyebabkan

62 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


perubahan bentuk sajada menjadi masjidu, masjid. Jadi ejaan
aslinya adalah masjid (dengan a). Secara harfiah masjid adalah
“tempat untuk bersujud” namun dalam arti terminologi masjid
diartikan sebagai tempat khusus untuk melakukan aktivitas
ibadah dalam arti yang luas.
Seluruh jagad adalah masjid bagi muslim. Jadi seluruh bumi
adalah tempat sujud kepada Allah SWT. Ini berart bahwa seluruh
bumi adalah tempat untuk memperhamba diri kepada Allah SWT.
Sekalipun masjid menuru anggapan muslim dewasa ini adalah
tempat sembahyang, nyatanya ia tidak memonopoli tugas untuk
tempat itu saja. Tempat sembahyang adalah fungsi kedua dari
gedung masjid karena jagad diluar masjid adalah luas sekali yang
berfungsi sebagai masjid dan tidak perlu didiikan terlebih dahulu
seperti bangunan masjid.
Seperti dalam QS. Al Taubah: 108 yang berbunyi:

َ ُ َ َ ُّ َ َ ۡ َ َّ َ ۡ ٰ َ ۡ َّ َ َ َ ّ ُ ٌ ۡ َ َّ
ِ‫جد أ ِسس ع ٱتلقوى مِن أو ِل يو ٍم أحق أن تقوم فِي ۚهِ فِيه‬ ِ ‫لمس‬
َ ّ َّ ُ ۡ ُّ ُ ُ َّ َ ْ ُ َّ َ َ َ َ َ ُّ ُ ٞ َ
١٠٨ ‫رِجال يِبون أن يتطهر ۚوا وٱلل يِب ٱلمط ِه ِرين‬
Artinya: “Sesungguhnya masjid yang berdasarkan takwa pada
hari-hari permulaan berdirinya, lebih patut engkau mendirikan
sembahyang didalamnya. Didalam masjid itu ada beberapa
orang laki-laki yang suka supaya dirinya bersih dan Allah
menyukai orang-orang yang bersih. (QS. Al Taubah: 108).
Al-‘Abdi menyatakan bahwa masjid merupakan tempat
terbaik untuk egiatan pendidikaan dengan menjadikan lembaga
pendidikan dalam masjid, akan terlhat hidupnya sunah-sunah
Islam, menghilangkan segala bid’ah, meembangkan hukum-hukum

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 63


Tuhan, serta menghilangnya stratifikasi status sosial ekonomi
dalam pendidikan. Karena itu, masjid merupakan lembaga kedua
setelah lembaga pendidikan keluarga, yang jenjang pendidikannya
terdiri dari sekolah menengah dan sekolah tinggi dalam waktu
yang sama.
M. Quraish Shihab (1996:459) menulis bahwa dalam
pengertian sehari-hari, masjid merupakan bangunan tempat
sholat kaum muslimin. Tetapi karena akar katanya mengandung
makna tunduk dan patuh, hakekat masjid adalah tempat
melakukan segala aktivitas yang mengandung kepatuhan kepada
Allah semata. Karena itu Al-Qur’an surat Al-Jin:18 misalnya,
menegaskan bahwa:

ٗ َ َ َّ َ َ ْ ُ ۡ َ َ َ َّ َ ٰ َ َ ۡ َّ َ َ
١٨ ‫جد ِلِ فل تدعوا مع ٱللِ أحدا‬ ِ ‫وأن ٱلمس‬
Artinya: “Sesungguhnya masjid-masjid itu adalah milik Allah,
karena itu janganlah kamu menyembah sesuatupun selain
Allah”
Ayat ini mengandung larangan untuk menyembah selain
Allah di dalam masjid. Kenyataan ini merupakan sindiran atas
perbuatan kaum musyrikin dimana mereka menyembah selain
Allah yang mereka lakukan di dalam Masjidil Haram. Yang mereka
sembah adalah patung-patung dan berhala.

B. Sejarah Masjid dalam Pendidikan Moral dan Akhlak


Seiring dengan perkembangan zaman, di mana setiap
manusia kini tengah disibukkan dengan urusan duniawi,
sehingga melalaikan kehidupan yang lebih kekal, yaitu akhirat.
Oleh karena itu timbullah gejala-gejala kemerosotan moral

64 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


akhlak yang telah sampai pada titik yang sangat mencemaskan,
antara lain dengan bertambahnya aneka sumber kemaksiatan
secara mencolok. Kenakalan remajapun semakin meningkat.
Hal ini ditandai semakin banyaknya terjadi dikalangan remaja
perbuatan-perbuatan yang menjurus kepada kriminalitas, seks
bebas, perkelahian antar pelajar, korban narkoba dan dekadensi
moral lainnya.
Kenyataan tersebut antara lain disebabkan oleh kurang­
nya perhatian dan kasih sayang orang tua terhadap anak-
anaknya. Mereka mengira dengan uang dan materi akan
mampu membahagiakan mereka, justru karena sibuknya
orang tua dalam mencari dan mengumpulkan harta benda,
sehing­ga mengesampingkan kasih sayang terhadap anak-anak
mereka. Hal ini akan berdampak negatif bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak mereka.
Keluarga mempunyai peran yang sangat sentral di dalam
membentuk kepribadian dan akhlak anak. Hal ini disebabkan
karena keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan
utama. Akhlak mulia termasuk unsur yang dapat mengabadikan
umat yang kuat dan berwibawa. Sebab, di atas akhlak terpuji
berdiri segala macam perintah Allah yang ditunjukkan kepada
jiwa manusia. Oleh karena itu, apabila jiwa manusia dilatih
berakhlak mulia bertingkah laku lurus, niscaya jiwa tersebut
selalu bersemangat untuk menyemarakkan syi’ar Allah dan untuk
berpegang teguh kepada manhaj (aturan)-Nya.
Akhlaq karimah (akhlak mulia) adalah tulang punggung
syari’at dan intisari agama yang dengannya Allah mengutus
Muhammad SAW sebagai pembawa kabar gembira dan ancaman
serta sebagai da’i kepada Allah dengan izin-Nya dan sebagai

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 65


pelita yang bercahaya. Karena itu, menjadi suatu keharusan
untuk mewujudkannya dalam jiwa-jiwa orang mukmin hingga ia
berbahagia dan sukses menjalankan perintah Allah.
Inilah manhaj rabbniy (pola hidup yang bersumber dari
Allah) yang tidak mengenal perubahan, pergantian dan tidak akan
menyimpang dari ketentuan nabi dan rasul-Nya. Semua rasul
mengajak kaumnya kepada akhlak mulia ini.
Sesungguhnya takwa yang dapat membentuk dan
menyuburkan akhlak terpuji, sehingga bisa dilihat dalam diri
orang-orang mukmin. Rasulullah SAW merupakan sosok manusia
yang paling tinggi kualitas akhlak dan takwanya kepada Allah
serta orang yang paling mengerti perihal akhlak mulia ini.
Dengan demikian, akhlak karimah ialah takwa yang mampu
membentengi orang mukmin dari hal-hal yang diharamkan Allah
dan mampu mendorongnya agar hatinya selalu mengagungkan
syi’ar-syi’ar Allah, sehimgga orang-orang mukmin melihat
akhlakul karimah tumbuh dengan subur dalam kehidupan
masyarakat rabbaniy.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa tujuan yang terpenting
kehadiran beliau di planet bumi ini ialah menancapkan pilar-pilar
akhlak mulia, menyempurnakannya serta menjelaskan rambu-
rambunya kepada kaumnya. Bukankah semua ini menunjukkan
bahwa akhlak mulia punya peran yang amat menentukan dalam
membangun masyarakat khilafah rasyidah dan bukankah akhlak
terpuji punya pengaruh yang jelas dalam membina kehidupan
islamiah.\
Masjid adalah rumah tempat ibadah umat Muslim. Masjid
artinya tempat sujud, dan mesjid yang berukuran kecil disebut

66 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


musholla, langgar atau surau. Selain tempat ibadah masjid juga
merupakan pusat kehidupan komunitas muslim. Kegiatan-
kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama, ceramah dan
belajar Al Qur’an sering dilaksanakan di Masjid. Bahkan dalam
sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas
sosial kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Selain itu mesjid juga merupakan sarana pendidikan Islam
karena bagaimanpun Penyelenggaraan pendidikan agama Islam
dan perkembangannya tidak terlepas dari jasa besar masjid.
Salah satu fungsi masjid selain meneta akhlak dalam islam
adalah sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Pendidikan
di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh
pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan
adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi
muda kepada masjid. Pelajaran membaca Qur’an dan bahasa Arab
sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk
Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia.
Salah satu contoh masjid yang digunakan sebagai sarana
pendidikan adalah pada masa khalifah Abbasiyah, dimana
masjid digunakan sebagai tempat pertemuan ilmiah bagi para
sarjana dan ulama. Selain itu Masjidilharam misalnya, masjid ini
selain digunakan sebagai tempat ibadah juga digunakan untuk
mendalami ilmu-ilmu agama berbagai madzhab.
Adapun fungsi masjid yang ada di pedesaan cuman sebatas
sarana untuk beribadah seperti, shalat, mengaji saja, dan belum
banyak yang menjadikan mesjid di pedesaan/pedalaman sebagai
tempat pendidikan yang sudah berkembanga saat ini.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 67


C. Fungsi Masjid pada Akhlak dan Budaya
Al-Qur’an telah menjelaskan tentang fungsi masjid dan
urgensinya sebagaimana dalam firman Allah QS. An-Nur:36-37.

َ‫ٱس ُم ُهۥ ي ُ َس ّب ُح َ ُلۥ فِيها‬ ۡ ‫ِيها‬ َ ‫ٱلل أَن تُ ۡر َف َع َو ُي ۡذ َك َر ف‬


ُ َّ ‫ف ُب ُيوت أَذ َِن‬
ِ ٍ ِ
ۡ َ ٞ ُۡ َّ ٞ َ ‫ٱل ُغ ُد ّو َو‬ ۡ
‫ رِ َجال ل تل ِهي ِه ۡم ت َِجٰ َرة َول َب ۡي ٌع َعن ذِك ِر‬٣٦ ‫ٱٓأۡلصا ِل‬ ِ ِ‫ب‬
ُ ُ‫ب فِيهِ ۡٱل ُقل‬
‫وب‬ ُ ‫ون يَ ۡو ٗما َت َت َق َّل‬
َ ُ َ َ ٰ َ َّ ٓ َ
‫ٱلصل ٰوة ِ ِإَويتاءِ ٱلزكوة ِ ياف‬
َ َّ َ َّ
ِ ‫ٱللِ ِإَوق‬
‫ام‬
ُ ٰ َ َۡ ۡ َ
٣٧ ‫وٱلبصر‬
Artinya: “Bertasbihlah kepada Allah di masjid-masjid yang
telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya
di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu siang. Laki-laki yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak pula oleh jual beli dari
mengingat Allah, dan dari mendirikan sembahyang, dan membayar
zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan
penglihatan menjadi goncang” “ (QS. An-Nur:36-37)
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah telah menetapkan
tentang beberapa hak masjid, yaitu ia berhak untuk dimuliakan,
diagungkan dan dihormati kesuciannya karena ia merupakan
rumah Allah yang digunakan untuk beribadah oleh orang-orang
yang sholat.
Keagungan masjid adalah karena ia mampu melimpahkan
berbagai kebaikan kepada orang yang senantiasa mengunjunginya,
juga orang yang selalu mempersiapkan masjid dalam rangka
menyambut kedatangan jama’ah untuk sholat dan beribadah
di dalamnya. Sementara itu, asas dan fondasi bangunan masjid
adalah kualitas takwa yang dikucurkan kepada umat Islam,

68 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


karena keagungan dan ketinggian Islam juga karena kebesaran
dan kehormatannya.
Masjid hanya digunakan untuk mengingat nama Allah.
Sementara mengingat Allah itu mencakup beberapa bentuk yang
sangat luas; antara lain sholat, adzan, membaca Al-Qur’an dan
mengajarkannya, mengajarkan beberapa cabang ilmu yang lain
dan menyelenggarakan pendidikan di dalamnya.
Ibnu Abbas berkata, “Setiap tasbih (memuji Allah) di dalam
Al-Qur’an menunjukkan makna kepada sholat. Sementara
masjid dipersiapkan untuk melaksanakan sholat yang jauh dari
hiruk pikuk kesibukan duniawi; jauh dari keramaian pasar dan
kesibukan perdagangan; dan jauh dari memikirkan pintu-pintu
rezeki. Kondisi seperti itu menjadikan masjid tetap berada dalam
keagungan dan kesuciannya yang layak untuk dijadikan sebagai
tempat melaksanakan sholat yang penuh dengan kekhusu’an
dan ketundukan kepada Allah. Saat itu pikirannya tidak
membayangkan kesibukan pasar, perdagangan dan perbuatan-
perbuatan kotor. Orang-orang mukmin yang sungguh-sungguh
keimanannya, kehidupan dunianya tidak akan memalingkan dari
melaksanakan sholat ketika muadzin mengumandangkan adzan;
tidak memalingkannya dari melaksanakan sholat ketika waktunya
telah tiba; juga tidak memalingkannya dari taat kepada Allah yang
dengan ketaatan itu jiwanya menjadi suci dan selamat dari fitnah
dunia.” (Depag DIY, 2003:7)
Dzikir dan tasbih menurut sebagian ulama adalah
membebaskan dan mengosongkan diri dari kelalaian dan
kealpaan dengan cara melanggengkan kehadiran hati bersama
Allah. Sementara masjid dibangun untuk melaksanakan i’tikaf
didalamnya dan berdiam diri di dalam masjid yang bertujuan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 69


untuk beribadah dengan cara tertentu dan disertai dengan niat
yang tulus.
Allah SWT berfirman, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-
orang yang thawaf, yang i’tikaf, yang ruku’ dan yang sujud.” (QS.
Al-Baqarah (2):125). Allah juga berfirman, “Dan Masjidil Haram
yang telah Kami jadikan untuk semua manusia baik yang bermukim
(i’tikaf) disitu maupun di padang pasir.” (QS. Al Hajj (22):25). Allah
berfirman pula, “Janganlah kamu campuri mereka itu, sedangkan
kamu beri’tikaf di dalam masjid” (QS. Al Baqarah (2): 87).

D. Fungsi Masjid pada Zaman Rasulullah SAW


Ketika Rasulullah SAW berhijrah ke Madinah, langkah
pertama yang beliau lakukan adalah membangun masjid kecil
yang berlantaikan tanah, dan beratapkan pelepah kurma. Dari
sana beliau membangun masjid yang besar, membangun dunia
ini, sehingga kota tempat beliau membangun itu benar-benar
menjadi Madinah, (seperti namanya) yang arti harfiahnya adalah
‘tempat peradaban’, atau paling tidak, dari tempat tersebut lahir
benih peradaban baru umat manusia.
Masjid pertama yang dibangun oleh Rasulullah SAW (M.
Quraish Shihab, 1996:461) adalah Masjid Quba’, kemudian disusul
dengan Masjid Nabawi di Madinah. Terlepas dari perbedaan
pendapat ulama tkjtentang masjid yang dijuluki Allah sebagai
masjid yang dibangun atas dasar takwa (QS. Al-Tawbah (9):108),
yang jelas bahwa keduanya Masjid Quba dan Masjid Nabawi
dibangun atas dasar ketakwaan, dan setiap masjid seharusnya
memiliki landasan dan fungsi seperti itu. Itulah sebabnya
mengapa Rasulullah SAW meruntuhkan bangunan kaum munafik
yang juga mereka sebut masjid dan menjadikan lokasi itu tempat

70 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


pembuangan sampah dan bangkai binatang, karena di bangunan
tersebut tidak dijalankan fungsi masjid yang sebenarnya, yakni
ketakwaan. Al-Qur’an melukiskan bangunan kaum munafik itu
sebagai berikut:

َ ِ ‫ي ٱل ۡ ُم ۡؤ ِمن‬ َ ََۡ َُٗۡ ٗ َ


َ ۡ ‫يقۢا َب‬ ٗ ۡ َ ْ ُ َ َّ َ َّ َ
‫ني‬ ‫ضارا وكفرا وتف ِر‬ ِ ‫جد ا‬ ِ ‫وٱلِين ٱتذوا مس‬
َ
ٓ َ ۡ َ ۡ َّ ُ ۡ َ َ َ ُ ۡ َ ُ َ ‫ٱلل َو َر ُس‬ َ ‫ادا ل ّ َِم ۡن َح‬
َ َّ ‫ار َب‬ ٗ َ ۡ
‫ولۥ مِن قبل ۚ ولحلِفن إِن أردنا‬ ‫ِإَورص‬
َ ُ ٰ َ َ ۡ ُ َّ ُ َ ۡ َ ُ َّ َ ٰ َ ۡ ُ ۡ َّ
١٠٧ ‫إِل ٱلسنۖ وٱلل يشهد إِنهم لك ِذبون‬
Artinya: “Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada
orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan
kemudharatan (pada orang Mukmin) dan karena kekafiran-
(nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang Mukmin,
serta menunggu/mengamat-amati kedatangan orang-orang
yang memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu “(QS. Al-
Tawbah (9):107).
Masjid Nabawi di Madinah telah menjabarkan fungsinya
sehingga lahir peranan masjid yang beraneka ragam. Sejarah
mencatat tidak kurang dari sembilan peranan yang telah diemban
oleh Masjid Nabawi, yaitu sebagai:
1. Tempat ibadah (sholat, dzikir dan sebagainya)
Didalam masjid Nabawi ini Rasulullah SAW bersama para
sahabatnya senantiasa melaksanakan sholat fardlu lima
waktu, sholat jum’at, berdzikir dan bentuk-bentuk ibadah
yang lainnya. Dengan demikian, masjid di masa Rasulullah
SAW benar-benar menjadi pusat kaum muslimin membina
hubungan vertikal kepada Allah.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 71


2. Sebagai tempat musyawarah
Masjid dijadikan sebagai tempat musyawarah oleh Nabi
SAW bersama para sahabatnya dalam rangka mengatur
dan mengelola urusan agama dan kehidupan dunia
mereka. Ia merupakan tempat yang paling utama untuk
melakukan musyawarah, karena didalamnya seorang
muslim jauh dari hawa nafsu dan godaan-godaan syetan.
3. Pusat pendidikan dan memberi fatwa
Masjid juga dijadikan sebagai tempat memberi fatwa
oleh nabi dan para alim ulama kepada kaum muslimin
mengenai berbagai problema mereka, baik yang berkaitan
dengan urusan agama atau persoalan keduniaan mereka.
Dari Abdullah bin Umar bahwasannya seseorang sedang
berdiri di masjid lalu ia bertanya, “Hai Rasulullah, dari
arah manakah engkau memerintahkan kami untuk mulai
membaca talbiyah dengan suara keras?” Rasulullah SAW
menjawab.
“Penduduk Madinah membaca talbiyah dengan keras dari
daerah Dzul Khulaifah, penduduk Syam dari arah Juhfah,
dan penduduk Najd dari Qorn. Abdullah berkata “Telah
sampai berita kepadaku bahwa rasulullah bersabda,
“Penduduk Yaman membaca talbiyah dengan keras dari
arah Yalamlam”. (Hadits dikeluarkan oleh Bukhari, Al-
Lu’lu’wal Majan, no. 735)
4. Sebagai tempat pengadilan.
Bila terjadi perselisihan, pertengkaran dan permusuhan
diantara kaum muslimin, maka mereka harus didamaikan,
diadili dan diberi keputusan hukum dengan adil yang

72 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


pelaksanaannya dilakukan didalam masjid. Upaya-upaya
tersebut dilakukan agar kaum muslimin mendapatkan
kedamaian jiwa dan menemukan kenyamanan.
“Pelaksanaan qadha (peradilan) di dalam masjid
merupakan kebiasaan yang telah lama dijalani, dan
dalam mengadili apapun. Halaman masjidnya pun dapat
digunakan sebagai tempat duduk agar orang-orang yang
lemah, orang-orang musyrik atau wanita yang sedang
haidh bisa hadir dan mengikuti acara yang digelar di
masjid. Adapun pelaksanaan hudud (hukuman) tidak
boleh dilaksanakan di dalam masjid”. Malik berkata (Dep.
Agama DIY, 2003: 9):
5. Sebagai tempat penyambutan utusan
Nabi Muhammad SAW pernah menyambut utusan
dari Nasrani Najran di dalam masjid. Rombongan
tersebut berjumlah enam puluh orang, diantaranya
adalah empat belas orang yang menjadi para pembesar
mereka. Rombongan tersebut memasuki masjid dengan
menggunakan jubah (kenasranian) setelah selesai sholat
ashar. Mereka menginap di Madinah beberapa hari untuk
berdialog dengan Nabi Muhammad SAW tentang Isa AS.
Beliau membantah pendapat-pendapat rombongan
Nasrani sampai mereka pulang. Beliau juga mengutus
Abu Ubaidah bin Jarrah agar menyelesaikan masalah dan
mendamaikan mereka dalam perselisihan yang berkaitan
dengan perbekalan yang mereka bawa.
6. Sebagai pusat penjagaan dan pengembangan kehidupan
sosial

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 73


Dari Utsman bin Yaman, ia berkata, “Ketika para Muhajirin
membanjiri kota Madinah tanpa memiliki rumah dan
tempat tinggal, maka Rasulullah SAW menempatkan
mereka di masjid dan beliau menamai mereka dengan
Ashabush Shuffah. Beliau juga duduk bersama mereka
dengan sikap yang sangat ramah”. (HR. Baihaqi) Abdullah
bin Umar pun tidur di masjid Rasul saat masih bujangan.
7. Sebagai tempat akad nikah
Aisyah RA berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya: “Beritakanlah pernikahan ini dan selenggarakanlah
ia di dalam masjid, lalu pukullah rebana-rebana”. (HR.
Tirmidzi, Al Misykah, juz. II, no. 3152)
Tidak diragukan lagi bahwa tempat yang paling suci untuk
mengikat janji pernikahan adalah di dalam masjid. Hal
ini diharapkan agar masyarakat muslim yang datang
untuk menghadiri acara pernikahan itu dapat ditampung.
Pemilihan tempat pernikahan di masjid itu mendorong
pengantin untuk senantiasa memelihara tali pernikahan,
dan mendorong para saksi untuk memelihara persaksian
atas pernikahan itu.
8. Sebagai pusat latihan perang
Masjid dijadikan sebagai pusat latihan perang, baik
untuk pembinaan fisik maupun mental. Dari Aisyah RA,
ia berkata:
“Aku melihat Nabi SAW menghalangi (pandangan)ku
dengan serbannya, padahal aku sedang memperhatikan
orang-orang Habsyi yang sedang bermain-main di masjid,
sehingga aku keluar (hendak melihat mereka lagi). Aku

74 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


perkirakan masih suka bermain.” (Shahih Bukhari dengan
syarah Ibnu Hajar, juz IX, no. 5236).
Ibnu Hajar Al Asqalani mengomentari hadits tersebut
bahwa yang dimaksud bermain-main di dalam hadits itu
adalah “latihan perang”, bukan semata-mata bermain.
Tetapi di dalamnya adalah melatih keberanian di medan-
medan pertempuran dan keberanian menghadapi musuh”.
Sementara itu Ibnu Mahlab berkata, “Masjid merupakan
tempat untuk memberi rasa aman kepada kaum muslimin.
Perbuatan apa saja yang membuahkan kemanfaatan bagi
agama dan bagi keluarganya boleh dilakukan di masjid.
(Fathul Bari, Ibnu Hajar, juz. II, hlm. 96).
9. Sebagai tempat pengobatan orang sakit
Nabi Muhammad SAW menjadikan masjid sebagai tempat
untuk mengobati orang sakit, khususnya pada hari-
hari terjadi peperangan. Aisyah RA berkata, “Pada hari
terjadinya perang Khandaq, Sa’ad bin Mu’adz mengalami
luka-luka karena dipanah oleh seseorang dari kafir
Quraisy. Kata Khabban bin Araqah, orang itu memanah
Sa’ad pada bagian lehernya. Maka, Nabi SAW membuatkan
tenda di masjid agar beliau bisa pulang (istirahat) dari
jarak yang dekat.
Demikianlah sebagian fungsi dari masjid yang digunakan
pada masa Nabi SAW, juga bentuk pelayanan beliau
terhadapnya. Nampak sekali bahwa masjid dijadikan
sebagai tempat melayani urusan keagamaan dan
keduniawian secara seimbang. Hal itu terealisasi dalam
bentuk pemeliharaan beliau terhadap kesucian dan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 75


kemuliaan masjid, dan juga menjadikan masjid itu sebagai
tempat berkembangnya kegiatan-kegiatan dan gerakan-
gerakan untuk melayani kepentingan umum dalam
berbagai bentuknya, termasuk sebagai pusat pendidikan,
pengajaran dan memberi fatwa.

E. Pengaruh Masjid dalam Akhlak dan Budaya


Budaya merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dalam
kehidupan kemasyarakatan, terutama masyarakat Indonesia,
sehingga banyak yang diantara kita tidk mengetahui mana yang
budaya benar dan mana yang justru menimbulkan kemusyrikan.
Agama islam datang datang bukanlah sebagai penghalang
budaya, namun sebagai pencerah untuk membentuk mna yang
memang benar dan tidak. Berkaitan dengan islam tentu tidak bisa
dipisahkan dengan Masjid dimana tempat ini merupakan tempat
utama bagi umat islam. Berikut ini akan disebutkan pengaruh
masjid dalam lingkungan budaya masyarakat.
1. Dengan adanya masjid tentu akan memberikan
pengetahuan yang lebih luas tentang islam dari kegiatan-
kegiatan didalamnya yang notabennya adalah ilmu agama
islam sehingga masyarakat akan mengetahui mana budaya
yang memang sesuai dengan islam dan tidak.
2. Adanya kegiatan remaja masjid, memberikan pengetahuan
yang lebih luas tentang ajaran islam, sehingga kelak dia
akan mampu meluruskan mana yang memang layak untuk
dalam kegiatan kebudayaan dan mana yang tidak.
3. Dengan adnya masjid dan islam, memberikan batasan-
batasn bagi masyarakat ada suatu wilayah untuk
melaksanakn budaya-buda yang emrupakan warisan drai

76 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


orang terdahulu, sehingga tidak terjerumus dengan hal-
hal yang negatif.
4. Meluruskan niat hanya kebudayaan yang sering sekalli
kita ketahui kebnayakan budaya pasti condong kepada
hal pemujaan terhadap dzat yang selain Allah.
5. Sebagai tempat bermusyawarah untuk mendiskusikan
berbagai hal-hal kemasyarakatan yang slama ini berjalan
untuk menjdi yang lebih baik tanpa dengan perselisihan
dari berbagai pihak.
6. DLL.

F. Pengaruh Masjid dalam Pembentukan Moral dalam


Lingkungan Budaya
Dampak atau sisi lain dengan adanya masjid dilingkungan
masyarakat tentu sangan berpengaryh dalam kehidupan
disekitarnya, terutama ari segi akhlak atau moral dalam lingkungan
budaya Masyarakatnya, berikut adalah pengaruh Masjid dalam
pembentukan moral dlam lingkungan masyarakat:
1. Dengan adanya Masjid mendorong masyarakat untuk
tertib beribadah berjamaah
2. Memperbaiki waktu yang terbuang sia-sia dengan
digantikan kegiatan dimasjid seperti musyawarah dalam
masjid
3. Menumbuhkan rasa kebersamaan yang lebih erat dalam
berbagai kegiatan yang diikuti dlam masjid
4. Membentuk para pemuda masjid, sehingga mereka
tidakterjerumus dengan kegiatan-kegiatan yang besifat
duniawi yang cenderung negatif.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 77


5. Memberikan kesadran kepada semua betapa pentingnya
diri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
6. Kemajuan keislamian dari sebelumnya
7. Sebagai pusat pemersatu antar agama islam dalam
merekatkan silaturrahim
8. Meningkatnya kegiatan-kegiatan agama yang memberikan
ilmu agama yang lebih dalam
9. Mewujudkan masyarakat yang disiplin dalam beribadah
dan ketaqwaan.
10. Mengembangkan ilmu agama yang telah diprroleh
sebelumnya.

G. Keterkaitan Antara Masjid sebagai Pusat Ilmu Pendidikan


Islam dalam Lingkungan Akhlak, dan Budaya
Masjid mempunyai peran yang sangat penting terutama
dimana masjid merupakan pusat berbagai kegiatan keislaman
yang masih sangat merekat erat dalam kehidupan masyarakat
muslim.
Sampai sekarang masjid merupakan puncak dari berbagai
event yanga da dalam masyarakat terutama kegiatan kegamaan,
karena masjid dipandang merupakan tempat yang sangat strategis
dalam menarik perhatian dan berpengaruh dalam masyarakat.
Fungsi masjid sebagai pusat pendidikan dan pengajaran
umat Islam terus berlangsung semenjak masa Rasulullah SAW,
Khulafaur Rosyidin dan kholifah-kholifah sesudahnya. Baru
pada tahun 459 H (Ahmad Syalabi, 1975:32), mulailah terjadi
pergeseran, yaitu dengan didirikannya madrasah yang pertama
di kota Baghdad. Semenjak tahun itu, mulailah bermunculan

78 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


secara besar-besaran serangkaian sekolah-sekolah (madrasah-
madrasah) yang didirikan oleh Nizamul Muluk, seorang mentri
yang terkenal dari Bani Saljuk.
Penyelenggaraan pendidikan agama Islam dan perkemban­
gannya tidak terlepas dari jasa besar masjid. Hidup sebagai muslim
tidak dapat dipisahkan dari keberadaan masjid, karena beberapa
ibadah wajib diantaranya harus dilaksanakan di masjid. Ibadah
tersebut juga berarti praktek pendidikan agama Islam yang sudah
kita dapat sejak kecil, seperti sholat berjamaah dan sholat jum’at.
Masjid disamping sebagai tempat ibadah juga sebagai pusat
kegiatan umat Islam. Masjid juga digunakan oleh Rasulullah SAW
sebagai kegiatan sosial dan politik menyusun strategi perang.
Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan masjid sebagai
tempat ibadah mahdhah saja, tetapi kegiatan lainnya yang
berurusan dengan kepentingan umat.
Orang boleh saja meragukan masjid sebagai pusat aktivitas
agama Islam di era global ini. Pendidikan tentang agama Islam dan
aktivitas agama Islam diperoleh dan dapat dilakukan di banyak
tempat, tidak hanya di masjid saja. Prinsipnya, jika dilihat dari
beberapa ketentuan agama mengenai masjid, umat Islam tidak
dapat dipisahkan dengan masjid. Sejarah membuktikan kalau
masjid sebagai awal pusat pendidikan agama Islam.
Masjid juga sudah ditakdirkan menjadi rumah Allah SWT
dan milik umat Islam dimanapun berada. Keberadaan masjid
bukan hanya menjadi kebutuhan sebagai sarana ibadah, tetapi
keberadaan masjid juga wajib adanya pada suatu wilayah yang
ada umat muslimnya.
Mayoritas penduduk kabupaten Kebumen adalah muslim.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 79


Desa-desa di kabupaten Kebumen ini minimal terdapat satu
bangunan masjid pada setiap desanya. Desa yang wilayahnya luas
dan berpenduduk banyak/padat, bahkan tidak hanya terdapat
satu bangunan masjid. Desa Jemur kecamatan Kebumen adalah
contoh desa yang mempunyai dua bangunan masjid. Masih banyak
desa lain yang mempunyai masjid lebih dari satu, misalnya di desa
Karangsari Kebumen, terdapat enam bangunan masjid.
Keberadaan masjid jauh lebih sedikit dibandingkan keberadaan
Musholla. Musholla lebih banyak, disebabkan karena dapat
didirikan pada setiap tempat dimanapun minimal sebagai tempat
sholat saja. Musholla bisa didirikan disetiap komplek RT, komplek
RW, komplek perkantoran, bahkan rumah kita masing-masing.
Keberadaan mushalla, tidak untuk menunaikan shalat jum’at. Desa
Jatimulyo Alian Kebumen, adalah contoh desa yang mempunyai
tujuh bangunan musholla milik masyarakat dan tiga bangunan
masjid. Kenyataan yang ada, musholla dalam menyelenggarakan
pendidikan agama Islam maupun sebagai tempat ibadah umat
Islam tidak berbeda dengan di masjid, secara prinsip kegiatan
musholla bermula dari bagaimana konsep memakmurkan masjid.
Keberadaan bangunan masjid dalam Islam terdapat
persyaratan tertentu, misalnya batas-batas wilayah dan minimal
ada empat puluh orang untuk mendirikan sholat Jum’at. Masjid
juga tidak boleh didirikan pada satu komplek dalam satu batas
wilayah yang kecil.
Bangunan masjid semakin banyak seiring dengan bertambah
banyaknya penduduk di Indonesia dan semakin banyaknya
pembangunan komplek perumahan. Semakin banyaknya masjid
dan tuntutan mendirikan masjid menunjukkan bahwa masjid
sangat berpotensi untuk menjadi pusat pendidikan agama Islam

80 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


dan pusat peradaban yang menyertai perkembangan kehidupan
umat Islam sepanjang masa.
Makmurnya masjid juga berimplikasi pada terpenuhinya
jama’ah akan pendidikan agama Islam dan tempat pembinaan
umat.
Pendidikan agama Islam di masjid pada umumnya dilaksanakan
secara konservatif atau tradisional. Pendidikan agama Islam
dengan cara tradisional adalah dengan metode bandungan atau
sorogan. Pengajar pendidikan di masjid dengan membaca dan
didengarkan atau ditirukan oleh santri masjid, atau sebaliknya.
Metode ini juga memungkinkan untuk terjadinya Tanya jawab
antara santri masjid dengan seorang ustadz atau kyai masjid.
Pendidikan agama Islam di beberapa masjid di Kebumen
ini juga mengalami perkembangan. Masjid yang melakukan
pengembangan pendidikan agama Islam contohnya adalah masjid
Nurul Iman desa Kawedusan, masjid desa panggel kelurahan
panjer Kebumen. Komplek masjid-masjid tersebut juga dibangun
sarana pendidikan dan organisasi masjid seperti pengurus TPQ,
dan tempat khusus untuk belajar Alquran. Keberadaan pondok
pesantren juga berawal dari bentuk pengembangan pendidikan
agama Islam di masjid. Masjid Jami’ Wonoyoso Kebumen adalah
contoh bentuk pengembangan pendidikan agama di masjid
berbentuk pondok pesantren, bahkan meluas kepada pendirian
bangunan madrasah sebagai pendidikan formal.
Banyaknya fungsi masjid yang semakin meluas sebagai sarana
pendidikan agama Islam secara lebih sistematis, tidak mengurangi
kharisma masjid yang ada di desa-desa yang menyelenggarakan
pendidikan secara tradisional.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 81


Sejarah perkembangan masjid lebih banyak menyuguhkan
kajian agama dari pada kegiatan sosial. Pendidikan agama Islam
di masjid juga lebih banyak dari pada aktivitas pendidikan agama
Islam pada lembaga pendidikan formal. Masjid pada setiap malam
dapat menyelenggarakan pendidikan agama seperti pengajian
kitab. Ada yang bersiafat harian, mingguan, sebulanan dan
tahunan dan sepanjang waktu. Berbeda dengan penyelenggaran
pendidikan dan aktivitas pendidikan agama Islam di madrasah
atau sekolah. Institusi madrasah dan sekolah menyuguhakn materi
pendidikan agama Islam dengan waktu yang sangat terbatas.
Materi pendidikan agama Islam didapat dua sampai enam jam
perminggunya dan dalam kurun waktu tiga tahun.
Pendidikan agama Islam yang di selelenggarakan di masjid.,
tidak terbatas oleh waktu. Konsep pendidikan seumur hidup,
setiap saat bisa di dapat di masjid walaupun tidak dalam
pengertian semua masjid. Begitu juga keberadaan masjid di desa
dengan masjid di kota. Masjid di kota, pada umumnya aktivitas
agama Islamnya terbatas, hal ini karena karakter masyarakat kota
yang berbeda dengan karakter masyarakat perdesaan.
Sesudah negara Islam meluas, maka berkembanglah peran
dan fungsi masjid. Sehingga ia berperan sebagai lembaga-
lembaga ilmu pengetahuan dan tempat pengajaran segala
macam pengetahuan, baik agama ataupun lainnya. Ketika Nabi
Muhammad saw. berhijrah dari Mekkah menuju Yatsrib (Madinah)
dan singgah di Quba, program yang pertama kali beliau laksanakan
ialah mendirikan sebuah masjid yang kemudian beliau namakan
dengan “Masjid Quba”. Masjid itu disebut oleh Allah swt. dalam
firman-Nya: “Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar
takwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih patut kamu

82 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


shalat di dalamnya. Di dalamnya terdapat orang-orang yang ingin
mensucikan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”
(Q.S. At-Taubah/9: 108).
Hal ini dimaksudkan oleh Rasulullah agar menjadi tempat
berkumpul bagi manusia guna menunaikan shalat, membaca kitab suci
Al-Qur’an, berdzikir kepada Allah swt., saling bermusyawarah dalam
urusan agama mereka, dan agar menjadi “Madhar”(manifestasi) bagi
persatuan, kerukunan dan persaudaraan, dan menjadikan masjid
menjadi tempat pendidikan, pengajaran dan tempat menyampaikan
nasihat dalam masalah agama, akhlakul karimah. Rasulullah saw.
bersabda: “Barang siapa yang masuk ke dalam masjid-ku ini guna
mengajar kebaikan atau belajar (mencari ilmu), maka ia bagaikan
orang yang berjuang menegakkan agama Allah” (H.R. Ibnu Majah).
Rasulullah saw. sendiri seringkali duduk di masjidnya,
lalu dikerumuni oleh para sahabat secara melingkar, bagaikan
bintang-bintang mengelilingi bulan purnama. Kemudian beliau
menyampaikan ceramah, fatwa agama dan ajaran-ajaran lain
kepada mereka. Dan jika beliau berhalangan maka diutusnya
sahabatnya untuk mewakilinya seperti: Ubadah bin Shamit, Abi
Ubadah bin al-Jarrah atau lainnya. Hingga kemudian di Madinah
Rasulullah mendirikan masjid Nabawi yang juga berfungsi
sebagai tempat pendidikan pertama kali yang beliau pergunakan
untuk mengajarkan Qira’atul Qur’an, ilmu fiqh, syariat Islam dan
berbagai ilmu pengetahuan, sehingga dapat menelurkan generasi-
generasi militan, yang menjadi ulama, hukama, khulafa, umara
dan pemimpin-pemimpin yang dapat diandalkan.
Sesudah negara Islam meluas, maka berkembanglah peran dan
fungsi masjid. Sehingga ia berperan sebagai lembaga-lembaga ilmu
pengetahuan dan tempat pengajaran segala macam pengetahuan,

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 83


baik agama ataupun lainnya. Yang tampak menonjol sekali dalam
hal ini antara lain ialah: Masjid-masjid Shan’a di Yaman, Al Jami’ Al
Umawi di Damsyik, Al Jami’ Al-Azhar di Mesir, Jami’ Az-Zaituniyah
di Tunisia dan Masjid Qoeruwar di Fas. Kemudian berikutnya,
para penguasa, umara dan para raja berlomba-lomba membangun
tempat-tempat pendidikan dan lembaga ilmu pengetahuan yang
dilengkapi dengan masjid dan asrama pelajar. Hal inilah yang
akhirnya dapat membawa kejayaan ilmu dan kebudayaan Islam,
dapat melahirkan beribu-ribu ulama yang intelek dalam berbagai
bidang ilmu, seperti tafsir, hadits, ilmu falak, fiqh, usul fiqh, bahasa
Arab, sastra Arab, kedokteran, olahraga, ilmu hitung, dan lain-lain.
Saat ini konsep sekolah-sekolah yang berada di sekeliling
masjid, atau sekolah-sekolah yang dilengkapi dengan masjid
dijadikan sebagai konsep sekolah-sekolah Islam terpadu dari segi
arsitektur pembangunan sekolah-sekolah Islam terpadu. Bahkan
di sekolah-sekolah negeri pun mulai terlihat adanya pembangunan
masjid di tengah-tengah sekolah. Mengapa demikian?
Hikmah mendalam yang sebetulnya dapat kita petik dari
langkah pertama yang dilakukan Rasulullah saw. di saat hijrah
dengan membangun masjid Quba dan menjadikannya tempat
untuk mendidik generasi Islam dan menyampaikan berbagai ilmu
yang terkandung di dalam Al-Qur’an dan Hadits. Walaupun secara
tidak langsung Rasulullah juga melakukan berbagai pendidikan
dan pengajaran di tempat-tempat yang lain seperti, di rumah-
rumah, di jalan, di pasar sampai di medan perang. Sesuai dengan
ilmu dan ajaran yang akan disampaikannya.
Di dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan Islam,
masjid ibarat ruhnya atau qolbunya pendidikan. Karena
pendidikan tidak hanya semata-mata mengetahui sesuatu hal

84 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


yang baru, bukan hanya untuk mencapai jenjang yang lebih tinggi
dan tidak juga hanya semata-mata mengejar nilai. Tapi Rasulullah
telah mengajarkan kepada kita, nilai-nilai pendidikan yang hakiki
untuk menjadikan manusia sebagai manusia seutuhnya (Insan
Kamil/ Insan Paripurna)
Karena pendidikan merupakan proses sistematis untuk
meningkatkan martabat manusia secara holistik sehingga dimensi
kependidikan dapat berkembang secara optimal. Adapun dimensi
kependidikan itu mencakup tiga hal, yaitu:
1. Afektif, yang tercermin pada kualitas keimanan, ketak­
waan, akhlak mulia termasuk budi pekerti yang luhur
serta kepribadian unggul, dan kompetensi estetis. Dari
masjid nilai-nilai hakiki ini ditanamkan oleh Rasulullah
kepada umatnya dengan perintah menjalankan shalat,
pelaksanaan shalat berjamaah dan hikmah-hikmah lain
yang terkandung di dalam shalat berjamaah. Dan hal
tersebut dimulai dari masjid.
2. Kognitif, yang tercermin pada kapasitas pikir dan daya
intelektualitas untuk menggali dan mengembangkan
serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Yang
diwujudkan dengan perintah bertasbih dan membaca Al-
Qur’an serta mempelajari kandungan-kandungan ilmu di
dalamnya. Dan sejak zaman Rasulullah, para sahabat dan
sekarang ini para ulama melakukannya di masjid. Karena
inti ilmu pengetahuan itu ada di dalam Al-Qur’an.
3. Psikomotorik, yang tercermin pada kemampuan mengem­
bangkan keterampilan teknis, kecakapan praktis dan kom­
pe­tensi kinestetis. Diwujudkan dengan berbagai kegiatan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 85


fisik di masjid dalam pelaksanaan kedua perintah-
perintah di atas, juga pengembangan organisasi masjid,
kegiatan fisik, rehabilitasi masjid dan pengembangan
pembangunan fisik masjid memerlukan kemampuan
keterampilan teknis.
Dan masjid dapat menjadi tempat pendidikan ini.
Rasulullah di awal hijrahnya ke Madinah melakukan ketiga hal di
atas secara baik dan tepat, sehingga menghasilkan generasi Islam
yang berhasil mengembangkan syiar Islam ke seluruh penjuru
dunia, sejak dulu hingga sekarang. Karena masjid merupakan
ruhnya atau qolbunya pendidikan.
Sekolah-sekolah yang dibangun di seputar masjid dewasa
ini menunjukkan bahwa tiga hal yang mendasar di atas dapat
berjalan bersamaan. Siswa tidak hanya mengutamakan NEM dan
kepandaian dalam olah ilmu pengetahuannya, tapi juga iman dan
akhlakul karimah, serta kemampuan fisiknya dalam olah jasmani
dalam berbagai kegiatan fisik yang dilakukan di sekolah. Inilah
hikmah yang dapat kita ambil dari peristiwa saat awal hijrah
Rasulullah saw. di atas.
Karena itulah marilah kita makmurkan masjid-masjid
sebagai rumah Allah dengan menjalankan shalat berjamaah di
masjid, mengikuti pengajian-pengajian dan tadarus Al-Qur’an,
serta melakukan kajian-kajian baik masalah akidah, syariah,
dan ilmu pengetahuan dan akhlakul karimah. Baik itu masjid di
lingkungan rumah kita masing-masing, maupun di lingkungan
sekolah-sekolah kita. Apabila saatnya adzan terdengar sebagai
panggilan shalat, maka semua kegiatan dihentikan untuk bersama-
sama melaksanakan shalat berjamaah. Dengan demikian akan
tercapailah tujuan pendidikan yang diharapkan.(AS)

86 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Dengan demikian tentu saja peran masjid tetap sangat
berpengaruh tidak hanya dari segi tempat yang biasanya ada pada
di jantung wilayah, juga merupakan tempat yang dianggap mulia,
sehingga selain itu masjid juga mempunyai keterkaitan penting
dalam hal pengarh pendidikan , akhlak beserta budaya yang ada
dilinhkungan masyarakat.
Masjid, selain sebagi tempat ibadah juga mempunyai peran
yang lebih kuas pada zaman sekarang, banyak kita temui sekarang
masjid-masjid juga terdapat pendidikan dari anak-anak seperti
TPA,TPQ,Madrasah Diniyyah,d. Dikalangan para pemuda miasal
seperti perkumpulan remaja masjid, IPNU,IPPNU,dll. Dikalangan
orang dewasa, seperti kumpulan setiap malam jum’at, ataupun
istighasahan bersama.
Dari hal diatas terlihat sekali betapa multi fungsinya masjid
dizaman sekarang, dalm hal pendidikan itu saja sydah sangat
banyak, tentu dapat kita simpulkan betapa bermanfaatnyza
peran masjid dan pengaruh masjid dalam lingkungan pendidikan
asyarakat.
Selain itu tentu saja pendidikan juga sangat berpengaruh
dalam akhlak dan budaya, secara rasio orang yang mempunyai
pendiikan tentu saja mengetahui pemikiran yang lebih real dan
lebih luas dalam menentukan sikap atau akhlaknya sehingga
ia akan tau mana sikap perilaku yang pantas dan tidak untuk
digunakan atau diterapkan dalam lingkungan masyarakat yang
ditinggalinya atau yang akan ditempatinya nanti, sehingga dapat
diambil kesimpulan tentu saja peran masjid secara tidak langsung
mempunyaiketerkaitan dalam hal ini yang berhubungan dengan
akhlak seseorang.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 87


Dalam hal budaya pun tidak jauh beda, dengan adanya
pendidikan islam sejak dini oleh seorang anak tentu dia akan
mempunyai pemikiran yang lebih luas dengan apa yang diketahui
oleh orang-orang yang tidak mendapatkannya. Dengan hal ini
tentu sangat berpengaruh dalam hal budaya, karena dari segi
pemikirannya yang berbeda namun juga pendapat-pendapat yang
akan jauh lebih berfariatif.
Pemikir-pemikir kecil iniah yang nantinya akan memberikan
gambaran tentang budaya conthnya untuk meluruskan budaya
yang baik dan benar menurut hukum islam, dimana buday-budaya
yang dulu dianut tidak membudaya kekal tanpa adanya suatu
kebenaran.
Pendidikan ini juga sangat bermanfaat karena masyarakat
akan mendapatkan cara-cara berbudaya yang baik dan benar
menurut ajaran islam. Selain itu, masyarakat jiga akan mampu
berfikir dengan rasio dengan apa yang diperoleh dari pendidikan,
bukan hanya kepercayan-kepercayaa yang mengental dalam
otakyang ia peroleh dari orang-orang terdahulu dengan kata lain
mitos.
Dengan adanyakedekatan masjid dengan masyarakat inilah
yang menghubungkan antara islam, ilmu, akhlak, dan budaya
mampu beriringan dengan baik sesuai dengan anjuran ALLAH
SWT dan adat istiadat kemasyarakatan yang harmonis tanpa
adanya perselisihan pendapat yang mampu memcah belah
persaudaraan kaum muslimin.
Selain itu mesjid juga merupakan sarana pendidikan Islam
karena bagaimanpun Penyelenggaraan pendidikan agama Islam
dan perkembangannya tidak terlepas dari jasa besar masjid.

88 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Salah satu fungsi masjid selain meneta akhlak dalam islam
adalah sebagai tempat pendidikan dan pengajaran. Pendidikan
di masjid ditujukan untuk segala usia, dan mencakup seluruh
pelajaran, mulai dari keislaman sampai sains. Selain itu, tujuan
adanya pendidikan di masjid adalah untuk mendekatkan generasi
muda kepada masjid. Pelajaran membaca Qur’an dan bahasa Arab
sering sekali dijadikan pelajaran di beberapa negara berpenduduk
Muslim di daerah luar Arab, termasuk Indonesia.
Dengan adanya pendidikan islam sejak dini oleh seorang anak
tentu dia akan mempunyai pemikiran yang lebih luas dengan apa
yang diketahui oleh orang-orang yang tidak mendapatkannya.
Dengan hal ini tentu sangat berpengaruh dalam hal budaya, karena
dari segi pemikirannya yang berbeda namun juga pendapat-
pendapat yang akan jauh lebih bervariatif.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 89


BAB V
Nilai Pendidikan Akhlak dalam Sholat

Hati nurani manusia selalu mendambakan dan merindukan


kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah SWT. Shalat
khusyu’ (kehadiran hati), pada hakikatnya seseorang yng shalat
itu sedang dalam keadaan bermunajat (berbincang-bincang)
dengan Tuhannya, seperti disebutkan dalam hadits Nabi SAW,
“Sedangkan perbincangan, yang dilakukan dalam keadaan lengah,
sama sekali tidak dapat disebut perbincangan.
Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungsi
dengan baik karena pengaruh dari luar misalnya pengaruh
pendidikan, lingkungan, pakaian dan juga pergaulan. Masyarakat
yang hati nuraninya sudah tertutup dan akal fikiran sudah di
kotori oleh sikap dan perilaku yang tidak terpuji. Namun bukan
Cuma perilaku yang harus diperbaiki asupan dalam tubuhpun

90 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


harus dijaga agar tetap halal. Karena itulah diperlukan adanya
suatu jaminan dan kepastian akan kehalalan produk pangan yang
dikonsumsi umat Islam. Apakah Islam menafikan peran hati nurani,
akal dan pandangan masyarakat dalam menyimpulkan baik dan
buruk. Hati nurani atau fitrah dalam bahasa al-Qur’an memang
menjadi ukuran baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh
Allah Swt. Memiliki fitrah bertauhid, mengakui keesaannya. Dan
itulah sumber kebahagiaan manusia, maka dengan shalat hati itu
pun dapat memperoleh kebahagiaan seutuhnya.

A. Pengertian Akhlaq
Secara etimologis akhlaq merupakan bentuk kata jamak
dari khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq
tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak
Khaliq (Tuhan). Secara terminologis (ishthilabah) ada beberapa
definisi tentang akhlaq:
Menurut Imam Al-Ghazali Akhlaq adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan
pertimbangan.
Menurut Ibrahim Anis Akhlaq adalah sifat yang tertanam
dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan.
Menurut Abdul Karim Zaidan Akhlaq adalah nilai-nilai dan
sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang depan sorotan dan
timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau
buruk.
Jadi, dapat diambil kesimpulan dari keterangan di atas bahwa
akhlaq itu haruslah bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 91


tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan
dari luar. Sekalipun dari beberapa definisi di atas kata akhlaq
bersifat netral, belum merunjuk kepada baik dan buruk, tapi
pada umumnya apabila disebut sendirian, tidak dirangkai dengan
sifat tertentu, maka yang dimaksud adalah akhlaq yang mulia.
Misalnya, bila seseorang berlaku tidak sopan kita mengatakan
padanya. “kamu tidak berakhlaq”. Padahal tidak sopan itu adalah
akhlaqnya.
Sedangkan dari Kutipan lain bahwa Pengertian Akhlaq Secara
Etimologi, Menurut pendekatan etimologi, perkataan”akhlaq”
berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya “Khuluqun”yang
menurutlogat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku
atau tabiat. Kalimat tersebut mengandungsegi-segi persesuain
dengan perkataan “khalkun” yang berarti kejadian, serta erat
hubungan”Khaliq” yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang
berarti yang diciptakan.
Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai
di dalam al- Qur’an, sebagaiberikut:Artinya: ³Dan sesungguhnya
engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yangagung.´
(Q.S. Al-Qalam, 68:4).
Adapun Ruang Lingkup Akhlaq bagi Muhammad Abdullah
dias dalam bukunya dhuztur al ahlak fial-Islam membagi ruang
lingkup akhlaq menjadi lima bagian. Yaitu:
1. Akhlaq Pribadi (al-Fardiyah), Kewajiban timbal balik
orang tua dan akhlaq, Kewajiban suami istri, kewajiban
terhadap kerabat
2. Akhlaq bermasyarakat: yang dilarang, yang diperintahkan,
keadaan-keadaan adab.

92 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


3. Akhlaq bernegara: Berhubung antara pemimpin dan
rakyat, Hubungan luar negeri.
Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut
ini beberapa pakar mengemukakan pengertian akhlaq sebagai
berikut:
Imam Al-Ghazali Akhlaq adalah suatu sikap yang mengakar
dalam jiwa yang darinyalahir berbagai perbuatan dengan mudah
dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran danpertimbanagan.
Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji,
baik dari segi akal dan syara’, maka ia disebut akhlaq yang baik.
Dan jika lahir darinyaperbuatan tercela, maka sikap tersebut
disebut akhlaq yang buruk.
Kemudian jika dibandingkan dengan Ibn Miskawaih Bahwa
akhlaq adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnyauntuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan
pikiran lebih dahulu. 
Ada lagi pendapat dari Prof. Dr. Ahmad Amin yang
mengatakan bahwa yang disebut akhlaq ialah kehendak yang
dibiasakan. Artinya, kehendak itu bila membiasakan sesuatu,
kebiasaan itu dinamakan akhlaq. Menurutnya kehendak ialah
ketentuan dari beberapa keinginan manusia setelahimbang,
sedang kebiasaan merupakan perbuatan yang diulang-ulang
sehingga mudah melakukannya. Masing-masing dari kehendak
dan kebiasaan ini mempunyai kekuatan, dangabungan dari
kekuatan itu menimbulkan kekuatan yang lebih besar. Kekuatan
besar inilah yang bernama akhlaq. Jika diperhatikan dengan
seksama, tampak bahwa seluruh definisi akhlaq sebagaimana
tersebut diatas tidak ada yang saling bertentangan, melainkan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 93


saling melengkapi, yaitu sifat yang tertanam kuat dalam jiwa yang
nampak dalam perbuatan lahiriahyang dilakukan dengan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran lagi dan sudah menjadi kebiasaan.
Memang sungguh sangat luar biasa peran akhlaq ini.
Kemudian kalau kita kaitkan dengan kata Islami, maka akan
berbentuk akhlaq Islami, secara sederhana akhlaq Islami diartikan
sebagai akhlaq yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlaq yang
bersifat Islami. Kata Islam yang berada di belakang kata akhlaq
dalam menempati posisisifat. Dengan demikian akhlaq Islami
adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah, disengaja,
mendarah daging dan sebernya berdasarkan pada ajaran Islam.
Dilihat dari segisifatnya yang universal, maka akhlaq Islami juga
bersifat universal. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam menjabarkanakhlaq universal diperlukan bantuan
pemikiran akal manusia dan kesempatan sosial yangterkandung
dalam ajaran etika dan moral.
Menghormati kedua orang tua misalnya adalah akhlaq yang
bersifat mutlak dan universal. Sedangkan bagaimana bentuk
dan cara menghormati orang tua itu dapat dimanifestasikan
oleh hasil pemikiran manusia. Jadi, akhlaq Islam bersifat
mengarahkan, membimbing, mendorong, membangunperadaban
manusia dan mengobati bagi penyakit sosial dari jiwa dan mental,
serta tujuan berakhlaq yang baik untuk mendapatkan kebahagiaan
di dunia dan akhirat.
Dengan demikian akhlaq Islami itu jauh lebih sempurna
dibandingkan dengan akhlaq lainnya. Jika aklhak lainnya hanya
berbicara tentang hubungan dengan manusia, maka akhlaq Islami
berbicara pula tentang cara berhubungan dengan binatang,
tumbuh-tumbuhan, air, udara dan lain sebagainya. Dengan

94 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


cara demikian, masing-masing makhluk merasakan fungsi dan
eksistensinya di dunia ini.

B. Pengaruh Akhlaq terhadap Pergaulan


Pergaulan dapat dibedakan menjadi 2: Pergaulan Positif,
yakni bergaul kepada orang-orang yang berhati mulia, dan selalu
menjalankan perintah Allah, dan menjauhi segala larangannya, dan
selalu membantu seseorang, dan tidak memiliki sifat sombong.
Selanjutnya Pergaulan Negatif, yakni pergaulan yang dicekam
oleh Allah karena tidak sejalan dengan ajaran Islam. Misalnya
saja bergaul kepada orang-orang yang suka mabuk, judi, zina,
dan tidak pernah menjalankan perintah dan apalagi yang tidak
pernah menjalankan shalat lima waktu.
Penilaian manusia itu dapat dilihat oleh manusia lain dalam
tindakannya. Kalau ‘tindakan’ ini di ambil seluas-luasnya, maka ada
beberapa macam penilaian. Mungkin tindakan nilai sebagai sehat
atau kurang sehat, misalnya perasaan, pencernaan, peredaran
darah, yang menilai cara ilmiah hal-hal yang demikian itu dokter
dan kalau kesehatan seseorang di anggap kurang, diusahakan
obatnya, supaya kesehatan itu pulih kembali, penilaian di atas
disebut penilaian medis. Begitulah makna dari penilaian.
Di satu sisi tindakan mungkin juga dinilai sebagai baik atau
lawannya, ialah buruk, kalau tindakan manusia dinilai atas
baik-buruknya. Tindakan itu seakan-akan keluar dari manusia,
dilakukan dengan sadar atas pilihan dengan satu perkataan:
sengaja, faktor kesengajaan mutlak untuk penilaian baik-buruknya
yang disebut penilaian etis atau normal.
Walaupun tidak mudah pula memberi penentuan tentang
kesengajaan ini, yang terang indah bahwa ada pengetahuan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 95


(kesadaran) bahwa orang bertindak dan ada pilihan terhadap
tindakan itu. Orang yang dalam tidurnya nyenyak mendengkur,
takkan dikatakan bahwa ia mendengkur dengan sengaja. Ia tak
tahu, bahwa ia lebih suka mendengkur!
Begitu pula jika ada keadaan yang betul-betul memaksa, maka
di situasi itu tidak disengaja, melainkan terpaksa misalnya jika
seorang pengemudi mobil menabrak orang, karena orang ini
sekonyong-konyong menyeberang jalan serta amat dekat dengan
mobil itu sehingga tidak mungkin mengerem atau mengerak,
maka ia dalam keadaan terpaksa. Situasinya tak memungkinkan
memilih tindakan yang lebih pantas untuk dilakukannya. Tidak
mampu mengontol tindakannya, apalagi pergaulannya dengan
sesama.
Dalam bergaul itu, kita harus mampu membedakan antara
mana yang pantas dan tidak pantas untuk kita anggap temani.
Seperti dalam ajaran agama Islam tentang pergaulan, kita harus
pintar-pintar memilih mana yang terbaik untuk kita karena semua
dampak dari pergaulan akan kembali kepada yang menjalani
pergaulan tersebut.
Adapula tindakan yang dinilai menurut indah-tidaknya. Maka
penilaian ini disebut penilaian estetis untuk mengetahui mengapa
sesuatu (pun tindakan) di sebut indah, tidaklah amat mudah, rupa-
rupanya penentuan indah-tidaknya sesuatu itu amat terpengaruhi
oleh rasa dan rasa manusia itu amat sukar tertentukan. Berbeda-
beda dan tergantung dari banyak hal. Begitulah fitrah manusia.

C. Peran Shalat dalam Kehidupan Manusia


Shalat khusyu’ bisa dikatakan dengan menghadirkan hati
ketika sedang shalat, pada hakikatnya seseorang yang shalat itu

96 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


sedang dalam keadaan bermunajat (berbincang-bincang) dengan
Tuhannya, seperti disebutkan dalam hadits Nabi SAW, “Sedangkan
perbincangan, yang dilakukan dalam keadaan lengah, sama sekali
tidak dapat disebut perbincangan.
Melihat pada kewajiban selain shalat yakni ada: Zakat, pad
dasarnya adalah perbuatan melawan hawa nafsu, yang sebenarnya
terasa berat dalam hati. Demikian pula puasa, ia adalah perbuatan
yangmenekan kekuatan dan mematahkan kekuasaan hawa nafsu
yang seringkali menjadi alat di tangan setan. Karena itu, masih
ada kemungkinan bahwa zakat dan puasa tetap dapat mencapai
sebagian sasaran, walaupun kedua-duanya dilakukan dengan hati
yang lengah. Demikian pula ibadah haji, kewajiban-kewajiban
di dalamnya amat berat dan melelahkan. Orang yang menjalani
ibadah haji akan merasakan itu semua, baik melaksanakan
kewajiban-kewajiban itu denga hati yang hadir ataupun tidak.
Kemudian tidak sama halnya dengan shalat. Dalam shalat,
tidak ada sesuatu selain zikir, bacaan, ruku’, sujud, berdiri dan
duduk. Zikir adalah dialog dan munajat dengan Allah SWT.
Hanya ada dua pilihan, apakah tujuannya hanya semata-mata
perbincangan dan dialog, ataukah hanya pengucapan huruf-
huruf dan suara-suara sebagai bahan ujian dan lay=tihan bagi
lisan, seperti halnya perut dan hasrat diuji dengan puasa, dan
seperti badan seseorang diuji dengan kesulitan-kesulitan haji
ataupun hatinya diuji dengan keberatan mengeluarkan zakat dan
berkurangnya harta yang sangat dicintai.
Sudah tentu, hal ini tidak sama. Menggerak-gerakkan lisan,
dengan omongan tanpa ari dan tujuan, memang sangat mudah
bagi seseorang yang lengah. Tidak ada ujian atau beban apa pun
dalam perbuatannya itu. Tujuannya hanyalah pengucapan huruf-

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 97


huruf secara sembarangan. Sedangkan pada hakikatnya, tidak bisa
disebut pembicaraan, jika tidak mengungkap apa yang berada di
dalam hati. Dan hal itu tidak mungkin terwujud, kecuali dengan
kehadiran hati.
Tidak salah lagi, bacaan zikir, pujian, tadharru’ (memohon
dengan iba), do’a dan sebagainya dimaksudkan untuk ditujukan
kepada Allah SWT. Sedangkan hatinya tertutup oleh tirai
kelengahan, terhalang dari-Nya, sehingga tidak mampu melihat
dan memandang-Nya, meskipun lisannya bergerak-gerak karena
sudah terbiasa. Apabila demikian itu keadannya, alangkah jauhnya
dari tujuan shalat yang disyari’atkan untuk mengkilapkan hati,
membarui ingatan kepada Allah SWT serta menandaskan kembali
akan keimanan kepada-Nya. Demikianlah kedudukan bacaan dan
zikir.

D. Hakikat Khusyuk dalam Shalat


Secara etimologis, kata niyyah atau an- niyyah identik dengan
alqashd, yang artinya “maksud”, keinginan dan kehendak. Menurut
azas Islam, orang yang hendak melakukan ibadah harus mempunyai
maksud sebelum melakukannya supay ibadah itu bisa diterima
dengan sah.
Qardhawi mengutip definisi niat dari berbagai pendapat
ulama sebagai berikut:
 Niat adalah kemauan yang kuat.
 Niat adalah tujuan yang terbetik di dalam hati.
 Niat adalah runtutan yang kuat
 Hakikat niat adalah pengaitan tujuan dengan hal
tertentu yang dituju.

98 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


 Niat adalah tujuan sesuatu yang disertai dengan
pelaksanaannya.
Ahli tasawuf berpendapat bahwa ibadah yang diterima Allah
SWT adalah ibadah yang dilakukan dengan niat ikhlas, bersih dari
riya’ dan syirik. Jika ibadah tidaak bersih dari syirik lahir atau
batin, meskipun dari segi fisik benar, ibadah seperti itu batal dan
ditolak Allah SWT.
Lalu mengapa peradaban yang gilang-gemilang itu kini redup?
Mengingat kembali firman Allah dalam Surat Al Anbiyaa ayat 10,
hal ini dikarenakan “sebab-sebab kemuliaan” belum lagi dipahami
dan diamalkan. Sebab-sebab itu adalah pemahaman Islam yang
belum utuh dan akhlaqul karimah yang belum terwujud. Oleh
karenanya derajat umat muslim sebagai khalifatullah fil ardh
agar menjadi masyarakat madani yang rahmatan lil ‘alamin harus
terus diperjuangkan sehingga kejayaan sebagai bangsa yang
baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur dapat diraih. Insya Allah.
Akhlaq itu haruslah bersifat konstan, spontan, tidak temporer
dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta
dorongan dari luar. Sekalipun dari beberapa definisi di atas kata
akhlaq bersifat netral, belum merunjuk kepada baik dan buruk, tapi
pada umumnya apabila disebut sendirian, tidak dirangkai dengan
sifat tertentu, maka yang dimaksud adalah akhlaq yang mulia.
Misalnya, bila seseorang berlaku tidak sopan kita mengatakan
padanya. “kamu tidak berakhlaq”. Padahal tidak sopan itu adalah
akhlaqnya.
Menurut Prof. Dr. Ahmad Amin yang mengatakan bahwa yang
disebut akhlaq ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, kehendak
itu bila membiasakan sesuatu, kebiasaan itu dinamakan akhlaq.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 99


BAB VI
Manfaat Sholat Tahajud

Dalam kehidupan mungkin kita sering bertanya kenapa masih


ada orang yang masih melakukan kejahatan meskipun sudah
sholat. ada apa dengan sholatnya?. sebenarnya yang perlu digaris
bawahi adalah bukan menjalankan sholatnya tetapi kualitas dari
sholat itu sendiri yang akan menentukan bagaimana pengaruhnya
dalam kehidupan. Di era globalisasi saat ini dengan kemajuan
teknologi maupun gaya hidup yang mampu mempengaruhi pola
pikir seseorang. Mereka masih disibukan dengan kegiatan di dunia
sampai melupakan kegiatan yang harus dijadjikan bekal untuk di
akhirat kelak.
Hingar bingar piala dunia, seperti menghipnotis para pecinta
bola. Yang tua maupun muda, tak mau ketinggalan mengikuti
setiap pertandingan. Begadang hingga dini hari pun dilakukan

100 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


dengan suka hati. Semua dilakukan demi bola. Demi piala dunia.
Piala kebanggaan bagi sang pemenang. Para penonton itu
sama sekali tak bakal mendapatkan pialanya, atau sekadar sedikit
keuntungan. Namun, mereka rela hati mengorbankan waktu dan
menahan kantuk untuk menyaksikan semuanya. Di sisi lain, ketika
Allah ta’ala memerintahkan kita untuk shalat malam, sangat sedikit
yang tergugah untuk melakukannya. Padahal shalat malam lebih
jelas pahalanya, dan sangat banyak manfaatnya. Tidak sebanding
dengan nonton bola, yang hanya membuang-buang waktu saja.
Shalat malam atau shalat tahajud adalah amalan yang mulia.
Inilah kebiasaan orang sholeh. Mereka biasa menjaga shalat
malam mereka. Waktu malam mereka banyak digunakan untuk
bermunajat pada Allah. Apalagi ketika mendapati sepertiga
malam terakhir, mereka memperbanyak do’a kepada Allah karena
mengingat keutamaan do’a mustajab kala itu. Semoga dengan
mengetahui keutamaan shalat tahajud berikut ini kita semakin
giat menjaganya. Tetapi masih banyak yang belum atau bahkan
mengamalkan atau melaksanakannyamungkin karena kemalasan
atau apapun.
Hingar bingar seperti piala dunia, seakan menghipnotis
para pecinta bola. Yang tua maupun muda, tak mau ketinggalan
mengikuti setiap pertandingan. Begadang hingga dini hari pun
dilakukan dengan suka hati. Semua dilakukan demi bola. Demi
piala dunia.

Piala kebanggaan bagi sang pemenang. Para penonton


itu sama sekali tak bakal mendapatkan pialanya, atau sekadar
sedikit keuntungan. Namun, mereka rela hati mengorbankan
waktu dan menahan kantuk untuk menyaksikan semuanya. Di

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 101


sisi lain, ketika Allah ta’ala memerintahkan kita untuk shalat
malam, sangat sedikit yang tergugah untuk melakukannya.
Padahal shalat malam lebih jelas pahalanya, dan sangat banyak
manfaatnya. Tidak sebanding dengan nonton bola, yang hanya
membuang-buang waktu saja.

Dari makalah ini penulis akan membahas lebih mendetail


tentang shalat malam agar kita bisa merenungkan kembali apa
yang terkandung atau apa rahasia dari shalat tahajud atau shalat
malam itu sendiri.

A. Pengertian Sholat Malam


Sholat malam/ tahajud adalah shalat sunat yang di kerjakan
pada malam hari dan sesudah tidur sekalipun tidurnya hanya
sebentar. Jadi apabila shalat tersebut dikerjakan tanpa tidur
sebelumnya, maka shalat itu tidak di namakan shalat tahajud,
tetati sholat sunnat biasa seperti witir atau lainnya.
Shalat sunah tahajud merupakan shalat sunah muakad yaitu
shalat sunnat yang dipentingkan atau dikuatkan oleh syara’.
Adapun shalat ini merupakan suatu amalan yang senantiasa
dijadikan amalan wirid oleh rasulullah saw, parasahabat, ulama
dan shalihin.
Shalat tahajud adalah salat sunnah yang sering dilakukan di
malam hari setelah shalat isya’ dan setelah tidur walau hanya
sebentar. Jumlah sholatnya paling sedikit dua raka’at, sedang
banyaknya tidak ada batasan. Namun, yang biasa dilakukan Nabi
adalah 11 (sebelas) atau 13 (tigabelas) roka’at. Artikel di bawah
membahas tata cara pelaksanaan shalat tahajjud secara detail.
Bagi orang yang biasa sholat tahajjud, kemudian tidak bangun

102 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


pada malam hari sehingga tidak melakukan shalat tahajjud, maka
disunnahkan untuk mengqodho-nya di siang hari sebelum dhuhur.
Mengenai bilangan rakaatnya shalat tahajud di kerjakan
sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya 12
rakaat. Adapun juga yang berpendapat bahwa sebanyak-banyaknya
tidak terbatas. Sedangkan waktunya sesudah shalat isya hingga
terbit fajar, namun sepanjang malam itu ada saat utama, lebih
utama dari yang paling utama.
Bagi rasulullah saw, mengerjakan shalat tahajud hukumnya
wajib (hatmun) karena mengingat pahala shalat sunat tahajud
sangat besar, sebagai mana firman allah yang di sebutdalam
alquran surah al Isra ayat 79 yang berbunyi sebagai berikut: 

َ ُّ َ َ َ َ ۡ َ َ ٰٓ َ َ َ َّ ٗ َ َ
ٗ‫ك َم َقاما‬ َ ۡ َّ َ َ
‫ٱل ِل ف َت َه َّج ۡد بِهِۦ ناف ِلة لك عس أن يبعثك رب‬ ‫ومِن‬
ٗ ۡ َّ
٧٩ ‫م ُمودا‬
Artinya: Hendaklah engkau gunakan sebahagian malam
hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat
kamu ke tempat yang Terpuji.

B. Tips Agar Bisa Membudayakan/Membiasakan Sholat


Malam
Berikut beberapa kiat yang insyaallah akan membantu
kita agar lebih mudah untuk bangun di sepertiga malam dan
melaksanakan shalat sunnah Tahajud.
1. Biasakan tidur di awal waktu, jangan begadang untuk
hal-hal yang tidak penting, yang akhirnya hanya akan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 103


membuat mata kita terlampau lelah dan ngantuk untuk
bangun di sepertiga malam.
2. Bersungguh-sungguhlah mengamalkan adab-adab sebe­
lum tidur. Biasakan berwudhu, berdzikir, dan berdoa sebe­
lum tidur. Jangan tidur dalam keadaan berhadats (teru­
tama hadats besar), karena hal ini akan menimbulkan
kema­lasan di waktu bangun malam.
3. Janganlah paranoid dan menganggap bahwa bangun di
sepertiga malam untuk melakukan shalat Tahajud itu
sebagai pekerjaan yang berat. Karena pemikiran semacam
itu dapat melemahkan niat dan tekad untuk melakukan
shalat Tahajud.
4. Senantiasa menjaga keikhlasan ketika berniat untuk
bangun malam dan melakukan shalat Tahajud. Niat yang
ikhlas, insyaallah akan meringankan pekerjaan yang
semula tampak berat.
5. Cobalah untuk mengenali dan menyesuaikan waktu tidur
masing-masing. Bila kita telah tahu berapakah standar
waktu tidur kita masing-masing, maka kita akan dapat
menentukan jam berapakah kita harus mulai tidur,
sehingga kita akan bangun tepat di sepertiga malam.
6. Jika memang memungkinkan, jangan lupa untuk
melakukan tidur siang. Dengan tidur siang, insyaallah
akan membuat kita lebih kuat untuk bangun di sepertiga
malam dan melakukan shalat sunnah Tahajjud.
7. Jangan lupa untuk senantiasa memasang alarm, dan
letakkan alarm tersebut di tempat yang jauh dari
jangkauan tangan namun tetap dapat terdengar dengan

104 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


jelas (keras) oleh telinga. Dengan demikian, mau atau
tidak mau kita akan bangkit dari tempat tidur untuk
mematikannya manakala alarm tersebut berbunyi.
8. Programlah aktivitas siang hari Anda dengan seefisien dan
seefektif mungkin, sehingga Anda tidak terlalu kelelahan
untuk bangun di sepertiga malam.  Hindari kegiatan-
kegiatan yang tidak terlalu penting, yang akan menguras
stamina Anda.
9. Tanamkanlah kesadaran bahwa Anda memiliki kebutuhan
jasmani dan ruhani yang harus Anda penuhi keduanya
dengan seimbang, tidak berat sebelah.
10. Motivasi diri Anda untuk bangun malam dengan cara
mempelajari dan mengingat betapa besar keutamaan-
keutamaan yang terdapat di dalam shalat Tahajjud.
11. Tanamkan rasa rindu untuk senantiasa bermunajat dan
berkhalwat (berduaan) dengan Allah ta’ala.
12. Hindari maksiat. Karena, maksiat adalah sumber lemahnya
kadar iman dan ibadah kita kepada Allah ta’ala. Dalam hal
ini Sufyan ats Tsauri telah menuturkan pengalamannya,
“Aku sulit sekali melakukan qiyamullail selama 5 bulan,
disebabkan satu dosa yang aku lakukan.”
13. Janganlah makan malam terlampau kenyang, karena
perut yang kenyang akan memberikan efek mengantuk
dan malas.
14. Jika Anda telah berkeluarga, Anda dapat membuat
kesepakatan dengan anak dan istri berupa program shalat
Tahajjud berjamaah. Misalnya setiap tiga kali dalam sepekan
keluarga melakukan shalat Tahajud secara berjamaah.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 105


15. Jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan memohon
kepada Allah ta’ala agar diberikan kemudahan untuk
bangun malam dan melakukan shalat Tahajud dengan
ikhlas dan khusyuk.
Selain tips diatas, dibawah ini juga terdapat 6 tips agar bangun
di sepertiga malam. Untuk awalnya memang mata seolah berat,
tetapi akan menjadi biasa setelah biasa kita lakukan dengan
mencoba 6 tips ini.
1. Tidurlah paling lama jam 10 malam.
Kebiasaan tidur yang larut malam itu tidak baik, Rasulullah
Saw sendiri pun menganjurkan bagi umatnya untuk tidak
tidur larut malam. Jadi, kalau mau bangun di sepertiga
malam, jangan tidur terlalu larut malam! Maksimal jam
10.00 sudah harus tidur kurang dari jam 10.00 lebih baik.
2. Wudhu dan Minum Segelas Air Putih
Seperti yang kita tahu, bahwa Allah Swt senang dengan
hamba - Nya yang selalu bersuci alias berwudhu. Jadi
bersucilah sebelum tidur, karena «Kebersihan adalah
sebagian dari iman”, sehingga meski kita dalam keadaan
tertidur, iman kita masih terjaga.
Lalu, setelah kita berwudhu atau sebelum kita berwudhu,
minumlah segelas air putih, jangan lupa membaca Basmallah
sebelum minum! Ini penting, sebab, air putih itu akan
membuat tidur kita lebih tenang, dan membuat kondisi
badan kita menjadi lebih segar ketika bangun. 
3. Niatkan Dengan Sungguh – Sungguh
Sebelum kita tidur, tepatnya ketika kita sedang berbaring
di tempat tidur. Niatkanlah dalam hati untuk bangun di

106 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


sepertiga malam untuk melaksanakan Sholat Tahajud.
Niatkanlah dengan sungguh - sungguh, Lalu berdoalah
kepada Allah Swt, minta kepada - Nya untuk dibangunkan
di waktu sepertiga malam.
4. Baca Al - Qur’an
Setelah kita niatkan dengan sungguh - sungguh, kita harus
ikhtiar. Ikhtiarnya ya dengan cara mambaca ayat suci Al-
Qur’an. Kalau bisa bacalah surat Al-Waqi’ah, An-Nashr, Al-
Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan Al-Fatihah. Kalau tidak bisa
semuanya paling tidak dari An-Nashr sampai Al-Fatihah.
5. Baca Doa Sebelum Tidur
Ini adalah tahapan yang paling akhir. Bacalah doa sebelum
tidur. “Bismika Allahumma Ahya Wa Bismika Amut”.
6. Tidurlah Dengan Posisi Badan Menghadap ke Kanan
Tidur dengan posisi badan menghadap ke arah kanan
adalah cara tidur yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw.
Jadi, harus dan wajib kita tiru.

C. Shalat Tahajud sebagai Peningkatan Kepribadian


Ada berbagai macam manfaat shalat Tahajud, khususnya
dalam ilmu medis. Dikabarkan dalam sebuah riwayat shalih bahwa
Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan shalat tahajud hingga
beliau wafat. Dan, dalam sebuah riwayat lain yang dikemukakan
Abu Hurairah, Raulullah SAW pernah bersabda bahwa: “Shalat
Sunnah yang utama setelah shalat fardhu adalah shlat tahajud,”
(H.R. Abu Dawud).
Nabi SAW dengan tegas menyatakan bahwa terdapat hubungan
erat antara rajinnya mengamalkan shalat tahajud dan peningkatan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 107


kemampuan pengendalian diri berupa ketenangan. Atau, dengan
kata lain, para pengamal tahajud akan terhindar dari stres. Jika
kondisi ini dimiliki oleh siapa pun, kesehatan fisik dan ketenangan
batin merupakan hasil yang langsung dapat dirasakan oleh para
pengamal shalat tahajud.
Namun, telaah medis menunjukkan bahwa terdapat dua
kelompok para pengamal shalat tahajud yangmemiliki dampak
kesehatan yang berbeda setelah melakukan shalat tahajud,
masing-masing kelompok individu yang sehat dan kelompok
yang sakit.12 Fakta ini menunjukkan bahwa masih ada misteri
yang perlu dikupas tentang hubungan yang mengikat antara
pelaksanaan shalat tahajud dan mekanisme proses peningkatan
respons ketahanan tubuh imunologik.13
Secara filosofis, sebenarnya pola kehidupan manusia
mempunyai irama sirkadian diurnal. Dan,jika siklus ini ditambah
dengan melaksanakan beban shalat tahajud di malam hari, ia akan
berubah menjadi noktural. Hal ini akan menyebabkan perubahan
prilaku dari sistem syaraf pusat yang bertujuan beradaptasi
dengan irama sirkadian, sebuah irama kehidupan yang memiliki
siklus selama 24 jam untuk beradaptasi dengan lingkungan.14
Karena itu, bagi kelompok individu yang sakit setelah
menjalani shalat tahajud, mungkin berkaitan dengan niat
yang ikhlas.penyelenggaraan shalat tahajud secara terpaksa
akanmengakibatkan kegagalan proses adaptasi terhadap

12 Syaikhu, Manfaat dan Kendala Pengamal Shalat Tahajud”, hasil wwancara pada 15
Maret 1997, di pondok pesantren Hidayatullah Surabaya.
13 Dr. Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajud, Menyembuhkan Berbagai Penyakit, Hikmah
Populer: Bandung. Hal. 2-3.
14 N.R Carlson, Physicology of Behavior, USA: Alyn and Bacon, Hlm.1111-1128

108 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


perubahan irama sirkadian tersebut.
Gangguan adaptasi ini tercermin pada sekresi kortisol yang
seharusnya menurun pada malam hari. Namun, karena di malam
hari ia mendapatkan beban untuk melakukan shalat tahajud,
sekresi kortisol tetap tinggi.
Dengan demikian terdapat sebuah kesimpulan yang berbeda
dengan apa yang diutarakan sabda Nabi SAW di atas. Atau, dengankata
lain, bila masalah ini tidak segera diketahui mekanismenya, ia akan
mengsankan bahwa shalat bahwa shalat tahajud akan mendatangkan
kerugian. Untuk sementara,penulis memandang bahwa korelasi
negatif antara pelaksanaan shalat tahajud tersebut dijalankan secara
tidak ikhlas. Kondisi psikis seseorang ketika mengerjakan sesuatu
tidak ikhlas akan menyebabkan terjadinya gangguan adaptasi
terhadap irama sirkadian, vis-a-vis mendatangkan kesakitan.15

D. Keistimewaan Shalat Tahajud


Shalat tahajud merupakan shalat sunnah yang sangat
dianjurkan oleh Rasululloh SAW untuk dilakukan oleh seluruh
umat muslim. Rasulullah SAW menganjurkan, agar setiap umat
muslim selalu melakukan shalat tahajud pada setiap malam.
Adapun waktu yang paling utama melakukan shalat tahajud
adalah sepertiga malam. Ternyata shalat tahajud mempunyai
berbagai macam keistimewaan dan keajaiban yang tersembunyi.
Keistimewaan yang paling utama adalah diangkatnya derajat
insane yang selalu menjalankan shalat tahajud secara istiqomah
ke maqom mahmudah atau tingkatan terpuji.
Selain keistimewaan tersebut, ternyata tubuh ahli shalat

15 Dr. Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajud, Menyembuhkan Berbagai Penyakit, Hikmah
Populer: Bandung. Hal. 3-4.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 109


tahajud mempunyai immune atau kekebalan tubuh yang
sangat prima. Hal ini bisa dibuktikan secara ilmiah oleh Prof.
Dr. Drs. H.M Sholeh MPD, PNI selaku penemu terapi tahajud
psikoneuroimunologi dan pemilik rumah sehat Avicenna.
Secara sederhana Psikoneuroimunologi dapat diartikan
sebagai bentuk kekebalan tubuh yang didapat dari kondisi
psikologi dan keadaan jiwa seseorang. Atau bisa juga diartikan
sebagai hubungan antara keadaan otak/ saraf, pkisis dan
kekebalan tubuh seseorang. Jadi, secara Psikoneuroimunologi
kesehatan seseorang akan terganggu ketika ada gangguan pada
aspek psikologis.
Beliau menyebutkan bahwa etiologi (penyebab) timbulnya
penyakit ada lima, yaitu:pola pikir, pola makan, pola laku, pola
lingkungan (missal radiasi), serta kehendak Allah SWT. Beliau
juga menyebutkan bahwa pada dasarnya sumber dari berbagai
penyakit adalah faktor ketidakikhlasan dan kesombonganyang
bercokol di hati. Orang yang sombong, dengki dan tidak ikhlas
cenderung lebih rentan terhadap stress. Sementara itu jika kita
stress tubuh kita akan mengeluarkan Hormone cortisol, yaitu
suatu hormone yang dihasilkan oleh cortex adrenal (suatu kelenjar
yang berada di ginjal bagian atas) dan hanya akan keluar jika kita
stress. Cortisol akan menyebabkan protein dari berbagai jaringan
smidal otot dsb-kecuali protein pada hati dilepaskan untuk
kemudian diubah lagi menjadi glukosa. Cortisol yang meningkat
menyebabkan penurunan sel-sel makrofag, basofil, ionofil dll
dalam tubuh, dimana sel-sel tersebut pada dasarnya berfungsi
`memakan` sel-sel abnormal dalam tubuh. Jika sel-sel tadi
jumlahnya semain turun, maka diprediksi apa yang akan terjadi,
yaitu peningkatan sel abnormal dalam tubuh yang manifestasi

110 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


aikhirnya adalah akan timbul suatu penyakit. Secara ringkas,
Ganner dalam Biokimia. Harper menyatakan bahwa kortisol
menekan system imun (pertahanan tubuh) yang menyebabkan
seseorang rentan terhadap penyakit.
Psikoneuroimunologi Dari Segi Sains Modifikasi system imun
pada saat stress Seperti yang telah dibahas di atas, bahwa ketika
kita stress akan terjadi gangguan pada sel-sel tubuh kita, yang
secara skematis bisa digambarkan sebagai berikut:
Stress peningkatan hormone cortisol penurunan sel
makrofag (pemakan sel-sel abnormal) peningkatan sel abnormal
pertumbuhan myoplasma (tumor atau kanker) dan penurunan
tingkat kekebalan.Sekedar catatan, 1 sel makrofag akan memakan
> 20 sel abnormal dalamtubuh. Ini berarti jika ada 10 saja sel
makrofag yang turun, makaakan ada 200 sel abnormal yang
muncul dalam tubuh kita
Hubungan Kortisol dengan Tahajud Kortisol dikeluarkan oleh
kelenjarnya secara periodic, sehingga membentuk suatu irama
yang disebut sebagai `Irama sirkadian`. Kadar kortisol tertinggi
dicapai setelah tengah malam (dini hari) hingga siang hari.
Pertanyaannya adalah bagaimana cara kita menurunkan kadarnya
secara umum sehingga kita sehat dengan kekebalan yang tinggi?
Kuncinya adalah: Tahajud!
Pada saat kita shalat tahajud, maka kita terbawa pada suatu
kondisi emosional yang stabil. Kita akan lebih rileks dan kondisi
psikologimenjadi lebih tenang. Penelitian yang dilakukan oleh
Prof. Sholeh terhadap 41 responden siswa SMU Luqman Hakim
Pondok Pesantren Hidayatullah, Surabaya menunjukkan bahwa
pada pengamal shalat tahajud, kadar hormone kortisol relative

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 111


stabil dan relative lebih rendah. Ketika diuji kadar system
imunnya, diperoleh hasil yang bermakna pada uji statistic dalam
kelompok tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
shalat tahajud berpengaruh terhadap peningkatan respon
ketahanan tubuh imunologik. Shalat tahajud yang dilaksanakan
secara kontinyu (terus menerus/ berkesinambungan), khusyuk
dan ikhlas mampu menumbuhkan persepsi dan motivasi positive
dan memperbaiki suatu mekanisme tubuh dalam mengatasi
perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima. Dengan
shalat yang lama, maka sel makrofag mencapai maksimal dan
akan memakan sel abnormal lebih banyak.
Prof. Sholeh juga menyebutkan bahwa dengan shalat tahajud
selama 2 bulan, akan menurunkan kadar kortisol, meningkatkan
jumlah makrofag, basofil, ionofil dll, menurunkan jumlah sel
abnormal dan akhirnya penyakit dapat sembuh. InsyaAllah…
Alhamdulillah, berdasarkan pengalaman ketika saya mengidap
suatu penyakit kronis, saya mencoba melakukan terapi shalat
tahajud di rumah sehat Avicenna. Dalam waktu 10 hari ternyata
penyakit saya sirna dan Alhamdulillah saya diberi kesembuhan
oleh Allah melalu terapi shalat tahajud.16
Yang Teristimewa
Rasullullah pernah bersabda bahwa ada 3 hal yang menunjuk
pada pintu kebaikan, yaitu puasa, sedekah yang bisa menghapus
dosa dan mengerjakan shalat tahajud di tengah malam. Shalat
tahajud merupakan salah satu pintu kebaikan yang jika kita
melakukannya, maka kebaikan akan datang kepada kita.
Banyak sekali manfaat dari shalat tahajud yang bisa kita

16 http://om-onny.com/dahsyatnya-keistimewaan-shalat-tahajud/

112 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


dapatkan. Karena Allah SWT telah banyak berfirman tentang
shalat tahajud begitu pula Rasulullah yang juga banyak
memberikan hadist tentang shalat malam atau shalat tahajud.
Seperti tercantum dalam surat Al-Isra’ ayat 79: 
“Dan pada sebagian malam hari bersembayang tahajudlah
kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan
Tuhanmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”
Shalat tahajud adalah shalat sunat yang dikerjakan pada
malam hari, khususnya pada sebagian malam atau waktu paling
utama yaitu pada sepertiga malam yang terakhir (sekitar pukul
02.00-03.30). Seperti riwayat yang disampaikan Abu Hurairah.
Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda: Allah turun ke
langit dunia setiap malam, ketika masih tersisa sepertiga malam
yang terakhir. Allah berfirman: “Siapa yang berdoa kepada-Ku,
Aku akan mengabulkannya. Siapa yang memohon kepada-Ku, Aku
akan memberinya. Dan siapa yang memohon ampunan kepada-Ku,
Aku akan mengampuninya.”
Tahajud termasuk shalat sunah muakad, yaitu shalat sunah
yang dikuatkan oleh syara’. Kita bisa mengerjakan sedikitnya dua
rakaat dan paling banyaknya tidak terbatas.
Perhitungan waktu sepertiga malam:
Pertama: Kira-kira pukul 19.00 s/d pukul 22.00
Kedua: Kira-kira pukul 22.00 s/d pukul 01.00
Ketiga: Kira-kira pukul 01.00 s/d masuk waktu Shubuh
Sebenarnya kita bisa melakukan shalat tahajud kapan saja
di malam hari, selepas shalat isya’ atau sebelum tidur dan di
kala bangun malam. Namun waktu yang paling utama memang
sepertiga malam yang terakhir yaitu sekitar pukul 02.00-03.30.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 113


Setelah kita bangun malam, saatnya kita melaksanakan shalat
tahajud. Kita bisa melaksanakan sedikitnya dua rakaat, jumlahnya
tidak terbatas sesuai kemampuan. Bacaannya sama seperti shalat
biasa. Hanya niatnya saja yang berbeda.

E. Niat Shalat Tahajud:


“Ushallii sunnatan tahajudi rok’ataini lillaahi ta’aalaa.”
Artinya: ”Aku niat shalat tahajud dua rakaat karena Allah”
Dilanjutkan seperti shalat biasa, dua rokaat salam. Membaca
Al-Fatihah lalu surat Al-Kafirun untuk ayat pertama dan Al-Ikhlas
untuk rakaat kedua. Bisa juga diganti dengan surat lain yang kita
hafal. Selesai shalat dan salam lalu berdoa dan berdzikir kepada
Allah SWT.
Manfaat dan Keistimewaan Shalat Tahajud 
Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada
yang demikian itu terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang
yang mempunyai penglihatan. (QS. An-Nuur:44)
Di bawah ini beberapa manfaat shalat tahajud:
1. Pencegah dan penghapus perbuatan dosa
Dari Abu Umamah, bahwa Rasulullah pernah bersabda:
Tetaplah kalian untuk mengerjakan shalat malam karena ia
merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia
merupakan pendekatan kepada Tuhan kalian, penghapus
dosa-dosa dan pencegah dari perbuatan dosa (HR Tirmidzi)
Dalam hadist diatas kita lihat bahwa shalat malam atau
shalat tahajud adalah kebiasaan orang-orang saleh, untuk
mendekatkan diri pada Allah, menghapus dosa-dosa dan
mencegah perbuatan dosa.

114 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Sebagai sebuah ibadah malam, tanpa ada kesadaran atau
mendapat pencerahan seseorang tentu akan merasa berat
untuk melaksanakan shalat tahajud. Banyak orang lebih
memilih untuk tidur atau beristirahat. Namun orang yang
benar-benar berniat dan mengharap keridloan Allah tentu
akan mau melakukannya.
2. Doa terkabul
Seperti firman Allah yang ada di atas, barangsiapa
yang menunaikan shalat malam pada sepertiga malam
yang terakhir, berdoa, memohon ampunan, maka Allah
akan mengabulkan dan memberikan ampunan. Dengan
melakukan shalat tahajud, kita mencoba mendekatkan
diri kepada Allah, meminta dengan sungguh-sungguh dan
penuh rasa tawadhu’. Semoga Allah mengabulkan segala
doa kita dan memberikan ampunan-Nya.
3. Obat dari berbagai penyakit
Malam merupakan waktu yang hening dan sepi.
Shalat tahajud yang kita dirikan di waktu malam akan
membiasakan kita dalam kesendirian, keheningan dan
kesunyian malam. Orang yang terbiasa dalam keheningan
dan kesendirian akan dijauhkan dari kesombongan, sifat
rakus, tamak, egois, pamer dll. Karena penyakit hati seperti
itu akan semakin menjadi jika kita terus berkumpul
dengan banyak orang berbeda dan dengan sifat berbeda.
Oleh karena itu, semakin rutin kita mengerjakan shalat
tahjjud semakin kuat iman kita dan dijauhkan dari sifat-
sifat tidak terpuji atau penyakit hati yang lain.
Ditinjau dari sisi medis, ternyata bangun pagi bisa

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 115


menyehatkan dan menjaga kesehatan tubuh. Udara di pagi
hari adalah udara yang sehat, jauh dari berbagai polusi dan
penyakit. Air di pagi buta yang kita pakai untuk berwudhu
juga air yang jernih dan segar. Air yang membasuh wajah
tangan, dan kaki kita akan menjaga kesehatan kita.
Wajah kita semakin cerah dan bercahaya bila dibasuh
dengan air wudhu.Dengan bangun pagi, menghirup udara
segar, membasuh tubuh dengan air segar akan menjaga
kesehatan kita. Menjauhkan dari penyakit fisik dan mental
spiritual.
4. Dikagumi Allah SWT
Dari Abdullah lk.k.edua adalah orang yang berjihad di
jalan Allah.
5. Sebagai ucapan rasa syukur
Rasa syukur kita tidak hanya bisa kita ungkapkan dengan
mengucapkan Alhamdulillah. Selain hati dan ucapan, kita
juga bisa mengungkapkannya dengan perbuatan. Salah
satunya adalah dengan menjalankan shalat, shalat wajib
dengan rutin dan baik serta shalat sunnah yang lain. Salah
satunya adalah shalat tahajud.
6. Memiliki kemuliaan
Rasulullah bersabda: ”Ummatku yang paling mulia adalah
orang yang hafal al-Qur’an dan mereka yang mengerjakan
shalat pada malam hari.” (HR. Baihaqi) Diriwayatkan oleh
Ibn Abbas.
Hafal Al-Qur’an merupakan suatu kemuliaan, karena
al-Qur’an sendiri merupakan sumber kemuliaan. Selain
orang yang hafal al-Qur’an, orang yang melakukan shalat

116 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


tahajud juga menjadi orang yang mulia. Mulia di hadapan
Allah. Shalat tahajud juga memiliki beberapa kemuliaan.
Kemuliaan Shalat Tahajud Rasulullah pernah bersabda
bahwa “Barangsiapa menjaga tahajud dengan sungguh-
sungguh, maka Allah akan memberinya 9 kemuliaan.” (5
di dunia, 4 di akhirat).
Kemuliaan di dunia:
1. Allah menjauhkannya dari bencana dan bala.
2. Wajahnya memancarkan tanda keshalehan
3. Akan dicintai hamba Allah yang soleh dan akan disegani
manusia.
4. Lidahnya memiliki kemampuan berbicara yang
mengandung hikmah.
5. Akan diberi kelebihan menjsdi orsng ysng bijaksana dan
mudah faham agama Allah.
Kemuliaan di akhirat:
1. Bangkit dengan wajah penuh cahaya.
2. Mudah dihisab dan memperoleh keringanan.
3. Seperti kilat menyambar saat menyeberangi shirotol
mustaqim.
4. Menerima catatan amal dengan tangan sebelah kanan
Subhanallah, sungguh banyak sekali kemuliaan shalat tahajud
apabila kita benar-benar mengerjakannya dengan sungguh-
sungguh. Maka dari itu, marilah kita mulai dari sekarang untuk
mengerjakan shalat tahajud.
Tips agar bisa bangun malam 
Setelah kita mengetahui seluk-beluk, manfaat shalat tahajud

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 117


sekaranglah saatnya kita memulai kebiasaan shalat malam.
Namun, dalam pelaksanaannya kita pun masih susah untuk bisa
bangun malam. Mungkin karena malas, terlalu capai, atau tidak
bisa bangun malam.
Di bawah ini beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk bisa
bangun malam dan melakukan shalat tahajud:
1. Memiliki azzam (keinginan yang kuat untuk bangun malam)
Dengan keinginan yang kuat dan niat yang sungguh-
sungguh kita akan bisa bangun malam pada waktu yang
telah kita tentukan. Itu tergantung pada sugesti kita pada
diri-sendiri. Jika kita betul-betul berniat, Insyaallah kita
bisa bangun malam untuk melaksanakan shalat tahajud.
2. Tidak terlalu banyak makan dan minum sebelum tidur.
Jika terlalu banyak makan dan minum, akan membuat kita
merasa malas dan mengantuk. Selain itu, berlebih-lebihan
juga sebenarnya tidak baik bagi kesehatan. Allah pun tidak
menyukai orang yang boros dan berlebih-lebihan.
3. Menggunakan pengingat. Gunakanlah pengingat seperti
alarm untuk membantu membangunkan anda di malam
hari. Bunyi alarm biasanya berisik dan membuat kita
terganggu hingga bangun dari tidur, namun biasanya jika
kita meletakkannya dekat kepala atau dekat jangkauan
maka kita akan segera mematikannya dan kembali tidur.
Maka dari itu kita sebaiknya meletakkan jam wekker
atau hp agak jauh dari jangkauan, jika misalnya kita
terganggu kita akan mencoba bangun dan berjalan lalu
mematikannya. Setelah itu jangan kembali tidur, tapi
kerjakanlah shalat tahajud.

118 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


4. Tidak terlalu banyak bekerja. Jika kita sudah bekerja atau
masih bersekolah saja, kadang kita merasa capai dan
masih memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan.
Terkadang bahkan kita harus begadang. Bahkan badan
yang lelah terkadang tidak bisa membuat kita tertidur.
Maka dari itu kita harus pandai-pandai mengatur waktu
agar kegiatan kita tidak membuat kita kelelahan dan
melupakan ibadah, apalagi ibadah wajib. 
5. Tidak melakukan dosa di siang hari. Ini merupakan
rahasia orang yang arif dan bijaksana agar bisa bangun
untuk mendirikan shalat tahajud. Melakukan dosa bisa
menjadi penghalang untuk dapat meraih rahmat Allah
dan bisa membuat hati menjadi keras.
Sesungguhnya banyak sekali manfaat yang bisa kita dapatkan
dari shalat tahajud.

F. Pengaruh Sholat Malam terhadap Akhlak Seseorang


dalam Kehidupan
Karena shalat tahajud ini sebagai puncak kedekatan
sanghamba dengan Rab penciptanya sebagaimana sabda baginda
Rasul SAW dalam sebuah hadist dari Abu Hurairah sebagai berikut

“Keadaan yang paling dekat pada seseorang hamba dengan


Rabnya adalah dikala ia dalam keadaan bersujud” (HR. Muslim).
Demikian pula hadits dari Abu Umamah, Rasul SAW bersabda:

“Hendaklah kalian mendirikan shalat malam karena ia adalah


kebiasaan orang-orang shalih sebelum kalian, mendekatkan
kalian kepada Rob kalian, menghapus kesalahan-kesalahan
dan mencegah perbuatan dosa.” (HR Tirmidzy dan Hakim).

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 119


Demikian pula Rosul menggambarkan bahwa jika seorang
hamba mendatangi pada Allah satu jengkal maka Allah akan
mendekati hambanya itu dengan satu hasta. Jika sihamba
mendatangi Allah dengan berjalan maka Allah akan mendatanginya
dengan lari (disarikan dari hadist riwayat al Bukhari).
Oleh karena itulah maka dikala kita sangat dekat dengan sang
Penguasa Jagad Raya Allah Rabul’alamin, disaat-saat demikianlah
yang paling tepat untuk mencurahkan segala masalah problematika
hidup yang kita hadapi. Apalagi jika shalat itu dikerjakan pada saat
sepertiga akhir malam hari dikala alam dalam kesunyian dalam
keheningan malam dilaksanakan dengan penuh kepasrahan, kita
tumpahkan segala kegalauan jiwa, kita tunduk dan rendahkan
diri kita dihadapan Sang Maha Agung, Rob yang Maha Pengasih
dan Penyayang sangatlah mungkin curahan hati, permohonan
doa jeritan tangis hati hamba yang pasrah bersimpuh sujud di
haribaanNya akan didengar dan dikabulkanNya.
Jika kita merasa miskin, papa serba kekurangan terhimpit
pada kesulitan, keruwetan hidup ini maka sesungguhnya pada saat
bersujud dikeheningan malam itulah saat-saat kita menjemput
karunia rahmat, kasih sayang sehingga sangat mungkin curahan
hati dan jeritan jiwa permohonan hamba yang penuh kepasrahan
diharibaan Rob yang Maha menguasai langit dan bumi seisinya
akan mendengar dan dikabulkanNya. Konon shalat diakhir malam
itu disaksikan oleh para Malaikat:
Juga Allah menyajikan karunia rahmatNya bagi siapa yang
benar-benar bertaqwa dan bersungguh-sungguh memohon
belas kasihan Dzat yang Maha Pengasih dan Peyayang dengan
kerendahan hati dan kesungguhan serta penuh harap jalan keluar
dari segala kesulitan dan tidak ada kekhawatiran akan kekurangan

120 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


karena kita dekat dengan dzat yang ”Ghoniy” Maha Kaya seperti
FirmanNya dalam surat at Thalaq: 2-3

ُ ‫س‬ََۡ َ ُ َۡ ۡ ُُۡ ََۡ ۡ َ ُ َّ َ ۡ َ َ َّ َّ َ َ َ


ٗ ‫م َر‬
‫ب‬
ۚ ِ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ث‬ ‫ي‬‫ح‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ه‬‫ق‬‫ز‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫و‬ ٢ ‫ا‬‫ج‬ ‫ومن يت ِق ٱلل يعل لۥ‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki dari arah
yang tiada disangka-sangkanya”. (QS:65:2,3)
Demikian pula dikala kita dalam kesenangan, kelapangan,
maka ungkapan rasa syukur dan terimakasih kita kepada Dzat
yang maha penerima syukur (asy Syakuur), dengan bersujud
dan mengharap keridloanNya, agar segala kenikmatan yang
telah dicurahkan kepada kita akan selalu bertambah-tambah
berangkatnya, sehingga sejak cobaan dan fitnah, baik berupa
kesenangan dan kesedihan, kelapangan dan kesempatan, justru
akan semakin lebih mendekatkan jiwa raga kita kepada as Shomat
Dzat tempat bergantung segala permohonan dan pertolongan.
Shalat tahajud yang juga disebut qiyamulail, jika dikerjakan
dengan penuh keihlasan dan kekhusu’an, serta secara terus
menerus dan dikerjakan di pertiga akhir malam, dimana semua
mahluk hidup, termasuk manusia sedang terlelap dalam buaian
mimpi dan hangatnya selimut seseorang dengan segala kerendahan
hati dan tawadlu’ bersujud dikeheningan dan kedamaian malam,
menghadapkan wajahnya diharibaan Sang Maha Damai (as
Salaam) tidak ada lain yang dicari selain keridloanNya. Karena
hanya dengan ridlo Allah lah yang membuat hati damai, fikiran
jernih, jiwa menjadi tenang tidak ada kekhawatiran, ketakutan
menghadapi segala tantangan hidup yang semakin menggila
karena didominasi dan dikuasai pengaruh kaum Kafir Yahudi

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 121


dan Nasrani, yang dikomandoi Amerika dari kawan-kawannya
(sekutu-kutunya), merupakan bangsa yang digambarkan oleh
Allah sebagai bangsa kera dan babi penyembah setan/toghut
(QS:5:60).
Sungguh sangat luar biasa pengaruh shalat tahajud ini bagi
kehidupan seorang muslim yang selalu mendambakan karunia
hidup dalam kedamaian ketenangan dari keridloan Allah Dzat
yang maha memiliki kebesaran dan kemuliaan (Dzul Jalaali wal
Ikram). Karena selalu dekat denganNya.

G. Keutamaan dari Sholat Malam


Tentang keutamaan shalat Tahajud tersebut, Rasulullah SAW
suatu hari bersabda: “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud
dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka
Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan: 5 macam di
dunia dan 4 macam di akhirat.”
Adapun lima keutamaan didunia itu, ialah:
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam
bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai
oleh semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang
mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman
dalam agama.
Sedangkan yang empat keutamaan diakhirat, yaitu:
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pem­

122 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


ba­la­san nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3. Ketika menyebrangi jembatan Shirotol Mustaqim, bisa
melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar
yang menyambar.
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.

H. Hikmah dan Manfaat Membiasakan Sholat Malam


Hikmah yang terkandung dalam shalat apabila dilaksanakan
secara sempurna memenuhi syarat-rukunnya adalah
1. Disiplin waktu
Orang yang shalat tepat pada waktunya dapat dilihat
dari sikapnya yang efektif menggunakan waktu. Ia tidak
membiarkan nikmat yang mahal harganya ini berlalu sia-
sia.
103. … Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman
(an-Nisa)
2. Kebersihan
Shalat tidak sah bila tanpa bersuci. Hikmahnya, orang
yang shalatnya khusyu’ akan cinta dengan hidup yang
bersih. Akan selalu berpikir bagaimana lahir batinnya
bisa selalu bersih.
3. Niat lurus karena Allah
Seorang yang khusyu’ shalatnya akan selalu menjaga
niat dalam setiap perbuatannya. Ia tidak mau bertindak
sebelum yakin niatnya lurus karena Allah.
6:162. Katakanlah: “Sesungguhnya salatku, ibadahku,

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 123


hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam
7:29. “Luruskanlah muka (diri) mu di setiapsalat dan
sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu
kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu
pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali
kepada-Nya)”.
4. Islam cinta keteraturan
Shalat juga memiliki rukun yang tertib urutannya.
Hikmahnya adalah shalat mengajarkan agar mukmin
senantiasa tertib, teratur dan prosedural dalam hidupnya.
5. Tawadhu’
Ketika sujud, kepala dan kaki sama derajatnya, bahkan
dalam shalat setiap orang sama derajatnya. Ini bermakna
dalam hidup kita harus tawadhu’. Sebab kemuliaan yang
hakiki hanya pantas di miliki Allah SWT.
13.Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
6. Muslim tidak akan pernah berbuat zhalim pada orang lain
Shalat di tutup dengan salam, yang merupakan sebuah
doa agar orang di sekitar kita di beri keselamatan dan
keberkahan dari Allah. Ucapan salam inì sekaligus garansi
bahwa bahwa seorang muslim akan memberikan dan

124 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


menyebarkan keselamatan, rahmat dan barokah kepada
orang-orang di sekitarnya, sebab shalat menjadi pencegah
perbuatan fahsya dan munkar.
Sesuai dengan fungsinya sebagai pencegah perbuatan
fahsya dan munkar sebagaimana dalam QS. Al-Ankabut:
45
45. Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu
Al kitab (Al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya
shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat)
adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Dengan demikian sudah selayaknya orang Islam yang
menegakkan shalat mampu menerapkan nilai-nilai shalat
itu dalam rangka mengendalikan diri (self-control) dari
perbuatan yang dilarang atau yang dibenci oleh Allah SWT.
Rasul SAW bersabda, “Seorang Muslim adalah yang orang
lain selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”
Dari Jabir ra berkata: “Seseorang melapor kepada Nabi
SAW, bahwasanya si fulan mengerjakan shalat (pada
malam hari), tetapi bila pada pagi hari ia mencuri.”
Nabi SAW menjawab, “Shalatnya tidak lama lagi akan
menghentikannya dari dosa yang dilakukannya itu.” (HR.
al Bazzar).
7. Muslim selalu sadar dalam pengawasan Allah dan takut
kepada Allah
Selalu berlangsung hubungan munajah antara hamba dan
Tuhannya dalam ketaatan yang kontinyu, sehingga dia

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 125


selalu sadar berada dalam pengawasanNya dan selalu
takut kepada-Nya.
Bila seorang hamba menghadap Tuhan-nya sehari 5 kali,
selalu sadar bahwa Allah mendeteksi semua rahasia dan
mengetahui bahwa Allah akan menghitung semua amal,
baik yang kecil maupun yang besar. Maka jelas hal itu
mengantarkan si hamba untuk melaksanakan hak agama,
takut kepada Allah dan berharap meraih pahala. Sehingga
bila terjebak dalam dosa, ia cepat-cepat bertaubat.
8. Shalat meningkatkan ketahanan rohani, menimbulkan
kedamaian jiwa dan membangkitkan ketenangan jiwa
Menurut Dadang Hawari bahwa dari sudut kesehatan
jiwa, “shalat merupakan pemenuhan salah satu kebutuhan
dasar spiritual manusia (basic spiritual need) yang penting
bagi ketahanan rohaniah dalam menghadapi berbagai
stress kehidupan”. Senada dengan pendapat tersebut,
Utsman Najati mengemukakan pendapat seorang dokter,
yaitu “Sembahyang memang merupakan sarana terpenting
yang diketahui hingga kini, yang menimbulkan kedamaian
dalam jiwa dan membangkitkan ketenangan dalam syaraf”.
Orang yang sering ibadah shalat akan terhindar dari sifat
keluh kesah, gelisah dan bakhil (kikir). Hal ini seperti yang
diterangkan dalam QS. Al- Ma’arij 19-23
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah
lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,
22. Kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat,

126 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


23. Yang mereka itu tetap mengerjakan shalatnya,
9. Membina rasa persatuan dan persaudaraan sesama
muslimin.
Umat Islam di seluruh dunia menghadap Kiblat yang sama,
yaitu Ka’bah. Hal ini akan membawa dampak psikologis
yaitu persatuan, kesatuan dan kebersamaan ummat.

149. Dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka


Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram (Ka’bah),
Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak
dari Tuhanmu. dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa
yang kamu kerjakan.
Contoh lain, adalah pada shalat berjamaah. Setiap
makmum mempunyai kewajiban mengikuti gerakan
imam, sedangkan apabila imam melakukan kesalah maka
makmum mengingatkan. Sehingga akan timbul diantara
jama’ah rasa kebersamaan, persatuan, persaudaraan dan
kepemimpinan.

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan


taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.
kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama
(bagimu) dan lebih baik akibatnya.
“Hendaknya kalian berjama’ah dan hindarilah perpecahan.”
(HR. Ahmad, al-Tirmidzi, dan Ibnu Majah. Dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 2546)

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 127


“Berjamaah adalah rahmat, sedangkan berpecah belah
adalah adzab.” (HR. Ahmad dan dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani dalam al-Shahihah, no. 667, dalam Shahih al-
Jami’ al-Shaghir no. 3109)

10. Shalat dapat membangun kesadaran keseimbangan


(tawazun) antara masalah ukhrowi dan duniawi.
Ibadah shalat yang dimulai dengan “takbiratul
ihram” (membaca Allahu Akbar seraya mengang­kat kedua
tangan) dan diakhiri dengan mem­baca “salam” (assalamu’­
alaikum warahmatullahi waba­ra­ka­tuh seraya menengokkan
pandangan ke kanan dan ke kiri) telah membangun
kesadaran orang Islam untuk senan­tiasa men-tawazun-kan
(menyeimbangkan) sikap hidupnya antara masalah ukhrawi
dan duniawi, antara ibadah mahdlah, hablumminallah (yang
dilambangkan dengan bacaan takbiratul ihram) dengan
ibadah ghair mahdlah, hablumminannas (yang dilambangkan
dengan bacaan salam). Pemahaman akan makna hubungan
antara takbiratul ihram dan salam melahirkan keyakinan
bagi orang Islam, bahwa nilai ke-Islaman seseorang tidak
hanya terletak dari kerajinan atau ketaatan dalam beribadah
mahdlah, tetapi juga diukur dari kiprahnya dalam menjalin
silaturahim (persaudaraan), kepedulian untuk membantu
orang yang membutuhkan pertolongan. Hal ini tergambar
dari firman-firman Allah yang mengkaitkan shalat dengan
zakat, sedekah dan berkorban.

9. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk


menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu
kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang

128 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

10. Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah


kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

43. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah


beserta orang-orang yang ruku’.

2. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan


berkorbanlah.

3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang


mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki
yang Kami anugerahkan kepada mereka.

45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan


Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali
bagi orang-orang yang khusyu’,

4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, 5.


(yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, 6. Orang-
orang yang berbuat riya, 7. Dan enggan (menolong dengan)
barang berguna.
Shalat berintikan doa, bahkan itulah arti harfiahnya. Doa
adalah keinginan yang dimohonkan kepada Allah SWT. Jika anda
berdoa atau bermohon, maka anda harus merasakan kelemahan
dan kebutuhan anda dihadapan siapa yang kepadanya anda
bermohon. Hal ini harus dibuktikan dalam ucapan dan sikap.
Kalau demikian, wajarkah manusia bermuka dua (riya’) ketika
menghadap ALLAH? Yang demikian ini tidak menghayati shalatnya

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 129


lagi lalai dari tujuannya.
Orang yang melaksanakan shalat adalah mereka yang butuh
kepada Allah serta mendambakan bantuannya. Kalau demikian,
wajarkah yang butuh menolak membantu sesamanya yang butuh,
apalagi jika memiliki kemampuan? Tidakkan ia mengukur dirinya
dan kebutuhannya kepada Allah? Tidakkan ia mengetahui bahwa
Allah akan membantunya selama ia membantu saudaranya,
seperti sabda Nabi SAW? Kalau demikian, yang enggan memberi
bantuan kepada sesamanya berarti ia lalai akan makna sahalat.
Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu, dari Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Siapa yang menyelesaikan
kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan
dunia, niscaya Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya
hari kiamat.
Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang kesulitan
niscaya akan Allah mudahkan baginya di dunia dan akhirat dan
siapa yang menutupi (aib) seorang muslim Allah akan tutupkan
aibnya di dunia dan akhirat. Allah selalu menolong hambanya
selama hambanya menolong saudaranya. Siapa yang menempuh
jalan untuk mendapatkan ilmu, akan Allah mudahkan baginya
jalan ke syurga. Sebuah kaum yang berkumpul di salah satu rumah
Allah membaca kitab-kitab Allah dan mempelajarinya di antara
mereka, niscaya akan diturunkan kepada mereka ketenangan
dan dilimpahkan kepada mereka rahmat, dan mereka dikelilingi
malaikat serta Allah sebut-sebut mereka kepada makhluk di sisi-
Nya. Dan siapa  yang lambat amalnya, hal itu tidak akan dipercepat
oleh nasabnya (Riwayat Muslim).
Di antara ibadah sunah yang tidak pernah ditinggalkan oleh

130 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Rasulullah SAW adalah shalat malam (Tahajud). Rasulullah
mengerjakannya hingga kedua telapak kaki beliau bengkak-
bengkak. Tahajud merupakan ibadah yang disyariatkan sebagai
rahmat, tambahan kebaikan, dan keutamaan (QS Al-Muzzammil
[73]: 1-4).
Shalat Tahajud menjadi jalan hidup dan amalan rutin bagi
orangorang saleh (HR Tirmidzi); orangorang besar (takwa) (QS
AdzDzariyat [51]: 17-18); ‘Ibadurrahman (QS Al-Furqan [25]:
64); dan menjadi salah satu ciri orang-orang yang memiliki kesem
purnaan iman (QS As-Sajdah [32]: 16-17).
Selain menjadi sumber energi keimanan, shalat Tahajud
memiliki banyak manfaat yang dapat dirasa kan secara langsung
oleh orang orang yang melaksanakannya.
Pertama, menjaga kesehatan. Sabda Nabi SAW, “Lakukanlah
shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum
kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari per
buatan dosa, penghapus kesalah an, dan pencegah segala penyakit
dari tubuh.”
Kedua, merawat ketampanan atau kecantikan. “Barang siapa
yang banyak menunaikan shalat malam, maka wajahnya akan
terlihat tampan/cantik di siang hari.” (HR Ibnu Majah). 

Ketiga, meningkatkan produktivitas kerja. “Setan membuat


ikatan pada tengkuk salah seorang di antara kalian ketika tidur
dengan tiga ikatan dan setiap kali memasang ikatan dia berkata:
`Malam masih panjang, maka tidurlah.’ Jika orang tadi bangun
lalu berzikir kepada Allah SWT, maka terlepas satu ikatan, jika
dia berwudhu, maka terlepas satu ikatan yang lainnya, dan jika

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 131


dia melaksanakan shalat, maka terlepas semua ikatannya.

Pada akhirnya, dia akan menjadi segar dengan jiwa yang


bersih. Jika tidak, dia akan bangun dengan jiwa yang kotor yang
diliputi rasa malas.” (HR Bukhari).
Keempat, mempercepat tercapainya cita-cita dan rasa aman.
“Ketahuilah sesungguhnya Allah tertawa terhadap dua orang
lakilaki: Seseorang yang bangun pada malam yang dingin dari
ranjang dan selimutnya, lalu ia berwudhu dan melakukan shalat.
Allah SWT berfirman kepada para MalaikatNya, “Apa yang
mendorong hambaKu melakukan ini?” Mereka menjawab, “Wahai
Rabb kami, ia melakukan ini karena mengharap apa yang ada di
sisi-Mu.” Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah memberikan
kepadanya apa yang ia harapkan (cita-citakan) dan memberikan
rasa aman dari apa yang ia takutkan.” (HR Ahmad).
Kelima, melembutkan hati yang keras. Dari Abu Hanifah,
“Saya tidak lebih dari satu ayat yang saya baca ketika melakukan
shalat malam.” Satu ayat tersebut dibaca berulang-ulang semalam
suntuk, “Sesungguhnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan
kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit.” (QS
Al-Qamar [54]: 46). Karena itu,  bersegeralah untuk menunaikan
shalat Tahajud dan raih manfaatnya (balasannya) (QS As-Sajdah
[32]: 17).
Selain itu manfaat dari sholat malam/tahajud adalah Bangun
tidur pasti pikiran kita lebih fresh-segar. Bayangkan dalam satu hari,
jantung kita berdetak sebanyak 100.000 kali, darah kita mengalir
melalui 17 juta mil arteri, urat darah halus dan juga pembuluh-
pembuluh darah. Tanpa kita sadari rata-rata sehari kita berbicara
4.000 kata, bernafas sebanyak 20.000 kali, menggerakkan otot-

132 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


otot besar sebanyak 750 kali, dan mengopersikan 14 milyar sel
otak.
Manusia perlu istirahat. Dan tidur adalah istirahat yang sangat
baik menurut ilmu kesehatan. Dengan tidur berarti terjadi proses
pemulihan sel tubuh, penambahan kekuatan dan otak kita kembali
berfungsi dengan sangat baik. Tak heran kalau Allah berkehendak
agar shalat tahjjud dikerjakan setelah tidur. Kurang baik jika
dilakukan langsung setelah kita begadang malam. Dengan pikiran
yang fresh akan membantu kita untuk lebih khusyu’ memaknai
ayat-ayat Allah yang kita baca.
Bacaan di malam hari lebih mengesankan dibandingkan di
siang hari, mengapa demikian? Pernahkan kita mengingat orang
atau teman kita yang hobinya bermain break-breakan (orari).
Mereka lebih senang akan memilih berkomunikasi di malam
hari kira-kira mulai pukul 02.00-04.00 tengah malam. Kalau kita
tanya kenapa mereka suka ngebreak di waktu tersebut, mereka
menjawab suara yang dihasilkan di waktu itu lebih cukup bagus
dan jernih, walaupun daya jangkaunya sangat jauh. Berbeda
dengan siang hari suara breaker tidak begitu jelas banyak
frekuensi lain yang menganggu.
Ini menandakan bangun di tengah malam dan bershalat
tahajjud sangat baik untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dan
komunikasi yag kita lakukan semuanya berbasis pada pancaran
energi. Penulis punya pengalaman menarik terhadap seseorang
yang berumur setengah baya ketika berbicara dalam sebuah
forum, dimana tutur katanya begitu santun didengar, wajahnya
penuh percaya diri dan enak untuk dipandang, memiliki karakter
yang kuat untuk mempengaruhi orang yang berinteraksinya
dengannya. Pada sebuah kesempatan penulis bertanya:”Apa

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 133


kira-kira rahasia kelebihan yang saudara miliki selama ini?”. Ia
menjawab dengan singkat dan santun,”Disiplinkan diri dengan
bershalat tahajjud!”.
Meditasi dan Tahjjud, Meditasi berarti keheningan, diam dan
kesendirian. Keheningan muncul apabila pikiran sadar kita telah
berhenti sepenuhnya. Diam berarti berhentinya aktivitas fisik
sedangkan kesendirian berati kita harus melakukanya sendiri
tanpa bantuan, tuntutan, atau kehadiran orang lain.
John Kehoe, penulis buku terlaris ‘Mind Power’ pernah
melakukan tapa brata dengan menyingkirkan diri dari hiruk
piruk dunia, kemudian menyepi didalam hutan untuk melakukan
meditasi. Hal ini ia lakukan untuk menembus batas kesadaran
tertinggi atau lapiasan terdalam pikiran bawah sadarnya melalui
kesunyian dan pencarian diri.
Banyak dari mereka melakukan metoda meditasi lewat
relaksasi senam ringan, olah napas, pindah ketempat yang sunyi
dengan menghidupkan kaset-kaset, CD pencerahan. Bahkan ada
yang menggunakan aroma terapi wewangian, tak heran terlalu
besar biaya yang dikeluarkan hanya untuk bermeditasi saja.
Padahal Allah telah memberikan jalan alternatip ke kita
pada 14 abad yang lalu untuk lebih dekat dengan-Nya lewat
pelaksanaan shalat malam, karena shalat adalah salah satu bentuk
meditasi. Selama ini kita terjebak pada belenggu diri kita sendiri
yang menjadikan shalat sebagai kewajiban semata bukan sebuah
kebutuhan, kalau tidak shalat akan masuk neraka, terkesan Tuhan
yang membutuhkan kita. Ironis.
Padahal untuk melakukan shalat tahjjud kita tak perlu ke
hutan, mengasingkan diri, cukup bangun di tengah malam

134 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


kemudian berwudu’ (bersuci) secara sederhana menurut rukun
dan syaratnya. Tak perlu biaya mahal, hanya perlu tempat dan
sajadah yang bersih.
Jadi, jika kita melaksanakan shalat tahajjud secara rutin,
benar gerakannya, ikhlas dan khusyu’ akan memiliki daya tahan
tubuh yang kuat, sehingga tidak mudah stres ketika menghadapi
problematika kehidupan. Dengan shalat tahajjud pasti hati kita
akan semakin lembut, jernih dan berenergi tinggi, sehingga
bacaan shalat beserta hikmah-hikmah yang terkandung mengalir
deras dalam relung-relung jiwa kita dan menjadi pelita hidup di
kemudian hari. Semoga Allah mengangkat kita ke tempat yang
terpuji.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 135


Bab VII
Trilogi Sholat dan Pengaruhnya pada
Akhlak
A. Definisi Sholat

Sholat menurut bahasa berarti do’a, sedang menurut istilah


adalah suatu bentuk ibadah yang terdiri dari perbuatan dan ucapan
yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam.
Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang
dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat
yang telah ditentukan. Adapun secara hakikinya ialah” berhadapan
hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-
Nya serta menumbuhkan didalam jiwa rasa kebesarannya dan
kesempurnaan kekuasaan-Nya”atau” mendahirkan hajat dan
keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan
dan pekerjaan atau dengan kedua-duanya.

136 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Dan telah diwajibkan kepada manusia untuk beribadah
kepada Allah Swt (QS.2:21), khusus dalam hal ini terhadap ummat
islam yaitu wajib menjalankan sholat wajib 5 (lima) waktu sehari-
semalam (17 raka’at). Sholat (baik wajib maupun sunnah) sangat
besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia, yang oleh karenanya
Allah Swt mengajarkan bila hendak memohon pertolongan Allah
Swt yaitu dengan melalui sholat dan dilakukan dengan penuh
kesabaran serta sholat dapat mencegah untuk berbuat keji dan
munkar. Di bawah ini akan diuraikan tentang sholat-sholat wajib
dan sholat-sholat sunnah berikut dengan jumlah raka’at dan
waktu pelaksanaanya.
Dalam pengertian lain Shalat ialah salah satu sarana
komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk
ibadah yang didalamnya merupakan amalan yang tersusun dari
beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbir
dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara’ (Imam Basyahri Assayuthi, 30).17
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
Shalat adalah Suatu ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan
dengan perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan
salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’
berupa penyerahan diri secara lahir batin kepada Allah dalam
rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

B. Beberapa Pelajaran dari Kewajiban Shalat


1. Shalat merupakan syarat menjadi taqwa.

17 http://orgawam.wordpress.com/2008/05/27/macam-macam-shalat-sunnah/
diakses pada 5-mei-2016, pukul 05.07 WIB

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 137


Taqwa merupakan hal pyang penting dalam islam karena
dapat menentukan tingkah laku manusia, orang-orang
yang betul-betul taqwa tidak mungkin melakukan
perbuatan keji dan mungkar, dan salah satu syarat
orang yang betul-betul taqwa adalah mendirikan shalat
sebagaimana firman tuhan dalam surat Al-Bakarah ayat;
43,dan 110, Surat Al- Ankabut ayat; 45,dan surat An-Nuur,
ayat; 56
2. Shalat merupakan benteng kemaksiatan
Shalat sebagai benteng kemaksiatan artinya Shalat dapat
mencega perbuatan keji dan mungkar. Semakin baik
kwalitas shalat seseorang maka semakin efektif pula
benteng pertahanannya untuk memelihara dirinya dari
perbuatanmaksiat.
3. Shalat mendidik perbuatan baik dan jujur
Shalat akan mendidik perbuatan baik seseorang apabila
dilaksanakan secara khusuk. Banyak orang-orang yang
shalat celaka, karena lalai akan shalatnya. Selain mendidik
perbuatan baik Shalat juga mendidik perbuatan jujur dan
tertib, orang yang mendirikan shalat dengan baik tidak
.mungkin meninggalkan syarat dan rukunnya, karena
apabila salah satu syarat atau rukunnya ditinggalkan
maka shalatnya akan batal atau tidak sah.
4. Shalat akan membangun etos kerja
Sebagaimana keterangan di atas bahwa pada intinya
shalat merupakan penentu apakah orang-orang itu baik
atau buruk, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun di
tempat dimana mereka bekerja. Apabila ia melaksanakan

138 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


shalat dengan khusuk dan ikhlas karena Allah, maka hal ini
akan mempengaruhi terhadap etos kerja, mereka tidak akan
melakukan koropsi atau tidak jujur dalam bekerja melaksanakan18
Dalil yang mewajibkan shalat banyak sekali, baik dalam Al
Qur’an maupun dalam Hadits nabi Muhammad SAW. Dalil Ayat-
ayat AlQur’an yang mewajibkan shalat antara lain berbunyi;

َ َّ َ َ ْ ُ َ ۡ َ َ ٰ َ َّ ْ ُ َ َ َ ٰ َ َّ ْ ُ َ َ
٤٣ ‫وأقِيموا ٱلصلوة وءاتوا ٱلزكوة وٱركعوا مع ٱلرٰكِ ِعني‬
“Dan dirikanlah Shalat, dan keluarkanlah Zakat, dan ruku’lah
bersama-sama orang yang ruku” (QS.Al Baqarah;43)

َ ُ ۡ َ ٓ َ ۡ َ ۡ َ ٰ َ ۡ َ َ ٰ َ َّ َّ َ ٰ َ َّ ََ
٤٥ ۗ‫وأق ِ ِم ٱلصلوة ۖ إِن ٱلصلوة تنه ع ِن ٱلفحشاءِ وٱلمنك ِر‬
Kerjakanlah shalat, sesungguhnya shalat mencegah perbuatan
yang jahat dan mungkar” (QS. Al-Ankabut;45)
Perintah shalat ini hendaklah ditanamkan dalam hati dan jiwa
kita umat muslim dan anak-anak dengan cara pendidikan yang
lcermat, dan dilakukan sejak kecil sebagaimana tersebut dalam
hadis nabi Muhammad SAW: 

Perintahkanlah anak-anakmu mengerjakan shalat diwaktu usia


mereka meningkat tujuh tahun, dan pukulah (kalau mereka
enggan melasanakan shalat) diwaktu usia mereka meningkat
sepuluh tahun (HR.. Abu Dawud).19
Waktu mengerjakan shalat ada ,dua sunah, yaitu sunah Ab’adh

18 Ali Imron, Fiqih, (Bandung: Citra Pustaka Media. 2011)


19 Abu Masyhad, Tuntunan Sholat Lengkap, (Semarang: PT. MG, 1981)

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 139


dan sunah Hai’at.
5. Sunah Ab’adh
a. Membaca tasyahud awal
b. Memnbaca shalawat pada tasyahud awal,
c. Membaca shalawat atas keluarga Nabi SAW pada
tasyahud akhir.
d. Membaca Qunut pada shalat Subuh dan shalat witir.
6. Sunah Hai’at
a. Mengangkat kedua belah tangan ketika takbiratul
ikhram,ketika akan ruku’ dan ketika berdiri dari ruku’.
b. Meletakan telapak tangan yang kanan diatas
pergelangan tangan kiri ketika sedekap,
c. Membaca do’a Iftitah sehabis takbiratul ikhram.
d. Membaca Ta’awwudz ketika hendak membaca fatihah,
e. Membaca Amiin ketika sesudah membaca Fatihah,
f. Membaca surat Al-Qor’an pada dua raka’t permulaan
sehabis membaca Fatihah,
g. Mengeraskan bacaan Fatihah dan surat pada raka’at
pertama dan kedua, pada shalat magrib, isya’ dan
subuh selain makmum.
h. Membaca Takbir ketika gerakan naik turun,
i. Membaca tasbih ketika ruku’ dan sujud.
j. Memnbaca “sami’allaahu liman hamidah” ketika
bangkit dari ruku’ dan membaca “Rabbanaa lakal
Hamdu” ketika I’tidal,
k. Meletakan kedua telapak tangan diatas paha ketika

140 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


duduk tasyahud awal dan tasyahud akhir,dengan
membentangkan yang kiri dan mengenggamkan yang
kanan, kecuali jari telumjuk.
l. Duduk Iftirasy dalam semua duduk shalat,
m. Duduk Tawarruk pada duduk tasyahud akhir
n. Membaca salam yang kedua.
o. Memalingkan muka ke kanan dan kekiri ketika
membaca salam pertama dan kedua20
1. Makruh Shalat
Orang yang sedang shalat dimakruhkan untuk:
a. Menaruh telapak tangan di dalam lengan bajunya
ketika Takbiratul ikhram, ruku’ dan jsujud.
b. Menutup mulutnya rapat rapat.
c. Terbuka kepalanya,
d. Bertolak pinggang,
e. Memalingkan muka ke kiri dan ke kanan.
f. Memejamkan mata,
g. Menengadah ke langit,
h. Menahan hadats
i. Berludah
j. Mengerjakan shalat di atas kuburan,
k. Melakukan hal-hal yang mengurangi kekhusukan
shalat.21

20 Bimbingan Sholat Lengkap (Yogyakarta: Mitra Umat, 1998)


21 Mimbar Utama, edisi september 2014

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 141


Perbedaan Laki-laki dan Perempuan Dalam Shalat

Laki-Laki Perempuan
1. Merenggangkan kedua 1. Merapatkan satu anggota
siku tangannya dari kepada anggota lainnya.
kedua lambungnya 2. Meletakan perutnya pada
waktu ruku’ dan sujud. dua tangan/ sikunya ketika
2. Waktu ruku’ dan sujud sujud.
mengangkat perutnya 
3. Merendahkan suaranya/
dari pahanya.
bacaanya dihadapan
3. Menyaringkan suaranya
laki-laki lain yang bukan
/bacaanya dikeraskan
muhrimnya.
di tempatr keras.
4. Bila memberitahu
4. Bila memberi tahu
sesuatu dengan bertepuk
sesuatu dengan
membaca Tasbih, yakni tangan,yakni tangan kanan
‘Subhaanallah’ ditepukkan ke punggung
5. Auratnya barang antara telapak tangan kiri.
Pusar dan lutut. 5. Auratnya seluruh anggouta
tubuh kecuali bagian muka
dan kedua telapak tangan 

C. Rukun Shalat 
Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai
dengan aturan dan ketentuannya, sehingga apabila tertinggal
salah satu darinya, maka hakikat shalat tersebut tidak mungkin
tercapai dan shalat itu pun dianggap tidak sah menurut syara`.
1. Niat.
Hal ini berdasarkan kepada firman Allah SWT:

142 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


ِّ ‫ي َ ُل ا‬
َ ‫دل ْي َن ُخ َن َف‬ َّ ُ ُْ ََ
َ ْ ‫ِل ِلُ ْع ُب ُدوااهلل ُمْلِص‬
‫آء َو ُي ِقيْ ُم‬ ِ ‫ومااومِرواا‬
َ َ َ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ َّ
ِ‫واالزكوة َوذل ِك د ِْي ُن الق ّي ِ َمة‬ ‫واالصلوةويؤت‬
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya
menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya
mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan
yang demikian itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah: 98).
2. Takbiratul Ihram.
Hal ini berdasarkan hadist dari Ali RA berikut ini:

‫ مفتاح‬:‫عن يلع أن انليب صىل اهلل عليه وسلم قال‬


‫ وحتليلها التسليم‬،‫ وحتريمها اتلكبري‬،‫الصالة الطهور‬
)‫(رواه ادلارم‬
Artinya: Dari Ali RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,
kunci shalat bersuci, pembukaannya membaca takbir dan
penutupannya adalah membaca salam. (H.R. Ad-Darimi).
Takbiratul ihram ini hanya dapat dilakukan dengan
membaca lafadz Allahu Akbar.
3. Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat Fardhu.
Hukum berdiri ketika mengerjakan shalat fardhu adalah
wajib. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

Artinya: Dari Imran bin Husain RA berkata, aku menderita


penyakit ambien, lalu aku bertanya kepada Nabi SAW

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 143


mengenai cara mengerjakan shalat yang harus aku lakukan,
Nabi SAW bersabda, “Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika
engkau tidak mampu, maka laksanakan dalam keadaan
duduk, jika engkau tidak mampu melakukannya, maka
kerjakanlah dalam keadaan berbaring”. (H.R. Bukhari).
4. Membaca al-Fatihah.
Ada beberapa hadits shahih yang menyatakan kewajiban
membaca surat al-Fatihah pada setiap rakaat, baik pada
saat mengerjakan shalat fardhu maupun shalat sunnah.
Diantaranya:

‫عن عبادة بن الصامت يبلغ به انليب صىل اهلل عليه‬


)‫وسلم ال صالة لمن لم يقرأ بفاحتة الكتاب (رواه مسلم‬
Artinya: Dari Ubadah bin Shamit RA, Nabi SAW bersabda,
“Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surah
Fatihatul-Kitab”. (H.R. Muslim).
Dalam Mazhab Syafi`i, basmallah merupakan satu ayat
dari pada surah al-Fatihah, maka membaca bismillah
hukumnya adalah wajib.
5. Ruku’.
Kefardhuanya telah diakui secara ijma`, berdasarkan
firman Allah SWT:

َ ُ َ ْ ْ ُ َّ َ ُ ُ ْ َ ُ ُ ْ َ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َّ َ ُّ َ َ
ْ‫واالخ‬‫يأيهاالِينأمنوااركعواواسجدواواعبدواربكموافعل‬
َ ُ ْ ُ ْ ُ َّ َ َ َ
‫ح ْون‬ ِ ‫رلعلكم تفل‬
144 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu,
sujudlah kamu, sembahlah tuhanmu dan berbuatlah
kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. (al-Hajj:
77).
Ruku’ dikatakan sempurna, jika dilakukan dengan cara
membungkukkan tubuh, dimana kedua tangan dapat
mencapai dan memegang kedua lutut.
6. Sujud dua kali setiap raka’at. Anggota-anggota sujud
adalah kening, hidung, kedua telapak tangan, kedua lutut
dan kedua telapak kaki.
7. Duduk antara dua sujud
8. Membaca tasyahud akhir
9. Duduk pada tasyahud akhir
10. Shalawat kepada Nabi SAW setelah tasyahud akhir.
11. Duduk diwaktu membaca shalawat.
12. Memberi salam
13. Tertib. 22

D. Macam-Macam Sholat
1. Sholat Wajib / Fardlu :
Sholat yang wajib dikerjakan bagi setiap muslim “Innash
Sholata Kaanat Alal Mu’miniina Kitaaban Mauquuta: Sholat itu
wajib dikerjakan oleh muslim/mu’min yang sudah ditentukan
waktu-waktunya”, dan akan mendapat pahala dari Allah Swt - bila
mengerjakannya, serta akan mendapat siksa dari Allah Swt - bila
tidak mengerjakannya). Adapun macam-macam sholat fardhu
yakni
22 https://sholat-sempurna.com, diakses pada 6-mei-2016, ppukul 05.27 WIB

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 145


a. Sholat Subuh yaitu sholat yang dikerjakan 2 (dua)
raka’at dengan satu kali salam. Adapaun waktu
pelaksanaannya dilakukan setelah fajar (+  pukul
04:10) yang hanya diiringi dengan sholat sunnah
qobliyah saja, sedang ba’diyah dilarang.
b. Sholat Dhuhur yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat)
raka’at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.
Adapun waktu pelaksaannya dilakukan sa’at matahari
tepat di atas kepala (tegak lurus) + pukul 12:00 siang,
yang diiringi dengan sholat sunnah qobliyah dan
sholat sunnah ba’diyah (dua raka’at-dua raka’at atau
empat raka’at-empat raka’at dengan satu kali salam).
c. Sholat Ashar yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat)
raka’at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.
Adapun waktu pelaksanaannya dilakukan setelah
matahari tergelincir (+ pukul 15:15 sore atau sebatas
pandangan mata) yang hanya diiringi oleh sholat
sunnah qobliyah dengan dua raka’at atau empat
raka’at (satu kali salam).
d. Sholat Maghrib yaitu sholat yang dikerjakan 3 (tiga)
raka’at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.
Adapun waktu pelaksanaanya dilakukan setelah
matahari terbenam (+pukul 18:00) yang diiringi oleh
sholat sunnah ba’diyah dua raka’at atau empat raka’at
dengan satu kali salam, sedang sholat sunnah qobliyah
hanya dianjurkan saja bila mungkin: lakukan, tapi bila
tidak: jangan (karena akan kehabisan waktu).
e. Sholat Isya’ yaitu sholat yang dikerjakan 4 (empat)

146 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


raka’at dengan dua kali tasyahud dan satu kali salam.
Waktu pelaksanaannya dilakukan menjelang malam
(+  pukul 19:00 s/d menjelang fajar)yang diiringi
dengan sholat sunnah qobliyah (sebelum) dan
ba’diyah (sesudah) sholat isya.
Bila dalam keadaan normal sholat wajib harus dikerjakan
sesuai waktunya, tapi bila dalam keadaan bepergian (antara + 81
Km) atau dalam keadaan masyaqot/kesulitan keadaan, boleh
dilakukan dengan cara Jama’ dengan ketentuan jumlah raka’atnya
tidak berkurang. 23
Jama’ Taqdim yaitu sholat yang dikerjakan dalam satu waktu
dengan menarik waktu yang terbelakang, seperti: sholat Ashar
dilakukan pada waktu sholat Lohor (Dhuhur), dan sholat Isya
dilakukan pada waktu sholat Maghrib, kesemuanya itu dilakukan
secara bersama-sama.
Jama’ Ta’khir yaitu sholat yang dikerjakan dalam satu waktu
dengan mengakhirkan waktu yang pertama, seperti: sholat Lohor
dilakukan pada waktu sholat Ashar dan sholat Maghrib dilakukan
pada waktu sholat Isya.
Adapun sholat Jama’ dapat pula dilakukan dengan cara
mengqoshor (mengurangi) raka’at disebut Jama’ Qoshor, seperti:
Lohor = 2 raka’at, Ashar = 2 raka’at, Maghrib = 3 raka’at (tetap)
dan Isya = 2 raka’at, kecuali sholat shubuh tidak boleh dijama’
saja, ataupun dijama’ qoshor.
Kemudian salat yang wajib bagi laki-laki yakni Salat Jumat, sholat

23 http://dirbas.blogspot.co.id/2012/09/macam-macam-sholat-wajib-dan-

sholat_5025.html oleh ahlul bachir di akses pada 6-mei-2016, pukul 05.11 WIB

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 147


jumat adalah aktivitas ibadah salat pemeluk agama Islam yang
dilakukan setiap hari Jumat secara berjama’ah pada waktu dzhuhur.
Salat Jumat merupakan kewajiban setiap muslim laki-laki. Hal ini
tercantum dalam Al Qur’an dan Hadits Al Qur’an Al Jumu’ah ayat
9 yang artinya:

”Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu diseru untuk


melaksanakan salat pada hari Jumat, maka bersegeralah
mengingatAllah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik
bagi kamu jika kamu mengetahui.”(QS 62: 9)

“Hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan salat


Jum’at atau kalau tidak, Allah akan menutup hati mereka
kemudian mereka akan menjadi orang yang lalai.”(HR. Muslim)

“Sungguh aku berniat menyuruh seseorang (menjadi


imam) salat bersama-sama yang lain, kemudian aku akan
membakar rumah orang-orang yang meninggalkan salat
Jum’at.” (HR. Muslim)

“Salat Jum’at itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan


secara berjama’ah terkecuali empat golongan, yaitu hamba
sahaya, perempuan, anak kecil dan orang yang sakit.”(HR. Abu
Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)
Adapun tata cara pelaksanaan salat Jum’at, yaitu :
1. Khatib naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya
matahari (waktu dzuhur), kemudian memberi salam dan
duduk.
2. Muadzin mengumandangkan adzan sebagaimana
halnya adzan dzuhur.

148 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


3. Khutbah pertama: Khatib berdiri untuk melaksanakan khutbah
yang dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah SWT
serta membaca shalawat kepada Rasulullah SAW. Kemudian
memberikan nasihat kepada para jama’ah, mengingatkan
mereka dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah
dan larangan Allah SWT dan RasulNya, mendorong mereka
untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari
berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka dengan janji-
janji kebaikan serta ancaman-ancaman Allah Subhannahu
wa Ta’ala. Kemudian duduk sebentar
4. Khutbah kedua : Khatib memulai khutbahnya yang kedua
dengan hamdalah dan pujian kepadaNya. Kemudian
melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama
dengan khutbah pertama sampai selesai
5. Khatib kemudian turun dari mimbar. Selanjutnya muadzin
melaksanakan iqamat untuk melaksanakan salat.
Kemudian memimpin salat berjama’ah dua rakaat dengan
mengeraskan bacaan.
Pada salat Jumat setiap muslim dianjuran untuk memper­
hatikan hal-hal berikut:
1. Mandi, berpakaian rapi, memakai wewangian dan
bersiwak (menggosok gigi).
2. Meninggalkan transaksi jual beli ketika adzan sudah mulai
berkumandang.
3. Menyegerakan pergi ke masjid.
4. Melakukan salat-salat sunnah di masjid sebelum salat
Jum’at selama Imam belum datang.
5. Tidak melangkahi pundak-pundak orang yang sedang

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 149


duduk dan memisahkan/menggeser mereka.
6. Berhenti dari segala pembicaraan dan perbuatan sia-sia
apabila imam telah datang.
7. Hendaklah memperbanyak membaca shalawat serta
salam kepada Rasulullah SAW pada malam Jum’at dan
siang harinya
8. Memanfaatkannya untuk bersungguh-sungguh dalam
berdoa karena hari Jumat adalah waktu yang mustajab untuk
dikabulkannya doa.
Dianjurkan shalat sunnah sebelum pelaksaan shalat Jum’at
semampunya sampai imam naik ke mimbar, karena pada waktu
itu tidak dianjurkan lagi shalat sunnah, kecuali shalat tahiyatul
masjid dan bagi orang yang (terlambat) masuk kedalam masjid.
Dalam hal ini shalat tetap boleh dilakukan sekalipun imam sedang
berkhutbah dengan catatan mempercepatkan pelaksanaannya.
Adapun setalah shalat, maka disunnahkan shalat empat raka’at
atau dua raka’at. Ini berdasarkan sebuah riwayat dari muslim:
“Dari Abdullah bin Umar, bahwasanya beliau tidak shalat setalah
menunaikan shalat Jum’at sehingga beliua kembali lalu shalat dua
rakaat di rumahnya.” (HR. Muslim: 882).
Shalat jum’at di wajibkan atas setiap muslim, laki-laki yang
merdeka, sudah mukallaf, sehat badan serta muqaim (bukan
dalam keadaan mussafir). ini berdasarkan hadits Rasulallah:
“shalat jum’at itu wajib bagi atas setiap muslim, dilaksanakan
secara berjama’ah kecualu empat golongan, yaitu hamba
sahaya, perempuan, anak kecil, dan orang sakit.” (hr. abu daud,
dan al hakim) adapun bagi orang musafir, maka tidak wajib
melaksanakan shalat jum’at, sebab Rasulallah pernah melakukan

150 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


perjalanan untuk melakukan haji dan bertampur, namun tidak
pernah diriwayatkan bahwa beliau melakukan shalat jum’at.
begitu juga anak kecil dan wanita, begitu pula para budak.
Dalam sebuah atsar disebutkan, bahwa amirul mukminin
umar ibnul khaththab melihat seseorang yang terlihat akan
melakukan perjalanan, kemudian belau mendengar ucapannya,
‘sesungguhnya hari ini bukan hari jum’at, niscaya aku akan
berpegian.’ maka khalifah umar berkata,’ silahkan anda pergi,
sesungguhnya shalat jum’at itu tidak menghalangimu dan
berpegian.

E. Macam-macam sholat sunnah:


1. Sholat idul fitri Ibnu Abbas Ra. berkata: “Aku shalat
Idul Fithri bersama Rasulullah SAW dan Abu bakar dan
Umar, beliau semua melakukan shalat tersebut sebelum
khutbah.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)Dilakukan 2
raka’at. Pada rakaat pertama melakukan tujuh kali takbir
(di luar Takbiratul Ihram) sebelum membaca Al-Fatihah,
dan pada raka’at kedua melakukan lima kali takbir
sebelum membaca Al-Fatihah.
2. Sholat idul adha
3. Sholat kusuf (gerhana matahari) Ibrahim (putra Nabi
SAW) meninggal dunia bersamaan dengan terjadinya
gerhana matahari. Beliau SAW bersabda:“Sesungguhnya
matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-
tanda (kebesaran) Allah SWT. Tidak terjadi gerhana
karena kematian seseorang, tidak juga karena kehidupan
(kelahiran) seseorang. Apabila kalian mengalaminya
(gerhana), maka shalatlah dan berdoalah, sehingga

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 151


(gerhana itu) berakhir.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dari Abdullah ibnu Amr, bahwasannya Nabi SAW
memerintahkan seseorang untuk memanggil dengan
panggilan “ashsholaatu jaami’ah” (shalat didirikan dengan
berjamaah). (HR Imam Bukhari dan Muslim)
Dilakukan dua rakaat, membaca Al-Fatihah dan surah dua
kali setiap raka’at, dan melakukan ruku’ dua kali setiap
raka’at.
4. Sholat khusus ( gerhana bulan)Sholat istisqo, Dari Ibnu
Abbas Ra., bahwasannya Nabi SAW shalat istisqo’ dua
raka’at, seperti shalat ‘Id. (HR Imam Nasa’i, Abu Dawud,
Ibnu Majah, dan Tirmidzi)
5. Sholat tarawih, Dari ‘Aisyah Rda., bahwasannya Nabi
Muhammad SAW shalat di masjid pada suatu malam.
Maka orang-orang kemudian mengikuti shalat beliau.
Nabi shalat (lagi di masjid) pada hari berikutnya, jamaah
yang mengikuti beliau bertambah banyak. Pada malam
ketiga dan keempat, mereka berkumpul (menunggu
Rasulullah), namun Rasulullah SAW tidak keluar ke masjid.
Pada paginya Nabi SAW bersabda: “Aku mengetahui apa
yang kalian kerjakan tadi malam, namun aku tidak keluar
karena sesungguhnya aku khawatir bahwa hal (shalat)
itu akan difardlukan kepada kalian.” ‘Aisyah Rda. berkata:
“Semua itu terjadi dalam bulan Ramadhan.” (HR Imam
Muslim)
6. Sholat witir, yang mengiringi Shalat Tarawih. Adapun
shalat witir di luar Ramadhan, maka tidak disunnahkan
berjamaah, karena Rasulullah SAW tidak pernah

152 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


melakukannya.
7. Shalat Rawatib (Shalat yang mengiringi Shalat Fardlu),
terdiri dari: 2 raka’at sebelum shubuh, 4 raka’at sebelum
Dzuhur (atau Jum’at), 4 raka’at sesudah Dzuhur (atau
Jum’at), 4 raka’at sebelum Ashar, 2 raka’at sebelum
Maghrib, 2 raka’at sesudah Maghrib, 2 raka’at sebelum Isya’,
2 raka’at sesudah Isya’. Dari 22 raka’at rawatib tersebut,
terdapat 10 raka’at yang sunnah muakkad (karena tidak
pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW), berdasarkan
hadits: Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW senantiasa
menjaga (melakukan) 10 rakaat (rawatib), yaitu: 2 raka’at
sebelum Dzuhur dan 2 raka’at sesudahnya, 2 raka’at
sesudah Maghrib di rumah beliau, 2 raka’at sesudah
Isya’ di rumah beliau, dan 2 raka’at sebelum Shubuh (HR
Imam Bukhari dan Muslim). Adapun 12 rakaat yang lain
termasuk sunnah ghairu muakkad, berdasarkan hadits-
hadits Dari Ummu Habibah, bahwa Rasulullah SAW
bersabda: “Barang siapa senantiasa melakukan shalat
4 raka’at sebelum Dzuhur dan 4 raka’at sesudahnya,
maka Allah mengharamkan baginya api neraka.” (HR
Abu Dawud dan Tirmidzi) 2 raka’at sebelum Dzuhur dan
2 raka’at sesudahnya ada yang sunnah muakkad dan
ada yang ghairu muakkad. Nabi SAW bersabda:“Allah
mengasihi orang yang melakukan shalat empat raka’at
sebelum (shalat) Ashar.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud,
Tirmidzi, dan Ibnu Huzaimah) Shalat sunnah sebelum
Ashar boleh juga dilakukan dua raka’at berdasarkan
Sabda Nabi SAW:“Di antara dua adzan (adzan dan iqamah)
terdapat shalat.” (HR Imam Bazzar). Anas Ra berkata:“Di

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 153


masa Rasulullah SAW kami shalat dua raka’at setelah
terbenamnya matahari sebelum shalat Maghrib…” (HR
Imam Bukhari dan Muslim)Nabi SAW bersabda:“Shalatlah
kalian sebelum (shalat) Maghrib, dua raka’at.” (HR Imam
Bukhari dan Muslim). Nabi SAW bersabda:“Di antara
dua adzan (adzan dan iqamah) terdapat shalat.” (HR
Imam Bazzar) Hadits ini menjadi dasar untuk seluruh
shalat sunnah 2 raka’at qobliyah (sebelum shalat fardhu),
termasuk 2 raka’at sebelum Isya’.
8. Sholat tahajjud, Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 79, As-
Sajdah ayat 16 – 17, dan Al-Furqaan ayat 64. Dilakukan
dua raka’at-dua raka’at dengan jumlah raka’at tidak
dibatasi. Dari Ibnu Umar Ra. bahwa Nabi SAW bersabda:
“Shalat malam itu dua (raka’at)-dua (raka’at), apabila
kamu mengira bahwa waktu Shubuh sudah menjelang,
maka witirlah dengan satu raka’at.” (HR Imam Bukhari
dan Muslim)
9. Sholat witir di luar ramadhan, Minimal satu raka’at dan
maksimal 11 raka’at. Lebih utama dilakukan 2 raka’at-2
raka’at, kemudian satu raka’at salam. Boleh juga dilakukan
seluruh raka’at sekaligus dengan satu kali Tasyahud dan
salam. Dari A’isyah Rda. Bahwasannya Rasulullah SAW
shalat malam 13 raka’at, dengan witir 5 raka’at di mana
beliau Tasyahud (hanya) di raka’at terakhir dan salam. (HR
Imam Bukhari dan Muslim) Beliau juga pernah berwitir
dengan tujuh dan lima raka’at yang tidak dipisah dengan
salam atau pun pembicaraan. (HR Imam Muslim)
10. Sholat dhuha, Dari A’isyah Rda., adalah Nabi SAW shalat
Dhuha 4 raka’at, tidak dipisah keduanya (tiap shalat 2

154 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


raka’at) dengan pembicaraan.” (HR Abu Ya’la). Dari Abu
Hurairah Ra., bahwasannya Nabi pernah Shalat Dhuha
dengan dua raka’at (HR Imam Bukhari dan Muslim). Dari
Ummu Hani, bahwasannya Nabi SAW masuk rumahnya
(Ummu Hani) pada hari Fathu Makkah (dikuasainya
Mekkah oleh Muslimin), beliau shalat 12 raka’at, maka
kata Ummu Hani: “Aku tidak pernah melihat shalat yang
lebih ringan daripada shalat (12 raka’at) itu, namun Nabi
tetap menyempurnakan ruku’ dan sujud beliau.” (HR
Imam Bukhari dan Muslim)
11. Sholat tahiyyatul masjid, Dari Abu Qatadah, bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila salah seorang dari
kalian masuk masjid, janganlah duduk sehingga shalat
dua raka’at.” (HR Jama’ah Ahli Hadits)
12. Sholat taubat, Nabi SAW bersabda: “Tidaklah seorang
hamba yang berdosa, kemudian ia bangun berwudhu
kemudian shalat dua raka’at dan memohon ampunan
kepada Allah, kecuali ia akan diampuni.” (HR Abu Dawud,
Tirmidzi, dan lain-lain)
13. Sholat tasbih, Yaitu shalat empat raka’at di mana di setiap
raka’atnya setelah membaca Al-Fatihah dan Surah, orang
yang shalat membaca: Subhanallah walhamdulillah wa laa
ilaaha illallah wallaahu akbar sebanyak 15 kali, dan setiap
ruku’, i’tidal, dua sujud, duduk di antara dua sujud, duduk
istirahah (sebelum berdiri dari raka’at pertama), dan
duduk tasyahud (sebelum membaca bacaan tasyahud)
membaca sebanyak 10 kali (Total 75 kali setiap raka’at).
(HR Abu Dawud dan Ibnu Huzaimah)

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 155


14. Sholat istikharah, Dari Jabir bin Abdillah berkata: “Adalah
Rasulullah SAW mengajari kami Istikharah dalam segala
hal … beliau SAW bersabda: ‘apabila salah seorang dari
kalian berhasrat pada sesuatu, maka shalatlah dua rakaat
di luar shalat fardhu …dan menyebutkan perlunya’ …” (HR
Jama’ah Ahli Hadits kecuali Imam Muslim)
15. Sholat hajat, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa
mempunyai hajat kepada Allah atau kepada seseorang,
maka wudhulah dan baguskan wudhu tersebut, kemudian
shalatlah dua raka’at, setelah itu pujilah Allah, bacalah
shalawat, atas Nabi SAW, dan berdoa …” (HR Tirmidzi
dan Ibnu Majah)
16. Shalat 2 rakaat di masjid sebelum pulang ke rumah, Dari
Ka’ab bin Malik: “Adalah Nabi SAW apabila pulang dari
bepergian, beliau menuju masjid dan shalat dulu dua
raka’at.” (HR Bukhari dan Muslim)
17. Sholat awwabin, Al-Qur’an surah Al-Israa’ ayat 25 Dari
Ammar bin Yasir bahwa Nabi SAW bersabda: “Barang
siapa shalat setelah shalat Maghrib enam raka’at, maka
diampuni dosa-dosanya, walaupun sebanyak buih lautan.”
(HR Imam Thabrani). Ibnu Majah, Ibnu Huzaimah, dan
Tirmidzi meriwayatkan hadits serupa dari Abu Hurairah
Ra. Nabi SAW bersabda: “Barang siapa shalat enam raka’at
antara Maghrib dan Isya’, maka Allah mencatat baginya
pahala ibadah 12 tahun” (HR Imam Tirmidzi)
18. Sholat sunnah wudhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barang
siapa berwudhu, ia menyempurnakan wudhunya,
kemudian shalat dua raka’at, maka diampuni dosa-

156 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


dosanya yang terdahulu.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)
19. Shalat Sunnah Mutlaq. Nabi SAW berpesan kepada Abu
Dzar al-Ghiffari Ra.: “Shalat itu sebaik-baik perbuatan,
baik sedikit maupun banyak.” (HR Ibnu Majah). Dari
Abdullah bin Umar Ra.: “Nabi SAW bertanya: ‘Apakah
kamu berpuasa sepanjang siang?’ Aku menjawab: ’Ya.’
Beliau bertanya lagi: ‘Dan kamu shalat sepanjang malam?’
Aku menjawab: ’Ya.’ Beliau bersabda: ’Tetapi aku puasa
dan berbuka, aku shalat tapi juga tidur, aku juga menikah,
barang siapa tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak
termasuk golonganku’.” (HR Bukhari dan Muslim). Hadits
terakhir ini menunjukkan bahwa shalat sunnah bisa
dilakukan dengan jumlah raka’at yang tidak dibatasi,
namun makruh dilakukan sepanjang malam, karena Nabi
sendiri tidak menganjurkannnya demikian. Ada waktu
untuk istirahat dan untuk istri/suami. 24

F. Syarat-Syarat Sholat Dan Hal-Hal Yang Membatalkan


Sholat
Syarat-syarat dalam melakukan sholat:
1. Beragama islam
2. Sudah baligh dan berakal
3. Suci dari hadats
4. Suci seluruh anggota badan pakaian dan tempat
5. Menutup aurat
6. Masuk waktu yang telah ditentukan

24 http://pakprofesor-pengertian-sholat-dan-macam-macam-html, diakses pada


6-mei-2016, pukul 05.43 WIB.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 157


7. Menghadap kiblat
8. Mengetahui mana rukun wajib dan sunah.
Hal- hal yang membatalkan sholat antara lain: Shalat akan batal
atau tidak sah apabila salah satu rukunnya tidak dilaksanakan
atau ditinggalkan dengan sengaja. Adapun hal-hal yang dapat
membatalkan shalat:
1. Berhadats
2. Terkena Najis yang tidak dimaafkan.
3. Berkata-kata dengan sengaja di;luar bacaan shalat.
4. Terbuka auratnya
5. Mengubah niat, missal ingin memutuskan shalat (niat
berhenti shalat)
6. Makan atau /minum.walau sedikit,
7. Bergerak tiga kali berturut-turut, diluar gerakan shalat.
8. Membelakangi kiblat
9. Menambah rukun yang berupa perbuatan, seperti
menambah ruku’sujud atau lainnya dengan sengaja.
10. Tertawa terbahak-bahak
11. Mendahului Imam dua rukun.
12. Murtad, keluar dari Islam.

G. Trilogi Sholat yang Sempurna


1. Sholat Tepat Waktu
Pada jaman yang super sibuk seperti sekarang ini, umat
muslim pasti lebih mendahulukan pekerjaannya atau pekerjaan
duniawi dari pada pekerjaan akhirat. Untuk melaksanakan sholat
tepat waktu mungkin agak susah dilaksanakan, berikut adalah

158 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


cara-cara agar kita dapat sholat teat waktu.
a. Disiplin
Orang Indonesia sangat terkenal sekali tukang ngaret (not
on time), mungkin cara awal menjadikan kita semua sebagai
manusia disiplin adalah dengan terlebih dahulu disiplin sholat
tepat waktu.
Sholat tepat waktu itu berarti solat begitu masuk
waktunya yang ditandai oleh adzan. Dengan demikian, adzan
merupakan alarm, tiap kali mendengar adzan, semestinya kita
langsung menghentikan semua aktivitas dan bergegas untuk
melaksanakan sholat.
Akan tetapi, agar kita mau disiplin sholat tepat waktu,
yang pertama harus diubah adalah mindset kita terlebih
dahulu. Kenapa sih harus sholat tepat waktu?
Abdullah Ibnu Mas’ud RA berkata, “Aku bertanya kepada
Rasulullah, “Ya Rasulullah, amal perbuatan apa yang paling
afdhal?” Beliau menjawab, “Shalat tepat pada waktunya.” Aku
bertanya lagi, “Lalu apa lagi?” Beliau menjawab, “Berbakti
kepada kedua orang tua.” Aku bertanya lagi, “Kemudian apa
lagi, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan
Allah.” (HR. Bukhari)
Subhanallah, bahkan sholat tepat waktu bernilai lebih
tinggi dibandingkan berjihad di jalan Allah dan berbakti pada
orangtua! Dengan demikian, buat kita yang mengaku ingin
berjihad alias bersungguh-sungguh dan ingin senantiasa
berbakti pada orangtua tapi ternyata sholatnya tak tepat
waktu, sama saja omong kosong (membual).
Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. pernah

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 159


bersabda: “…Seandainya orang-orang mengetahui pahala
Azan dan barisan (shaf) pertama, lalu mereka tidak akan
memperolehnya kecuali dengan ikut undian, niscaya mereka
akan berundi. Dan seandainya mereka mengetahui pahala
menyegerakan shalat pada awal waktu, niscaya mereka akan
berlomba-lomba melaksanakannya. Dan seandainya mereka
mengetahui pahala shalat Isya dan Subuh, niscaya mereka
akan mendatanginya meskipun dengan jalan merangkak.”
(HR. Bukhari).
Utsman bin ‘Affan RA berkata; “Barang siapa selalu
mengerjakan sholat lima waktu tepat pada waktu utamanya,
maka Allah akan memuliakannya dengan sembilan macam
kemuliaan, yaitu:
1. Dicintai Allah
2. Badannya selalu sehat;
3. Keberadaannya selalu dijaga malaikat;
4. Rumahnya diberkahi;
5. Wajahnya menampakkan jati diri orang shalih;
6. Hatinya dilunakkan oleh Allah;
7. Dia akan menyeberang Shirath (jembatan di atas neraka)
seperti kilat;
8. Dia akan diselamatkan Allah dari api neraka;
9. Allah Akan menempatkannya di surga kelak bertetangga
dengan orang-orang yang tidak ada rasa takut bagi mereka
dan tidak pula bersedih hati”.

160 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


b. Patuh Prioritas
Kalau kita sudah mencamkan dalam hati bahwa sholat
tepat waktu menghadap Allah merupakan prioritas utama,
maka otomatis kita akan menjadikan klien kita, teman kita,
rekan kerja kita, anak kita, juga barang dagangan kita, sebagai
prioritas setelah itu.
Yang terjadi selama ini kan sebaliknya, kita ‘seolah-olah’
menganggap Allah bisa dinomorduakan, jadi kita dengan
gampangnya menunda pelaksanaan shalat kita. Na’udzubillah.
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Rasulullah s.a.w.
bersabda: “Yang pertama dihisab dari amalan hamba pada
hari Kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya baik, ia beruntung
dan selamat. Akan tetapi jika shalatnya kurang, ia merugi.”
(Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa
ini adalah Hadis hasan)
Mulai prioritaskan menghadap Allah sebagai jadwal
terpenting! Ibaratnya dipanggil menghadap presiden, kita
pasti langsung melupakan semua janji dengan teman, sms
dengan pacar, bbm-an dengan rekan-rekan, kita pasti langsung
siap sedia menghadap panggilan presiden, bukan? Mengapa
kita tidak bersikap seperti itu saat mendengar seruan untuk
menghadap Allah? Dzolimnya kita yaa. Na’udzubillah.
c. Pandai Manajemen Waktu
Mencanangkan sholat tepat waktu juga merupakan
motivasi besar agar kita lebih pandai memanajemen waktu.
Misalnya kita setiap hari pulang kerja/kuliah/sekolah jam 5
sore, biasanya tidak bisa shalat Maghrib tepat waktu karena
terkena macet. Nah, coba atur siasat bagaimana agar kita

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 161


tetap bisa sholat tepat waktu, apakah memundurkan waktu
kepulangan, atau justru memajukannya? Atau berhenti dulu
di pertengahan jalan menuju rumah? Atau malah sholat di
kendaraan.
Bagi yang susah sholat Dzuhur karena biasanya
dikalahkan oleh rasa lapar yang mendera. Coba siasati dengan
cara membawa cemilan berupa roti yang bisa mengganjal
sementara perut agar tetap bisa melaksanakan sholat seusai
adzan.
Kalau kita konsisten melaksanakan shalat tepat waktu,
insya Allah manajemen waktu kita juga akan semakin baik.
d. Memelihara Kesehatan
keutamaan sholat tepat waktu juga bisa menjadikan
seseorang lembut hati dan dikaruniai kesehatan, orang-
orang yang sholatnya di akhir waktu biasanya kan grasak-
grusuk, tak tenang, terburu-buru, akibatnya gerakan shalat
yang dilakukan asal jadi saja, kalau sholat tepat waktu dengan
gerakan shalat yang sesuai pakemnnya25.
2. Sholat Berjamaah
Dari Ibnu Umar ra bahwasanya rasulullah bersabda: shalat
berjamah lebih utama daripada shalat sendirian dengan tujuh
puluh derajat. Dalam riwayat lain: dengan dua puluh lima derajat.
Muttafaq alaih.
Dari Abu Hurairah ra berkata: rasulullah saw bersabda:
((barangsiapa yang bersuci di rumahnya, kemudian pergi ke
salah satu rumah Allah, untuk melaksanakan salah satu kewajiban
terhadap Allah, maka kedua langkahnya yang satu menghapuskan

25 Hamid Abdul Bani, IIMD Saebani, (Bandung: Pustaka Setia, 2009)

162 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


kesalahan, dan yang lain meninggikan derajat)).
Dari Abu Hurairah bahwasanya nabi saw bersabda:
(barangsiapa yang pergi ke masjid di waktu pagi atau di waktu
sore, maka Allah menyiapkan baginya makanan setiap kali pergi
pagi atau sore) muttafaq alaih.
Yang lebih utama bagi seorang muslim, shalat di masjid yang
dekat dengan tempat ia tinggal, kecuali masjidil haram, masjid
nabawi, dan masjidil aqsha, karena shalat pada masjid-masjid
tersebut lebih utama secara mutlak.
Boleh shalat berjamaah di masjid yang telah didirikan shalat
berjamaah pada waktu itu.
Orang-orang yang berjaga di pos pertahanan disunnahkan
shalat di satu masjid, apabila mereka takut serangan musuh jika
berkumpul, maka masing-masing shalat di tempatnya.
Hukum wanita pergi ke masjid: Boleh wanita ikut shalat
berjamaah di masjid terpisah dari jamaah laki-laki dan ada
penghalang antara mereka, dan disunnahkan mereka shalat
berjamaah sendiri terpisah dari jamaah laki-laki, baik yang
menjadi imam dari mereka sendiri maupun orang laki-laki.
Dari Ibnu Umra ra dari nabi saw bersabda: ((apabila isteri-
isteri kalian minta izin untuk pergi ke masjid di malam hari, maka
izinkanlah)) muttafaq alaih
Siapa yang masuk masjid ketika jamaah sedang ruku’ maka
ia boleh langsung ruku’ ketika masuk kemudian berjalan sambil
ruku’ hingga masuk ke shaf, dan boleh berjalan kemudian ruku’
apabila sudah sampai ke shaf.
Jamaah paling sedikit dua orang, dan semakin banyak
jamaahnya, semakin baik shalatnya, dan lebih dicintai oleh Allah

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 163


azza wajalla.
Siapa yang sudah shalat fardhu di kendaraannya kemudia
masuk masjid dan mendapatkan orang-orang sedang shalat, maka
sunnah ikut shalat bersama mereka, dan itu baginya menjadi
shalat sunnah, demikian pula apabila telah shalat berjamaah
di suatu masjid kemudian masuk masjid lain dan mendapatkan
mereka sedang shalat.
Apabila sudah dikumandangkan iqomah untuk shalat fardhu,
maka tidak boleh shalat kecuali shalat fardhu, dan apabila
dikumandangkan iqomah ketika ia sedang shalat sunnah,
maka diselesaikan dengan cepat, lalu masuk ke jamaah agar
mendapatkan takbiratul ihram bersama imam.
Siapa yang tidak shalat berjamaah di masjid, jika karena ada
halangan sakit atau takut, atau lainnya, maka ditulis baginya
pahala orang yang shalat berjamaah, dan apabila meninggalkan
shalat berjamaah tanpa ada halangan dan shalat sendirian maka
shalatnya sah, namun ia rugi besar tidak mendapatkan pahala
jamaah, dan berdosa besar.
Keutamaan shalat berjamaah dan takbiratul ihram: Dari Anas
bin Malik ra berkata rasulullah SAW bersabda: barang siapa yang
shalat berjamaah untuk Allah selama empat puluh hari, dimana
ia mendapatkan takbiratulihram bersama imam, maka ditulis
baginya dua kebebasan:bebas dari neraka dan dari rang munafik.
Hukum Menjadi Imam
Menjadi Imam mempunyai keutamaan yang sangat agung, oleh
karena pentingnya maka nabi melakukannya sendiri, demikian
pula para khulafaurrasyidin sesudah beliau.
Imam mempunyai tanggung jawab yang sangat besar, jika

164 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


melaksanakan tugasnya dengan baik, ia mendapat pahala yang
sangat besar, dan ia mendapat pahala seperti orang yang shalat
bersamanya.
Hukum mengikuti imam: Makmum wajib mengikuti imam
dalam seluruh shalatnya, berdasarkan sabda rasulullah saw:
((Imam dijadikan tidak lain untuk diikuti, apabila ia bertakbir,
maka bertakbirlah, dan apabila ruku’ maka ruku’lah, dan jika
mengatakan: sami’allahu liman hamidah, maka katakan:
allahumma rabbana lakal hamdu, apabila imam shalat berdiri
maka shalatlah berdiri, dan jika shalat duduk, maka shalatlah
kalian semua duduk)) muttafaq alaih ([6]).
Yang paling berhak menjadi imam: Yang paling berhak menjadi
imam adalah yang paling banyak hafal al-Qur’an dan mengerti
hukum-hukum shalat, kemudian yang paling mengerti hadits,
kemudian yang paling dulu hijrah, kemudian yang paling dahulu
masuk islam, kemudian yang paling tua, kemudian diundi, ini
apabila tiba waktu shalat dan hendak memilih salah satu imam,
namun jika di masjid ada imam tetap, maka ia lebih berhak.
Dari Abu Mas’ud al-Anshari ra berkata: rasulullah bersabda:
Yang menjadi imam adalah orang yang paling banyak mengahafal
al-Qur’an, apabila dalam hafalam al-Qur’an sama, maka yang
paling mengeri hadits, jika dalam masalah hadits sama, maka
yang lebih dahulu hijrah, dan jika berhijrahnya sama, m aka yang
lebih dulu masuk islam. (HR. Muslim) ([7]).
Penghuni rumah dan imam masjid lebih berhak menjadi
imam, kecuali penguasa.
Wajib mendahulukan yang lebih utama untuk menjadi
imam, jika tidak ada kecuali orang fasik, seperti yang mencukur

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 165


jenggotnya, atau merokok dsb, sah menjadi imam, adapun orang
fasik adalah: orang yang melakukan dosa besar yang tidak sampai
ke batas kafir, atau terus-menerus melakukan dosa kecil, dan
tidak sah bermakmum kepada orang yang rusak shalatnya karena
berhadats dan lainnya kecuali kalau tidak tahu, maka shalat
makmum sah, dan imam wajib mengulangi.
Haram mendahului imam dalam shalat, dan barangsiapa yang
dengan sengaja maka shalatnya batal, adapun tertinggal dari
imam, jika tertinggal karena ada halangan seperti lupa atau tidak
mendengar suara imam sehingga ketinggalan, maka langsung
melakukan yang ketinggalan dan langsung mengikuti imam
Antara imam dan makmum ada empat hal: 
Mendahului: yakni, makmum mendahului imam dalam
bertakbir, atau ruku, atau sujud, atau salam, dan lainnya.
Perbuatan ini tidak boleh, dan barangsiapa yang melakukannya
maka hendaklah kembali melakukannya setelah imam, jika tidak,
maka shalatnya batal.
Bersamaan: yaitu: gerakan imam dan makmum bersamaan,
baik dalam berpindah dari rukun ke rukun lainnya seperti takbir,
atau ruku, dan sebagainya, dan ini salah mengurangi nilai shalat.
Mengikuti: yaitu perbuatan makmum terjadi setelah perbuatan
imam, dan inilah yang seharusnya dilakukan makmum, dan dengan
demikian terlaksana bermakmum yang sesuai dengan syari’at.
Ketinggalan: yaitu makmum ketinggalan imam hingga masuk ke
rukun lain, dan ini tidak boleh; karena menyalahi berjamaah.
Siapa yang masuk masjid dan ia telah ketinggalan shalat
bersama imam tetap, maka ia wajib shalat berjamaah bersama
orang yang ketinggalan lainnya, akan tetapi keutamaannya tidak

166 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


seperti keutamaan jamaah yang pertama.
Barangsiapa yang mendapat satu rakaat bersama imam
maka ia telah mendapat shalat berjamaah, dan barangsiapa yang
mendapat ruku’ bersama imam, maka ia telah mendapat rakaat,
maka melakukan takbiratul ihram sambil berdiri, kemudian
bertakbir untuk ruku’ jika bisa, dan jika tidak bisa, maka berniat
untuk keduanya dengan satu kali takbir.
Siapa yang masuk masjid dan ia mendapatkan imam sedang
berdiri, atau ruku’, atau sujud, atau duduk, maka ikut bersamanya,
dan ia mendapat pahala apa yang ia ikuti, akan tetapi tidak
dihitung satu rakaat kecuali sempat ruku’ bersama imam, dan
mendapat takbiratul ihram bersama imam selama belum mulai
membaca fatihah.
Disunnahkan imam mempersingkat shalat dengan
menyempurnakan shalatnya, karena kemungkinan di antara
makmum ada yang lemah, sakit, orang tua, dan orang yang punya
keperluan, dan jika shalat sendirian, boleh memanjangkan shalat
sekehendaknya.
Mempersingkat shalat yang disunnahkan adalah melakukannya
dengan sempurna, dengan menunaikan semua rukun dan wajib-
wajibnya, serta sunnah-sunnahnya sebagaimana yang dilaksakan
oleh nabi saw, dan diperintahkan, bukan mengikuti kehendak
makmum, dan tidak ada shalat bagi yang tidak mengakkan tulang
punggungnya di waktu ruku’ dan sujud.
Sunnah makmum berdiri di belakang imam, apabila sendirian
berdiri de sebelah kanan imam, dan jika imamnya wanita maka
berdiri di tengah shaf.
Makmum boleh berdiri di samping kanan imam, atau di kedua

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 167


sisinya, dan tidak sah berdiri di depannya, begitu pula di sebelah
kirinya saja kecuali darurat.
Cara shafnya orang laki-laki dan wanita di belakang imam
Orang-orang laki-laki tua dan muda berdiri dibelakang imam,
sedangkan wanita semuanya berdiri di belakang shaf laki-laki, dan
disyari’atkan bagi shaf wanita apa yang disyari’atkan bagi shaf
laki-laki, dipenuhi dulu shaf pertama, wajib mengisi kekosongan
shaf, dan harus diluruskan…
Apabila suatu jamaah wanita semua, maka shaf yang paling
baik adalah shaf pertama, dan yang paling buruk adalah shaf
terakhir seperti laki-laki, wanita tidak boleh shaf di depan laki-
laki, atau laki-laki di belakang wanita kecuali darurat seperti
terlalu penuh, jika wanita bershaf di barisan laki-laki karena
sangat penuh dan lainnya, maka shalatnya tidak batal, demikian
pula shalat orang dibelakangnya.
Dari Abu Hurairah ra berkata: rasulullah saw bersabda:
sebaik-baik shaf orang laki-laki adalah yang paling depan, dan
yang paling buruk adalah yang paling belakang, dan sebaik-baik
shaf wanita adalah yang paling belakang, dan yang paling buruk
adalah yang paling depan. (HR. Muslim)([8]).
Cara meluruskan shaf 
Imam disunnahkan menghadap kepada makmum dengan
wajahnya sambil berkata: luruskan shaf kalian, dan rapatkan.
(HR. Bukhari)([9]).
Atau mengatakan: luruskan shaf kalian, karena meluruskan
shaf merupakan mendirikan shalat. (muttafaq alaih)
Atau mengatakan: luruskan shaf, sejajarkan antara pundak,
isilah shaf yang kosong, jangan memberikan tempat bagi

168 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


setan, barangsiapa yang menyambung shaf, maka Allah akan
menyambungnya, dan siapa yang memutuskan shaf, maka Allah
akan memutuskannya. (HR. Abu Daud dan Nasa’i)
Atau mengatakan: «luruskan, luruskan, luruskan.» (HR. Nasa’i)
Wajib meluruskan shaf dalam shalat dengan pudak, mata
kaki, mengisi shaf yang kosong, menyempurnakan yang paling
depan lalu yang berikutnya, dan «barangsiapa yang mengisi
kekosongan Allah membangunkan baginya rumah di surga, dan
Allah mengangkat baginya satu derajat.» (HR. Thabrani)
Anak kecil yang tamyiz sah adzan dan menjadi imam baik
shalat fardhu maupun sunnah, dan jika ada yang lebih baik darinya
maka wajib didahulukan.
Setiap yang sah shalatnya, sah menjadi imam walaupun tidak
mampu berdiri atau ruku’ dan sebagainya, kecuali wanita ia tidak
boleh menjadi imam bagi laki-laki, dan boleh menjadi imam bagi
sesama wanita.
Orang yang shalat fardhu boleh bermakmum pada orang
yang shalat sunnah, orang yang shalat dhuhur boleh bermakmum
kepada orang yang shalat asar, orang yang shalat isya’ atau maghrib
boleh bermakmum kepada orang yang shalat tarawih, kalau imam
salam ia menyempurnakan shalatnya.
Boleh berbeda niat dalam shalat antara imam dan makmum,
namun tidak boleh berbeda dalam perbuatan, maka boleh
shalat isya’ bermakmum kepada yang shalat maghrib, apabila
imam salam, maka makmum menambah satu rakaat, kemudian
membaca tahiyat dan salam, dan apabila orang yang shalat magrib
bermakmum kepada orang yang shalat isya’, maka apabila imam
berdiri untuk rakaat keempat, jika mau ia bertahiyat dan salam,

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 169


atau duduk dan menunggu salam bersama imam.
Apabila imam menjadi makmum bagi dua anak kecil atau
lebih yang sudah berumur tujuh tahun, meletakkan mereka
di belakangnya, jika hanya satu orang, diletakkan di samping
kanannya.
Apabila makmum tidak mendengar suara imam dalam shalat
jahriyah, maka ia membaca fatihah dan lainnya, dan tidak diam.
Apabila imam berhadats ketika sedang shalat, maka ia
harus berhenti shalat, dan memilih salah satu makmum untuk
menggantikannya, jika salah satu makmum maju, atau mereka
menyuruh maju dan menyelesaikan shalat dengan mereka, atau
mereka menyelesaikan shalatnya sendiri-sendiri, maka shalatnya
sah.
Cara makmum mengqadha rakaat yang ketinggalan 
Barangsiapa yang mendapat satu rakaat dhuhur, asar, atau
isya’ maka setelah imam salam wajib menambah tiga rakaat,
ia menambah satu rakaat dengan membaca fatihan dan surat
kemudian duduk untuk tahiyat awal, kemudian menambah dua
rakaat dengan hanya membaca fatihah, kecuali dhuhur, maka
membaca fatihah dengan surat, terkadang hanya membaca
fatihah, kemudian duduk untuk tahiyat akhir, kemudian salam,
semua yang ia dapatkan bersama imam, maka itu menjadi awal
shalatnya.
Barangsiapa yang mendapatkan shalat satu rakaat bersama
imam pada shalat maghrib, setelah imam salam ia berdiri membaca
fatihah dan surat, kemudian duduk untuk tahiyat awal, kemudian
bangun untuk melakukan satu rakaat lagi dan membaca fatihah,
kemudian duduk untuk tahiyat akhir dan salam seperti disebutkan

170 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


di atas.
Barangsiapa mendapat satu rakaat bersama imam pada shalat
subuh atau shalat jum’at, maka setelah imam salam ia berdiri
menambah satu rakaat, membaca fatihah dan surat, kemudian
duduk untuk tahiyat, lalu salam.
Apabila salah seorang masuk masjid sedangkan imam sedang
tahiyat akhir, maka sunnah ikut shalat bersama imam, dan
menyempurnakan shalatnya setelah imam salam.
Tidak sah shalat sendirian di belakang shaf kecuali ada udzur
seperti tidak mendapat tempat di dalam shaf, maka ia shalat di
belakang shaf, dan tidak boleh menarik seseorang dalam shaf,
adapun shalatnya wanita sendirian di belakang shaf sah jika shalat
bersama jamaah laki-laki, namun bila shalat bersama jemaah
wanita, maka hukumnya sama seperti orang laki-laki.
Boleh sekali-sekali shalat sunnah berjamaah di waktu malam
atau siang, di rumah atau di tempat lain.
Disunnahkan bagi yang melihat orang shalat sendirian, ikut
shalat bersamanya. Dari Abu Said al-Khudri ra bahwasanya
rasulullah melihat seseorang yang shalat sendirian, maka beliau
berkata: «adakah orang yang mau bersedekah pada orang ini
dengan shalat bersamanya.» (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Disunnahkan bagi makmum tidak bangun dari tempatnya
sebelum imamnya menghadap kepada makmum.
Sah mengikuti imam di dalam masjid walaupun makmum
tidak melihat imam, atau tidak melihat orang di belakangnya
apabila mendengar takbir, demikian pula di luar masjid apabila
mendengar takbir dan shafnya bersambung.
Disunnahkan imam mengahadap ke makmum setelah salam,

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 171


jika ada wanita yang ikut shalat maka diam sebentar agar mereka
pergi, dan makruh langsung shalat sunnah di tempat melakukan
shalat fardhu
Apabila tempatnya sempit, boleh imam shalat dan di
sampingnya, atau di belakangnya, atau di atasnya, atau di
bawahnya ada orang shalat.
Berjabat tangan setelah shalat wajib bid’ah, imam dan
makmum berdoa bersama-sama dengan keras hukumnya bid’ah,
yang disyari’atkan adalah dzikir-dzikir yang diajarkan oleh nabi,
baik cara dan jumlahnya, seperti disebutkan di atas.
Apabila imam memanjangkan shalatnya melebihi batas wajar,
maka makmum boleh memisahkan diri, atau imam terlalu capat
shalatnya, atau makmum berhalangan seperti ingin kencing atau
menahan angina, atau lainnya, maka ia boleh memotong shalatnya,
dan mengulangi shalat sendirian.
Imam mengeraskan suaranya dalam bertakbir, mengucapkan
sami’allahu liman hamidah, salam, mengucapkan amin dalam
shalat.
Orang yang berdoa kepada selain Allah, atau minta pertolo­
ngan kepada selain Allah, atau menyembelih untuk selain Allah
di kuburan atau di tempat lain, atau berdoa kepada orang di
dalam kubur, maka tidak boleh menjadi imam, karena ia kafir,
dan shalatnya batal.
Dibolehkan meninggalkan shalat jum’at dan shalat berjamaah:
Orang sakit yang tidak mampu shalat berjamaah, orang yang
menahan buang air, orang yang hawatir tertinggal rombongan,
orang yang hawatir mendapa bahaya bagi dirinya, atau hartanya,
atau temannya, atau terganggu dengan hujan, atau Lumpur,

172 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


atau angina kencang, atau orang yang mengahadapi hidangan
makanan dimana ia sangat perlu dan bisa memakannya, namun
tidak boleh dijadikan kebiasaan, demikian pula dokter, penjaga,
aparat keamanan, pemadam kebakaran, dan lain sebagainya yang
bertugas menjaga kemaslahatan umat islam yang penting, apabila
tiba waktu shalat dan mereka sedang menjalankan tugas, maka ia
shalat di tempatnya, dan jika perlu boleh shalat dhuhur sebagai
ganti shalat jum’at.
Semua yang melalaikan dari shalat, atau membuang-buang
waktu, atau berbahaya bagi badan, atau akal, maka haram
hukumnya, seperti bermain kartu, merokok, cerutu, minuman
keras, narkotika, dan lain sebagainya, atau duduk di depan telivisi
atau lainnya yang menayangkan kekafiran, atau adengan porno
atau adegan maksiat lainnya.
Apabila imam shalat dan tidak tahu kalau ia menanggung
najis, dan shalatnya telah selesai, maka shalat mereka semua sah.
Apabila tahu ada najis sewaktu sedang shalat, jika mungkin
disingkirkan maka harus segera membuangnya dan melanjutkan
shalatnya, dan jika tidak bisa dibuang, maka berhenti shalat, dan
mencari ganti salah satu makmum untuk melanjutkan shalatnya.
Siapa yang berziarah kepada suatu kaum maka ia tidak boleh
mengimami mereka, akan tetapi yang jadi imam salah satu dari
mereka.
Shaf pertama lebih afdhal dari shaf kedua, shaf sebelah
kananan lebih afdhal dari shaf sebelah kiri, karena Allah dan
malaikatnya bershalawat kepada shaf pertama, dan shaf sebelah
kanan. Nabi saw mendoakan shaf pertama tiga kali, dan untuk
shaf kedua satu kali.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 173


Yang ada di shaf pertama: Yang paling berhak berada di shaf
pertama dan dekat dengan imam adalah orang-orang pandai dan
punya ilmu serta takwa, mereka sebagai teladan, maka hendaklah
segera ke shaf pertama.
Dari Abu Mas’ud ra berkata: rasulullah mengusap pundak
kami dalam shalat, dan berkata: luruskan, dan janganlah
berselisih, sehingga hatik kalian berselisih, hendaklah yang ada di
belakangku orang-orang pandai, kemudian berikutnya, kemudian
berikutnya. (HR. Muslim)
Cara memanjangkan shalat dan memendekkan: Sunnah bagi
imam apabila memanjangkan shalat, memanjangkan rukun-rukun
yang lain, dan jika memendekkan, memendekkan rukun-rukun
yang lain.
Dari al-Bara’ bin Azib ra berkata: aku memperhatikan shalat
rasulullah saw, maka aku dapatkan berdirinya, ruku’nya, I’tidalnya
setelah bangun dari ruku’, sujudnya, duduknya antara dua sujud,
sujudnya yang kedua, dan duduknya antara salam dan bangkit
hampir sama.
Sholat: ‫صالة‬, adalah sebuah istilah penting dalam agama Islam
yang mulai saya kenal dan dapatkan pelajarannya setahap demi
setahap khususnya tentang sholat wajib 5 waktu yang terdiri
dari sholat Subuh, Zuhur, Asar, Magrib, dan Isya’ semenjak mulai
kecil hingga beranjak tua saat ini baik dari lingkungan keluarga,
sekolah, lingkungan masyarakat (mushola/masjid), maupun dari
media massa dan elektronik. 
Semakin bertambah usia, semakin bertambah pula
pemahaman saya akan pentingnya memahami hakikat dari sholat
ini, sehingga dalam menjalankannya benar-benar dapat menjadi

174 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


sebuah amal ibadah yang tidak sia-sia di sisi Allah SWT.
Pada akhirnya, saya mulai memahami bahwa kewajiban
untuk senantiasa melaksanakan sholat ini benar-benar-benar
tidak bisa ditinggalkan oleh seluruh umat Islam yang sudah baligh
(dewasa), berakal atau sadar (tidak sedang gila/pingsan), dan suci
(tidak sedang haid ataupun nifas) bagi wanita. Saking pentingnya
kewajiban sholat ini, bahkan saat kita sakit parahpun, kewajiban
sholat tidak akan pernah gugur karenanya.
Dalil (dasar hukum) dalam Al-Qur’an tentang Sholat, Allah
SWT berfirman:
QS. Al-Ankabut ayat 45;

َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َّ َّ َ َ َّ ْ َ َ
َ‫كر‬ ‫واقِي ِم الصلوة ا ِن الصلوة تنه ع ِن الفحشاءِ والمن‬
        Artinya: “Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa
mencegah perbuatan keji dan munkar.”
QS. Al-Baqarah ayat 43;

ْ َّ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ َّ ْ ُ َ َ َ َّ ْ ُ ْ َ َ
‫الراكِعِي‬ ‫واقِيمو الصلىة وآتو الزكوةواركعوامع‬ 
        Artinya: “Dan dirikanlah sholat, tunaikanlah zakat dan
rukulah beserta orang-orang yang ruku’.”
QS. Al-Baqarah ayat 110;

ْ ‫ك ْم ّ ِم ْن َخ‬
ُ ُ ْ َ ْ ُ ّ َ ُ َ َ َ َ َّ ْ ُ َ َ ْ َ َّ ْ ُ ْ َ َ
‫ي‬
ٍ ‫س‬
ِ ‫واقِيمو الصلوة وآتوالزكوة وماتق ِدموا ال ن‬ 
‫ف‬
ٌ ْ ‫ت ْع َملُ ْو َن بَ ِص‬ ‫ا‬
َ َ َ َّ ْ َ
‫ي‬ ‫ت ُد ْوهُ عِن ُدالل ِهط ا ِن اهلل بِم‬
ِ

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 175


         Artinya: «Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan
apa-apa yang kamu usahakan dari kebaikan bagi dirimu, tentu
kamu akan dapat pahalanya pada sisi Allah sesungguhnya
Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan.»
QS. An-Nuur ayat 56;

َّ ‫الزَكوةَ َواَ ِطيـْعُ ْو‬


‫االر ُس ْوَل لَ َعلَ ُك ْم تـُْر َحُْو َن‬ َّ ‫ َواَقِْي ُم ْو‬ 
َّ ‫الصالَةَ َوآتـُْو‬
        Artinya: “Dan kerjakanlah sholat, berikanlah zakat, dan
taat kepada Rasul, agar supaya kalian semua diberi rahmat.”
Semoga dengan artikel kali ini, benar-benar dapat
membangkitkan kembali kesadaran manusiawi kita untuk
senantiasa menyempurnakan penghambaan diri kita hanya untuk
Allah SWT semata, salah satunya dengan mendirikan sholat wajib
(fardhu) 5 waktu secara terus-menerus baik dalam keadaan
apapun, di manapun, dan kapanpun. Karena sesuatu hal besar
yang pasti akan terjadi pada kita adalah kematian.
“Sesungguhnya yang petama kali akan dihisab atas seorang
hamba pada hari kiamat adalah perkara shalat. Jika Shalatnya
baik, maka baik pula seluruh amalan ibadah lainnya, kemudian
semua amalannya akan dihitung atas hal itu.”(HR. An Nasa’I: 463)
Banyak orang yang lalai dalam shalat, tanpa sengaja
melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak diketahuinya, yang
mungkin bisa memubat amalan shalatnya tidak sempurna.kami
akan paparkan kesalahan yang sering terjadi dalam shalat.
1. Menunda–nunda Shalat dari waktu yang telah ditetapk­
an. Hal ini merupakan pelanggaran berdasarkan firman
Allah, “Sesungguhnya shalat suatu kewajiban yang telah

176 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


ditetepkan waktunya bagi orang-orang beriman”. (QS. An-
Nisa: 103)
2.  Tidak shalat berjamah di masjid bagi laki-laki. Rasullah
bersabda, “Barang siapa yang mendengar panggilan
(azan) kemudina tidak menjawabnya (dengan mendatangi
shalat berjamaah), kecuali uzur yang dibenarkan”. (HR.
Ibnu Majah Shahih) Dalam hadits bukhari dan Muslim
disebutkan. “Lalu aku bangkit (setelah shalat dimulai) dan
pergi menuju orang-orang yang tidak menghadiri shalat
berjamaah, kemudian aku akan membakar rumah-rumah
mereka hingga rata dengan tanah.”
3.   Tidak tuma’minah dalam shalat. Makna tuma’minah
adalah, seseorang yang melakukan shalat, diam (tenang)
dalam ruku’.i’tidal,sujud dan duduk diantara dua sujud.
Dia harus ada pada posisitersebut, dimana setiap ruas-
ruas tulang ditempatkan pada tempatnya yang sesuai.
Tiak boleh terburu-buru di antara dua gerakan dalam
shalat, sampai dia seleasi tuma’ninah dalam posisi tertentu
sesuai waktunya. Nabi bersabda kepada seseorang
yang tergegesa dalam shalatnya tanpa memperlihatkan
tuma;minah dengan benar, “Ulangi shalatmu, sebab kamu
belum melakukan shalat.”
4.   Tidak khusu’ dalam shalat, dan melakukan gerakan-
gerakan yang berlebihan di dalamnya. Rasulallah
bersabda, “Sesungguhnya, seseorang beranjak setelah
megnerjakan shalatnya dan tidak ditetapkan pahala
untuknya kecuali hanya sepersepuluh untuk shalatnya,
sepersembilan, seperdelapan, seperenam, seperlima,
seperempat, sepertiga atau setangah darinya. “ (HR. Abu

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 177


Dawud, Shahih) mereka tidak mendapat pahala shlatnya
dengan sempurna disebabkan tidak adanya kekhusyu’an
dalam hati atau melakukan gerakan-gerakan yang
melalaikan dalam shalat.
5.  Sengaja mendahului gerakan iman atau tidak mengikuti
gerakan-gerakannya.Perbuatan ini dapat membatalkan
shalat atau rakaat-rakaat. Merupakan suatu kewajiban
bagi mukmin untuk mengikuti imam secara keseluruhan
tanpa mendahuluinya atau melambat-lambatkan
sesudahnya pada setiap rakaat shalat. Rasulallah
bersabda, “Sesungguhnya dijadikan imam itu untuk diikuti
keseluruhannya. Jika ia bertakbir maka bertakbirlah,
dan jangan bertakbir sampai imam bertakbir, dan jika
dia ruku’ maka ruku’lah dan jangan ruku’ sampai imam
ruku’ “. (HR. Bukhari)
6. Berdiri untuk melengkapi rakaat yang tertinggal sebelum
imam menyelesaikan tasyahud akhir dengan mengucap
salam ke kiri dan kekanan. Rasulallah bersabda, “Jangan
mendahuluiku dalam ruku’, sujud dan jangan pergi
dari shalat (Al-Insiraf)”. Para ulama berpedapat bahwa
Al-Insiraf, ada pada tasyahud akhir. Seseorang yang
mendahului imam harus tetap pada tempatnya sampai
imam menyelesaikan shalatnya (sempurna salamnya).
Baru setalah itu dia berdiri dan melengkapi rakaat yang
tertinggal.
7. Melafadzkan niat. Tidak ada keterangan dari nabi maupun
dari para sahabat bahwa meraka pernah melafadzkan niat
shalat. Ibnul Qayyim rmh menyatakan dalam Zadul-Ma’ad
“Ketika Nabi berdiri untuk shalat beliau mengucapkan

178 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


“Allahu Akbar”, dan tidak berkata apapun selain itu. Beliau
juga tidak melafalkan niatnya dengan keras.
8. Membaca Al-Qur’an dalam ruku’ atau selama sujud. Hal
ini dilarang, berdasarkan sebuah riwayat dari Ibnu Abbas,
bahwa Nabi bersabda, “saya telah dilarang untuk membaca
Al-Qur’an selama ruku’ atau dalam sujud.” (HR. Muslim)
9. Memandang keatas selama shalat atau melihat ke kiri
dan ke kanan tanpa alasan tertentu. Rasulallah bersabda,
“Cegalah orang-orang itu untuk mengangkat pandangan
keatas atau biarkan pandangan mereka tidak kembali
lagi”. (HR. Muslim)
10. Melihat ke sekeliling tanpa ada keperluan apa­pun. Diriwayat­
kan dari Aisyah, bahwa ia berkata, “Aku berka­ta kepada
Rasulallah tentang melihat ke sekeliling dalam shalat Beliau
menjawab, “Itu adalah curian yang sengaja dibisikan setan
pada umat dalam shalatnya”. (HR. Bukhari)
11.  Seorang wanita yang tidak menutupi kepala dan kakinya
dalam shalat.Sabda Rasulallah, “Allah tidak menerima
shalat wania yang sudah mencapai usia-haid, kecuali jiak
dia memakai jilbab (khimar)”. (HR. Ahmad)
12. Berjalan di depan orang yang shalat baik orang yang
dilewati di hadapanya itu sebagai imam, maupun sedang
shalat sendirian dan melangka (melewati) di antara orang
selama khutbah shalat Jum’at. Rasulallah bersabda, “Jika
orang yang melintas didepan orang yang sedang shalat
mengetahui betapa beratnya dosa baginya melakukan
hal itu, maka akan lebih baik baginya untuk menunggu
dalam hitungan 40 tahun dari pada berjalan didepan

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 179


orang shalat itu”. (HR. Bukhari dan Muslim). Adapun lewat
diantara shaf orang yang sedang shalat berjamaah, maka
hal itu diperbolehkan menurut jumhur bedasarkan hadits
Ibnu Abbas: “Saya datang dengan naik keledai, sedang
saya pada waktu itu mendekati baligh. Rasulallah sedang
shalat bersama orang –orang Mina menghadap kedinding.
Maka saya lewat didepan sebagian shaf, lalu turun dan
saya biarkan keledai saya, maka saya masuk kedalam shaf
dan tidak ada seorangpun yang mengingkari perbuatan
saya”. (HR. Al-Jamaah). Ibnu Abdil Barr berkata, “Hadits
Ibnu Abbas ini menjadi pengkhususan dari hadits Abu
Sa’id yang berbunyi “Jika salah seorang dari kalian shalat,
jangan biarkan seseorangpun lewat didepannya”. (Fathul
Bari: 1/572)
13. Tidak mengikuti imam (pada posisi yang sama) ketika
datang terlambat baik ketika imam sedang duduk atau
sujud. Sikap yang dibenarkan bagi seseorang yang
memasuki masjid adalah segera mengikuti imam pada
posisi bagaimanapun, baik dia sedang sujud atau yang
lainnya.
14. Seseorang bermain dengan pakaian atau jam atau yang
lainnya. Hal ini mengurangi kekhusyu’an. Rasulallah
melarang mengusap krikil selama shalat, karna dapat
merusak kekhusyu’an, Beliau bersabda, “Jika salah
seorang dari kalian sedang shalat, cegahlah ia untuk tidak
menghapus krikil sehingga ampunan datang padanya”.
(Hadits Shahih Riwayat Ahmad)
15. Menutup mata tanpa alasan. Hal ini makruh sebagaimana
yang dikatakan oleh Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, “Menutup

180 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


mata buka dari sunnah rasul”. Yang terbaik adalah, jika
membuka mata tidak merusak kekhusyu’an shalat, maka
lebih baik melakukannya. Namun jika hiasan, ornament
dsn sebagainya disekitar orang yang shalat atau antara
dirinya dengan kiblat mengganggu konsentrasinya,
maka dipoerbolehkan menutup mata. Namun demikian
pernyataan untuk melakukan hal itu dianjurkan
(mustahab) pada kasus ini. Wallahu A’lam.
16. Makan atau minum atau tertawa. “Para ulama
berkesimpulan orang yang shalat dilarang makan dan
minum. Juga ada kesepakatan diantara mereka bahwa jika
seseorang melakukannya dengan sengaja maka ia harus
mengulang shalatnya.
17. Mengeraskan suara hingga mengganggu orang-orang di
sekitarnya. Ibnu Taimuiyah menyatakan, “Siapapun yang
membaca Al-Qur’an dan orang lain sedang shlat sunnah,
maka tidak dibenarkan baginya untuk membacanya
dengan suara keras karean akan mengganggu mereka.
Sebab, Nabi pernah meninggalkan sahabat-sahabatnya
ketika merika shalat ashar dan Beliau bersabda, “Hai
manusia setip kalian mencari pertolongan dari Robb
kalian. Namun demikian, jangan berlebihan satu sama
lain dengan bacaan kalian”.
18. Menyela di antara orang yang sedang shalat. Perbuatan ini
teralarang, karena akan mengganggu. Orang yang hendak
menunaikan shalat hendaknya shalat pada tempat yang
ada. Namun jika ia melihat celah yang memungkinkan
baginya untuk melintas dan tidak mengganggu, maka hal
ini di perbolehkan. Larangan ini lebih ditekankan pada

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 181


jama’ah shalat Jum’at, hal ini betul-betul dilarang. Nabi
bersabda tentang merka yang melintasi batas shalat,
“Duduklah! Kamu mengganggu dan terlambat datang”.
19. Tidak meluruskan shaf. Nabi bersabda, “Luruskan shafmu,
sesungguhnya meluruskan shaf adalah bagian dari
mendirikan shalat yang benar” (HR. Bukhari dan Muslim).
20. Mengangkat kaki dalam sujud. Hal ini bertentangan
dengan yang diperintahkan sebagaimana diriwayatkan
dalam dua hadits shahih dari Ibnu Abbas, “Nabi telah
memerintah bersujud dengan tujuh anggota tubuh dan
tidak mengangkat rambur atau dahi (termasuk hidung),
dua telapak tangan, dua lutut, dan dua telapak kaki.” Jadi
seseorang yang shalat (dalam sujud), harus dengan dua
telapak kaki menyentuk lantai dan menggerakan jari-jari
kaki menghadao kiblat. Tiap bagian kaki haris menyentuk
lantai. Jika diangkat salah satu dari kakinya, sujudnya
tidak benar. Sepanjang dia lakukanutu dalam sujud.
21. Meletakkan tangan kiri dia atas tangan kanan dan
memposisikannya di leher. Hal ini berlawanan dengan
sunnah karena Nabi meletakkan tangan kanan di atas
tangan kiri dan meletakkan keduanya di dada beliau.
Ini hadits hasan dari beberapa sumber yang lemah di
dalamya. Tapi dalam hubungannya saling menguatkan di
antara satu dengan lainnya.
22. Tidak berhati-hati untuk melakukan sujud dengan
tujuh angota tubuh (seperti dengan hidung, kedua
telapak tangan, kedua lutuk dan jari-jari kedua telapak
kaki). Rasulallah bersabda, “Jika seorang hamba sujud,

182 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


maka tujuh anggota tubuh harus ikut sujud bersamanya:
wajah, kedu telapak tangan kedua lutut dan kedua kaki”.
(HR. Muslim)
23. Menyembunyikan persendian tulang dalam shalat. Ini
adala perbuatan yang tidak dibenarkan dalam shalat.
Hal ini didasarkan pad sebuah hadits dengan sanad yang
baik dari Shu’bah budak Ibnu Abbas yang berkata, “Aku
shalat di samping Ibnu Abbas dan aku menyembunyikan
persedianku.” Selesai shalat di berkata, “Sesungguhnya
kamu kehilangan ibumu!, karena menyembunyikan
persendian ketika kamu shalat!”.
24. Membunyikan dan mepermainkan antar jari-jari (tasbik)
selama dan sebelum shalat. Rasulallah, “Jika salah seorang
dari kalian wudhu dan pergi kemasjid untuk shalat,
cegahlah dia memainkan tangannya karena (waktu itu) ia
sudah termasuk waktu shalat.” (HR. Ahmad, Abu Dawud,
At-Tirmidzi)
25. Menjadikan seseorang sebagai imam, padahal tidak
pantas, dan ada orang lain yang lebih berhak. Merupakan
hal yang penting, bahwa seorang imam harus memiliki
pemahaman tentang agama dan mampu membaca Al-
Qur’an dengan benar. Sebagaimana sabda Nabi “Imam
bagi manusia adalah yang paling baik membaca Al-Qur’an”
(HR. Muslim)
26. Wanita masuk ke masjid dengan mempercantik diri
atau memakai harum-haruman. Nabi bersabda, “Jangan
biarkan perempuan yang berbau harum menghadiri
shalat isya bersama kita.” (HR. Muslim)

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 183


27. Shalat dengan pakaian yang bergambar, apalagi gambar
makhluk bernyawa.Termasuk pakaian yang terdapat
tulisan atau sesuatu yang bisa merusak konsentrasi orang
yang shalat di belakangnya.
28. Shalat dengan sarung, gamis dan celana musbil melebihi
mata kaki). Banyak hadits rasulallah yang meyebutkan
larangan berbuat isbal diantaranya: A. Rasulallah
bersabda: sesungguhnya allah tidak menerima shalat
seseorang lelaki yang memakain sarung dengan cara
musbil.” (HR. Abu Dawud (1/172 no. 638); B. Rasulallah
bersabda: Allah tidak (akan) melihat shalat seseorang
yang mengeluarkan sarungnya sampai kebawah (musbil)
dengan perasaan sombong.” (Shahih Ibnu Khuzaimah
1/382); C. Rasulallah bersabda: “Sarung yang melebihi
kedua mata kaki, maka pelakunya di dalam neraka.” (HR.
Bukhari: 5887)
29. Shalat di atas pemakaman atau menghadapnya. Rasulallah
bersabda, “Jangan kalian menjadikan kuburan sebagai
masjid. Karena sesungguhnya aku telah melarang kalian
melakukan hal itu.” (HR. Muslim: 532)
30. Shalat tidak menghadap ke arah sutrah (pembatas). Nabi
melarang perbuatan tersebut seraya bersabda: “Apabila
salah seorang diantara kalian shalat menghadap sutrah,
hendaklah ia mendekati sutahnya sehingga setan tidak
dapat memutus shalatnya. (Shahih Al-Jami’: 650) Inilah
contoh perbuatan beliau “Apabila beliau shalat di tempat
terbuka yang tidak ada seorangpun yang menutupinya,
maka beliau menamcapkan tombak di depannya, lalu
shalat menghadap tombak tersebut, sedang para sahabat

184 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


bermakmum di belakangnya. Beliau tidak membiarkan
ada sesuatu yang lewat di antara dirinya dan sutrah
tresebut.” Shifat Shalat Nabi karya Al-Albani (hal: 55)
3. Sholat di masjid
1. Pahala langkah kaki. Seorang yang berjalan ke masjid,
maka tiap langkah kakinya akan diberikan satu pahala,
dihapuskan satu dosa, dan dinaikkan satu derajat oleh
Allah SWT.(Ibnu Majah:277,Muslim:1068 dan 1065).
2. Pahala menunggu waktu shalat. Banyak diantara kita
yang berangkat kemasjid pas adzan supaya bisa cepet
selesai. Tapi yang luar biasa, kita sebenarnya dapat
pahala yang besar saat kita sedang menunggu waktu
shalat! Jadi sebaiknya gunakan waktu menunggu shalat
untuk berdzikir. Orang yang menunggu sholat dimasjid di
beripahala seperti sedang sholat (Bukhari:611)
3. Dido’akan Malaikat. Seorang yang menunggu shalat,
tepatnya dari masuk mesjid sampe waktu shalat, maka dia
bakal didoakan malaikat dengan doa: “Ya Allah Ampunila
dia, Ya Allah ampunilah dia”, tanpa henti sampai waktu
shalat. Subhanallah!
4. Mendapat naungan saat kiamat. Ada tujuh golongan yang
dinaungi kelak. Dan salah satunya adalah orang yang
hatinya terpaut dengan masjid. Seorang pemuda yang
hatinya terikat dengan masjid, orang orang itulah yang
akan mendapat perlindungan dari Allah saat kiamat kelak.
(Al-Bukhor:620)
5. Doa malaikat ketika dishaf terdepan. Sesungguhnya para
Malaikat memberikan sholawat kepada orang-orang yang

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 185


berada dishaf pertama. ”(HR. Ibnu Hibban no. 2157)
Menanggapi sabda Beliau, para sahabat bertanya, “Apakah
juga kepada orang-orang yang berada dishaf kedua wahai
Rasulullah?” Kemudian Rasulullah berkata,“Juga kepada
orang-orang yang berada dishaf kedua.”(HR. Ahmad dan
Ath Thabrani, dihasankan oleh Syaikh Al Albani)
6. Subuh dan 119 pahala Seseorang yang melaksanakan
shalat subuh berjamaah, maka orang itu akan mendapatkan
pahala 119 kali dibanding shalat sendiri. (Muslim:1049).
7. Isya dan 59 pahala. Seseorang yang melaksanakan shalat
isya berjamaah, maka dia bakal dapat pahala 59 kali lipat.
(Muslim:1038)
8. Dzuhur, Ashar, Magrib dan 27. Pahala Kalau shalat dzuhur
jamaah, ashar jamaah, dan magrib jamaah, masing masing
dilipatgandakan 27 kali kalau kita laksanakan secara
jamaah (Muslim:1038)
9. Pahala ketika sakit. Ketika kita sedang sakit dan tidak
bisa ke masjid (setiap hari udah ke masjid). Pada saat
kita tidak ke masjid dan shalat di rumah, kita akan dapat
pahala yang sama seperti waktu shalat di masjid. (Abu
Daud:2687)
10. Terhindar dari sifat munafiq. Tidak ada sholat yang lebih
berat bagi orang-orang munafiq dari pada sholat subuh
dan isya. Seandainya mereka tahu nilai yang terkandung
di dalam kedua sholat itu, pastilah mereka mendatangi
(masjid tempat)kedua sholat itu meskipun dengan
merangkak.(Al-Bukhori:617)
11. Menjadi sebab diampuni dosanya oleh Allah. Rasulullah

186 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


bersabda:“Jika imam mengucapkan “Ghoiril maghdhubi
‘alaihim waladhdholliin”, maka ucapkan amin, karena
sesungguhnya siapa yang mengucapkan amin bersamaan
dengan ucapan malaikat maka ia akan diampuni dosa-
dosanya yang telah lalu.”
12. Dalam hadits lain Nabi bersabda: “Barangsiapa yang
berwudhu untuk sholat dan menyem­pur­nakan wudhunya,
lalu berjalan untuk menunaikan sholat, dan ia sholat
bersama manusia atau berjama’ah atau di dalam masjid,
maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.”
13. Mengembangkan disiplin dan berakhlak mulia. Sholat
berjama’ah mengajarkan disiplin seorang makmun
senantiasa mengikuti gerakan imam dan berada di
belakang imam. Hal ini tentu membiasakan melatih
kedisiplinan dalam kehidupan seseorang, menghilangkan
ego, perbedaan dan dengan penuh kerendahan hati patuh
dan taat pada pimpinannya, yaitu imam.”
14. Tumbuhnya persaudaraan, kasih sayang dan persamaan.
Apabila kita bertemu lima kali dalam sehari, maka akan
tumbuh kasih sayang diantara sesama muslim. Dan jika
suatu waktu ada saudara kita yang biasa berjama’ah
kemudian beberapa waktu tidak hadir di masjid, maka
kita akan bertanya-tanya, ada apa atau mengapa ia tidak
berjama’ah? Seandainya jawaban yang didapat bahwa
beliau itu sakit, maka kita akan bergegas menjenguk dan
mendo’akannya

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 187


BAB VIII
Manfaat Sholat Bagi Kesehatan Tubuh

A. Manfaat Gerakan Sholat Bagi Kesehatan


Sholat secara kontinyu bukan saja menyuburkan iman, tetapi
mempercantik diri seseorang luar dan dalam. Sholat merupakan
jembatan peribadatan dalam ungkapan pendekatan diri
antara makhluk ciptaan dan Sang Pencipta. Perwujudan sholat
merupakan kewajiban atas rasa syukur kepada Sang Khalik.
Selain sholat merupakan titian peribadatan untuk mendekatkan
diri kepada Sang Pencipta, namun sholat juga bias diistilahkan
sebagai “senam sehat bagi umat muslim. Karena sholat memiliki
banyak sekali manfaat dalam setiap keutamaan gerakan yang
terkandung didalamnya. Jadi, bias dikatakan bahwa ada banyak
pengaruh penting yang terkandung disetiap gerakan pada rukun

188 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


sholat yang selalu kita lakukan pada subuh, tengah hari, petang
hari, maghrib maupun menjelang malam.

Melaksanakan sholat sebagai salah satu rukun Islam bukan


saja menjaga tegaknya agama tetapi secara medis sholat adalah
gerakan paling proporsional bagi anatomi tubuh manusia.
Gerakan sholat memberi dampak yang sangat positif bagi
kesehatan dan obat terhadap berbagai macam penyakit. Ibadah
shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk metabolisme
dan tekstur tubuh manusia. Setiap gerakan di dalam shalat
mempunyai manfaat masing-masing.

Shalat ternyata tidak hanya menjadi amalan utama di


akhirat nanti, tetapi gerakan-gerakan shalat paling proporsional
bagi anatomi tubuh manusia. Bahkan dari sudut medis, shalat
adalah gudang obat dari berbagai jenis pnyakit. Allah, Sang
Maha Pencipta, tahu persis apa yang sangat dibutuhkan oleh
ciptaanNya, khususnya manusia. Semua perintahNya tidak hanya
bernilai ketakwaan, tetapi juga mempunyai manfaat besar bagi
tubuh manusia itu sendiri. Misalnya, puasa, perintah Allah di
rukun Islam ketiga ini sangat diakui manfaatnya oleh para medis
dan ilmuwan dunia barat. Mereka pun serta merta ikut berpuasa
untuk kesehatan diri dan pasien mereka. Begitu pula dengan
shalat. Ibadah shalat merupakan ibadah yang paling tepat untuk
metabolisme dan tekstur tubuh manusia. Gerakan-gerakan di
dalam shalat pun mempunyai manfaat masing-masing. Misalnya:

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 189


1. Takbiratul Ihram
Berdiri tegak, mengangkat kedua tangan sejajar tlinga, lalu
melipatnya di depan perut atau dada bagian bawah. Gerakan
ini bermanfaat untuk melancarkan aliran darah, getah bening
(limfe), dan kekuatan otot lengan. Posisi jantung di bawah otak
memungkinkan darah mengalir lancer ke seluruh tubuh. Saat
mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang sehingga aliran
darah kaya oksigen menjadi lancer. Kemudian kedua tangan
didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah. Sikap ini
menghindarkan dari berbagai gangguan persendian, khususnya
pada tubuh bagian atas.
2. Ruku’
Ruku’ yang sempurna ditandai tulang belakang yang lurus
sehingga bila diletakkan segelas air di atas punggung tersebut
tak akan tumpah. Posisi kepala lurus dengan tulang belakang.
Gerakan ini bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta
fungsi tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga
tubuh dan pusat saraf. Posisi jantung sejajar dengan otak, maka
aliran darah maksimal pada tubuh bagian tengah. Tangan yang
bertumpu di lutut berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu
hingga ke bawah. Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi
kemih sehingga gangguan prostate dapat dicegah.
3. I’tidal
Bangun dari ruku’, tubuh kembali tegak setelah mengangkat
kedua tangan setinggi telinga. I’tidal merupakan variasi dari
postur setelah ruku’ dan sebelum sujud. Gerakan ini bermanfaat
sebagai latihan yang baik bagi organ-organ pencernaan. Pada
saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan di dalam perut

190 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


mengalami pemijatan dan pelonggaran secara bergantian. Tentu
memberi efek melancarkan pencernaan.
4. Sujud
Menungging dengan meletakkan kedua tangan, lutut, ujung
kaki, dan dahi pada lantai. Posisi sujud berguna untuk memompa
getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posis jantung di atas
otak menyebabkan daerah kaya oksigen bisa mengalir maksimal
ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang. Oleh
karena itu, sebaiknya lakukan sujud dengan tuma’ninah, tidak
tergesa-gesa agar darah mencukupi kapasitasnya di otak. Posisi
seperti ini menghindarkan seseorang dari gangguan wasir. Khusus
bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat luar
biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan. Gerakan
sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah bahwa manusia
meneundukkan diri serendah-rendahnya, bahkan lebih rendah dari
pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu psikoneuroimunologi
(ilmu mengenai kekebalan tubuh dari sudut pandang psikologis)
yang di dalami Prof. Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia
pada derajat setinggi-tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh
darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen.
Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang
memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak
mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja
sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu
dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk
berfungsi secara normal. Darah tidk akan memasuki urat saraf di

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 191


dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam shalat. Urat
saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu
saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut
mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan
dalam Islam.
5. Duduk di antara sujud
Duduk setelah sujud terdiri dari dua macam yaitu iftirosy
(tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat akhir). Perbedaan terletak
pada posisi telapak kaki. pada saat iftirosy, tubuh bertumpu pada
pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus Ischiadius.
Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal paha yang
sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk
tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung
kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate) dan saluran vas
deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi seperti ini mampu
mencegah impotensi. Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan
tawarru’ menyebabkan seluruh otot tungkai turut meregang dan
kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah
yang menjaga kelenturan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
6. Salam
Gerakan memutar kepala ke kanan dank e kiri secara maksimal.
Salam bermanfaat untuk bermanfaat untuk merelaksasikan otot
sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala
sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit
wajah.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard
University, Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan
Amerika yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah

192 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


diamdiam melakukan riset pengembangan khusus mengenai
gerakan sujud. Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat
sekilas mirip gerakan yoga ataupun peregangan (stretching).
Intinya, berguna untuk melenturkan tubuh dan melancarkan
peredaran darah. Keunggulan shalat dibandingkan gerakan
lainnya adalah di dalam shalat kita lebih banyak menggerakkan
anggota tubuh, termasuk jari-jari kaki dan tangan.

B. Kontribusi Gerakan Sholat bagi Kesehatan Tubuh


1. Takbiratul Ihram
Gerakan awal sholat dengan posisi tubuh berdiri tegak,
mengangkat kedua tangan sejajar telinga, lalu melipatnya di depan
perut atau dada bagian bawah. Gerakan ini bermanfaat untuk
melancarkan aliran darah, getah bening (limfe), dan kekuatan otot
lengan. Posisi jantung di bawah otak menjadikan darah mengalir
lancar ke seluruh tubuh.
Saat mengangkat kedua tangan, otot bahu meregang membuat
aliran darah lancar dan kaya dengan oksigen. Kedua tangan yang
didekapkan di depan perut atau dada bagian bawah adalah sikap
untuk menghindarkan diri dari berbagai gangguan persendian,
khususnya pada tubuh bagian atas.
2. Ruku’
Ruku’ adalah gerakan membungkuk saat sholat. Gerakan ini
bermanfaat untuk menjaga kesempurnaan posisi serta fungsi
tulang belakang (corpus vertebrae) sebagai penyangga tubuh
dan pusat saraf. Posisi jantung yang sejajar dengan otak saat
membungkuk tersebut menjadikan aliran darah maksimal pada
tubuh bagian tengah. Tangan yang bertumpu di lutut (gambar 4)
berfungsi untuk merelaksasikan otot-otot bahu hingga ke bawah.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 193


Selain itu, rukuk adalah sarana latihan bagi kemih sehingga
gangguan prostate dapat dicegah.
Ruku’ yang sempurna ditandai dengan tulang belakang
yang lurus (gambar 4) sehingga bila diletakkan segelas air di
atas punggung, air tersebut tak akan tumpah. Posisi kepala lurus
dengan tulang belakang.
3. I’tidal
Gerakan bangun dari ruku’ dan tubuh kembali tegak (belakang
gambar 5) setelah mengangkat kedua tangan setinggi telinga
merupakan variasi dari postur setelah ruku’ dan sebelum sujud.
Gerakan ini bermanfaat sebagai latihan yang baik bagi organ-organ
pencernaan. Pada saat I’tidal dilakukan, organ-organ pencernaan
di dalam perut mengalami pemijatan dan pelonggaran secara
bergantian. Hal ini memberi efek melancarkan pencernaan.
4. Sujud
Posisi sujud yang menungging dengan meletakkan kedua
tangan di lantai di sebelah kanan dan kiri telinga, dengan lutut,
ujung kaki, dan dahi juga di atas lantai berguna untuk memompa
getah bening ke bagian leher dan ketiak. Posisi jantung di atas
otak menyebabkan darah kaya oksigen bisa mengalir maksimal
ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir orang yang
melakukan sholat. Oleh karena itu, sebaiknya sujud dilakukan
dengan tuma’ninah, tidak tergesa-gesa agar darah mencukupi
kapasitasnya di otak. Posisi seperti ini menghindarkan seseorang
dari gangguan wasir.
Khusus bagi wanita, baik ruku’ maupun sujud memiliki manfaat
luar biasa bagi kesuburan dan kesehatan organ kewanitaan.
Gerakan sujud tergolong unik. Sujud memiliki falsafah

194 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


bahwa manusia menundukkan diri serendah-rendahnya, Bahkan
lebih rendah dari pantatnya sendiri. Dari sudut pandang ilmu
psikoneuroimunologi (ilmu mengenai kekebalan tubuh dari
sudut pandang psikologis) yang di dalami Prof. Dr. Muhammad
Soleh, gerakan ini mengantarkan manusia pada derajat setinggi-
tingginya. Mengapa?
Dengan melakukan gerakan sujud secara rutin, pembuluh
darah di otak terlatih untuk menerima banyak pasokan oksigen.
Pada saat sujud, posisi jantung berada di atas kepala yang
memungkinkan darah mengalir maksimal ke otak. Artinya, otak
mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja
sel-selnya. Dengan kata lain, sujud yang tuma’ninah dan kontinu
dapat memicu peningkatan kecerdasan seseorang.
Setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk
berfungsi secara normal. Darah tidak akan memasuki urat saraf di
dalam otak melainkan ketika seseorang sujud dalam sholat. Urat
saraf tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu
saja. Ini berarti, darah akan memasuki bagian urat tersebut
mengikuti waktu shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan
dalam Islam.
Riset di atas telah mendapat pengakuan dari Harvard University,
Amerika Serikat. Bahkan seorang dokter berkebangsaan Amerika
yang tak dikenalnya menyatakan diri masuk Islam setelah diam
diam melakukan riset pengembangan khusus mengenai gerakan
sujud.
Di samping itu, gerakan-gerakan dalam shalat sekilas mirip
gerakan yoga ataupun peregangan (stretching). Intinya, berguna
untuk melenturkan tubuh dan melancarkan peredaran darah.

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 195


Keunggulan sholat dibandingkan gerakan lainnya adalah di dalam
shalat kita lebih banyak menggerakkan anggota tubuh, termasuk
jari-jari kaki dan tangan.
Sujud juga merupakan latihan kekuatan otot tertentu, termasuk
otot dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada
lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada
otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara
tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki
fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati
kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan
obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul
serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi
ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam
dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena
di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan
kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah
berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami,
otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan
tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ
perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
5. Duduk di antara sujud
Setelah melakukan sujud, kita melakukan duduk. Dalam shalat
terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal) dan tawaru’
(tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkontraksinya otot-
otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah ini terdapat tiga
liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk melepas kotoran,
dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri harus menekan

196 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan di atas telapak
kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan pangkal paha
kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit dan menekan
daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang memperbaiki organ
reproduksi di daerah perineum.
Perbedaan duduk iftirosy (tahiyat awal) dan tawarru’ (tahiyat
akhir) terletak pada posisi telapak kaki. Pada saat iftirosy, tubuh
bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan saraf nervus
Ischiadius. Posisi ini mampu menghindarkan nyeri pada pangkal
paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan.
Duduk tawarru’ sangat baik bagi pria sebab tumit menekan
aliran kandung kemih (uretra), kelenjar kelamin pria (prostate)
dan saluran vas deferens. Jika dilakukan dengan benar, posisi
seperti ini mampu mencegah impotensi.
Variasi posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarru’ menye­
babkan seluruh otot tungkai turut meregang dan kemudian relaks
kembali. Gerak dan tekanan harmonis inilah yang menjaga kelen­
turan dan kekuatan organ-organ gerak kita.
6. Salam
Salam adalah gerakan memutar kepala ke kanan dan ke kiri
secara maksimal. Salam bermanfaat untuk merelaksasikan otot
sekitar leher dan kepala menyempurnakan aliran darah di kepala
sehingga mencegah sakit kepala serta menjaga kekencangan kulit
wajah.

C. Aplikasi Gerakan Sholat Dalam Medis (Persalinan)


Sujud adalah latihan kekuatan otot tertentu, termasuk otot
dada. Saat sujud, beban tubuh bagian atas ditumpukan pada
lengan hingga telapak tangan. Saat inilah kontraksi terjadi pada

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 197


otot dada, bagian tubuh yang menjadi kebanggan wanita. Payudara
tak hanya menjadi lebih indah bentuknya tetapi juga memperbaiki
fungsi kelenjar air susu di dalamnya.
Masih dalam posisi sujud, manfaat lain yang bisa dinikmati
kaum hawa adalah otot-otot perut (rectus abdominis dan
obliqus abdominis externus) berkontraksi penuh saat pinggul
serta pinggang terangkat melampaui kepala dan dada. Kondisi
ini melatih organ di sekitar perut untuk mengejan lebih dalam
dan lebih lama yang membantu dalam proses persalinan. Karena
di dalam persalinan dibutuhkan pernapasan yang baik dan
kemampuan mengejan yang mencukupi. Bila otot perut telah
berkembang menjadi lebih besar dan kuat, maka secara alami,
otot ini justru menjadi elastis. Kebiasaan sujud menyebabkan
tubuh dapat mengembalikan dan mempertahankan organ-organ
perut pada tempatnya kembali (fiksasi).
Setelah melakukan sujud, kita melakukan gerakan duduk.
Dalam shalat terdapat dua jenis duduk: iftirosy (tahiyat awal)
dan tawaru’ (tahiyat akhir). Hal terpenting adalah turut berkon­
traksinya otot-otot daerah perineum. Bagi wanita, di daerah
ini terdapat tiga liang yaitu liang persenggamaan, dubur untuk
melepas kotoran, dan saluran kemih. Saat tawarru’, tumit kaki kiri
harus menekan daerah perineum. Punggung kaki harus diletakkan
di atas telapak kaki kiri dan tumit kaki kanan harus menekan
pangkal paha kanan. Pada posisi ini tumit kaki kiri akan memijit
dan menekan daerah perineum. Tekanan lembut inilah yang
memperbaiki organ reproduksi di daerah perineum.
Pada dasarnya, seluruh gerakan shalat bertujuan meremajakan
tubuh. Jika tubuh lentur, kerusakan sel dan kulit sedikit terjadi.
Apalagi jika dilakukan secara rutin, maka sel-sel yang rusak dapat

198 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


segera tergantikan. Regenerasi pun berlangsung dengan lancar.
Alhasil, tubuh senantiasa bugar.
Menuru penelitian Prof. Dr. Muhammad Soleh dalam
desertasinya yang berjudul “Pengaruh Shalat Tahajud terhadap
Peningkatan Perubahan Respon Ketahanan Tubuh Imonologik:
Suatu Pendekatan Neuroimunologi” dengan desertasi itu, Soleh
berhasil meraih gelar doctor dalam bidang ilmu kedokteran
pada program pasca sarjana Universitas Surabaya yang
dipertahankannya beberapa waktu lalu.
Shalat tahajud ternyata bukan hanya sekedar shalat tambahan
(sunah muakkad), tetapi jika dilakukan secara rutin dan ikhlas
akan bisa mengatasi penyakit kanker. Secara medis, shalat tahajud
mampu menumbuhkan respons ketahanan tubuh (imunologi)
khususnya pada imunoglobin M, G, A, dan limfositnya yang
berupa persepsi serta motivasi positif. Selain itu, juga dapat
mengefektifkan kemampuan individu untuk menanggulangi
masalah yang dihadapi.
Selama ini, ulama melihat ikhlas hanya sebagai persoalan
mental psikis. Namun, sebetulnya permasalahan ini dapat
dibuktikan dengan teknologi kedokteran. Ikhlas yang selama ini
dipandang sebagai misteri dapat dibuktikan secara kuantitatif
melalui sekresi hormon kortisol dengan parameter kondisi tubuh.
Pada kondisi normal, jumlah kortisol pada pagi hari normalnya
antra 38-690 nmol/liter. Sedangkan pada malam hari atau setelah
pukul 24.00, jumlah ini meningkat menjadi 69-345 nmol/liter.
“Kalau jumlah hormone kortisolnya normal, dapat diindika­
sikan bahwa orang tersebut tidak ikhlas karena merasa tertekan.
Demikian juga sebaliknya,” ujarnya seraya menegaskan temuannya

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 199


ini membantah paradigma lama yang menganggap ajaran agama
Islam semata-mata dogma atau doktrin.
Menurut Dr. Soleh, orang stress biasanya rentan sekali
terhadap penyakit kanker dan infeksi. Dengan melakukan tahajud
secara rutin dan disertai perasaan ihklas serta tidak terpaksa,
seseorang akan memiliki respon imun yang baik serta besar
kemungkinan terhindar dari penyakit infeksi dan kanker. Berda­
sarkan perhitungan medis, shalat tahajud yang demikian menye­
babkan seseorang memiliki ketahanan tubuh yang baik.

200 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghazali, Rahasia-Rahasia Shalat, Karisma: Bandung.


Dr. Moh. Sholeh, Terapi Shalat Tahajud, Menyembuhkan Berbagai
Penyakit, Hikmah Populer: Bandung.
http://senyumkudakwahku.blogspot.com/2012/06/makalah-
akhlaq.html diunduh tgl 19 desember 2012
http://id.scribd.com/doc/52588055/Pengertian-Akhlaq diunduh
tgl 19 desember 2012
http://senyumkudakwahku.blogspot.com/2012/06/makalah-
akhlaq.html diunduh tgl 19 desember 2012
Syaikhu, Manfaat dan Kendala Pengamal Shalat Tahajud”, hasil
wwancara pada 15 Maret 1997, di Pondok Pesantren
Hidayatullah Surabaya.
N.R Carlson, Physicology of Behavior, USA: Alyn and Bacon.
http://baitulamin.org/flights/akhlaq/45-akhlaq-baik-kejayaan-
diraih.html diunduh tgl 19 desember 2012
http://om-onny.com/dahsyatnya-keistimewaan-shalat-tahajud/
Ahmad Syalabi Ahmad.1975.Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta:
Bulan Bintang.
AL-Nahlawi Abd Al-Rahman.1982.Educational Outlook.Makkah:
Umm Al-Qura University
Badri Yatim.2000.Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT. Raja
Grafindo  Persada.
Gazalba sidi.1970.Pendidikan Umat Islam: Masalah Terbesar

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 201


Kurun kini Menentukan Nasib Umat. Jakarta: Brhatara.
Langgulung Hasan.1988.Asas-Asas Pendidikan Islam.Jakarta:
Pustaka Al-Husna.
Tim Depag RI 1984. Islam untuk Disiplin Ilmu Pendidikan.Jakarta:
P3AI-PTU
Hilali, Salim bin Ied Al. 1998. Khusyuk Sebagai Pola Hidup Akhlakul
Karimah. Jakarta: Fajar Interpratama Offset.
Kartawiria, Rajendra. 2007. Raih 5 Mu’jizat Tiap Hari. Jakarta: PT.
Mizan Publika.
Fathul Bary, I: 126 dan Shahih Muslim No.1599 dari Nu’man bin
Basyir ra.
Hadis ini diotong dari hadist panjang tentang sifat solat Nabi SAW.,
Syarah Muslim, VI: 60
Al-Albani, Muhammad Nashirudin. 1995. Shalat Bersama
Rasulullah SAW. Surabaya:Duta Ilmu
Al-Fauzan, Saleh. 2005. Fiqih Sehari-Hari. Jakarta:Gema Insani
Press
Al-Muqaddam, Syaikh.M.Ahmad Ismail. 2007. Mengapa Harus
Shalat. Jakarta:Amzah
Amin, Samsul Munir dan Haryanto Al-Fandi. 2011. Etika Beribadah.
Jakarta:Amzah
Asyur, Ahmad Isa. 1995. Fiqih Islam Praktis Bab Ibadah. Jakarta:CV
Pustaka Mantiq
At-Tuwaijri, Syaikh Muhammad bin Ibrahim. 2013. Kitab
Mukhtasor Fiqih Islami. Jakarta:Pusat Al-Kautsar
Audah, Husen Ibn. 2007. Meraih Kenikmatan Shalat. Jakarta:
Hikmah Populer

202 |Shalat Dalam Peningkatan Akhlakul Karimah


Djamaris, Zainal Arifin. 1997. Menyempurnakan Shalat. Jakarta:PT
Raja Grafindo Persada
Lahmuddin, Nasution. 1999. Fiqih Ibadah. Jakarta:Logos Wacana
Ilmu
Raswad, Myr. 2011. 27 Keutamaan Shalat Berjamaah di Masjid.
Jakarta:Pusat Al-Kautsar

Drs. Edy Yusuf Nur, S.S., M.M., M.Si.| 203

Anda mungkin juga menyukai